Professional Documents
Culture Documents
I. TUJUAN
II. TEORI
Elektrogravimetri
Pada elektrogravimetri atau elektroanalisis elemen diendapkan pada elektroda
yang stabil dan arus yang dipakai arus searah. Pada prinsipnya,
elektrodagravimetri sama dengan elektrolisis, hanya pada elektroda grvimetri
dibuat khusus untuk gravimetri. Dimana diharapkan endapan logam mengendap
pada katoda dengan baik dan anodanya tidak larut. Seperti juga pada elektrolisis
pengendapan pada elektroda dikontrol oleh dua hukum, yaitu Hukum Faraday dan
Hukum ohm [4].
Hukum faraday :[4]
1. Jumlah zat yang terjadi pada elektroda berbanding lurus dengan jumlah
coulomb yang mengalir.
2. Dalam elektrolisis jumlah listrik yang sama akan menghasilkan berbagai
macam zat dengan jumlah yang sebanding dengan berat ekuivalen zat-zat
tersebut.
Menurut hukum ini, bila w ialah jumlah zat yang dihasilkan pada elektroda
dan Q adalah jumlah coulomb yang mengalir dalam larutan maka :[4]
W≈Q
Atau karena coulomb = ampere x detik, maka :
W ≈ i.t
Hubungan kedua dari isi hukum faraday tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
e.i.t
W=
F
Dimana, 1/F ialah factor perbandingan.
Bila F = i.t maka w = e, jadi F menunjukan jumlah coulomb yang diperlukan
untuk menghasilkan sebanyak satu ekuivalen zat pada elektroda. Jumlah inni yang
disebut dengan 1 Faraday.
Hukum Faraday dapat dipergunakan untuk beberapa penerapan seperti
elektrogravimetri (mencari jumlah zat yang diendapkan pada elektroda) dan
coulometri (mencari jumlah total arus yang dibutuhkan untuk mengelektrolisa
sejumlah senyawa dengan sempurna); juga dapat dipergunakan untuk mencari
jumlah elektron yang berpengaruh dalam suatu proses elektrolisa.[5]
Elektrogravimetri
Kuat arus (i) berbanding lurus dengan emf (E) dan berbanding terbalik dengan
tahanan (R).
I = E/R
E = i.R
Ada dua macam cara analisis yang berdasarkan pengocokan larutan, yakni :[4]
1. Cara lambat
Tidak dilakukan pengocokan larutan dan elektroda diam pada tempatnya.
2. Cara cepat
Larutan dikocok dengan cepat. Disini dilakukan pengocokan mekanis dengan
membuat anoda yang berputar, yang berupa silinder dari kasa platina dan
dikelilingi oleh silinder yang sama bentuknya (lebih besar), tetapi diam
sebagai katoda. Hasil pengocokan bertujuan agar aliran ion logam selalu
mendekati katoda. Resikonya arus hanya dipakai selama pengendapan logam.
Elektrogravimetri
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Everbach elektrogravimetri : alat elektrogravimetri
2. Gelas piala : tempat larutan
3. Gelas ukur : mengukur volume larutan yang akan
diambil
4. Labu semprot : tempat aquadest
5. Pipet gondok : memindahkan larutan per volume
6. Labu ukur : tempat pengenceran larutan
b. Bahan
1. CuSO4 : bahan dasar (penghasil Cu2+)
2. HNO3 : sebagai depolizer atau buffer potensial,
dimana mencegah reduksi H+ yang
berasal dari H2O (pemberi suasana
asam)
3. H2SO4 : sebagai elektrolit (mempercepat reaksi)
4. Aquadest : sebagai pelarut
Elektrogravimetri
3.2 Cara Kerja
1. Katoda platina dicelupkan dalam larutan HNO3 agar logam yang
mengganggu analisis menjadi larut dan bilas dengan aquadest selanjutnya
dikeringkan dalam oven.
2. Katoda yang bersih dan kering ditimbang beratnya.
3. Pipet 10 mL CuSO4 masukan ke dalam gelas piala, tambahkan HNO3 dan
H2SO4 masing-masing 5 mL dan tambahkan aquadest hingga tepat 200 mL.
4. Larutan tugas diencerkan sampai batas dan dipipet 10 mL, pindahkan pada
gelas piala 250 mL, kemudian tambahkan 5 mL HNO3 dan 5 mL H2SO4 10
N serta aquadest menjadi 200 mL.
