Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
tantangan dunia, termasuk Indonesia. Hal ini ditandai dengan fenomena temuan
kronis adalah gangguan atau penyakit yang berlangsung lama ( terbilang bulan
dkk, 2013).
ketakutan, ansietas, kesedihan yang menyeluruh (Potter & Perry, 2010). Penyakit
kronis memiliki ciri khas yang sama yaitu berhubungan dengan nyeri dimana
membutuhkan durasi yang lama dalam pengobatan dan sering tidak dapat
penting diketengahkan. Hidup secara permanen untuk waktu yang lama dengan
menyebabkan timbulnya kondisi kronis yang lain serta pasien dengan penyakit
tidak terpenuhi akan berdampak ketingkat yang lebih serius yaitu distress
nilai yang memberikannya kekuatan, harapan dan arti kehidupan, yang ditandai
hidup, mengungkapkan perhatian yang lebih pada kematian dan sesudah hidup,
adanya keputusan, menolak kegiatan ritual dan terdapat tanda munculnya emosi
negative seperti menangis, menarik diri, cemas dan marah, kemudian ditunjang
dengan tanda-tanda fisik seperti nafsu makan terganggu, kesulitan tidur dan
Dillard & Shen (dalam Feldman, 2012) mengatakan bahwa emosi dapat
dipandang sebagai hierarki, yang dibagi ke dalam kategori positif dan negatif serta
yang belum lama ini menarik banyak ketertarikan adalah rasa syukur (Barlett &
seseorang atas suatu kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan perasaan
gembira atau pun marah (Robbins & Judge, 2014). Seorang individu yang mampu
sedang dirasakan ketika berada dalam suatu kondisi atau situasi disebut dengan
regulasi emosi.
(dalam Feldman, 2012) bahwa emosi positif terdiri dari cinta (meliputi kesukaan,
Ketika hidup orang ditandai dengan suka cita, bahagia, cinta, dan rasa tertarik
maka kemungkinan hal hal ini lebih berkuasa daripada emosi-emosi negatif
seperti kesedihan, marah, dan putus asa. Bahkan dibeberapa kasus, memunculkan
emosi-emosi positif dapat melawan serangkaian emosi negatif (Fredickson dalam
King, 2010).
Penelitian tentang tingkat kecemasan pada pasien penyakit ginjal kronik (pgk)
yang menjalani hemodialisis di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado yang
responden. Pasien PGK yang menjalani hemodialisis kurang dari 6 bulan memiliki
tingkat kecemasan yang berat dibadingkan dengan Pasien PGK yang menjalani
sehingga mereka menjadi rentan terhadap distres spiritual. Terdapat juga klien
yang mempunyai rasa spiritual tentang ketenangan yang membuat mereka mampu
untuk menghadapi kematian tanpa rasa takut (Potter and Perry, 2005).
antara dimensi psikologis, sosial dan agama dalam kesehatan menjadi sesuatu
yang sangat penting pada penyakit kronis. Spiritualitas adalah salah satu aspek
diantara individu
(Hamid, 2009).
rawat inap dengan p<0,05. Nagai-Jaconsen & Burkhart (dalam Fanada, 2012)
spiritualitas merupakan bagian inti dari individu yang tidak terlihat dan
memberikan makna dan tujuan hidup serta hubungan dan keterikatan dengan Yang
merupakan konsep yang lebih luas yang bersifat universal dan pribadi sedangkan
agama merupakan bagian dari spiritualitas yang terkait dengan budaya dan
seseorang. Ini berarti segala sesuatu yang menjadi pusat semua aspek dari
Didapatkan hasil bahwa tingkat spiritualitas pada pasien gagal ginjal kronik
secara umum didapatkan hasil baik 14,3 %, cukup 77,1%, kurang 8,6%.
