You are on page 1of 22

Pengaruh kecerdasan emosional dan kepribadian terhadap tingkat

pemahaman akuntansi
(studi empiris pada mahasiswa akuntansi fakultas ekonomi universitas
riau)

By:
Febri Yulisa
Kamaliah
Rheny Afriana Hanif

Faculty of Economics, University of Riau, Pekanbaru


E-mail : febri.yulisa@yahoo.com

Effect of emotional intelligence and personality to the level understanding of


accountancy

ABSTRACT

This study aims to determine how the effect of the variable component of
emotional intelligence is self awareness, self regulation, motivation, empathy,
social skills and personality to the level understanding of accountancy.
Measuring instrument to measure storey level understanding of accountancy is
average point of accountancy that is PA1, PA2, AK1, AK2, AKL1, AKL2, AU1,
AU2, and TA. As for the population in this study was a class of 2010 student of
Accounting Department of Economics, University of Riau, amounting to 316
students, and in this study as the samples totaling 76 students using Slovin
formula. Analysis of the data used is descriptive analysis, as it also uses the
quantitative analysis using multiple linear regression with the help of SPSS
program version 20.00.
From the test results have shown that the introduction of the variable self
awareness has no effect on the level understanding of accounting, whereas for the
variable self regulation, motivation, empathy and social skills as well as
personality influence on level of understanding accounting.
Many other factors which influence storey level understanding of accountancy
factors like mental stress, and etc. Result of this research can give contribution to
university in order to compiling curriculum and can give input to the student in
order to developing emotional intelligence.

Keywords: self awareness, self regulation, motivation, empathy, social skills,


personality, level understanding of accountancy.

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 1


PENDAHULUAN yang tinggi tetapi kecerdasan
emosiaonal dan kepribadiannya
Latar Belakang kurang. Fakta inilah yang membuat
penulis tertarik untuk meneliti
Pada hakikatnya pendidikan kecerdasan emosional dan
merupakan suatu usaha yang kepribadian mahasiswa akuntansi
dilakukan oleh manusia untuk dalam hubungannya dengan
meningkatkan taraf hidup kearah pemahaman mata kuliah akuntansi.
yang lebih sempurna dan juga Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
merupakan suatu kekuatan dinamis Indonesia, paham berarti pandai atau
yang sangat berpengaruh terhadap mengerti benar sedangkan
perkembangan fisik, mental, etika pemahaman adalah proses, cara,
dan seluruh aspek kehidupan perbuatan memahami atau
manusia. Dalam Undang-Undang memahamkan. Ini berarti bahwa
Sistem Pendidikan Nasional Nomor orang yang memiliki pemahaman
20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa akuntansi adalah orang yang pandai
pendidikan adalah usaha sadar dan dan mengerti tentang akuntansi.
terencana untuk mewujudkan Pemahaman mata kuliah akuntansi
suasana dan proses pembelajarannya yang baik akan mempengaruhi
agar peserta didik secara aktif kemampuan mahasiswa akuntansi
mengembangkan potensinya untuk saat berada didunia kerja.
memiliki kekuatan spiritual, Menurut Suwardjono (2005)
keagamaan, pengendalian diri, dalam Melandy dan Aziza (2006)
kepribadian, kecerdasan, akhlak pengetahuan akuntansi dapat
mulia, serta keterampilan yang dipandang dari dua sisi pengertian
diperlukan dirinya, masyarakat, yaitu sebagai pengetahuan profesi
bangsa dan negara. Pendidikan (keahlian) yang dipraktekkan di
adalah salah satu faktor yang besar dunia nyata dan sekaligus sebagai
peranannya bagi kehidupan bangsa suatu disiplin pengetahuan yang
karena pendidikan dapat mendorong diajarkan di perguruan tinggi.
dan menentukan maju mundurnya Akuntansi sebagai objek
proses pembangunan bangsa dalam pengetahuan di perguruan tinggi,
segala bidang. akademisi memandang akuntansi
Kuliah dan pekerjaan sebagai dua bidang kajian yaitu
merupakan dua hal yang saling bidang praktek dan teori. Bidang
berkaitan.Banyak mahasiswa yang praktek berkepentingan dengan
menempuh jalur kuliah untuk masalah bagaimana praktek
mendapatkan gelar kesarjanaan dan dijalankan sesuai dengan prinsip
akhirnya gelar kesarjanaan tersebut akuntansi. Bidang teori
digunakan untuk memenuhi salah berkepentingan dengan penjelasan,
satu syarat untuk dapat bekerja deskripsi, dan argumen yang
disuatu perusahaan. Kita lihat saja dianggap melandasi praktek
pada saat sekarang ini, banyak akuntansi yang semuanya dicakup
pencari kerja yang mengeluh karena dalam suatu pengetahuan yang
banyak mahasiswa yang memiliki disebut teori akuntansi.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014


Menurut Goleman (2003) merujuk pada faktor-faktor yang
dalam Melandy dan Aziza (2006) ditentukan sejak lahir. Sedangkan
terdapat lima komponen kecerdasan faktor lingkungan merujuk pada
emosional, yaitu pengenalan diri (self budaya tempat individu dibesarkan,
awareness), pengendalian diri (self kondisi awal individu, norma
regulation), motivasi (motivation), keluarga dan kelompok sosial serta
empati (empathy), dan keterampilan pengaruh yang dialami individu
sosial (social skills). Pengenalan diri sepanjang masa hidupnya.
berarti memahami kekhasan fisiknya, Penelitian terdahulu yang
watak dan tempramennya, mengenal pernah dilakukan adalah penelitian
bakat-bakat alamiah yang Sari (2008) yang meneliti tentang
dimilikinya serta punya gambaran pengaruh kecerdasan emosional
atau konsep yang jelas tentang diri terhadap tingkat pemahaman
sendiri dengan segala kesulitan dan akuntansi pada mahasiswa jurusan
kelemahannya. Pengendalian diri akuntansi Universitas Airlangga dan
adalah pengelolaan emosi yang STIE Perbanas Surabaya
berarti menangani perasaan agar menunjukkan hasil bahwa variabel
perasaan dapat terungkap dengan pengenalan diri, pengenalan diri,
tepat. Motivasi didefinisikan sebagai motivasi dan empati berpengaruh
keinginan dari dalam yang signifikan terhadap tingkat
mendorong seseorang untuk pemahaman akuntansi. Sedangkan
bertindak. Empati atau mengenal variabel keterampilan sosial tidak
emosi orang lain dibangun berpengaruh terhadap tingkat
berdasarkan kesadaran diri. pemahaman akuntansi.
Keterampilan sosial atau kemampuan
membina hubungan dengan orang Pada penelitian ini, penulis
lain adalah serangkaian pilihan yang akan menghubungkan kecerdasan
dapat membuat seseorang mampu emosional dan kepribadian dengan
berkomunikasi secara efektif dengan tingkat pemahaman akuntansi.
orang lain yang ingin dihubungi. Perbedaan penelitian ini dengan
Kepribadian seseorang juga penelitian sebelumnya terletak pada
dapat mempengaruhi gaya belajar adanya penambahan variabel
seseorang. Apakah orang itu aktif, independen yaitu kepribadian.
pasif, ambisius, pendiam, Kecerdasan emosional yang akan
berpengetahuan, bersikap tenang diteliti dalam penelitian ini terbagi
atau bahkan seseorang yang mudah menjadi lima komponen, yaitu
cemas dan tegang saat belajar. pengenalan diri, pengendalian diri,
Kepribadian merupakan pola prilaku, motivasi, empati dan keterampilan
pikiran dan emosi yang unik dan sosial. Sedangkan pemahaman
relatif stabil yang dimiliki individu akuntansi akan diukur dengan
dalam usahanya untuk menyesuaikan menggunakan nilai mata kuliah
diri dan berinteraksi dengan akuntansi yaitu pengantar akuntansi
lingkungannya. Kepribadian I, pengantar akuntansi II, akuntansi
terbentuk dari faktor keturunan keuangan I, akuntansi keuangan II,
maupun faktor lingkungan dalm akuntansi keuangan lanjutan I,
kondisi situasional. Faktor keturunan akuntansi keuangan lanjutan II,

