Professional Documents
Culture Documents
A. Lokasi Penelitian
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai daerah penelitian, penulis kemudian memberikan
gambaran umum daerah penelitian, dimana sangat memberikan andil dalam pelaksanaan penelitian
terutama pada saat pengambilan data, dalam hal ini untuk menentukan teknik pengambilan data
yang digunakan terhadap suatu masalah yang diteliti. Di sisi lain pentingnya mengetahui daerah
penelitian, agar dalam pengambilan data dapat memudahkan pelaksanaan penelitian dengan
mengetahui situasi baik dari segi kondisi wilayah, jarak tempuh dan karakteristik masyarakat
sebagai objek penelitian. Kabupaten Polewali Mandar adalah salah satu diantara 6 (enam)
Kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat, yang terbentuk berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2004.
Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran ex-Daerah Swatantra (Afdeling) Mandar yang menjadi
3 kabupaten atau daerah tingkat II, yang dimekarkan berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 1959 yaitu:
Binuang yang termasuk dalam Onder Afdeling Polewali dan Onder Afdeling
Kabupaten/Kota Baru yang terbesar di seluruh wilayah privinsi, dua diantara kabupaten/kota itu
adalah Kota Palopo dan kabupaten Mamasa merupakan hasil pemekaran dari Daerah Tingkat II
Kabupaten Polewali Mandar (sering disingkat Polman), adalah salah satu Daerah Tingkat II di
provinsi Sulawesi Barat, Indonesia. Jumlah penduduk di kabupaten Polewali Mandar adalah
455.572 jiwa. Ibu kotanya adalah Polewali yang berjarak 246 km dari kota Makassar, Sulawesi
Selatan. Kabupaten Polewali Mandar secara geografis terletak antara 2°40’00”3°32’00” LU dan
118°40’27”-119°32’27” BT.
Batas wilayah wilayah Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat Utara: Kabupaten
Mamasa dan Kabupaten Majene, Selatan: Laut, Barat: Kabupaten Majene, Timur : Kabupaten
kecamatan, dimana Kecamatan Tubbi Taramanu dan Kecamatan Bulo merupakan 2 (dua)
356,93 km2 dan 229,50 km2. Luas kedua kecamatan tersebut 29,58 % dari seluruh wilayah
Kabupaten Polewali Mandar. Sementara luas wilayah kecamatan yang terkecil adalah Kecamatan
Berdasarkan hasil proyeksi, pada tahun 2012 penduduk Polewali Mandar mencapai 409.648 jiwa
terdiri dari 199.682 jiwa laki-laki dan 209.996 jiwa perempuan dengan 92.895 rumah tangga, maka
rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebesar 4.4 jiwa. Komposisi penduduk Kabupaten Polewali
Mandar menurut umur sebagai berikut 34,12% penduduk usia muda (0-14), 5.25% penduduk usia
tua (65 tahun keatas), 60.6% penduduk usia produktif (15-64 tahun).
Nilai sex ratio Kabupaten Polewali Mandar sebesar 95,1 berarti jumlah penduduk perempuan
lebih banyak dari pada laki-laki dengan perbandingan dari setiap 100 perempuan terdapat 95 orang
laki-laki. Jika dilihat persebaran penduduk pada tingkat kecamatan, Kecamatan Polewali memiliki
jumlah penduduk terbesar dengan 57.095 jiwa. Kecamatan Polewali sekaligus merupakan
Kabupaten Polewali Mandar merupakan kabupaten yang didiami oleh beberapa etnis, beberapa
etnis mayoritas tersebut adalah etnis mandar, bugis, jawa, dan mamasa. Berdasarkan pertimbangan
beberapa etnis tersebut dan digunakan sebagai perbandingan maka penelitian ini dilakukan di 3
kecamatan dimana Etnis Mandar diwakili oleh Kecamatan Tinambung, etnis Bugis dan Mamasa
di wakili oleh Kecamatan Polewali dan etnis Jawa diwakili oleh Kecamatan Wonomulyo.
a. Kecamatan Tinambung.
Hampir Dari semua jumlah penduduk Kecamatan Tinambung merupakan etnis Mandar. Dengan
luas kira – kira sekitar 21,34 km2 Yang keadaan Geografisnya lebih banyak berupa daerah pesisir.
