You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurang berhasil atau kegagalan suatu program kesehatan, sering di

sebabkan oleh karena kurang atau tidak adanya dukungan dari para pembuat

keputusan, baik di tingktak nasional maupun lokal (provinsi, kabupaten, atau

kecamatan). Akibat kurangnya dukungan itu, antara lain rendahnya alokasi

anggaran untuk program kesehatan, kurangnya sarana dan prasarana, tidak

adanya kebijakan yang menguntungkan bagi kesehatan dan sebagainya. Untuk

memperoleh atau meningkatkan dukungan atau komitmen dari para pembuat

kebijakan, termasuk para pejabat lintas sektoral diperlukan upaya disebut

advokasi.

Advokasi kesehatan adalah upaya pendekatan kepada pemimpin atau

pengambil keputusan supaya dapat memberikan dukungan, kemudahan, dan

semacamnya pada upaya pembangunan kesehatan.

Advokasi akan lebih efektif bila dilaksanakan dengan prinsip kemitraan,

yaitu dengan membentuk jejaring advokasi atau forum kerjasama.

Pengembangan kemitraan adalah upaya membangun hubungan para mitra kerja

berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling memberi manfaat. Sehingga

advokasi kemitraan berarti mempertahankan, berbicara serta mendukung

seseorang untuk mempertahankan ide dan kerja sama dengan berbagai pihak.

Untuk mencapai keberhadsilan suatu advokasi kesehatan, diperlukan strategi

1
advokasi seperti yang akan dibahas dalam makalah tentang advokasi promosi

kesehatan di bawah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian advokasi?

2. Bagaiamana proses dan arah advokasi?

3. Bagaimana arus komunikasi advokasi kesehatan?

4. Apa saja prinsip dasar advokasi?

5. Bagaimana metode dan teknik advokasi?

6. Bagaimana argumentasi untuk advokasi?

7. Apa saja langkah-langkah advokasi?

8. Apa saja unsur dasar advokasi?

9. Siapa saja yang termasuk dalam pendekatan advokasi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian advokasi.

2. Untuk mengetahui proses dan arah advokasi.

3. Untuk mengetahui arus komunikasi advokasi kesehatan.

4. Untuk mengetahui prinsip dasar advokasi.

5. Untuk mengetahui metode dan teknik advokasi.

6. Untuk mengetahui argumentasi dalam advokasi.

7. Untuk mengetahui langkah-langkah advokasi.

8. Untuk mengetahui unsur dasar advokasi

2
9. Untuk mengetahui pendekatan advokasi?

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Advokasi

Advokasi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan

terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula –

mula digunakan dibidang hokum atau pengadilan. Advokasi dalam kesehatan

diartikan upaya untuk memperoleh pembelaan, bantuan, atau dukungan terhadap

program kesehatan .

Menurut Wobster Encyclopedia advokasi adalah “act of pleading for

supporting or recommending active espousal” atau tindakan pembelaan,

dukungan, atau rekomendasi : dukungan aktif menurut ahli retorika ( foss and

foss , et al : 1980 ). Advokasi diartikan sebagai upaya persuasi yang mencakup

kegiatan : penyadaran , rasionalisasi , argumentasi dan rekomendasi tindak lanjut

mengenai sesuatu hal.

Menurut Johns Hopkins (1990). Advokasi adalah usaha untuk

mempengaruhi kabijakan publik melalui bermacam – macam bentuk komunikasi

persuasif .

B. Proses Dan Arah Advokasi

Istilah Advocacy/Advokasi dibidang kesehaan mulai digunakan dalam

program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984 sebagai

salah satu strategi global pendidikan atau promosi kesehatan. WHO

4
merumuskan bahwa dalam mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan secara

efektif menggunakan strategi pokok, yaitu :

1. Advocacy ( advokasi )

2. Social support ( dukungan sosial )

3. Empowerment ( pemberdayaan masyarakat )

Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang

dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau

kegiatan yang dilaksanakan . Oleh karena itu yang menjadi sasaran advokasi

adalah para pemimpin atau pengambil kebijakan (policy makers) atau pembuat

keputusan (decision makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta.

C. Arus Komunikasi Advokasi Kesehatan

Komunikasi dalam rangka advokasi kesehatan memerlukan kiat khusus

agar komunikasi tersebut efektif. Kiat – kiat agar komunikasi advokasi efektif

antara lain sebagai berikut :

1. Jelas (clear) : pesan yang akan disampaikan kepada sasaran harus disusun

sedemikian rupa sehingga jelas , baik isinya maupun bahasa yang digunakan..

2. Benar (correct) : apa yang disampaikan (pesan) harus didasarkan kepada

kebenaran.

