Professional Documents
Culture Documents
Masalah Keperawatan
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan
muntah
Tindakan Keperawatan
Pemasangan infuse
Rasional Tindakan
Pemberian cairan melalui infus dengan memasukan ke dalam vena (pembuluh
darah) atau mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang didasarkan atas
status hidrasi pasien, konsentrasi elektrolit, dan kelainan metabolik yang tidak
dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral, memberikan keseimbangan
asam basa, memperbaiki volume komponen darah dan memberikan nutrisi saat
sistem pencernaan diistirahatkan.
Prinsip Tindakan
Bila dalam pemasangan IV cateter salah bisa melukai pasien, vena menjadi
pecah atau membiru, cairan tidak bisa masuk melalui vena, bisa terjadi
Hasil yang didapat dari tindakan ini adalah bahwa pasien dapat memenuhi
kebutuhan cairan dan elektrolit melalui botol infuse. Seringnya dalam keadaan
sakit pola makan seseorang berubah menjadi tidak nafsu makan maupun
minum. Padahal salah satu hal yang penting dalam mencapai kesembuhan dari
penyakit adalah factor nutrisi. Oleh karena itu untuk mendapatkan tunjangan
nutrisi yang selalu dipertahankan stabil dan adekuat perlu dipasang infuse
supaya pasien tidak dehidrasi dan tidak terjadi kekurangan volume cairan.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD) DIRUANG IGD OBGYN
1. Masalah Keperawatan :
Nyeri akut berhubungan dengan Agen cedera biologis
2. Tindakan Keperawatan :
Pemberian obat melalui (injeksi conekta) Intravena obat Paracetamol
3. Rasional Tindakan :
Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena sehingga
obat langsung masuk ke dalam sistem sirkulasi darah. Injeksi dalam
pembuluh darah menghasilkan efek tercepat dalam waktu 18 detik, yaitu
waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar ke seluruh jaringan. Tetapi,
lama kerja obat biasanya hanya singkat. Cara ini digunakan untuk mencapai
penakaran yang tepat dan dapat dipercaya, atau efek yang sangat cepat dan
kuat. Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau menimbulkan endapan
dengan protein atau butiran darah.
4. Prinsip Tindakan :
Memberikan injeksi merupakan prosedur invasif yang harus dilakukan
dengan menggunakan teknik steril. Seteleh jarum menembus kulit muncul
resiko infeksi.
Alat-Alat Bolus :
a. Obat dalam bentuk vial/ampul sudah di dalam spuit sesuai dengan dosis
yang di resepkan
b. Bengkok
c. Tempat obat
Prosedur Tindakan Bolus :
a. Komunikasi
b. Persiapan alat
c. Cuci tangan, pakai sarung tangan
d. Offkan tetesan cairan infus
e. Klem selang infus
f. Pada karet yang ada di selang infus terdapat tanda seperti bulatan yaitu
untuk titik penyuntikan atau ada juga terdapat lubang buka tutup khusus
untuk membolus.
g. Jika menggunakan lubang buka tutup khusus langsung memisahkan spuit
dengan jarum/nedelnya kemudiah spuit di masukan dan di putar sampai pas
jika sudah dorong spuit secara perlahan dan sealu kominikasi dengan
pasien agar pasien rilexs, sengusap ngusap pembuluh darah vena pasien
agar obat masuk dengan lancar. Dorong hingga habis
h. Jika menggunakan karet yang ada di selang infus maka harus
menencari titik penyuntikan yang sudah di beri tanda dengan lingkaran,
jika sudah ketemu tusukan perlahan jarum dan spuit di karet lalu dorong
spuit secara perlahan dan sealu kominikasi dengan pasien agar pasien
rilexs, sengusap ngusap pembuluh darah vena pasien agar obat masuk
dengan lancar. Dorong hingga habis
i. Cabut spuit/jarum bersihkan kembali dengan alcohol
j. Merapihkan alat.
5. Bahaya Terhadap Tindakan yang dilakukan :
Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat
koloid darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini “benda asing”
langsung dimasukkan ke dalam sirkulasi, misalnya tekanan darah mendadak
turun dan timbulnya shock. Bahaya ini lebih besar bila injeksi dilakukan
terlalu cepat, sehingga kadar obat setempat dalam darah meningkat terlalu
pesat. Oleh karena itu, setiap injeksi intravena sebaiknya dilakukan amat
perlahan, antara 50-70 detik lamanya.