Berkaitan dengan mata pencarian penduduk cukup bervariasi mulai dari Nelayan, Petani,
Pedagang ,Pegawai, dan Industri Rumah Tangga. Khusus untuk industri rumah tangga, di
kecamatan Tinambung memiliki prospek yang cukup baik seperti Sarung Sutra Mandar,
Pemintalan Tali, Pemecahan Kemiri, Dan Minyak Goreng. Sedangkan untuk tingkat pendidikan
walaupun hanya sampai pada tingkat SMA. Batas wilayah. Sebelah utara : Kabupaten Majene,
Sebelah Selatan : Kecamatan Balanipa, Sebelah Barat : Selat Makassar dan Sebelah Timur :
Kecamatan limboro.
b. Kecamatan Wonomulyo
Secara Geografis kecamatan Wonomulyo Juga merupakan daerah pesisir yang berupa dataran
yang luasnya 72,34 km2 yang hampir setengah merupakanladang pertanian. Mata pencarian
penduduk cukup bervariasi mulai dari Petani, Pedagang ,Pegawai, dan Industri. Sektor pertanian
menjadi unggulan dikecamatan ini dipelopori oleh para transmigran dari jawa. Kecamatan
Wonomulyo juga satu – satunya Kecamatan tempat mayoritas dari etnis jawa bermukim. Batas
wilayah Sebelah utara : Kecamatan Mapilli, Sebelah Selatan : Kecamatan Matakali, Sebelah Barat
memiliki luas 26,27 km2 . Mayoritas penduduk di kecamatan polewali bekerja sebagai pegawai
negeri sipil hal ini didasari karena kecamatan polewali merupakan daerah administratif di
kabupaten Polewali Mandar. Kecamatan polewali juga merupakan daerah yang menjadi tujuan
utama para pendatang itulah sebabnya di kecamatan Polewali ada berbagai etnis. Penduduk etnis
bugis dan mamasa yang ada di kabupaten Polewali Mandar mayoritas bertempat tinggal di
Kecamatan Polewali. Batas wilayah Sebelah utara : Kecamatan Matakali, Sebelah Selatan :
Kecamatan Binuang, Sebelah Barat : Selat Makassar dan Sebelah Timur :Kecamatan Kanreapi.
a. Pendidikan
Salah satu upaya pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan SDM
melalui pendidikan adalah realisasi program wajib belajar 12 tahun. Melalui program ini
diharapkan tercipta sumber daya manusia yang siap mengembangkan diri untuk bersaing di era
globalisasi. Polewali Mandar senantiasa berupaya menciptakan masyarakat terdidik. Hal ini dapat
diamati, antara lain melalui peningkatan jumlah sarana di sekolah tingkat dasar maupun
Sementara pada jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama terdapat 78 sekolah dengan 1.198 guru
yang mengajar 16.848 murid sedangkan pada jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Atas terdapat 12
sekolah dengan 443 guru yang mengajar 6.095 murid. Jumlah fasilitas pendidikan di Kabupaten
Polewali Mandar berturut-turut dari taman kanak-kanak sampai sekolah lanjutan tingkat atas
masing-masing terdapat sebanyak 109 unit sekolah taman kanak-kanak, 326 unit sekolah dasar, 78
unit sekolah lanjutan tingkat pertama, 35 unit sekolah lanjutan tingkat atas dan sederajat.
b. Kesehatan
Upaya pemerintah daerah dalam menyediakan fasilitas kesehatan terus mengalami peningkatan.
Tenaga kesehatan seperti dokter dan bidan merupakan sumber daya manusia yang sangat
dibutuhkan. Sampai dengan tahun 2012 di Kabupaten Polewali Mandar terdapat 4 rumah sakit,
yang terdiri dari 1 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan 1 rumah sakit ABRI dan 2 rumah
sakit bersalin. Sedangkan fasilitas kesehatan yang lain di Polewali Mandar terdapat 20 puskesmas,
Disamping sarana kesehatan, sumber daya manusia dibidang kesehatan juga menentukan
keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan pada tahun 2012
mencapai 558 orang yang terdiri dari dokter umum 35 orang , dokter gigi 12 orang, perawat 209
orang, bidan 211 orang, farmasi 17 orang dan 74 tenaga non medis.