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 2


pemeriksaan akuntansi I, TINJAUAN PUSTAKA DAN
pemeriksaan akuntansi II dan teori PENGEMBANGAN HIPOTESIS
akuntansi. Tinjauan Teoritis
Berdasarkan uraian tersebut, Pemahaman Akuntansi
maka penelitian ini berjudul Budhiyanto dan Ika (2004)
“PENGARUH KECERDASAN dalam Sari (2013), tingkat
EMOSIONAL DAN pemahaman akuntansi mahasiswa
KEPRIBADIAN TERHADAP dinyatakan dengan seberapa
TINGKAT PEMAHAMAN mengerti seorang mahasiswa
AKUNTANSI”. terhadap apa yang sudah dipelajari
yang dalam konteks ini mengacu
Perumusan Masalah pada mata kuliah - mata kuliah
Berdasarkan uraian latar akuntansi. Tanda seorang mahasiswa
belakang diatas, maka penulis memahami akuntansi tidak hanya
merumuskan masalah yaitu apakah ditunjukkan dari nilai-nilai yang di
pengenalahan diri, pengendalian diri, dapatkannya dalam mata kuliah,
motivasi, empati dan keterampilan tetapi juga apabila mahasiswa
sosial serta kepribadian berpengaruh tersebut mengerti dan dapat
terhadap tingkat pemahaman menguasai konsep-konsep yang
akuntansi. terkait.
Berdasarkan definisi diatas,
Tujuan dan Manfaat Penelitian maka dapat disimpulkan yang
Tujuan Penelitian dimaksud dengan pemahaman
Penelitian ini bertujuan untuk akuntansi adalah proses atau cara
mendapatkan bukti empiris mengenai mahasiswa jurusan akuntansi dalam
pengaruh pengenalan diri, memahami matakuliah akuntansi.
pengendalian diri, motivasi, empati Mahasiswa dapat dikatakan
dan keterampilan sosial serta menguasai atau memahami akuntansi
kepribadian terhadap tingkat apabila ilmu akuntansi yang sudah di
pemahaman akuntansi. perolehnya selama ini dapat
Manfaat Penelitian diterapkan dalam kehidupannya atau
Melalui penelitian ini, diharapkan dengan kata lain dapat dipraktekkan
hasil penelitian ini dapat digunakan didunia kerja, Sari (2013).
menjadi salah satu sumber informasi
dan bahan pertimbangan untuk Kecerdasan Emosional
mengkaji materi-materi yang Berdasarkan pengertian
berhubungan dengan kecerdasan tradisional, kecerdasan meliputi
emosional dan kepribadian kemampuan membaca, menulis dan
mahasiswa, sehingga akan berhitung yang merupakan
didapatkan hasil yang optimal bagi keterampilan kata dan angka yang
proses belajar mahasiswa menjadi fokus di pendidikan formal
(sekolah), dan sesungguhnya
mengarahkan seseorang untuk
mencapai sukses di bidang akademis.
Tetapi definisi keberhasilan hidup
tidak hanya ini saja. Pandangan baru

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 3


yang berkembang mengatakan emosional tersebut adalah sebagai
bahwa ada kecerdasan lain di luar berikut:
kecerdasan intelektual (IQ), seperti 1. Pengenalan Diri (self
bakat, ketajaman pengamatan sosial, Awareness)
hubungan sosial, kematangan Pengenalan diri adalah
emosional, dan lain-lain yang harus kemampuan seseorang
juga dikembangkan. Kecerdasan untuk mengetahui
yang dimaksud adalah kecerdasan perasaan dalam dirinya
emosional (EQ) (Melandy dan Aziza, dan digunakan untuk
2006). membuat keputusan bagi
Kecerdasan emosional diri sendiri, memiliki
petama kali dilontarkan pada tahun tolak ukur yang realistis
1990 oleh psikolog bernama Peter atas kemampuan diri dan
Salovey dari Harvard University dan memiliki kepercayaan diri
John Mayer dari University of New yang kuat.
Hampshire Amerika untuk 2. Pengendalian Diri (self
menerangkan kualitas-kualitas Regulation)
emosional yang tampaknya penting Pengendalian diri adalah
bagi keberhasilan. Kualitas-kualitas kemampuan menangani
ini antara lain (Nuraini, dalam emosi diri sehingga
Rachmi 2010): berdampak positif pada
a. Empati (kepedulian) pelaksanaan tugas, peka
b. Mengungkapkan dan memahami terhadap kata hati,
perasaan sanggup menunda
c. Mengendalikan amarah kenikmatan sebelum
d. Kemandirian tercapainya suatu sasaran,
e. Kemampuan menyesuaikan diri dan mampu segera pulih
f. Disukai dari tekanan emosi.
g. Kemampuan memecahkan 3. Motivasi (motivation)
masalah antar pribadi Motivasi adalah
h. Ketekunan kemampuan
i. Kesetiakawanan menggunakan hasrat agar
j. Keramahan setiap saat dapat
k. Sikap hormat membangkitkan semangat
dan tenaga untuk
Komponen Kecerdasan Emosional mencapai keadaan yang
Goleman (2003) dalam lebih baik, serta mampu
Rachmi (2010) membagi kecerdasan mengambil inisiatif dan
emosional menjadi lima bagian yaitu bertindak secara efektif.
tiga komponen berupa kompetensi 4. Empati (empathy)
emosional (pengenalan diri, Empati adalah
pengendalian diri dan motivasi) dan kemampuan merasakan
dua komponen berupa kompetensi apa yang dirasakan oleh
sosial (empati dan keterampilan orang lain. Mampu
sosial). Lima komponen kecerdasan memahami perspektif
orang lain dan

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 4


menimbulkan hubungan bisa saja unik, sama pada beberapa
saling percaya, serta kelompok manusia, atau dimiliki
mampu menyelaraskan semua manusia, tetapi pola sifat pasti
diri dengan berbagai tipe berbeda untuk masing-masing
individu. individu. Tidak ada dua orang yang
5. Keterampilan Sosial sama, bahkan kembar identik
(social Skill) memiliki kepribadian yang berbeda.
Keterampilan sosial Jadi, masing-masing orang
adalah kemampuan mempunyai kepribadian yang
menangani emosi dengan berbeda, walaupun memiliki
baik ketika berhubungan kesamaan dalam beberapa hal
dengan orang lain, bisa dengan orang lain. Karakteristik
mempengaruhi, merupakan kualitas tertentu yang
memimpin, dimiliki seseorang termasuk
bermusyawarah, didalamnya beberapa karakter seperti
menyelesaikan tempramen, fisik dan kecerdasan.
perselisihan, dan Berdasarkan berbagai
bekerjasama dengan tim. pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kepribadian
Kepribadian meliputi segala corak prilaku dan
Kepribadian merupakan pola sifat yang khas dan dapat
khas seseorang dalam berpikir, diperkirakan pada diri seseorang,
merasakan dan berperilaku yang yang digunakan untuk bereaksi dan
relatif stabil dan dapat diperkirakan, menyesuaikan diri terhadap
Dorland (2002) dalam Riswanti ransangan, sehingga corak tingkah
(2010). Kepribadian juga merupakan lakunya itu merupakan satu kesatuan
jumlah total kecenderungan bawaan fungsional yang khas bagi individu
atau herediter dengan berbagai itu. Sedangkan indicator kepribadian
pengaruh dari lingkungan serta meliputi tanggung jawab, saling
pendidikan, yang membentuk menghargai, bersikap santun dan
kondisi kejiwaan seseorang dan kompetitif.
mempengaruhi sikapnya terhadap
kehidupan, Weller (2005) dalam Kerangka Pemikiran dan
Riswanti (2010). Pengembangan Hipotesis
Feist (2012) mengatakan Kerangka pemikiran teoritis
bahwa kepribadian adalah pola sifat dalam penelitian ini adalah tentang
dan karakteristik tertentu, yang pengaruh kecerdasan emosional dan
relatif permanen dan memberikan, kepribadian terhadap tingkat
baik konsistensi maupun pemahaman akuntansi. Variabel
individualitas pada prilaku yang digunakan dalam penelitian ini
seseorang. Sifat merupakan faktor adalah variabel independen, yaitu
penyebab adanya perbedaan kecerdasan emosional dan
antarindividual dalam perilaku, kepribadian. Kecerdasan emosional
konsistensi perilaku dari waktu pada penelitian ini dibagi menjadi
kewaktu, dan stabilitas dalam lima komponen yaitu, pengenalan
perilaku dalam berbagai situasi. Sifat diri, pengendalian diri, motivasi,

