Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cairan selain darah dari liang vagina di luar kebiasaan, baik berbau ataupun
tidak disertai rasa gatal setempat, dapat terjadi secara normal(fisiologi) maupun
dialami oleh berbagai umur. WUS memiliki risiko keputihan lebih tinggi
dibanding remaja karena pada wanita usia subur sering terjadi PID atau pelvic
Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ reproduksi
keputihan sebesar 25% dan untuk wanita indonesia yang mengalami keputihan
keputihan hanya 25% saja. Angka ini sangat berbeda tajam dengan yang terjadi
keputihan tersebut cukup besar. Sekitar 75% dari 118 juta wanita yang berada
1
2
keadaan iklim di Indonesia yang lembab, berbeda dengan iklim kering yang
ada di eropa sehingga wanita di Eropa tidak mudah terinfeksi jamur yang
sebanyak dua kali atau lebih. Hal ini berkaitan dengan cuaca yang lembab yang
pada wanita yang pernah berganti pasangan seksual atau pasangan seksualnya.
(Marhaeni, 2016:31).
seperti lendir serta tidak disertai bau atau rasa gatal. Keputihan yang abnormal
ketika cairan yang keluar sangat kental dan warnanya kekuningan, bau yang
nyeri, rasa sakit dan panas saat berkemih (Bahari, 2012:9-10). Akibat dari
merupakan gejala awal dari kanker leher rahim yang merupakan pembunuh
nomor satu bagi wanita dengan angka insiden kanker servik diperkirakan
mencapai 100 per 100.000 penduduk per tahun yang bisa berujung pada
Inflammatory Discase), infeksi tersebut dapat bersifat akut atau menahun atau
kanker serviks yang merupakan pembunuh nomor satu bagi wanita yang bisa
merasa tidak nyaman karena rasa gatal dan keinginan menggaruk sehingga
sembuh) biasanya penderita merasa malu sedih atau rendah diri. Bahkan kondisi
ini dapat menimbulkan kecemasan yang berlebihan karena takut terkena penyakit
menular seksual.
adalah daun sirih dan daun sirsak. Daun sirsak dipercaya dapat mengobati
berbagai penyakit, salah satunya keputihan. Daun sirih sudah dipercaya sejak
zaman nenek moyang kita sampai sat ini, manfaat dan khasiat daun sirih hijau
keputihan dan menjaga organ kewanitaan, karena daun sirih hijau mengandung
antiseptik. Caranya yaitu adalah rebus dengan air mendidih 7-10 daun sirih ijau
2017:86).
responden sembuh dari keputihan dengan waktu paling cepat hari ke 5 dan
paling lama hari ke 14. Hal ini menunjukkan bahwa daun sirsak mempengaruhi
5
yang mampu 10.000 kali lebih kuat membunuh sel-sel kanker dari pada zat
Maka dari itu daun sirsak dapat mengobati keputihan pada wanita karena
mengandung zat antiseptik yang dapat membunuh kuman, yaitu fenol dalam
daun sirsak memiliki sifat antiseptik 5 kali lebih efektif dibandingkan fenol
biasa. Untuk mengobati keputihan rebus 10 daun sirsak dalam 2,5 liter air,
profesi bidan, bidan dalam praktik baik secara mandiri, kolaborasi, maupun
rujukan pada standar kompetensi bidan yang ke-9, bidan memiliki wewenang
data tercatat pada tahun 2016 sebanyak 2 orang , pada tahun 2017 sebanyak 6
6
orang , dan pada tahun 2018 sebanyak 7 orang wanita mengalami keputihan
sebanyak 4 orang , tahun 2017 sebanyak 5 orang , dan 2018 sebanyak 6 orang
peningkatan disetiap tahunya. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan asuhan
kebidanan dan dilaporkan pada Laporan Tugas Akhir (LTA) dengan judul
“Asuhan Kebidanan pada wanita usia subur dengan masalah keputihan (flour
ablus) fisiologis“.
B. Identifikasi Masalah
Bengkulu di peroleh data tercatat pada tahun 2016 sebanyak 2 orang , pada
tahun 2017 sebanyak 6 orang , dan pada tahun 2018 sebanyak 7 orang wanita
tahunnya. Hasil survei di PMB “H” di peroleh data pada tahun 2016 sebanyak
4 orang , tahun 2017 sebanyak 5 orang , dan 2018 sebanyak 6 orang mengalami
keputihan
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada kasus ini adalah bagaimana Asuhan Kebidanan pada
Wanita Dengan Keputihan (flour ablus) fisiologis di BPM “H” Kota Bengkulu.
7
D. Batasan Masalah
yang akan diteliti, yaitu asuhan kebidanan pada wanita usia subur telah
E. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yang ingin dicapai adalah dapat melakukan asuhan kebidanan
2. Tujuan Khusus
F. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat aplikatif