c. Agama
Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari banyaknya sarana peribadatan
masing-masing agama. Walaupun sebagian besar penduduk Polewali Mandar beragama Islam
namun sarana peribadatan agama laintetap ada. Dalam tahun 2012 jumlah sarana peribadatan yang
ada sebagai berikut :tempat peribadatan agama Islam terdiri dari 763 mesjid dan 39 mushola,
tempat peribadatan agama Kristen yang terdiri dari Kristen Prostestan dan Katolik masing-masing
berjumlah 45 gereja dan 9 gereja. Secara garis besar, pada tahun 2012 jumlah penduduk di
Kabupaten Polewali Mandar menurut agama yang dianutnya adalah 379.847 umat Islam, 10.682
Bertolak dari semangat “Allamungan Batu di Luyo” yang mengikat Mandar dalam perserikatan
“Pitu Baqbana Binanga dan Pitu Ulunna Salu” dalam sebuah muktamar yang melahirkan
“Sipamandar”(saling memperkuat) untuk bekerja sama dalam membangun Mandar, dari semangat
inilah maka sekitar tahun 1960 oleh tokoh masyarakat Mandar yang ada di Makassar yaitu antara
lain : H. A. Depu, Abd. Rahman Tamma, Kapten Amir, H. A. Malik, Baharuddin Lopa, SH. dan
Abd. Raufmencetuskan ide pendirian Provinsi Mandar bertempat di rumah Kapten Amir, dan
setelah Sulawesi Tenggara memisahkan diri dari Provinsi Induk yang saat itu
Ide pembentukan Provinsi Mandar diubah menjadi rencana pembentukan Provinsi Sulawesi Barat
(Sulbar) dan ini tercetus di rumah H. A. Depu di Jl. Sawerigading No. 2 Makassar, kemudian
1
habibah
sekitar tahun 1961 dideklarasikan di Bioskop Istana (Plaza) Jl. Sultan Hasanuddin Makassar dan
perjuangan tetap dilanjutkan sampai pada masa Orde Baru perjuangan tetap berjalan namun selalu
menemui jalan buntu yang akhirnya perjuangan ini seakan dipeti-es-kan sampai pada masa
Reformasi barulah perjuangan ini kembali diupayakan oleh tokoh masyarakat Mandar sebagai
pelanjut perjuangan generasi lalu yang diantara pencetus awal hanya H. A. Malik yang masih
hidup, namun juga telah wafat dalam perjalanan perjuangan dan pada tahun 2000 yang lalu
dideklarasikan di Taman Makam Pahlawan Korban 40.000 jiwa di Galung Lombok kemudian
dilanjutkan dengan Kongres I Sulawesi Barat yang pelaksanaannya diadakan di Majene dengan
mendapat persetujuan dan dukungan dari Bupati dan Ketua DPRD Kab. Mamuju, Kab. Majene
dan Kab.Polmas.
Tuntutan memisahkan diri dari Sulsel sebagaimana di atas sudah dimulai masyarakat di wilayah
Eks Afdeling Mandar sejak sebelum Indonesia merdeka. Setelah era reformasi dan disahkannya
kabupaten, yakni Polewali Mamasa, Majene, dan Mamuju untuk menjadi provinsi.Sejak tahun
2005, tiga kabupaten (Majene, Mamuju dan Polewali-Mamasa) resmi terpisah dari Propinsi
Sulawesi Selatan menjadi Propinsi Sulawesi Barat, dengan ibukota Propinsi di kota Mamuju.
(Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Mamasa). Untuk jangka waktu cukup lama, daerah
ini sempat menjadi salah satu daerah yang paling terisolir atau yang terlupakan di Sulawesi
Selatan. Ada beberapa faktor penyebabnya, antara lain, yang terpenting: Jaraknya yang cukup
jauh dari ibukota propinsi (Makassar); kondisi geografisnya yang bergunung-gunung dengan
prasarana jalan yang buruk; mayoritas penduduknya (etnis Mandar, dan beberapa kelompok sub-
etnis kecil lainnya seperti Bugis, Jawa dan kelompok etnis lainnya ).2
Awal Tahun 1960-an, sekelompok intelektual muda Mandar pimpinan almarhum Baharuddin
Lopa (Menteri Kehakiman dan Jaksa Agung pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman
Wahid, 1999-2000, dan sempat menjadi ikon nasional gerakan anti korupsi karena kejujurannya
terhadap beberapa kebijakan politik Jakarta dan Makassar; serta fakta sejarah daerah ini sempat
menjadi pangkalan utama tentara pembelot (Batalion 710 pimpinan Kolonel Andi Selle), pada
tahun 1950-60an, yang kecewa terhadap beberapa kebijakan pemerintah dan kemudian melakukan
perlawanan bersenjata terhadap Tentara Nasional Indonesia (TNI); selain sebagai daerah lintas-
gunung dan hutan untuk memperoleh pasokan senjata selundupan melalui Selat Makassar- oleh
gerilyawan Darul Islam (DI) pimpinan Kahar Muzakkar yang berbasis utama di Kabupaten Luwu
Pembentukan daerah kabupaten baru di wilayah Sulawesi Barat masih dalam proses dan dalam
prosesnya masih sering diiringi oleh permasalahan-permasalahan yang merupakan efek penyatuan
pendapat yang belum memiliki titik temu. Konteks Kabupaten Polewali Mandar, sebelum daerah
ini bernama Polewali Mandar, daerah ini dulunya bernama Kabupaten Polewali Mamasa
disingkat Polmas yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 1959 yang secara administratif
pada saat itu berada dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan . Setelah daerah ini dimekarkan
2
dengan berdirinya Kabupaten Mamasa sebagai kabupaten tersendiri, maka nama Polewali
Mamasa pun diganti menjadi Polewali Mandar. Nama Kabupaten ini resmi digunakan dalam
ditetapkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2005 tanggal 27 Desember 2005
tentang perubahan nama Kabupaten Polewali Mamasa menjadi Kabupaten Polewali Mandar.
Masa penjajahan wilayah Kabupaten Polewali Mandar adalah bagian dari 7 wilayah
pemerintahan yang dikenal dengan nama Afdeling Mandar yang meliputi empat onder afdeling,
yaitu:
Onder Afdeling Majene, Mamuju, dan Polewali yang terletak di sepanjang garis pantai barat pulau
Sulawesi mencakup 7 wilayah kerajaan (Kesatuan Hukum Adat) yang dikenal dengan nama Pitu
3. Mambi (Tomakaka)
5. Rantebulahan (Tometaken)
6. Matangnga (Benteng)
Kabupaten Polewali Mandar adalah salah satu diantara 5 (lima) Kabupaten yang berada dalam
wilayah Provinsi Sulawesi Barat. Provinsi Sulawesi Barat sendiri adalah pemekaran dari Provinsi
Sulawesi Selatan yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2004. Kabupaten
ini merupakan hasil pemekaran ex-Daerah Swatantra (Afdeling) Mandar yang menjadi 3
kabupaten atau daerah tingkat II, yang dimekarkan berdasarkan Undang Undang Nomor 29 Tahun
1959 yaitu:
Binuang yang termasuk dalam Onder Afdeling Polewali dan Onder Afdeling Mamasa.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2002 tentang Pembentukan 22 Kabupaten/Kota
Baru yang terbesar di seluruh wilayah privinsi, dua diantara Kabupaten/kota itu adalah Kota
Palopo dan Kabupaten Mamasa. Mamasa merupakan hasil pemekaran dari Daerah Tingkat II
Polewali Mamasa, sehingga kedua onder afdeling Polewali dan Mamasa dimekarkan menjadi dua
a. Visi
b. Misi
Untuk mewujudkan visi Kabupaten Polewali Mandar menuju kondisi yang diharapkan, maka
- Menjadikan ajaran agama dan nilai-nilai budaya sebagai acuan dan sumber kearifan dalam
akuntabilitas.
- Meningkatkan profesionalisme aparatur pemerintah yang bebas dari praktek korupsi, kolusi,
dan nepotisme.
- Penegakan supremasi hukum dan HAM untuk tumbuh dan berkembang kualitas kehidupan
- Meningkatkan SDM dan pemberdayaan aparat dan masyarakat dalam pelaksanaan otonomi
serta menciptakan iklim yang kondusif untuk memacu kehidupan perekonomian daerah.
pasar global.