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 5


empati dan keterampilan sosial. sehingga berdampak positif pada
Variabel dependen dalam penelitian pelaksanaan tugas, peka terhadap
ini adalah tingkat pemahaman kata hati, sanggup menunda
akuntansi. kenikmatan sebelum tercapainya
Berdasarkan landasan teori suatu sasaran, dan mampu segera
dan kerangka pemikiran maka pulih dari tekanan emosi. Contoh
hipotesis yang dapat diusulkan yang berhubungan dalam hal ini
adalah: adalah manajemen waktu untuk
Pengaruh Pengenalan Diri seorang mahasiswa. Agar bisa taat
terhadap Tingkat Pemahaman pada jadwal kuliah dan tugas-tugas
Akuntansi yang diberikan dosen maka
Kecerdasan emosional yang mahasiswa memerlukan kendali diri,
baik dapat dilihat dari kemampuan kemampuan untuk menolak godaan
mengenal diri sendiri, untuk menikmati kesenangan sesaat,
mengendalikan diri, memotivasi diri, maka ia mampu menyeimbangkan
berempati, dan kemampuan sosial. semangat, ambisi dan kemampuan
Pengenalan diri adalah kemampuan keras mereka dengan kendali diri
seseorang untuk mengetahui sehingga mampu memadukan
perasaan dalam dirinya dan kebutuhan pribadi dalam meraih
digunakan untuk membuat keputusan prestasi belajar. Pengendalian diri
bagi diri sendiri, memiliki tolak ukur mampu membuat mahasiswa
yang realistis atas kemampuan diri menjadi seorang yang lebih
dan memiliki kepercayaan diri yang bertanggung jawab, berhati-hati atau
kuat. Mahasiswa yang belajar teliti dalam mengerjakan tugas-
berdasarkan kecakapan emosi ini tugasnya untuk menghasilkan
diyakini akan belajar dengan prestasi yang baik. Pengendalian diri
maksimal, dalam hal ini akan lebih dianggap dapat merubah proses
paham tentang apa yang mereka belajar mahasiswa dimana mereka
pelajari sehingga mendapatkan memperoleh tingkat pemahaman
prestasi yang lebih baik. Pengenalan mata kuliah akuntansi yang lebih
diri dianggap dapat merubah proses baik dan bisa menerapkan ilmu
belajar mahasiswa dimana mereka akuntansi tersebut dalam dunia kerja.
memperoleh tingkat pemahaman Maka dari uraian diatas dapat ditarik
mata kuliah akuntansi yang lebih hipotesis sebagai berikut:
baik dan bisa menerapkan ilmu H2: Pengendalian diri
akuntansi tersebut dalam dunia kerja. berpengaruh terhadap
Maka dari uraian diatas dapat ditarik tingkat pemahaman
hipotesis sebagai berikut: akuntansi.
H1: Pengenalan diri Pengaruh Motivasi terhadap
berpengaruh terhadap tingkat Tingkat Pemahaman Akuntansi
pemahaman akuntansi Motivasi adalah kemampuan
Pengaruh Pengendalian Diri menggunakan hasrat agar setiap saat
terhadap Tingkat Pemahaman dapat membangkitkan semangat dan
Akuntansi tenaga untuk mencapai keadaan yang
Pengendalian diri adalah lebih baik, serta mampu mengambil
kemampuan menangani emosi diri inisiatif dan bertindak secara efektif.

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 6


Menurut Gea, dkk (2002) dalam pendangan itu dengan pandangan
Melandy, dkk (2007), motivasi kita. Dikalangan mahasiswa yang
adalah kekuatan atau daya dorong paling efektif dari empati adalah
yang menggerakkan sekaligus mempunyai kemampuan paling
mengarahkan kehendak dan perilaku tinggi dalam penolakan terhadap
seseorang dan segala kekuatannya sinyal-sinyal emosi tubuh sendiri
untuk mencapai tujuan yang mulai dari mendengar, memahami,
diinginkannya, yang muncul dari dan bersosialisasi dengan lingkungan
keinginan memenuhi kebutuhannya. kampus. Empati dianggap dapat
Mahasiswa yang memiliki upaya merubah proses belajar mahasiswa
meningkatkan diri menunjukkan dimana mereka memperoleh tingkat
semangat juang kearah pemahaman mata kuliah akuntansi
penyempurnaan diri yang merupakan yang lebih baik dan bisa menerapkan
inti dari motivasi un tuk meraih ilmu akuntansi tersebut dalam dunia
prestasi. Mereka yang terdorong oleh kerja. Maka dari uraian diatas dapat
kebutuhan untuk meraih prestasi ditarik hipotesis sebagai berikut:
selalu mencari jalan untuk H4: Empati berpengaruh
menemukan sukses mereka. Motivasi terhadap tingkat pemahaman
dianggap dapat merubah proses akuntansi.
belajar mahasiswa dimana mereka Pengaruh Keterampilan Sosial
memperoleh tingkat pemahaman terhadap Tingkat Pemahaman
mata kuliah akuntansi yang lebih Akuntansi
baik dan bisa menerapkan ilmu Menurut Jones (1996) dalam
akuntansi tersebut dalam dunia kerja. Melandy, dkk (2007), kemampuan
Maka dari uraian diatas dapat ditarik membina hubungan dengan orang
hipotesis sebagai berikut: lain adalah serangkaian pilihan yang
H3: Motivasi berpengaruh dapat membuat anda mampu
terhadap tingkat berkomunikasi secara efektif dengan
pemahaman akuntansi. orang yang berhubungan dengan
Pengaruh Empati terhadap anda atau orang lain yang ingin anda
Tingkat Pemahaman Akuntansi hubungi. Keterampilan sosial ini
Empati adalah kemampuan dapat dilihat dari sinkroni antara
merasakan apa yang dirasakan oleh dosen dan mahasiswa yang
orang lain. Mampu memahami menunjukkan seberapa jauh
perspektif orang lain dan hubungan yang mereka rasakan,
menimbulkan hubungan saling studi-studi dikelas membuktikan
percaya, serta mampu menyelaraskan bahwa semakin erat koordinasi gerak
diri dengan berbagai tipe individu. antara dosen dan mahasiswa,
Menurut Melandy, dkk (2007), semakin besar perasan bersahabat,
empati dapat diartikan sebagai bahagia, antusias, minat, dan adanya
kemampuan untuk melihat dunia dari keterbukaan ketika melakukan
sudut pandang orang lain, interaksi. Hal inilah yang dapat
kemampuan untuk menyelaraskan menyebabkan mahasiswa dapat
diri dengan yang mungkin dirasakan belajar dengan suasana yang baik
dan dipikirkan orang lain tentang sehingga hasil yang dicapai dapat
suatu situasi betapapun berbedanya maksimal. Keterampilan sosial