5. Elektroda dipasang pada tempatnya dengan elektroda kecil sebagai katoda
dan elektroda besar sebagai anoda . Posisi kutub anoda ditentukan dengan
penempatan saklar polarity ke kiri atau ke kanan.
6. Alat elektrogravimetri dihidupkan, dengan menekan tombol power pada
posisi ON, hidupkan mekanik stirrer, jaga jangan sampai berbenturan antar
elektroda maupun dengan stirrer.
7. Atur pemberian tegangan sehingga dapatkan besaran arus sekitar 2 A,
elektrolisis dilakukan selama 50 menit.
8. Proses ini dilakukan untuk kedua bagian alat, yaitu bagian kanan untuk
sampel dan bagian kiri untuk standar.
9. Setelah 50 menit katoda dicelupkan lebih dalam (sekitar 0,5 cm) dengan
menaikkan posisi gelas piala, dan proses dilanjutkan selama 15 menit lagi
untuk melihat apakah masih terbentuk pelapisan endapan atau tidak.
10. Setelah reaksi sempurna, gelas piala diturunkan sehingga elektroda tidak
lagi tercelup dan alat dimatikan.
11. Elektroda dibilas aquadest, dikeringkan didalam oven dan ditimbang
beratnya.
12. Berat Cu yang terendapkan dapat ditentukan dari selisih berat elektroda
sesudah dan sebelum prose elektrolisis.
13. Elektroda yang telah selesai digunakan direndam dengan asam nitrat dan
dicuci dengan aquadest.
Elektrogravimetri
3.3 Skema Kerja
Katoda Platina
- dicelupkan dalam larutan HNO3
- dibilas dengan aquadest
- dikeringkan dalam oven
- ditimbang beratnya
CuSO4
- dipipet 10 mL
- dimasukkan dalam gelas piala
- di(+) HNO3 dan H2SO4 masing-masing 5 mL
- di(+) aquadest tepat 200 mL
Larutan Tugas
Elektrogravimetri
- setelah 50 menit, katoda dicelupkan (sekitar 0,5 cm)
dengan menaikkan posisi gelas piala
- dilanjutkan 15 menit lagi
- gelas piala diturunkan setelah reaksi sempurna dan
elektroda tidak lagi tercelup
Alat
- dimatikan
Elektroda
- dibilas dengan aquadest
- dikeringkan dalam oven
- ditimbang beratnya
Berat Cu
- ditentukan dari selisih berat elektroda sesudah dan
sebelum elektrolisis
Elektroda
- direndam dengan asam nitrat
- dicuci dengan aquadest
Elektrogravimetri
3.4 Gambar Alat
Everbach Elektrogravimeter
Elektrogravimetri
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Dan Perhitungan
a. Data
1. Massa Elektroda Awal = 15,259 gram
2. Massa Elektroda Akhir = 15,261 gram
3. Massa Cu terendapkan = Massa Akhir – Massa Awal
= (15,261 - 15,259 ) gram
= 0,002 gram
4. Ar Cu = 63,5 g/mol
5. Mr CuSO4 = 159 g/mol
b. Perhitungan
Larutan Standar CuSO4 1% 10 mL
1 g x 1 0mL
Massa CuSO4 1 % = 100 mL
= 0,1 gram
Ar Cu
Massa Cu teori = Mr CuSO x massa CuSO4
4
63,5 g/mol
= x 0,1 g = 0,0398 gram
159,5 g/mol
massa percobaan
Rendemen = x 100 %
massa teori
0,002 gram
= x 100 % = 5.025 %
0,0398 gram
Elektrogravimetri
Mr CuSO4
Massa Cu = x massa CuSO4
Ar Cu
159 g/mol
0,0224 gram = x massa CuSO4
63,5 g/mol
= 0.89 mL
Cx Sebenarnya = 6 mL
6 mL-0.89 mL
= x 100 %
6 mL
= 85.17 %
Elektrogravimetri
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, yaitu elektrogravimetri yang dapat digunakan untuk
menentukan kadar dari suatu logam tertentu didalam larutannya. Pada praktikum
ini kami melakukan percobaan dengan menggunakan CuSO4 sebagai larutan,
dimana percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar dari Cu didalam
larutannya. Alat elektrogravimetri ini bekerja berdasarkan prinsip elektrolisis,
dengan pemberian arus listrik menyebabkan reaksi kimia reduksi komponen pada
katoda dan sebaliknya proses oksidasi pada anodanya. Katoda elektroda kecil dan
anoda elektroda besar, alasannya karena saat penimbangan, ketelitian pada katoda
besar itu kecil dan kemugkinan pengotor-pengotor lain yang menempel banyak.