6. Tindakan lain yang dapat dilakukan :
1. Memonitor vital sign
2. Mengajarkan teknik manajemen nyeri nonfarmakologi (Teknik Relaksasi
Nafas Dalam)
7. Evaluasi Diri :
Sebelum melakukan tindakan telah dilakukan prinsip 7 B sehingga
kemungkinan kesalahan pemberian obat tidak terjadi.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD) DIRUANG IGD OBGYN
Pengukuran Nadi
1. Tentukan titik nadi yang akan dikaji
2. Tempatkan tiga jari tengah di atas titi nadi
3. Kaji ritme nadi dan volume nadi selama 1 menit penuh
Pengukuran Pernapasan
1. Observasi/Palpasi pergerakan dada klien
2. Kaji kedalaman dan ritme respirasi selama 1 menit penuh
d. Tahap Terminasi
1. Evaluasi
2. Pasien nyaman
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Dokumentasi
Tanggal, jam dan nama terang
Respon klien terhadap prosedur
1. Masalah Keperawatan
Hipertermia (00007) berhubungan dengan proses infeksi.
1. Tindakan Keperawatan
Pemberian Kompres hangat
2. Rasional Tindakan
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh
yang memerlukan. Dengan tujuan :Memperlancar sirkulasi darah,
Menurunkan suhu tubuh, Mengurangi rasa sakit, Memberi rasa hangat,
nyaman dan tenang pada klien, Memperlancar pengeluaran eksudat,
Merangsang peristaltic usus
3. Prinsip Tindakan
Pemberian Kompres Hangat
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi
Persiapan alat
a) Baskom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46 c)
b) Bak steril berisi dua buah kasa beberapa potongan dengan ukuran yang
sesuai
c) Kasa perban atau kain segitiga
d) Pengalas
e) Sarung tangan bersih di tempatnya
f) Bengkok 2 buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)
g) Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan
h) Pinset anatomi 2 buah
i) Korentang
Prosedur tindakan
a) Tahap interaksi
Mengecek program terapi
Mencuci tangan dan Menyiapakan alat
b) Tahap orientasi
Memberikan salam dan sapa pasien
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
c) Tahap kerja
Dekatkan alat-alat kedekat klien
Perhatikan privacy klien
Cuci tangan
Atur posisi klien yang nyaman
Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres
Kenakan sarum tangan lalu buka perban, bila diperban kemudian
buang bekas balutan ke dalam bengkok kosong
Ambil beberapa potongan kasa dengan pionset dari bak steril, lalu
masukkan ke dalam kom yang berisi cairan hangat
Kemudian ambil kasa tersebut, lalu bentangkan dan letakkan pada
area yang akan dikompres
Bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu tuutp/lapisi
dengan kasa kering, selanjutnya dibalut dengan kasa
Lakukan prasat ini selama 15-30 menit atai sesuai program dengan
anti balutan kompres tiap 5 menit
Lepaskan sarung tangan
Atur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman\
Bereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali
Cuci tangan
d) Tahap terminasi
Melakukan evaluasi tindakan
Berpamitan dengan pasien
Mencuci tangan dan dokumentasi
Bahaya terhadap tindakan yang dilakukan
Bahaya : Saat melakukan kompres hangat jangan letakkan kantong air hangat
di bagian tubuh yang telanjang, lapis kantong dengan kain flannel atau
pengalas, dan untuk kompres hangat yang berlangsung lama dapat
menyebabkan cedera pada kulit, dan dapat juga menyebabkan pembuluh
darah otak mengalami dilatasi dan menyebabkan sakit kepla jika kompres
berlangsung lama di kepala
Tindakan lain yang dapat dilakukan
Memonitor tanda-tanda vital
Pemberian cairan oral/enteral
Pemberian obat antipiretik
Evaluasi diri
Pada intervensi kompres hangat saya hanya menjadi observasi semntara
orang tua klien yang memberi kompres hangat dengan alasan memandirikan
keluarga pasien.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD) DIRUANG IGD OBGYN
1. Masalah Keperawatan :
Ketidakefektifan pola nafas
2. Tindakan Keperawatan :
Pemberian Terapi Oksigen Canula Nasal 3 Liter/menit
3. Rasional Tindakan :
Pemberian oksigen dimaksudkan untuk mensuport transport oksigen yang
adekuat dalam darah sehingga jaringan dalam tubuh tidak kekurangan O2.
Pemberian oksigen lewat non rebreathing mask dimaksudkan untuk
mencukupi kebutuhan oksigen miokard dan seluruh tubuh mencapai 80-
90%.
