sekolah di tahun kedua saya dan rekan rekan saya menduduki bangku SMK. Berselisih paham dan beradu argumen dengan beliau adalah keharusan, walapun kami tau, beliau adalah tingkatan tertinggi di sekolah, kami tidak peduli, fikir kami. bahkan seantero sekolah sudah mengetahui itu, ibu kantin pun juga sudah tau, sekeren itu memang kami. sampai akhirnya tiba disuatu permasalahan yang menurut kami memang sudah harus di kritisi. saya dan rekan rekan saya berkumpul di ruangan petak dengan papan nama yang terletak dengan kokoh diatas meja "Santi Sugiarti Bustam" , perbincangan yang bermula santai namun kian berapi. ruangan sangat panas sekali waktu itu, walaupun pendingin ruangan sudah berada di suhu terendah. perbincangan yang tidak ada ujungnya, kami tidak ada yang mau kalah. sapai akhirnya saya jengah dan angkat bicara dengan nada yang berbeda dengan sebelumnya, lebih dingin. "Rosy ini berbicara dan jalan fikirannya sudah seperti anak BEM universitas aja" jawabnya. skak. saya mendapati kelemahannya. bibir saya melengkung secara tiba tiba , saya menang, fikir saya. tidak mau kalah, dia membuat perbincangan kami kian memutar, itu lagi itu lagi, dari pada membuang waktu dan tenaga lebih banyak lagi, kami sudahi untuk hari itu saja. kami beri waktu beliau untuk berfikir, fikir kami. sekarang, mengingat ucapan beliau terkait jalan fikiran saya seperti anak BEM saat itu, padahal saat itu saya hanya menjabat sekedar Sekretaris OSIS,dan Ketua Umum di salah satu ekstrakulikuler ,berbeda sekali dengan BEM.Atas semuanya,saya ingin berterimakasih, berkat ucapan beliau,alih alih doa , sekarang saya betul betul anggota BEM dengan jabatan cukup tinggi. Terimakasih ibu santi atas segalanya, segala emosi yang berdebar, dan pilihan pilihan sulit yang selalu anda berikan, membuat saya dan rekan saya berfikir lebih keras dan tentunya lebih berkembang. Jaga kesehatan, jika bertemu di kemudian hari kita sudah berdamai, alih alih saling menunjukan, siapa diri kita yang sebenarnya. ☺ ps. foto ini diambil tidak sengaja ketika saya sedang sibuk sibuknya labor dan mengharuskan berlalu lalang melewati ruangan beliau,saya diberhentikan. seperti sudah disusun rapih, sudah ada rekan saya, arul, yang akan memotret kami. dan terjadilah foto alakadarnyaaa, coba tebak, reaksi arul seperti apa ketika memotret kami?