3. Konkret (concrete) : apabila petugas kesehatan dalam advokasinya

mengajukan usulan program yang dimintakan dukungan dari pejabat terkait ,

maka harus dirumuskan dalam bentuk yang kongkrit (bukan kira – kira) atau

dalam bentuk operasional.

5
4. Lengkap (complete) : timbulnya kesalah pahaman atau miskomunikasi adalah

karena belum atau tidak lengkapnya pesan yang disampaikan kepada orang

lain.

5. Ringkas (concise) : pesan komunikasi harus lengkap, tetapi padat, tidak

bertele – tele.

6. Meyakinkan (convince) : Agar komunikasi advokasi kita diterima oleh para

pejabat , maka harus meyakinkan .

7. Kontekstual (contextual) : advokasi kesehatan hendaknya bersifat

kontekstual, artinya pesan atau program yang akan di apokasikan harus

diletakkan atau dikaitkan dengan masalah pembangunan daerah yang

bersangkutan.

8. Berani (courage) : seorang petugas kesehatan yang akan melakukan advokasi

kepada para pejabat, harus mempunyai keberanian berargumentasi dan

berdiskusi dengan para pejabat yang bersangkutan.

9. Hati – hati (cautious) : meskipun berani, tetapi harus berhati – hati dan tidak

boleh keluar dari etika berkomunikasi dengan para pejabat, hindari sikap

”menggurui ” para pejabat yang bersangkutan.

10. Sopan (courtous) : disamping hati – hati, advokator harus bersikap sopan,

baik sopan dalam tutur kata maupyn penampilan fisik, termasuk cara

berpakaian.

6
D. Prinsip Dasar Advokasi

Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik , tetapi mencakup

kegiatan persuasip, memberikan semangat dan bahkan sampai memberikan

pressure atau tekanan kepada para pemimpin institusi. Tujuan advokasi yaitu :

1. Komitmen politik (political commitment). Komitmen para pembuat

keputusan atau penentu kebijakan sangat penting untuk mendukung atau

mengeluarkan peraturan – peraturan yang berkaitan dengan kesehatan

masyarakat, misalnya untuk pembahasan kenaikan anggaran kesehatan,

contoh : konkrit pencanangan indonesia sehat 2010 oleh presiden . Untuk

meningkatkan komitmen ini sangat dibutuhkan advokasi yang baik.

2. Adanya komitmen politik dari para eksekutif, maka perlu ditindak lanjuti

dengan advokasi lagi agar dikeluarkan kebijakan untuk mendukung

program yang telah memperoleh komitmen politik tersebut . dukungan

kebijakan ini dapat berupa undang – undang, peraturan pemerintah atau

peraturan daerah, surat keputusan pimpinan institusi baik pemerintah

maupun swasta.

3. Penerimaan sosial (social acceptance) : penerimaan sosial artinya

diterimanya suatu program oleh masyarakat. Suatu program kesehatan yang

telah memperoleh komitmen dan dukungan kebijakan, maka langkah

selanjutnya adalah mensosialisasikan program tersebut untuk memperoleh

dukungan.

4. Dukungan sistem ( sistem support ). Agar suatu program kesehatan berjalan

baik maka perlunya sistem atau prosedur kerja yang jelas mendukung.

7
E. Metode Dan Teknik Advokasi

Metode atau cara dan tehknik advokasi untuk mencapai tujuan ada

bermacam – macam :

1. Lobi politik (political lobying). Lobi adalah berbincang – bincang secara

informal dengan para pejabat untuk mengimpormasikan dan membahas

masalah dan program kesehatan yang akan dilaksanakan.

2. Seminar/presentasi : Seminar atau presentasi yang dihadiri oleh para pejabat

lintas program dan lintas sektoral..

3. Media Advokasi media (media advocacy) adalah melakukan kegiatan

advokasi dengan menggunakan media, khususnya media masa.

4. Perkumpulan ( asosiasi ): peminat asosiasi atau perkumpulan orang – orang

yang mempunyai minat atau interes terhadap permasalahan tertentu atau

perkumpulan propesi, juga merupakan bentuk advokasi.

F. Argumentasi Untuk Advokasi

Meyakinkan para pejabat terhadap pentingnya program kesehatan tidaklah

mudah , memerlukan argumentasi yang kuat. Dibawah ini ada beberapa hal yang

dapat memperkuat argumen dalam melakukan kegiatan aplikasi antara lain :

1. Credible : Kredibilatas adalah suatu sifat pada seseorang atau institusi yang

menyebabkan orang atau pihak lain mempercayainya.

2. Layak (feasibel). Artinya program yang diajukan tersebut baik secara

teknik, politik , maupun ekonomi dimungkinkan atau layak .

8
3. Relevan (relevant). Program yang diajukan tersebut paling tidak harus

mencakup 2 kriteria, yakni:memenuhi kebutuhan masyarakat, dan benar-

benar memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat.