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 7


dianggap dapat merubah proses Populasi dan Sampel Penelitian
belajar mahasiswa dimana mereka Populasi dalam penelitian ini
memperoleh tingkat pemahaman adalah mahasiswa tingkat akhir
mata kuliah akuntansi yang lebih jurusan akuntansi fakultas ekonomi
baik dan bisa menerapkan ilmu di Universitas Riau angkatan 2010
akuntansi tersebut dalam dunia kerja. dengan jumlah populasi 316
Maka dari uraian diatas dapat ditarik mahasiswa.
hipotesis sebagai berikut: Untuk menentukan ukuran sample
H5: Keterampilan sosial maka digunakan rumus Slovin, yaitu
berpengaruh terhadap tingkat sebagai berikut:
pemahaman akuntansi. n= N
Pengaruh Kepribadian terhadap 1 + N(e)2
Tingkat Pemahaman Akuntansi Keterangan :
Dorland (2002) dalam n = jumlah sampel
Riswanti (2010) menyatakan bahwa N = jumlah populasi
kepribadian merupakan pola khas e = tingkat kesalahan
seseorang dalam berpikir, merasakan atau erroryang masih ditolerir,
dan berperilaku yang relatif stabil misalnya 10%
dan dapat diperkirakan. Kepribadian
seseorang juga mempengaruhi gaya n= 316
belajar seseorang hingga ketingkat 1 + 316 (0,10)2
pemahamannya dalam belajar = 316
akuntansi. Apakah seseorang 1 + 3,16
merupakan pribadi itu aktif, pasif, = 316
kompetitif atau bahkan penuh 4,16
ambisi. Jika seorang mahasiswa pasif = 75,96
ketika belajar dikelas, maka = 76
pemahamannya terhadap matakuliah Jadi sampel dalam
akuntansi tidak maksimal. Hal ini penelitian ini berjumlah 76 orang.
menunjukkan bahwa adanya Variable Penelitian
hubungan kepribadian terhadap Operasional variabel
tingkat pemahaman akuntansi. Maka dimaksudkan untuk memudahkan
dari uraian diatas dapat ditarik variabel yang diteliti secara jelas
hipotesis sebagai berikut: dapat ditetapkan dan apa yang
H6: Kepribadian berpengaruh menjadi sub variabel serta indikator-
terhadap tingkat pemahaman indikator yang akan diukur dalam
akuntansi. penelitian. Dalam penelitian ini
METODE PENELITIAN terdapat dua variabel bebas atau
Lokasi Penelitian variabel independen yaitu
Penelitian ini dilakukan di Kecerdasan Emosional yang dibagi
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi lima komponen yaitu
diprovinsi Riau yaitu kampus Bina Pengenalan Diri (X1), Pengendalian
Widya Fakultas Ekonomi Universitas Diri (X2), Motivasi (X3), Empati (X4)
Riau (UR). dan Keterampilan Sosial (X5). Dan
variabel independen yang kedua
yaitu Kepribadian (X6). Sedangkan

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 8


variabel terikat atau variabel data menunjukkan tingkat ketepatan,
dependennya adalah Tingkat keakuratan, kestabilan, atau
Pemahaman Akuntansi (Y). konsistensi alat dalam mengungkap
Jenis dan Sumber Data gejala tertentu pada waktu yang
Jenis Data berbeda (Yusuf, 2006 dalam
Data yang diperlukan dalam Mirawati 2013). Instrument
penelitian ini diperoleh dari data dikatakan reliable jika dapat
primer yaitu informasi yang didapat digunakan untuk mengukur variabel
secara langsung oleh peneliti dari berulangkali yang menghasilkan data
responden yang dikumpulkan dengan yang sama atau hanya sedikit
menggunakan kuesioner. Kuesioner bervariasi. Uji reliabilitas untuk
pada penelitian ini diadopsi dari menguji konsistensi instrument
kuesioner penelitian Melandy dan menggunakan koefisien Alpha
Aziza (2006) dan kuesioner Cronbach dengan menggunakan
penelitian Riswanti (2010). program komputer SPSS (Statistical
Package For Social Science) dan
Uji Kualitas Data memiliki tingkat kehandalan yang
Uji Validitas dapat diterima (reliable), nilai
Uji validitas menunjukkan koefisien reliabilitas yang terukur
seberapa baik hasil yang diperoleh >0,6 ( Sekaran 2011).
dari penggunaan ukuran yang cocok
dengan teori yang mendasari desain Metode Analisis Data
tes, Sekaran (2006). Uji validitas Metode analisis data
bertujuan untuk melakukan ketepatan dilakukan dengan menggunakan
dan kecermatan suatu alat ukur bantuan program computer SPSS
dalam melakukan fungsi ukurnya. (Statistical Packpage for Social
Suatu instrument dikatakan valid jika Science). Alat analisis yang
dapat mengukur apa yang seharusnya digunakan dalam penelitian ini
diukur atau mengukur apa yang adalah analisis regresi linier
diinginkan dengan tepat, Supranto berganda. Analisis regresi
(1997) dalam Mirawati (2013). mempelajari hubungan antara
Pengujian validitas, instrument diuji variabel dengan tujuan untuk
dengan menghitung koefisien membentuk suatu model untuk
korelasi antara skor item dan skor kepentingan peramalan. Model
total nya dalam taraf signifikansi regresi linier berganda yang
0,05 dengan rumus korelasi Product digunakan untuk menguji hipotesis
Moment Pearson dengan ini adalah sebagai berikut:
menggunakan program komputer Analisis Regresi Linier Berganda
SPSS. Instrument bisa dikatakan Y = a + b1X1 +b2X2 +b3X3+ b4X4 +
valid mempunyai nilai r hitung > r b5X5+ b6X6 e
table dengan tingkat signifikasi Keterangan :
korelasi di bawah α = 0,05. Y = Tingkat Pemahaman Akuntansi
a = Konstanta
Uji Reliabilitas b = Koefisien Regresi
Uji reliabilitas untuk X1= Pengenalan Diri
mengetahui apakah alat pengumpul X2= Pengendalian Diri

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 9


X3=Motivasi ada tidaknya autokorelasi maka
X4=Empati dilakukan pengujian Durbin Watson.
X5=Keterampilan Sosial Uji Durbin Watson hanya digunakan
X6= Kepribadian untuk autokorelasi tingkat satu dan
e = Standart Error mensyaratkan adanya intercept
(konstanta) dalam model regresi dan
Uji Asumsi Klasik tidak ada variabel lagi diantara
Sebelum model regresi variabel bebas.
digunakan dalam pengujian
hipotesis, terlebih dahulu model Uji Heteroskedasitas
tersebut akan di uji apakah Uji heteroskedastisitas
memenuhi asumsi klasik atau tidak bertujuan untuk mengetahui apakah
yang mana asumsi klasik didasari ada model regresi ini terjadi
analisis regresi. Pengujian asumsi ketidaksamaan varian dari residu
klasik ini di maksud untuk satu pengamatan ke pengamatan lain.
memastikan bahwa model yang Jika varian dari residu pengamatan
diperoleh benar-benar memenuhi ke pengamatan lain berbeda berarti
asumsi dasar analisis regresi yang ada gejala heteroskedastisitas dalam
meliputi asumsi: tidak terjadinya model regresi tersebut. Model regresi
Autokorelasi, tidak terjadinya yang baik tidak terjadi adanya
Heteroskedatisitas dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara yang
Multikolinearitas. Uji asumsi klasik digunakan untuk mendeteksi
mencakup hal sebagai berikut: heteroskesdatisitas adalah
Uji Normalitas Data menggunakan Scatter Plot. Pada
Uji normalitas bertujuan scatter plot, apabila titiknya
untuk menguji apakah model regresi menyebar diatas dan dibawah angka
variabel dependen dan variabel nol dan tidak membentuk pola
independen mempunyai distribusi tertentu maka model regresi bebas
normal atau tidak. Metode yang dari masalah heteroskedastisitas.
dipakai untuk mengetahui Uji Multikolinearitas
konormalan model regresi adalah Uji multikolinieritas
Normal Probability Plot (P-Plot). bertujuan untuk mengetahui apakah
Distribusi data dinyatakan normal dalam model regresi ditemukan
apabila Normal Probability Plot of adanya korelasi antar variabel bebas.
Regression Standarized Residual Model regresi yang baik seharusnya
data menyebar disekitar garis tidak terjadi korelasi antar variabel
diagonal dan jika tidak mengikuti bebas. Untuk mengetahui ada atau
garis diagonal, maka model regresi tidaknya multikolinieritas maka
tidak memenuhi asumsi normalitas. dapat dilihat dari nilai Varians
Uji Autokorelasi Inflation Factor (VIF) dan
Uji autokorelasi dalam suatu Tolerance. Bila angka VIF <10 dan
model bertujuan untuk mengetahui mempunyai angka Tolerance >0,1
ada tidak nya korelasi antara variabel maka model regresi tersebut bebas
pengganggu pada periode tertentu dari multikolinearitas.
dengan variabel pengganggu pada
periode sebelumnya.Untuk menguji

