You are on page 1of 2

Ibu Santi Sugiari Bustam,S.Farm,Apt . Namanya.

Beliau menjabat sebagai kepala


sekolah di tahun kedua saya dan rekan rekan saya menduduki bangku SMK.
Berselisih paham dan beradu argumen dengan beliau adalah keharusan, walapun
kami tau, beliau adalah tingkatan tertinggi di sekolah, kami tidak peduli, fikir kami.
bahkan seantero sekolah sudah mengetahui itu, ibu kantin pun juga sudah tau,
sekeren itu memang kami. sampai akhirnya tiba disuatu permasalahan yang
menurut kami memang sudah harus di kritisi. saya dan rekan rekan saya
berkumpul di ruangan petak dengan papan nama yang terletak dengan kokoh
diatas meja "Santi Sugiarti Bustam" , perbincangan yang bermula santai namun
kian berapi. ruangan sangat panas sekali waktu itu, walaupun pendingin ruangan
sudah berada di suhu terendah. perbincangan yang tidak ada ujungnya, kami tidak
ada yang mau kalah. sapai akhirnya saya jengah dan angkat bicara dengan nada
yang berbeda dengan sebelumnya, lebih dingin. "Rosy ini berbicara dan jalan
fikirannya sudah seperti anak BEM universitas aja" jawabnya. skak. saya mendapati
kelemahannya. bibir saya melengkung secara tiba tiba , saya menang, fikir saya.
tidak mau kalah, dia membuat perbincangan kami kian memutar, itu lagi itu lagi,
dari pada membuang waktu dan tenaga lebih banyak lagi, kami sudahi untuk hari
itu saja. kami beri waktu beliau untuk berfikir, fikir kami. sekarang, mengingat
ucapan beliau terkait jalan fikiran saya seperti anak BEM saat itu, padahal saat itu
saya hanya menjabat sekedar Sekretaris OSIS,dan Ketua Umum di salah satu
ekstrakulikuler ,berbeda sekali dengan BEM.Atas semuanya,saya ingin
berterimakasih, berkat ucapan beliau,alih alih doa , sekarang saya betul betul
anggota BEM dengan jabatan cukup tinggi. Terimakasih ibu santi atas segalanya,
segala emosi yang berdebar, dan pilihan pilihan sulit yang selalu anda berikan,
membuat saya dan rekan saya berfikir lebih keras dan tentunya lebih berkembang.
Jaga kesehatan, jika bertemu di kemudian hari kita sudah berdamai, alih alih saling
menunjukan, siapa diri kita yang sebenarnya. ☺ ps. foto ini diambil tidak sengaja
ketika saya sedang sibuk sibuknya labor dan mengharuskan berlalu lalang melewati
ruangan beliau,saya diberhentikan. seperti sudah disusun rapih, sudah ada rekan
saya, arul, yang akan memotret kami. dan terjadilah foto alakadarnyaaa, coba tebak,
reaksi arul seperti apa ketika memotret kami?

You might also like