4. Prinsip Tindakan :
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter
d. Prosedur pemberian O2 melalui Canula Nasal 3 Liter/menit:
1) Persiapan alat
a. Alat simple mask
b. Humidifier dan air aquadest
2) Prosedur tindakan :
a. Cuci tangan
b. Jelaskan tindakan
c. Pasangkan alat simple mask kesaluran humidifier
d. Aturtekanan O2 yang akan diberikan yaitu 3 L/menit
e. Pasangkan alat canula nasal hingga tepat lobang hidung klien
f. Pastikan O2 yang diberikan bisa masuk ke dalam saluran
pernapasan klien
5. Bahaya Terhadap Tindakan yang dilakukan :
Bahaya yang dapat terjadi untuk pemberian O2 yang berlebihan adalah
timbulnya kondisi Hipokapneu karena konsentrasi O2 dalam darah yang
terlalu tinggi. Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan teori
diantaranya adalah untuk tindakan tidak mencuci tangan dapat
memperbesar penularan penyakit, penggunaan nasal kanul yang tidak steril
juga memperbesar penularan penyakit melalui secret dari satu pasien ke
pasien lain. Penggunaan cairan humidifier yang tidak steril meningkatkan
kemungkinan kuman-kuman yang terkandung dalam air akan terhirup oleh
klien
1. Tindakan lain yang dapat dilakukan :
a. Mengobservasi tanda-tanda vital
b. Mempertahankan tirah baring dan berikan posisi semi fowler
c. Memantau saturasi oksigen
2. Evaluasi Diri
Tindakan ini dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Setelah
pemasangan oksigen kaji respon klien
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD) DI RUANGAN IGD OBGYN RSUP Dr. WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR
Nama Pasien : Ny D
Diagnose Medis : Ca Ovarium
Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan Pola Napas
Tindakan Keperawatan
Memberikan Oksigen Nasal Kanul 3 Liter/menit
Rasional Tindakan
Pemberian oksigen dimaksudkan untuk memberikan tambahan oksigen pada
klien yang mengalami sesak napas akibat perubahan membran alveolar
kapiler. Terapi oksigen yaitu memasukkan oksigen tambahan dari luar ke
paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan
pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi sehingga konsentrasi
oksigen dalam darah meningkat. Tujuan pemberian yaitu:
Klien dengan kadar O2 rendah dari hasil Analisa Gas Darah
Klien dengan peningkatan kerja napas, dimana tubuh berespon terhadap
keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernapasan
serta adanya kerja otot-otot tambahan pernapasan,
Klien dengan peningkatan kerja miokard dimana jantung berusaha untuk
mengatasi gangguan O2 melalu peningkatan laju pompa jantung yang
adekuat.
Prinsip Tindakan
Pemberian Posisi semifowler
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi
d. Memastikan selanag O2 tidak bocor
e. Humidifier berada pada level yang tepat
f. Jauh dari api
Persiapan alat
Tabung O2 / O2 sentral pada dinding
Selang O2
Prosedur tindakan
a) Tahap interaksi
Mengecek program terapi
Mencuci tangan
Menyiapakan alat
b) Tahap orientasi
Memberikan salam dan sapa pasien
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
c) Tahap kerja
Menjaga privacy pasien
Mempersiapkan pasien
Mengatur posisi pasien semifowler
Menyiapkan selang O2 dan disambungkan ke tabung O2
Memastikan humidifier berada pada posisi yang tepat
Sesuaikan aliran O2 sesuai advise
Memakainkan nasal kanul pada pasien
Fiksasi selang O2
d) Tahap terminasi
Melakukan evaluasi tindakan
Berpamitan dengan pasien
Mencuci tangan dan dokumentasi
Bahaya terhadap tindakan yang dilakukan
Bahaya : Pemberian oksigen yang berlebihan dan secara terus-menerus pada
klien dapat menyebabkan Hipokapneu karena konsentrasi O2 dalam darah
yang terlalu tinggi. Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan teori
diantaranya adalah untuk tindakan tidak mencuci tangan dapat memperbesar
penulran penyakit, penggunaan nasal kanul yang tidak steril juga
memperbesar penularan penyakit melalu secret dari satu pasien ke pasien
lain. Penggunaan cairan humidifier yang tidak steril meningkatkan
kemungkinan kuman-kuman yang terkandung dalam air akan terhirup oleh
klien.
Pencegahan : Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan,
mengecek cairan humidifier apakah masih terisi dan selalu memonitor
pemberian O2 setiap 2 jam sekali dan selalu memantau reaksi alergi yang
mencul secara periodic setelah pemajanan terhadap alergen spesifik, obat-
obatan tertentu, dan latihan fisik.