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 10


Uji Hipotesis degree of freedom (n-k) dan (k-1),
Ghozali (2007) menyatakan dimana (n)adalah jumlah observasi
bahwa, ketepatan fungsi regresi dan (k) adalah jumlah variabel.
sampai dalam menaksir nilai aktual 3. Koefisien Determinasi (R²)
dapat diukur dari goodness of fit. Koefisien determinasi (R²)
Secara statistik, setidaknya ini dapat pada intinya mengukur seberapa jauh
diukur dari nilai statistik t, nilai kemampuan model dalam
statistik F, dan koefisien memvariasi variabel dependen. Nilai
determinasinya. koefisien determinasi adalah di
antara nol dan satu (0 ≤ R2 ≤1). Nilai
1. Uji Signifikansi Parameter R² yang kecil berarti kemampuan
Individual (Uji Statistik t) variabel-variabel independen dalam
Menurut Ghozali (2007), menjelaskan variasi variabel
pengujian ini (uji t) digunakan untuk dependen amat terbatas. Nilai yang
menentukan apakah dua sampel tidak mendekati satu berarti variabel-
berhubungan, memiliki rata-rata variabel independen memberikan
yang berbeda. Uji t dilakukan dengan hampir semua informasi yang
cara membandingkan perbedaan dibutuhkan untuk memprediksi
antara nilai dua nilai rata-rata dengan variasi variabel dependen. Secara
standar error dari perbedaan rata-rata umum koefisien determinasi untuk
dua sampel. Tingkat signifikansi data silang (crossection) relative
yang digunakan adalah sebesar 5%, rendah karena adanya variasi yang
dengan level of confidence 95% (α = besar antara masing-masing
0.05) dan degree of freedom (n-k-1), pengamatan, sedangkan untuk data
dimana (n) adalah jumlah observasi runtun waktu (time series) biasanya
dan (k) adalah jumlah variabel. mempunyai nilai koefisien
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji determinasi yang tinggi.
Statistik F)
Menurut Ghozali (2007), HASIL PENELITIAN DAN
pengujian pengaruh variabel PEMBAHASAN
independen secara bersama-sama Bagian ini menyajikan hasil
(simultan) terhadap perubahan nilai dari analisa data berdasarkan
variabel dependen, dilakukan melalui variabel-variabel yang dipakai dalam
pengujian terhadap besarnya model regresi berganda. Penelitian
perubahan nilai variabel dependen ini menggunakan satu variabel
yang dapat dijelaskan oleh dependen yaitu Tingkat Pemahaman
perubahan nilai semua variabel Akuntansi, enam variabel
independen, untuk itu perlu independen yaitu Pengenalan Diri,
dilakukan uji F. Uji F atau ANOVA Pengendalian Diri, Motivasi, Empati,
dilakukan dengan membandingkan Keterampilan sosial dan
tingkat signifikasi yang ditetapkan Kepribadian.
untuk penelitian dengan probability Tabel4.9: Hasil Uji Reliabilitas
value dari hasil penelitian. Tingkat Variabel Penelitian
signifikansiyang digunakan adalah Sumber : Data Hasil Penelitian
sebesar 5%, dengan level of Berdasarkan tabel 4.9 tersebut
confidence 95%(α = 0.05) dan dapat dilihat, koefisien alpha untuk

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 11


variabel Tingkat Pemahaman Berdasarkan tabel diatas,
Akuntansi (Y) sebesar 0.607 (>0.60). maka diperoleh persamaan regresi
Pengenalan Diri (X1) sebesar 0.651 yang dihasilkan adalah :
(>0.60), Pengendalian Diri (X2) Y = 7.254+0.123X1+0.132X2
sebesar 0.680 motivasi (X3) sebesar +0.351X3+ 0.231X4+0.398X5
0.788, empati (X4) sebesar 0.698 +0.243X6
(>0.60), keterampilan Sosial (X5) Keterangan :
sebesar 0.716 dan kepribadian (X6) a. Nilai konstan adalah sebesar
sebesar 0.798, sehingga dapat 7.254, mengindikasikan
disimpulkan bahwa semua instrumen bahwa jika variable
penelitian yang reliabel karena nilai independen yaitu Pengenalan
cronbach alpa lebih besar dari nilai Diri, Pengendalian Diri,
koefisien alpa 0.60berarti variable Motivasi, empati,
yang digunakan sudah konsisten dan keterampilan dan kepribadian
dapat dipercaya. adalah nol maka Tingkat
Hasil Analisis Regresi Berganda Pemahaman Akuntansi
adalah sebebesar konstanta
Sebagaimana yang telah 7.254.
dijelaskan pada bab sebelumnya b. Nilai beta X1 bernilai positif
bahwa untuk menguji hipotesis- 0.123 artinya apabila terjadi
hipotesis dalam penelitian ini kenaikan Pengenalan Diri 1%
digunakan analisis regresi berganda. maka akan meningkatkan
Adapun hasil analisis data untuk Tingkat Pemahaman
masing-masing hipotesis dapat Akuntansi sebesar 12.30%.
dilihat pada tabel 4.10. c. Nilai beta X2 bernilai positif
Tabel 4.10 : Hasil Pengujian Data 0.132 artinya apabila terjadi
Masing-masing Hipotesis kenaikan Pengendalian Diri
a
Coefficients 1% maka akan meningkatkan
Stand Tingkat Pemahaman
ardize Akuntansi sebesar 13.20%.
Unstandardiz d
ed Coeffic d. Nilai beta X3 bernilai positif
Coefficients ients 0.351 artinya apabila terjadi
Std. Motivasi 1% maka akan
Model B Error Beta meningkatkan Tingkat
1 (Constant) 7.254 3.915 Pemahaman Akuntansi
Pengenalan Diri .123 .081 .112
sebesar 35.10%.
e. Nilai beta X4 bernilai positif
Pengendalian .132 .104 .152
Diri 0.231 artinya apabila terjadi
Motivasi .351 .076 .519
kenaikan empati 1% maka
akan meningkatkan Tingkat
Empaty .231 .100 .303
Pemahaman Akuntansi
Keterampilan .398 .098 .485
Sosial
sebesar 23.10%.
f. Nilai beta X5 bernilai positif
Kepribadian .243 .069 .061
0.398 artinya apabila terjadi
a. Dependent Variable: Tingkat
Pemahaman Akuntansi kenaikan Keterampilan Sosial
Sumber : Data Olahan SPSS 1% maka akan meningkatkan

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 12


Tingkat Pemahaman multikolinearitas adalah nilai besaran
Akuntansi sebesar 39.80%. Variance Inflation Factor (VIF) dan
g. Nilai beta X6 bernilai positif Tolerance, jika VIF < 10 dan
0.243 artinya apabila terjadi mempunyai angka Tolerance
kepribadian 1% maka akan mendekati > 0.1.
meningkatkan Tingkat Tabel 4.11 : Tabel nilai VIF dan
Pemahaman Akuntansi Tolerance
sebesar 24.30%. Coefficientsa
Analisa Hasil Pengujian Asumsi Collinearity Statistics
Klasik Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Hasil Pengujian Normalitas Data
Uji normalitas dapat dilihat Pengenalan .885 1.130
dari grafik P-Plot. Hasil pengujian Diri
normalitas dengan grafik P-Plot Pengendalian .339 2.952
Diri
untuk variabel dependen Tingkat
Pemahaman Akuntansi dapat dilihat Motivasi .380 2.632