lainnya tidak dapat di tawar-tawar lagi, karena berbagai hasil penelitian mutakhir
pasien sangat penting, karena itu sangat dibutuhkan. Hal ini dapat dimengerti
karena pasien di rumah sakit terutama pasien rawat inap bukan hanya menderita
berbagai penyakit fisik akan tetapi mereka juga mengalami berbagai tekanan dan
gangguan mental spiritual dari yang ringan sampai yang berat sebagai akibat
ginjal, dan kardiovaskular adalah jenis penyakit yang tidak diperhatikan meskipun
ada kesadaran terhadap dampak serius yang disebabkan oleh beberapa penyakit
atau pada perkembangan kebutuhan dan perhatian spiritual. Selama penyakit atau
kehilangan individu sering menjadi kurang mampu untuk merawat diri mereka
dan lebih bergantung pada orang lain untuk perawatan dan dukungan. Distress
spiritual dapat berkembang sejalan dengan seseorang mencari makna tentang apa
yang sedang terjadi, yang mungkin dapat mengakibatkan seseorang merasa sendiri
type B milik Pemerintah Daerah yang berada di tingkat kabupaten/kota dan telah
Keuangan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Daerah (BLUD – RSUD). RSUD
yang penulis lakukan di RSUD Cilacap diketahui bahwa jumlah pasien gagal
ginjal kronik sampai dengan bulan juli tahun 2017 adalah sebanyak ± 120 orang.
keagamaan dirumah serta ikhlas dengan penyakit yang dideritanya dan 2 penderita
mengatakan mengatakan bosan harus cuci darah terus menerus, merasa tidak ada
gunanya lagi untuk hidup dan tinggal menunggu waktu saja, berprilaku tertutup,
tidak tertarik untuk berkomunikasi terbuka dengan orang lain maupun perawat.
Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian mengenai hubungan tingkat
spiritual dengan regulasi emosi pada pasien gagal ginjal kronik di RSUD Cilacap
sangat penting untuk dilakukan sebagai langkah meningkatkan peran perawat dan
keluarga dalam perawatan pasien gagal ginjal kronik khususnya pada tingkat
spiritualitas pasien.
B. RUMUSAN MASALAH
Masalah yang sering terjadi pada pemenuhan kebutuhan spiritual yang
tidak terpenuhi akan berdampak ketingkat yang lebih serius yaitu distress
nilai yang memberikannya kekuatan, harapan dan arti kehidupan, yang ditandai
hidup, mengungkapkan perhatian yang lebih pada kematian dan sesudah hidup,
adanya keputusan, menolak kegiatan ritual dan terdapat tanda munculnya emosi
negative seperti menangis, menarik diri, cemas dan marah, kemudian ditunjang
dengan tanda-tanda fisik seperti nafsu makan terganggu, kesulitan tidur dan
mengatakan mengatakan bosan harus cuci darah terus menerus, merasa tidak ada
gunanya lagi untuk hidup dan tinggal menunggu waktu saja, berprilaku tertutup,
tidak tertarik untuk berkomunikasi terbuka dengan orang lain maupun perawat.
spiritual dengan regulasi emosi pada pasien gagal ginjal kronik di RSUD Cilacap
sangat penting untuk dilakukan sebagai langkah meningkatkan peran perawat dan
keluarga dalam perawatan pasien gagal ginjal kronik khususnya pada tingkat
spiritualitas pasien.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi Tingkat Spiritual dengan Regulasi Emosi Pada Pasien Gagal
Cilacap.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran tingkat spiritualitas pada pasien yang mengalami
RSUD Cilacap.
b. Mengetahui gambaran regulasi emosi pada pasien yang mengalami gagal
Cilacap.
c. Tingkat Spiritual dengan Regulasi Emosi Pada Pasien Gagal Ginjal
Cilacap.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Profesi
Memberikan informasi tentang hubungan tingkat spiritual dengan regulasi
spiritual pasien
3. Bagi Peneliti
Bagi peneliti merupakan sebuah pengalaman baru yang sangat berharga dan
E. KEASLIAN PENELITIAN
1. GAMBARAN EMOSI DAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN
ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Hamilton Anxiety Rating Scale
besar pasien dengan hipertensi di Puskesmas Bahu memiliki afek positif yang
MENJALANI HEMODIALISIS
Penelitian ini dilakukan oleh Riniasih Tiofani Sidauruk (2018) bertujuan
cara berfikir positif dan menerima apapun yang akan terjadi pada dirinya.
Dengan begitu, partisipan dapat dikatakan memiliki well being yang baik.
3. TINGKAT SPIRITUALITAS PADA PASIEN GAGAL GINJAL
Didapatkan hasil bahwa tingkat spiritualitas pada pasien gagal ginjal kronik
Yogyakarta secara umum didapatkan hasil baik 14,3 %, cukup 77,1%, kurang
8,6%.