Tindakan lain yang dapat dilakukan
Memonitor status respirasi pasien
Fisioterapi dada
Evaluasi diri
Pemberian oksigen nasal kanul 3 liter/menit saya lakukan tanpa ditemani
perawat ruangan. Pada saat pemberian saya tidak sengaja memutar roll
humidifier secara cepat hingga 10 liter sehingga pasien menjadi kaget karena
aliran oksigennya begitu keras.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD) DIRUANG IGD OBGYN
Pengukuran Nadi
4. Tentukan titik nadi yang akan dikaji
5. Tempatkan tiga jari tengah di atas titi nadi
6. Kaji ritme nadi dan volume nadi selama 1 menit penuh
Pengukuran Pernapasan
3. Observasi/Palpasi pergerakan dada klien
4. Kaji kedalaman dan ritme respirasi selama 1 menit penuh
h. Tahap Terminasi
5. Evaluasi
6. Pasien nyaman
7. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
8. Dokumentasi
Tanggal, jam dan nama terang
Respon klien terhadap prosedur
Masalah Keperawatan
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan
muntah
Tindakan Keperawatan
Pemasangan infuse
Rasional Tindakan
Pemberian cairan melalui infus dengan memasukan ke dalam vena (pembuluh
darah) atau mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang didasarkan atas
status hidrasi pasien, konsentrasi elektrolit, dan kelainan metabolik yang tidak
dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral, memberikan keseimbangan
asam basa, memperbaiki volume komponen darah dan memberikan nutrisi saat
sistem pencernaan diistirahatkan.
Prinsip Tindakan
Bila dalam pemasangan IV cateter salah bisa melukai pasien, vena menjadi
pecah atau membiru, cairan tidak bisa masuk melalui vena, bisa terjadi
Hasil yang didapat dari tindakan ini adalah bahwa pasien dapat memenuhi
kebutuhan cairan dan elektrolit melalui botol infuse. Seringnya dalam keadaan
sakit pola makan seseorang berubah menjadi tidak nafsu makan maupun
minum. Padahal salah satu hal yang penting dalam mencapai kesembuhan dari
penyakit adalah factor nutrisi. Oleh karena itu untuk mendapatkan tunjangan
nutrisi yang selalu dipertahankan stabil dan adekuat perlu dipasang infuse
supaya pasien tidak dehidrasi dan tidak terjadi kekurangan volume cairan.
Nama Pasien : Ny R
Diagnose Medis : Ca Ovarium
Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan Pola Napas
Tindakan Keperawatan
Memberikan Oksigen Nasal Kanul 3 Liter/meni
Rasional Tindakan
Pemberian oksigen dimaksudkan untuk memberikan tambahan oksigen pada
klien yang mengalami sesak napas akibat perubahan membran alveolar
kapiler. Terapi oksigen yaitu memasukkan oksigen tambahan dari luar ke
paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan
pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi sehingga konsentrasi
oksigen dalam darah meningkat. Tujuan pemberian yaitu:
Klien dengan kadar O2 rendah dari hasil Analisa Gas Darah
Klien dengan peningkatan kerja napas, dimana tubuh berespon terhadap
keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernapasan
serta adanya kerja otot-otot tambahan pernapasan,
Klien dengan peningkatan kerja miokard dimana jantung berusaha untuk
mengatasi gangguan O2 melalu peningkatan laju pompa jantung yang
adekuat.
Prinsip Tindakan
Pemberian Posisi semifowler
A. Bersih
b) Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c) Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi
d) Memastikan selanag O2 tidak bocor
e) Humidifier berada pada level yang tepat
f) Jauh dari api
Persiapan alat
Tabung O2 / O2 sentral pada dinding
Selang O2
Prosedur tindakan
e) Tahap interaksi
Mengecek program terapi
Mencuci tangan
Menyiapakan alat
f) Tahap orientasi
Memberikan salam dan sapa pasien
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
g) Tahap kerja
Menjaga privacy pasien
Mempersiapkan pasien
Mengatur posisi pasien semifowler
Menyiapkan selang O2 dan disambungkan ke tabung O2
Memastikan humidifier berada pada posisi yang tepat
Sesuaikan aliran O2 sesuai advise
Memakainkan nasal kanul pada pasien
Fiksasi selang O2
h) Tahap terminasi
Melakukan evaluasi tindakan
Berpamitan dengan pasien
Mencuci tangan dan dokumentasi
Bahaya terhadap tindakan yang dilakukan
Bahaya : Pemberian oksigen yang berlebihan dan secara terus-menerus pada
klien dapat menyebabkan Hipokapneu karena konsentrasi O2 dalam darah
yang terlalu tinggi. Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan teori
diantaranya adalah untuk tindakan tidak mencuci tangan dapat memperbesar
penulran penyakit, penggunaan nasal kanul yang tidak steril juga
memperbesar penularan penyakit melalu secret dari satu pasien ke pasien
lain. Penggunaan cairan humidifier yang tidak steril meningkatkan
kemungkinan kuman-kuman yang terkandung dalam air akan terhirup oleh
klien.