pada grafik berikut: Emphaty .280 3.572


Keterampilan .337 2.964
Sosial
Kepribadian .485 2.063
Individu
a. Dependent Variable: Tingkat
Pemahaman Akuntansi
Sumber: Data Olahan, 2014
Berdasarkan tabel diatas dapat
dilihat bahwa dari semua variabel
tersebut semua nilai Toleransi > 0.1
dan nilai VIF kecil dari 10. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa model
regresi bebas dari pengaruh
multikolinearitas.
Hasil Pengujian Autokorelasi
Sumber : Pengolahan Data SPSS Untuk mendeteksi
Dari grafik diatas, dapat autokorelasi dapat dilakukan dengan
dilihat bahwa untuk variabel adopsi melihat angka Durbin Waston.
titik menyebar disekitar garis Kriteria yang digunakan untuk
diagonal. Dengan demikian berarti mendeteksi ada tidaknya gejala
data yang digunakan dalam autokorelasi adalah sebagai berikut :
penelitian ini telah berdistribusi H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)
normal. HA : tidak ada autokorelasi (r ≠ 0)
Hasil Pengujian Multikolinearitas Tabel4.12 : Pengujian
Model regresi yang baik Autokorelasi
Model Summaryb
seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebasnya.Pedoman Model Durbin-Watson

suatu model regresi yang bebas 1 1.448

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 13


a. Predictors: (Constant), Kepribadian Dari grafik diatas, terlihat
Individu, Pengenalan Diri, Motivasi, bahwa titik-titik menyebar secara
Pengendalian Diri, Keterampilan Sosial,
Emphaty acak, tidak membentuk suatu pola
b. Dependent Variable: Tingkat tertentu yang jelas, serta tersebar
Pemahaman Akuntansi diatas dan dibawah angka nol. Oleh
Sumber : Pengolahan Data SPSS karena itu, dapat disimpulkan bahwa
Berdasarkan hasil uji Durbin- model regresi dalam penelitian ini
Watson tabel diatas, nilai DW untuk bebas dari heteroskedastisitas.
keenam variabel independen adalah Hasil Pengujian Hipotesis
1.448 yang berarti nilai DW berada Hasil Pengujian Hipotesis Pertama
diantara -2 sampai +2 sehingga dapat (X1)
disimpulkan tidak terdapat
autokorelasi dalam model penelitian Hipotesis yang pertama
ini. diajukan adalah untuk menguji
Hasil Pengujian apakah Pengenalan Diri berpengaruh
Heteroskedastisitas terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi. Dengan kata lain, apakah
Cara memprediksi ada atau semakin meningkatnya Pengenalan
tidak heteroskedastisitas pada suatu Dirimaka Tingkat Pemahaman
model dapat dilihat pada pola Akuntansi akan semakin meningkat
gambar Scatterplot model tersebut. pula. Untuk lebih jelasnya dapat
Jika membentuk pola tertentu yang dilihat pada table berikut ini :
teratur, maka regresi mengalami
gangguan heteroskedastisitas. Jika Tabel 4.13: Hasil Uji t Hipotesis
diagram pencar tidak membentuk Pertama
pola atau acak, maka regresi tidak Variab thit ttab Sig Ketera
mengalami gangguan el ngan
ung el
heteroskedastisitas. Dari hasil Indepe
Scatterplot dibawah terlihat bahwa nden
diagram tidak membentuk pola atau
terlihat terpencar yang berarti tidak Pengen 1,5 1,9 0.1 H1ditol
terdapat gejala heteroskedastisitas. alan 14 80 34 ak
Diri
Sumber : Data Olahan, 2014
Jika nilai t hitung>t tabel dan p-value
(sign) < dari 0,05 maka H1 diterima,
sebaliknya apabila t hitung <t tabel p
value
(sign) > 0,05 maka H1 ditolak.
Dalam penelitian ini, nilai t hitung
sebesar 1.514 dan t table sebesar
1.980 dan p value (sign) 0,134 yang
artinya lebih besar dari 0,05. Dengan
demikian, hasil pengujian pada
hipotesis ini menyatakan bahwa
Gambar 4.2 Scatterplot pengenalan diri tidak berpengaruh
Sumber : Pengolahan Data SPSS

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 14


terhadap tingkat pemahaman Tabel 4.14: Hasil Uji t Hipotesis
akuntansi. Kedua
Mahasiswa yang belajar Variab thit ttab Sig Ketera
berdasarkan kecakapan emosi ini el ngan
ung el
diyakini akan belajar dengan Indepe
maksimal, dalam hal ini akan lebih nden
paham tentang apa yang mereka
pelajari sehingga mendapatkan Pengen 2,2 1,9 0.0 H2diteri
prestasi yang lebih baik. Pengenalan dalian 71 80 29 ma
diri dianggap dapat merubah proses Diri
belajar mahasiswa dimana mereka Sumber : Data Olahan, 2014
memperoleh tingkat pemahaman Jika nilai t hitung>t tabel dan p-
value(sign)
mata kuliah akuntansi yang lebih < dari 0,05 maka H2
baik dan bisa menerapkan ilmunya diterima, sebaliknya apabila t hitung<t
tabel p value (sign
dalam dunia kerja. Hal ini ) > 0,05 maka H2
menunjukkan adanya hubungan ditolak. Dalam penelitian ini, nilai t
pengenalan diri terhadap pemahaman hitung sebesar 2.271 dan t table sebesar
akuntansi. 1.980 dan p value(sign)0,029 yang
Hasil pengujian pada artinya lebih kecil dari 0,05. Dengan
hipotesis pertama ini tidak konsisten demikian, hasil penelitian ini berhasil
dengan teori dan hasil penelitian menerima hipotesis kedua yang
yang dilakukan oleh Sari (2008). Hal menyatakan bahwa Pengendalian
yang mendukung bahwa hipotesis ini Diri berpengaruh terhadap Tingkat
tidak sama dengan hasil penelitian Pemahaman Akuntansi.
sebelumnya adalah sampel penelitian Pengendalian diri adalah
yang berbeda, sehingga didapatkan kemampuan menangani emosi diri
hasil yang berbeda pula. Selain itu sehingga berdampak positif pada
hal ini terjadi karena mahasiswa pelaksanaan tugas, peka terhadap
menyadari keterbatasan kemampuan kata hati, sanggup menunda
dan kepercayaan dalam dirinya untuk kenikmatan sebelum tercapainya
lebih memahami akuntansi dengan suatu sasaran, dan mampu segera
baik. pulih dari tekanan emosi. Contoh
Hasil Pengujian Hipotesis kedua yang berhubungan dalam hal ini
(X2) adalah manajemen waktu untuk
seorang mahasiswa. Agar bisa taat
Hipotesis kedua yang diajukan pada jadwal kuliah dan tugas-tugas
adalah menguji apakah Pengendalian yang diberikan dosen maka
Diri berpengaruh terhadap Tingkat mahasiswa memerlukan kendali
Pemahaman Akuntansi. Dengan kata diri,kemampuan untuk menolak
lain, apakah semakin meningkatnya godaan untuk menikmati kesenangan
pengendalian diri maka Tingkat sesaat, maka ia mampu
Pemahaman Akuntansi semakin menyeimbangkan semangat, ambisi
meningkat pula. Untuk lebih jelasnya dan kemampuan keras mereka
dapat dilihat pada table berikut ini : dengan kendali diri sehingga mampu
memadukan kebutuhan pribadi
dalam meraih prestasi belajar.