4. Penting dan mendesak (urgent). Artinya program yang diajukan harus

mempunyai urgensi yang tinggi:harus segera dilaksanakan dan kalau tidak

segera dilaksanakan akan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi.

5. Prioritas tinggi (high priority). Artinya program yang diajukan tersebut

harus mempunyai prioritas yang tinggi.

G. Langkah – Langkah Advokasi

1. Tahap persiapan

Persiapan advokasi yang paling penting adalah menyusun bahan/materi atau

instrumen advokasi. Bahan advokasi adalah : data, informasi, bukti yang

dikemas dalam bentuk tabel, grafik atau diagram yang menjelaskan

besarnya masalah kesehatan, akibat atau dampak masalah, dampak

ekonomi, program yang diusulkan /proposal program.

2. Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan advokasi tergantung dari metode atau cara advokasi.

3. Tahap penilaian

Untuk menilai keberhasilan advokasi dapat menggunakan indikaror sebagai

berikut :

9
a. Software, misalnya:dikeluarkannya UU ,PP ,Perda, KepMen ,SK Bupati,

MOU, dan sebagainya.

b. Hardware, misalnya : meningkatkannya anggaran kesehatan,adanya

H. Unsur Dasar Advokasi

1. Penetapan tujuan advokasi. Sering sekali masalah kesehatan masyarakat

sangat kompleks, banyak faktor dan saling berpengaruh. Agar upaya

advokasi dapat berhasil tujuan, advokasi perlu dibuat lebih spesifik.

2. Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi. Adanya data dan riset untuk

pendukung sangaat penting agar keputusan dibuat berdasarkan informasi

yang tepat dan benar.

3. Identifikasi khalayak sasaran advokasi. Bila isu dan tujuan telah disusun,

upaya advokasi telah disususun, upaya advokasi harus ditunjukan bagi

kelompok yang dapat membuat keputusan dan idealnya ditujukan bagi

orang yang berpengaruh dalam pembuatan keputusan, misalnya staf,

penasihat, orang tua yang berpengaruh, media masa dan masyarakat.

4. Pengembangan dan penyampaian pesan advokasi. Khalayak sasaran

berbeda bereaksi tidak sama atas pesan yang berbeda. Seorang tokoh politik

mungkin termotivasi kalau dia mengetahui bahwa banyak dari konstituen

yang diwakilinya peduli terhadap masalah tertentu.

5. Membangun koalisi. Seringkali kekuatan sebuah advokasi dipengaruhi

oleh jumlah orang atau organisasi yang mendukung advokasi tersebut. Hal

10
ini sangat penting dimana situasi di negara tertentu sedang membangun

masyarakat demokratis dan advokasi merupakan suatu hal yang relatif baru.

6. Membuat persentasi yang persuasif. Kesempatan untuk mempengaruhi

khalayak sasaran kunci sering sekali terbatas waktunya.

7. Penggalangan dana untuk advokasi. Semua kegiatan termasuk upaya

advokasi memerlukan dana.

8. Evaluasi upaya advokasi. Untuk menjadi advokator yang tangguh

diperlukan unpan balik berkelanjutan serta evaluasi atas upaya advokasi

yang telah dilakukan.

I. Pendekatan Utama Advokasi

Ada 4 pendekatan dalam advokasi :

1. Melibatkan para pemimpin.

2. Bekerja dengan media massa.

3. Membangun kemitraan.

4. Memobilisasi massa.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Advokasi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap

seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula – mula

digunakan dibidang hokum atau pengadilan. Advokasi dalam kesehatan

diartikan upaya untuk memperoleh pembelaan, bantuan, atau dukungan terhadap

program kesehatan.

Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik , tetapi mencakup

kegiatan persuasif, memberikan semangat dan bahkan sampai memberikan

pressure atau tekanan kepada para pemimpin institusi untuk dapat membuat

kebijakan yang berguna bagi masyarakat ke depannya dengan meyakinkan para

pejabat terhadap pentingnya program kesehatan yang tentunya tidaklah mudah,

maka memerlukan argumentasi yang kuat

B. Saran

Sebagai tenaga kesehatan hendaknya kita menguasai teknik advokasi karena

tenaga kesehatan sangat bepengaruh terhadap pengambilan advokasi kesehatan

di masyarakat. Hendaknya dengan adanya ilmu advokasi ini kita sebagai tenaga

kesehatan dapat lebih memahami betapa pentingnya teknik advokasi ini dalam

12
pengambilan keputusan dalam kebijakan-kebijakan yang akan direncanakan

bagi masyarakat kedepannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Glenz, Karen. 1990. Health Behavior and Health Education, Theory Research

and Practice. San Francisco,oxford: Joosey-Bas Publisher.

Notoatmojo,soekijo. 1990. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

14

You might also like