Pencegahan : Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan,
mengecek cairan humidifier apakah masih terisi dan selalu memonitor
pemberian O2 setiap 2 jam sekali dan selalu memantau reaksi alergi yang
mencul secara periodic setelah pemajanan terhadap alergen spesifik, obat-
obatan tertentu, dan latihan fisik.
Tindakan lain yang dapat dilakukan
Memonitor status respirasi pasien
Fisioterapi dada
Evaluasi diri
Pemberian oksigen nasal kanul 3 liter/menit saya lakukan tanpa ditemani
perawat ruangan. Pada saat pemberian saya tidak sengaja memutar roll
humidifier secara cepat hingga 10 liter sehingga pasien menjadi kaget karena
aliran oksigennya begitu keras.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD) DIRUANG IGD OBGYN
Pengukuran Nadi
7. Tentukan titik nadi yang akan dikaji
8. Tempatkan tiga jari tengah di atas titi nadi
9. Kaji ritme nadi dan volume nadi selama 1 menit penuh
Pengukuran Pernapasan
5. Observasi/Palpasi pergerakan dada klien
6. Kaji kedalaman dan ritme respirasi selama 1 menit penuh
l. Tahap Terminasi
9. Evaluasi
10. Pasien nyaman
11. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
12. Dokumentasi
Tanggal, jam dan nama terang
Respon klien terhadap prosedur
1. Masalah Keperawatan :
Resiko Perdarahan
2. Tindakan Keperawatan :
Pemasangan Infus dengan Ringer Laktat 20 tts/menit
3. Rasional Tindakan :
Terapi intravena adalah tindakan yang dilakukan dengan cara memasukkan
cairan, elektrolit, obat intravena dan nutrisi parenteral ke dalam tubuh
melalui intravena. Tindakan ini sering merupakan tindakan life saving
seperti pada kehilangan cairan yang banyak, dehidrasi dan syok, karena itu
keberhasilan terapi dan cara pemberian yang aman diperlukan pengetahuan
dasar tentang keseimbangan cairan dan elektrolit serta asam basa. Tindakan
ini merupakan metode efektif dan efisien dalam memberikan suplai cairan
ke dalam kompartemen intravaskuler. Terapi intravena dilakukan
berdasarkan order dokter dan perawat bertanggung jawab dalam
pemeliharaan terapi yang dilakukan. Pemilihan pemasangan terapi
intravena didasarkan pada beberapa faktor, yaitu tujuan dan lamanya terapi,
diagnosa pasien, usia, riwayat kesehatan dan kondisi vena pasien. Apabila
pemberian terapi intravena dibutuhkan dan diprogramkan oleh dokter, maka
perawat harus mengidentifikasi larutan yang benar, peralatan dan prosedur
yang dibutuhkan serta mengatur dan mempertahankan sistem.
4. Prinsip Tindakan :
1. Jarum yang tetap steril
2. Bersih
3. Aseptic
4. Dokumentasi (tanggal pemasangan, jumlah tetesan dan cairan infuse yang
diberikan)
5. Bahaya Terhadap Tindakan yang dilakukan :
3. Hematoma, yakni darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat
pecahnya pembuluh darah arteri vena, atau kapiler, terjadi akibat
penekanan yang kurang tepat saat memasukkan jarum, atau “tusukan”
berulang pada pembuluh darah.
4. Infiltrasi, yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan
pembuluh darah), terjadi akibat ujung jarum infus melewati pembuluh
darah.
5. Tromboflebitis, atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena, terjadi
akibat infus yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.
6. Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah, terjadi
akibat masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh
darah
7. Komplikasi yang dapat terjadi dalam pemberian cairan melalui infus :
Rasa perih/sakit
Reaksi alergi
6. Tindakan lain yang dapat dilakukan :
1. Monitor vital sign
2. Berikan cairan oral
3. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan dan minum
4. Atur kemungkinan tranfusi
5. Observasi tanda/ reaksi alergi terhadap infus atau kompliksi lain
7. Evaluasi Diri :
Pemasangan infus ini sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan
prosedur telah ditetapkan (SOAP, lebih percaya diri lagi dalam dan yakin
ketika melakukan tindakan ke pasien
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD) DI RUANGAN IGD OBGYN RSUP Dr. WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR
1. Masalah Keperawatan :
Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus
2. Tindakan Keperawatan :
Pemberian obat melalui (injeksi conekta) Intravena obat Rantidine 2 ml
3. Rasional Tindakan :
Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena sehingga
obat langsung masuk ke dalam sistem sirkulasi darah. Injeksi dalam
pembuluh darah menghasilkan efek tercepat dalam waktu 18 detik, yaitu
waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar ke seluruh jaringan. Tetapi,
lama kerja obat biasanya hanya singkat. Cara ini digunakan untuk mencapai
penakaran yang tepat dan dapat dipercaya, atau efek yang sangat cepat dan
kuat. Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau menimbulkan endapan
dengan protein atau butiran darah.