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 15


Pengendalian diri mampu membuat menerima hipotesis ketiga yang
mahasiswa menjadi seorang yang menyatakan bahwa Motivasi
lebih bertanggung jawab, berhati-hati berpengaruh terhadap Tingkat
atau teliti dalam mengerjakan tugas- Pemahaman Akuntansi.
tugasnya untuk menghasilkan Menurut Gea, dkk (2002)
prestasi yang baik. Pengendalian diri dalam Melandy, dkk (2007),
dianggap dapat merubah proses motivasi adalah kekuatan atau daya
belajar mahasiswa dimana mereka dorong yang menggerakkan
memperoleh tingkat pemahaman sekaligus mengarahkan kehendak
mata kuliah akuntansi yang lebih dan perilaku seseorang dan segala
baik dan bisa menerapkan ilmunya kekuatannya untuk mencapai tujuan
dalam dunia kerja. Hal ini yang diinginkannya, yang muncul
menunjukkan bahwa adanya dari keinginan memenuhi
hubungan pengendalian diri terhadap kebutuhannya. Mahasiswa yang
tingkat pemahaman akuntansi. memiliki upaya meningkatkan diri
Hasil Pengujian Hipotesis ketiga menunjukkan semangat juang kearah
(X3) penyempurnaan diri yang merupakan
inti dari motivasi un tuk meraih
Hipotesis ketiga yang diajukan prestasi. Mereka yang terdorong oleh
adalah menguji apakah Motivasi kebutuhan untuk meraih prestasi
berpengaruh terhadap Tingkat selalu mencari jalan untuk
Pemahaman Akuntansi. Dengan kata menemukan sukses mereka. Motivasi
lain, apakah semakin meningkatnya dianggap dapat merubah proses
Motivasi maka Tingkat Pemahaman belajar mahasiswa dimana mereka
Akuntansi semakin meningkat pula. memperoleh tingkat pemahaman
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat mata kuliah akuntansi yang lebih
pada table berikut ini : baik dan bisa menerapkan ilmunya
Tabel 4.15: Hasil Uji t Hipotesis dalam dunia kerja. Hal ini
Ketiga menunjukkan bahwa adanya
Variab thit ttab Sig Ketera hubungan motivasi terhadap tingkat
el ngan pemahaman akuntansi. Seorang
ung el
Indepe mahasiswa yang termotivasi untuk
nden berprestasiakan lebih jeli untuk
menemukan cara-cara untuk belajar
Motivas 4,6 1,9 0.0 H3diteri lebih baik. Penelitian
i 08 80 00 ma Hasil Pengujian Hipotesis
Sumber : Data Olahan, 2014 keempat (X4)
Jika nilai t hitung>t tabel dan p-value
(sign)
< dari 0,05 maka H3 diterima, Hipotesis yang pertama
sebaliknya apabila t hitung <t tabel p value diajukan adalah untuk menguji
(sign)
> 0,05 maka H3 ditolak. Dalam apakah Empati berpengaruh terhadap
penelitian ini, nilai t hitung sebesar Tingkat Pemahaman Akuntansi.
4.608 dan t table sebesar 1.980 dan p Dengan kata lain, apakah semakin
value
(sign) 0,000 yang artinya lebih meningkatnya Empati maka Tingkat
kecil dari 0,05. Dengan demikian, Pemahaman Akuntansi akan semakin
hasil penelitian ini berhasil

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 16


meningkat pula. Untuk lebih jelasnya ilmunya dalam dunia kerja. Hal ini
dapat dilihat pada table berikut ini : menunjukkan bahwa adanya
Tabel 4.16: Hasil Uji t Hipotesis hubungan empati terhadap tingkat
keempat pemahaman akuntansi. Penelitian
Variab thit ttab Sig Ketera terdahulu yang pernah dilakukan
el ngan oleh Sari (2008) mengenai pengaruh
ung el
Indepe kecerdasan emosional terhadap
nden tingkat pemahaman akuntansi pada
mahasiswa jurusan akuntansi
Empati 2,3 1,9 0.0 H4diteri universitas Airlangga dan STIE
13 80 24 ma Perbanas Surabaya menunjukkan
Sumber : Data Olahan, 2014 hasil bahwa empati berpengaruh
Jika nilai t hitung>t tabel dan p-value signifikan terhadap tingkat
(sign) < dari 0,05 maka H4 diterima, pemahaman akuntansi.
sebaliknya apabila t hitung <t tabel p Hasil Pengujian Hipotesis kelima
value
(sign) > 0,05 maka H4 ditolak. (X5)
Dalam penelitian ini, nilai t hitung
sebesar 2.313 dan t table sebesar Hipotesis kedua yang diajukan
1.980 dan p value (sign) 0,024 yang adalah menguji apakah Keterampilan
artinya lebih kecil dari 0,05. Dengan Sosialberpengaruh terhadap Tingkat
demikian, hasil penelitian ini berhasil Pemahaman Akuntansi. Dengan kata
menerima hipotesis keempat yang lain, apakah semakin meningkatnya
menyatakan bahwa empati keterampilan sosial maka Tingkat
berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi semakin
Pemahaman Akuntansi. meningkat pula. Untuk lebih jelasnya
Menurut Melandy, dkk (2007), dapat dilihat pada table berikut ini :
empati dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk melihat dunia dari Tabel Hasil Uji t Hipotesis kelima
sudut pandang orang lain, Variabe thit ttab Sig Ketera
kemampuan untuk menyelaraskan l ngan
ung el
diri dengan yang mungkin dirasakan Indepe
dan dipikirkan orang lain tentang nden
suatu situasi betapapun berbedanya
pendangan itu dengan pandangan Keteram 4,0 1,9 0.0 H5diteri
kita. Dikalangan mahasiswa yang pilan 57 80 00 ma
paling efektif dari empati adalah Sosial
mempunyai kemampuan paling Sumber : Data Olahan, 2014
tinggi dalam penolakan terhadap Jika nilai t hitung>t tabel dan p-
value(sign)
sinyal-sinyal emosi tubuh sendiri < dari 0,05 maka H5
mulai dari mendengar, memahami, diterima, sebaliknya apabila t hitung<t
tabel p value (sign
dan bersosialisasi dengan lingkungan ) > 0,05 maka H5
kampus. Empati dianggap dapat ditolak. Dalam penelitian ini, nilai t
merubah proses belajar mahasiswa hitung sebesar 4.057 dan t table sebesar
dimana mereka memperoleh tingkat 1.980 dan p value(sign) 0,000 yang
pemahaman mata kuliah akuntansi artinya lebih kecil dari 0,05. Dengan
yang lebih baik dan bisa menerapkan demikian, hasil penelitian ini berhasil

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 17


menerima hipotesis kelima yang Pemahaman Akuntansi semakin
menyatakan bahwa keterampilan diri meningkat pula. Untuk lebih jelasnya
berpengaruh terhadap Tingkat dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Pemahaman Akuntansi. Tabel 4.18: Hasil Uji t Hipotesis
Menurut Jones (1996) dalam Keenam
Melandy, dkk (2007), kemampuan Variab thit ttab Sig Ketera
membina hubungan dengan orang el ngan
ung el
lain adalah serangkaian pilihan yang Indepe
dapat membuat anda mampu nden
berkomunikasi secara efektif dengan
orang yang berhubungan dengan Kepriba 2,2 1,9 0.0 H6diteri
anda atau orang lain yang ingin anda dian 16 80 33 ma
hubungi. Keterampilan sosial ini Sumber : Data Olahan, 2014
dapat dilihat dari sinkroni antara Jika nilai t hitung>t tabel dan p-value
(sign)
dosen dan mahasiswa yang < dari 0,05 maka H6 diterima,
menunjukkan seberapa jauh sebaliknya apabila t hitung <t tabel p value
(sign)
hubungan yang mereka rasakan, > 0,05 maka H6 ditolak. Dalam
studi-studi dikelas membuktikan penelitian ini, nilai t hitung sebesar
bahwa semakin erat koordinasi gerak 2.216 dan t table sebesar 1.980 dan p
value (sign)
antara dosen dan mahasiswa, 0,033 yang artinya lebih
semakin besar perasan bersahabat, kecil dari 0,05. Dengan demikian,
bahagia, antusias, minat, dan adanya hasil penelitian ini berhasil
keterbukaan ketika melakukan menerima hipotesis keenam yang
interaksi yang baik sehingga dapat menyatakan bahwa kepribadian
menyebabkan mahasiswa belajar berpengaruh terhadap Tingkat
dengan suasana yang baik sehingga Pemahaman Akuntansi.
hasil yang dicapai dapat maksimal. Dorland (2002) dalam
Keterampilan dianggap dapat Riswanti (2010) menyatakan bahwa
merubah proses belajar mahasiswa kepribadian merupakan pola khas
dimana mereka memperoleh tingkat seseorang dalam berpikir, merasakan
pemahaman mata kuliah akuntansi dan berperilaku yang relatif stabil
yang lebih baik dan bisa menerapkan dan dapat diperkirakan. Kepribadian
ilmunya dalam dunia kerja. Hal ini seseorang juga mempengaruhi gaya
menunjukkan bahwa adanya belajar seseorang hingga ketingkat
hubungan empati terhadap tingkat pemahamannya dalam belajar.
pemahaman akuntansi. Apakah seseorang merupakan
pribadi itu aktif, pasif, kompetitif
Hasil Pengujian Hipotesis keenam atau bahkan penuh ambisi.
(X6) Uji Simultan (Uji F)
Hipotesis keenam yang Pengujian ini dilakukan untuk
diajukan adalah menguji apakah mengetahui apakah variabel
Kepribadian berpengaruh terhadap independen secara bersama-sama
Tingkat Pemahaman Akuntansi. menjelaskan variabel dependen
Dengan kata lain, apakah semakin seperti pada hipotesis pertama.
meningkatnya kepribadian Pengujian secara bersama-sama ini
mahasiswa maka Tingkat dengan menggunakan uji F. Analisa