Makanya katoda itu elektroda yang kecil dengan ketelitian besar dan pengotor-
pengotor lain yang menempel lebih sedikit. Dan konsentrasi Cu2+ yang digunakan
sangat kecil dan kemungkinan mengendap itu kecil.
Pada praktikum ini, HNO3 berfungsi sebagai depolizer atau buffer
potensial dimana mencegah reduksi H+ yang berasal dari H2O. H+ jika terlalu
banyak pada larutan akan mengganggu jalanya reaksi dimana H+ akan menempel
pada katoda sehingga menghalangi Cu2+ yang akan menempel pada katoda.
Sehingga antara H+ dan Cu2+ akan bersaing untuk menempel pada katoda yang
memiliki muatan negatif. Akibat inilah yang menyebabkan rendemen yang
dihasilkan oleh Cu2+ akan berkurang. Seandainya tanpa HNO3, maka yang
tereduksi terlebih dahulu adalah H+ karena H+ lebih cepat tereduksi daripada Cu2+.
H2SO4 yang berfungsi untuk mempercepat reaksi penguraian.
Pada percobaan ini, digunakan elektroda platina. Hal ini disebabkan
karena elektroda ini bekerja baik sebagai elektroda indikator, yang berfungsi
untuk membangkitkan kecenderungan sistem tersebut dalam mengambil atau
melepaskan elektron, sedangkan ia tidak ikut secara nyata dalam reaksi redoks.
Pada percobaan digunakan arus sebesar 2 A. Hal ini dikarenakan pada
analisa ion Cu2+ dalam larutan tersebut digunakan cara cepat dengan pengadukan.
Pada analisa elektrogravimetri ini yang ditentukan adalah logam Cu yang
mengendap pada katoda karena ion Cu2+ mengalami reduksi dan pada anoda
mengalami okdidasi hal ini ditandai dengan adanya gelembung-gelembung gas
yang terbentuk pada larutan. Pada percobaan ini kami memperoleh rendemen pada
Elektrogravimetri
larutan standar 10 mL CuSO4 1 % sebesar 5.025 % sedangkan % kesalahan pada
larutan sampel (Cx) CuSO4 1 % sebesar 85.17 %. Kesalahan yang dilakukan pada
larutan sampel lebih besar. Hal ini disebabkan oleh kurang teliti dalam
penambahan zat, reaksi belum terjadi secara sempurna. Masih banyaknya Cu2+
yang terdapat pada larutan mengakibatkan warna larutan masih keruh. Dan adanya
endapan yang meluruh saat pengeringan endapan.
Elektrogravimetri
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Analisa gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur
atau senyawa, sedangkan elektrogravimetri adalah suatu metoda analisis
kuantitatif berdasarkan pengendapan atau pendepositan logam tersebut pada
elektroda dengan bantuan arus listrik.
2. Prinsip dari praktikum ini yaitu elektrolisis dan pengendapan.
3. Cu2+ menempel pada katoda, sedangkan arus yang digunakan adalah arus
searah.
4. Pengendapan sempurna yaitu jika sudah tidak terdapat lagi gelembung gas
pada larutan atau sudah tidak terjadi perubahan warna pada katoda.
5. Reaksi yang terjadi :
2Cu+2 + 4e 2Cu
2H2O 4H+ + O2 + 4e
2Cu+2 + 2H2O 2Cu + 4H+ + O2
6. Rendemen yang yang didapatkan pada larutan standar 10 mL CuSO4 1 %
sebesar 5.025 %.
7. % kesalahan pada larutan sampel (Cx) CuSO4 1 % sebesar 85.17 %.
5.2 Saran
Untuk mendapatkan percobaan yang memuaskan lagi, maka disarankan
untuk:
1. Hati-hati dalam pemasangan elektroda, jangan sampai bersentuhan antara
elektroda dengan mekanik stirrer.
2. Pahami cara kerja dengan baik dan lakukan sesuai dengan prosedur.
3. Jika elektrolisa sudah selesai, keluarkan elektroda saat masih ada arus.
Tujuannya menghindari pelarutan kembali endapan.
Elektrogravimetri
DAFTAR PUSTAKA
Elektrogravimetri