4. Prinsip Tindakan :
Memberikan injeksi merupakan prosedur invasif yang harus dilakukan
dengan menggunakan teknik steril. Seteleh jarum menembus kulit muncul
resiko infeksi.
Alat-Alat Bolus :
a) Obat dalam bentuk vial/ampul sudah di dalam spuit sesuai dengan
dosis yang di resepkan
b) Bengkok
c) Tempat obat
Prosedur Tindakan Bolus :
a. Komunikasi terapeutik
b. Persiapan alat
c. Cuci tangan, pakai sarung tangan
d. Offkan tetesan cairan infus
e. Klem selang infus
f. Pada karet yang ada di selang infus terdapat tanda seperti bulatan
yaitu untuk titik penyuntikan atau ada juga terdapat lubang buka
tutup khusus untuk membolus.
g. Jika menggunakan lubang buka tutup khusus langsung memisahkan
spuit dengan jarum/nedelnya kemudiah spuit di masukan dan di
putar sampai pas jika sudah dorong spuit secara perlahan dan sealu
kominikasi dengan pasien agar pasien rilexs, sengusap ngusap
pembuluh darah vena pasien agar obat masuk dengan lancar.
Dorong hingga habis
h. Jika menggunakan karet yang ada di selang infus maka harus
menencari titik penyuntikan yang sudah di beri tanda dengan
lingkaran, jika sudah ketemu tusukan perlahan jarum dan spuit di
karet lalu dorong spuit secara perlahan dan sealu kominikasi dengan
pasien agar pasien rilexs, sengusap ngusap pembuluh darah vena
pasien agar obat masuk dengan lancar. Dorong hingga habis
i. Cabut spuit/jarum bersihkan kembali dengan alcohol
j. Merapihkan alat.
5. Bahaya Terhadap Tindakan yang dilakukan :
Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat
koloid darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini “benda asing”
langsung dimasukkan ke dalam sirkulasi, misalnya tekanan darah mendadak
turun dan timbulnya shock. Bahaya ini lebih besar bila injeksi dilakukan
terlalu cepat, sehingga kadar obat setempat dalam darah meningkat terlalu
pesat. Oleh karena itu, setiap injeksi intravena sebaiknya dilakukan amat
perlahan, antara 50-70 detik lamanya.
6. Tindakan lain yang dapat dilakukan :
a. Memonitor vital sign
b. Mengajarkan teknik manajemen nyeri nonfarmakologi (Teknik
Relaksasi Nafas Dalam)
7. Evaluasi Diri :
Sebelum melakukan tindakan telah dilakukan prinsip 7 B sehingga
kemungkinan kesalahan pemberian obat tidak terjadi.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD) DI RUANGAN IGD OBGYN RSUP Dr. WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR
1. Masalah Keperawatan :
Ketidakefektifan pola nafas
2. Tindakan Keperawatan :
Pemberian Terapi Canula Nasal 3 Liter/menit
3. Rasional Tindakan :
Pemberian oksigen dimaksudkan untuk memberikan tambahan oksigen
pada klien yang mengalami sesak napas akibat perubahan membran
alveolar kapiler. Terapi oksigen yaitu memasukkan oksigen tambahan dari
luar ke paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat sesuai
kebutuhan pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi
sehingga konsentrasi oksigen dalam darah meningkat.
Tujuan pemberian yaitu:
Klien dengan kadar O2 rendah dari hasil Analisa Gas Darah
Klien dengan peningkatan kerja napas, dimana tubuh berespon terhadap
keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernapasan
serta adanya kerja otot-otot tambahan pernapasan,
Klien dengan peningkatan kerja miokard dimana jantung berusaha untuk
mengatasi gangguan O2 melalu peningkatan laju pompa jantung yang
adekuat.