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 18


uji F ini dilakukan dengan sama mempunyai hubungan dengan
membandingkan F hitung dan F tabel. variabel dependen. Artinya variabel
Namun sebelum membandingkan Pengenalan Diri, Pengendalian Diri,
niali F tersebut harus ditentukan Motivasi, Empati, Keterampilan
tingkat kepercayaan (1-α) dan Sosial, dan Kepribadian secara
derajat kebebasan ( degree of bersama-sama berpengaruh dan
freedom ) = n- ( k + 1 ) agar dapat signifikan terhadap tingkat
ditentukan nilai kritisnya. Alpha ( α ) pemahaman akuntansi.
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 0,05 dengan hipotesis dua sisi Hasil Koefisien Determinasi
( 2 tail ). Koefisien determinan (R)
Apabila F hitung< F tabel atau p adalah sebuah koefisien yang
value >α dikatakan tidak signifikan. menunjukkan seberapa besar
Dan sebaliknya jika F hitung> F tabel persentase variabel–variabel
atau p value <α, dikatakan independen. Semakin besar koefisien
signifikan. Hal ini berarti variabel determinasinya, maka semakin baik
independen secara bersama-sama variabel independen dalam
mempunyai pengaruh dengan menjelaskan variabel dependen.
variabel dependen. Dengan demikian regresi yang
Hasil analisis pertama dari dihasilkan baik untuk mengistemasi
penelitian ini dapat dilihat pada tabel nilai variabel dependen. Hasil
4.19 dibawah ini: koefisien determinasi dapat dilihat
Tabel 4.19: Hasil Analisis Regresi pada tabel berikut ini :
Uji Simultan
b
ANOVA b
Model Summary
Sum
of Mean Adjuste
Squar Squar dR
Model es Df e F Sig. Model R R Square Square
a
1 Regr 395.72 6 65.95 23.0 .000 1 .817 .668 .639
a
essio 0 3 98 a. Predictors: (Constant), Kepribadian ,
n Pengenalan Diri, Motivasi,
Pengendalian Diri, Keterampilan Sosial,
Resid 197.01 69 2.855
Emphaty
ual 6
b. Dependent Variable: Tingkat
Total 592.73 75 Pemahaman Akuntansi
7
Sumber : Data Olahan, 2014
a. Predictors: (Constant), Kepribadian
Individu, Pengenalan Diri, Motivasi, Berdasarkan perhitungan
Pengendalian Diri, Keterampilan Sosial, nilai koefesien determinasi (R2)
Emphaty diperoleh nilai sebesar 0.668. Hal ini
b. Dependent Variable: Tingkat menunjukkan bahwa variabel
Pemahaman Akuntansi
independen memberikan pengaruh
Sumber: Data Olahan, 2014.
sebesar 66.80% terhadap dependen
Dari hasil di atas dapat
dan sisanya dipengaruhi oleh
diperoleh Ftest 23,098 >Ftabel 2,70 dan
variabel-variabel lain yang tidak
P Value sebesar 0,000 < 0,05 yang
termasuk kedalam penelitian ini.
berarti Fhitung >Ftabel. Hal ini berarti
variabel independen secara bersama-

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 19


PENUTUP Saran
Kesimpulan Adapun saran-saran yang dapat
Berdasarkan hasil analisis diberikan sehubungan dengan hasil
dan pembahasan mengenai pengaruh penelitian ini yaitu sebagai berikut :
kecerdasan emosional dan 1. Penelitian ini hanya
kepribadian terhadap tingkat mengambil variable dari
pemahaman akuntansi pada komponen kecerdasan
mahasiswa jurusan akuntansi emosional yaitu Pengenalan
Fakultas Ekonomi Universitas Riau Diri, Pengendalian Diri
maka dapat disajikan kesimpulan Motivasi, empati, dan
bahwa hasil pengujian hipotesis keterampilan sosial serta
pertama menunjukkan bahwa kepribadian sebagai
Pengenalan Diri tidak berpengaruh variabel independen
terhadap Tingkat Pemahaman sehingga membatasi
Akuntansi. Hal yang mendukung pengaruh terhadap Tingkat
bahwa hipotesis ini tidak sama Pemahaman Akuntansi.
dengan hasil penelitian sebelumnya Oleh karena itu, perlu
adalah sampel penelitian yang dikembangkan untuk
berbeda, sehingga didapatkan hasil penelitian selanjutnya
yang berbeda pula. Selain itu hal ini dengan memasukkan
terjadi karena mahasiswa menyadari variabel lainnya.
keterbatasan kemampuan dan 2. Penelitian ini hanya
kepercayaan dalam dirinya untuk dilakukan pada 76 orang.
lebih memahami akuntansi dengan Oleh karena itu, diharapkan
baik. Sedangkan untuk variabel pada penelitian selanjutnya
pengendalian diri, motivasi, empati dilakukan lebih banyak lagi
dan keterampilan sosial serta dengan lingkup wilayah
kepribadian berpengaruh terhadap yang lebih luas. Apabila
tingkat pemahaman akuntansi. diperbanyak populasi dan
sampelnya kemungkinan
akan mendapatkan hasil
yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA Melandy, Rissyo dan Aziza Nurna.


Feist, Jess. 2012. Teori Kepribadian. 2006. Pengaruh Kecerdasan
Jakarta: Salemba Empat Emosional terhadap
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Tingkat Pemahaman
Analisis Multivariate dengan Akuntansi, Kepercayaan Diri
Program SPSS. sebagai Variabel
Semarang. Badan Penerbit Pemoderasi. Jurnal.
Universiyas Diponegoro. Simposium Nasional
Martin, Anthony Dio. 2012. 366 Akuntansi 9 Padang
Emotional Intelligence, Perry, Martin. 2006. Confident
Mengasah Kecerdasan Boosters, Pendongkrak
Emosional Setiap Hari. Kepercayaan Diri. Jakarta:
akarta: Libri. Erlangga.

20

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014


http://books.google.co.id/books
id
Rachmi, Filia. 2010. Pengaruh
Kecerdasan Emosional,
Kecerdasan Spiritual Dan
Perilaku Belajar terhadap
Tingkat Pemahaman
Akuntansi. Skripsi.
Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro. Semarang.
Riswanti, Hanum Atika. 2010.
Pengaruh kemampuan
komunikasi, berpikir kritis
dan Kepribadian terhadap
Pemahaman Akuntansi.
Skripsi. Universitas
Pembangunan “Veteran”.
Jawa Timur
Sari, Yora Komala. 2013. Pengaruh
Pengendalian Diri dan
Perilaku Belajar
terhadap Tingkat
Pemahaman Pengantar
Akuntansi. Jurnal.Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri
Padang.
Sekaran, Uma. 2006. Metode
Penelitian untuk Bisnis,
Edisi keempat (buku 2).
Jakarta: Salemba Empat.

Sekaran, Uma. 2011. Metodologi


Penelitian untuk Bisnis,
Edisi ke 4 (buku 1).
Jakarta: Salemba Empat.

Setiawan Dwi & Ika Andriani. 2007.


Pengaruh Kecerdasan
Emosional terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi. Jurnal.
Fakultas Ekonomi Universitas
Semarang.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepribad
ian.

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 211

You might also like