4. Prinsip Tindakan :
Pemberian Posisi semifowler
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi
d. Memastikan selanag O2 tidak bocor
e. Humidifier berada pada level yang tepat
f. Jauh dari api
Persiapan alat
Tabung O2 / O2 sentral pada dinding
Selang O2
Prosedur tindakan
a) Tahap interaksi
Mengecek program terapi
Mencuci tangan
Menyiapakan alat
b) Tahap orientasi
Memberikan salam dan sapa pasien
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
c) Tahap kerja
Menjaga privacy pasien
Mempersiapkan pasien
Mengatur posisi pasien semifowler
Menyiapkan selang O2 dan disambungkan ke tabung O2
Memastikan humidifier berada pada posisi yang tepat
Sesuaikan aliran O2 sesuai advise
Memakainkan nasal kanul pada pasien
Fiksasi selang O2
d) Tahap terminasi
Melakukan evaluasi tindakan
Berpamitan dengan pasien
Mencuci tangan dan dokumentasi
5. Bahaya Terhadap Tindakan yang dilakukan :
Bahaya : Pemberian oksigen yang berlebihan dan secara terus-menerus pada
klien dapat menyebabkan Hipokapneu karena konsentrasi O2 dalam darah
yang terlalu tinggi. Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan teori
diantaranya adalah untuk tindakan tidak mencuci tangan dapat memperbesar
penulran penyakit, penggunaan nasal kanul yang tidak steril juga
memperbesar penularan penyakit melalu secret dari satu pasien ke pasien
lain. Penggunaan cairan humidifier yang tidak steril meningkatkan
kemungkinan kuman-kuman yang terkandung dalam air akan terhirup oleh
klien.
Pencegahan : Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan,
mengecek cairan humidifier apakah masih terisi dan selalu memonitor
pemberian O2 setiap 2 jam sekali dan selalu memantau reaksi alergi yang
mencul secara periodic setelah pemajanan terhadap alergen spesifik, obat-
obatan tertentu, dan latihan fisik.
6. Tindakan lain yang dapat dilakukan :
d. Mengobservasi tanda-tanda vital
e. Mempertahankan tirah baring dan berikan posisi semi fowler
f. Memantau saturasi oksigen
7. Evaluasi Diri
Dapat melakukan pemberian O2 nasal kanul tanpa bantuan dari kakak bidan
sesuai dengan prosedur yang ada.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD) DI RUANGAN IGD OBGYN RSUP Dr. WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR
1. Masalah Keperawatan :
Nyeri akut berhubungan dengan Agen cedera biologis
8. Tindakan Keperawatan :
Pemberian obat melalui (injeksi conekta) Intravena obat Paracetamol
9. Rasional Tindakan :
Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena sehingga
obat langsung masuk ke dalam sistem sirkulasi darah. Injeksi dalam
pembuluh darah menghasilkan efek tercepat dalam waktu 18 detik, yaitu
waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar ke seluruh jaringan. Tetapi,
lama kerja obat biasanya hanya singkat. Cara ini digunakan untuk mencapai
penakaran yang tepat dan dapat dipercaya, atau efek yang sangat cepat dan
kuat. Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau menimbulkan endapan
dengan protein atau butiran darah.
10. Prinsip Tindakan :
Memberikan injeksi merupakan prosedur invasif yang harus dilakukan
dengan menggunakan teknik steril. Seteleh jarum menembus kulit muncul
resiko infeksi.
Alat-Alat Bolus :
h. Obat dalam bentuk vial/ampul sudah di dalam spuit sesuai dengan dosis
yang di resepkan
i. Bengkok
j. Tempat obat
Prosedur Tindakan Bolus :
u. Komunikasi
v. Persiapan alat
w. Cuci tangan, pakai sarung tangan
x. Offkan tetesan cairan infus
y. Klem selang infus
z. Pada karet yang ada di selang infus terdapat tanda seperti bulatan yaitu
untuk titik penyuntikan atau ada juga terdapat lubang buka tutup khusus
untuk membolus.
aa. Jika menggunakan lubang buka tutup khusus langsung memisahkan spuit
dengan jarum/nedelnya kemudiah spuit di masukan dan di putar sampai pas
jika sudah dorong spuit secara perlahan dan sealu kominikasi dengan
pasien agar pasien rilexs, sengusap ngusap pembuluh darah vena pasien
agar obat masuk dengan lancar. Dorong hingga habis
bb. Jika menggunakan karet yang ada di selang infus maka harus
menencari titik penyuntikan yang sudah di beri tanda dengan lingkaran,
jika sudah ketemu tusukan perlahan jarum dan spuit di karet lalu dorong
spuit secara perlahan dan sealu kominikasi dengan pasien agar pasien
rilexs, sengusap ngusap pembuluh darah vena pasien agar obat masuk
dengan lancar. Dorong hingga habis
cc. Cabut spuit/jarum bersihkan kembali dengan alcohol
dd. Merapihkan alat.
11. Bahaya Terhadap Tindakan yang dilakukan :
Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat
koloid darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini “benda asing”
langsung dimasukkan ke dalam sirkulasi, misalnya tekanan darah mendadak
turun dan timbulnya shock. Bahaya ini lebih besar bila injeksi dilakukan
terlalu cepat, sehingga kadar obat setempat dalam darah meningkat terlalu
pesat. Oleh karena itu, setiap injeksi intravena sebaiknya dilakukan amat
perlahan, antara 50-70 detik lamanya.
12. Tindakan lain yang dapat dilakukan :
1. Memonitor vital sign
2. Mengajarkan teknik manajemen nyeri nonfarmakologi (Teknik Relaksasi
Nafas Dalam)
13. Evaluasi Diri :
Sebelum melakukan tindakan telah dilakukan prinsip 7 B sehingga
kemungkinan kesalahan pemberian obat tidak terjadi.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD) DIRUANG IGD OBGYN
Pengukuran Nadi
10. Tentukan titik nadi yang akan dikaji
11. Tempatkan tiga jari tengah di atas titi nadi
12. Kaji ritme nadi dan volume nadi selama 1 menit penuh
Pengukuran Pernapasan
7. Observasi/Palpasi pergerakan dada klien
8. Kaji kedalaman dan ritme respirasi selama 1 menit penuh
t. Tahap Terminasi
18. Evaluasi
19. Pasien nyaman
20. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
21. Dokumentasi
Tanggal, jam dan nama terang
Respon klien terhadap prosedur
1. Masalah Keperawatan :
Ketidakefektifan pola nafas
2. Tindakan Keperawatan :
Pemberian Terapi Canula Nasal 3 Liter/menit
3. Rasional Tindakan :
Pemberian oksigen dimaksudkan untuk memberikan tambahan oksigen
pada klien yang mengalami sesak napas akibat perubahan membran
alveolar kapiler. Terapi oksigen yaitu memasukkan oksigen tambahan dari
luar ke paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat sesuai
kebutuhan pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi
sehingga konsentrasi oksigen dalam darah meningkat.
Tujuan pemberian yaitu:
Klien dengan kadar O2 rendah dari hasil Analisa Gas Darah
Klien dengan peningkatan kerja napas, dimana tubuh berespon terhadap
keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernapasan
serta adanya kerja otot-otot tambahan pernapasan,
Klien dengan peningkatan kerja miokard dimana jantung berusaha untuk
mengatasi gangguan O2 melalu peningkatan laju pompa jantung yang
adekuat.
4. Prinsip Tindakan :
Pemberian Posisi semifowleR
g. Bersih
h. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
i. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi
j. Memastikan selanag O2 tidak bocor
k. Humidifier berada pada level yang tepat
l. Jauh dari api
Persiapan alat
Tabung O2 / O2 sentral pada dinding
Selang O2
Prosedur tindakan
e) Tahap interaksi
Mengecek program terapi
Mencuci tangan
Menyiapakan alat
f) Tahap orientasi
Memberikan salam dan sapa pasien
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
g) Tahap kerja
Menjaga privacy pasien
Mempersiapkan pasien
Mengatur posisi pasien semifowler
Menyiapkan selang O2 dan disambungkan ke tabung O2
Memastikan humidifier berada pada posisi yang tepat
Sesuaikan aliran O2 sesuai advise
Memakainkan nasal kanul pada pasien
Fiksasi selang O2
h) Tahap terminasi
Melakukan evaluasi tindakan
Berpamitan dengan pasien
Mencuci tangan dan dokumentasi
5. Bahaya Terhadap Tindakan yang dilakukan :
Bahaya : Pemberian oksigen yang berlebihan dan secara terus-menerus pada
klien dapat menyebabkan Hipokapneu karena konsentrasi O2 dalam darah
yang terlalu tinggi. Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan teori
diantaranya adalah untuk tindakan tidak mencuci tangan dapat memperbesar
penulran penyakit, penggunaan nasal kanul yang tidak steril juga
memperbesar penularan penyakit melalu secret dari satu pasien ke pasien
lain. Penggunaan cairan humidifier yang tidak steril meningkatkan
kemungkinan kuman-kuman yang terkandung dalam air akan terhirup oleh
klien.
Pencegahan : Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan,
mengecek cairan humidifier apakah masih terisi dan selalu memonitor
pemberian O2 setiap 2 jam sekali dan selalu memantau reaksi alergi yang
mencul secara periodic setelah pemajanan terhadap alergen spesifik, obat-
obatan tertentu, dan latihan fisik.
8. Tindakan lain yang dapat dilakukan :
g. Mengobservasi tanda-tanda vital
h. Mempertahankan tirah baring dan berikan posisi semi fowler
i. Memantau saturasi oksigen
9. Evaluasi Diri
Dapat melakukan pemberian O2 nasal kanul tanpa bantuan dari kakak bidan
sesuai dengan prosedur yang ada.