Konteks Kabupaten Polewali Mamasa, sejarah pembentukannya tidak bisa dilepaskan dari peran
panitia penuntut kabupaten. Dalam catatan sejarah terdapat beberapa versi tentang komposisi
personalia Panitia Penuntut Kabupaten Polewali Mamasa. Namun dalam penulisan ini tim
penyusun merujuk pada dua sumber referensi yaitu panitia penuntut kabupaten versi Badan Arsip
dan Perpustakaan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2004 tentang Inventarisasi Arsip
Pemerintah Daerah Tingkat II Polmas 1918-1983 dan versi naskah sejarah singkat terbentuknya
Kabupaten Polewali Mamasa yang ditulis dan dibacakan oleh H.Ibrahim Puang Limboro pada
peringatan Hari Ulang Tahun Kabupaten Polewali Mamasa ke 23 tanggal 21 februari 1983.
Buku Inventarisasi Arsip Pemerintah Daerah Polmas yang diterbitkan oleh Badan Arsip dan
Kabupaten Polewali Mamasa 1960 diawali diawali dengan pembentukan tim/panitia penuntut
pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Polewali Mamasa yang susunan personalianya terdiri
atas :
Sementara dalam naskah sejarah singkat terbentuknya Kabupaten Polewali Mamasa yang ditulis
dan dibacakan oleh H.Ibrahim Puang Limboro pada peringatan Hari Ulang Tahun Kabupaten
Polewali Mamasa ke 23 tanggal 21 Februari 1983 dijelaskan bahwa pada tanggal 20 Maret 1957
diadakan suatu rapat yang dihadiri oleh pemuka pemuka masyarakat dari semua golongan.
Pertemuan tersebut ditetapkan komposisi dan personalia Panitia Penuntut Kabupaten sebagai
berikut :
1. Ketua : H.A.Paliwangi
4. Sekretaris I : A.Palulungan
5. Sekretaris II : Abd.Mutalib
Sementara dalam naskah sejarah singkat terbentuknya Kabupaten Polewali Mamasa yang ditulis
dan dibacakan oleh H.Ibrahim Puang Limboro pada peringatan Hari Ulang Tahun Kabupaten
Polewali Mamasa ke 23 tanggal 21 Februari 1983 dijelaskan bahwa pada tanggal 20 Maret 1957
diadakan suatu rapat yang dihadiri oleh pemuka pemuka masyarakat dari semua golongan.
Pertemuan tersebut ditetapkan komposisi dan personalia Panitia Penuntut Kabupaten sebagai
berikut :
1. Ketua : H.A.Paliwangi
4. Sekretaris I : A.Palulungan
5. Sekretaris II : Abd.Mutalib
yang telah dibentuk adalah menyusun rencana strategis dalam bentuk konsep dan aksi yang akan
diusulkan kepada pemerintah pusat untuk menyatukan Onderfdeling Polewali dan Onder
Afdeling Mamasa menjadi satu Kabupaten. Ada beberapa ide yang berkembang dalam pemberian
nama Kabupaten tersebut. Sebagian tokoh masyarakat menghendaki nama Kabupaten yang akan
dibentuk diberi nama Kabupaten Balanipa berdasarkan tinjauan historisnya. Disisi lain ada juga
yang mengehendaki nama Kabupaten yang akan dibentuk menjadi Kabupaten Maspol singkatan
dari nama Mamasa Polewali. Namun setelah Panitia Penuntut Kabupaten melaksanakan
musyawarah secara mufakat maka ditetapkanlah nama Kabupaten Polewali Mamasa sebagai nama
Kabupaten yang akan diusulkan ke Pemerintah Pusat dengan Ibu kotanya Wonomulyo.
Tidak dapat disangkal bahwa upaya yang dilakukan Panitia Penuntut Kabupaten dalam
menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Hal ini disebabkan karena sistuasi dan kondisi
politik Afdeling Mandar saat itu. Salah satu hambatan mendasar adalah adanya kelompok atau
pihak pihak tertentu yang dengan sengaja mencoba menghalang halangi kegiatan panitia ini. Ada
Polewali Mamasa dan ada pula kelompok yang secara langsung membuat resolusi ke
pemerintah pusat yang semuanya sangat merugikan strategi perjuangan. Mengenai adanya
beberapa tantangan ini, Panitia Penuntut Kabupaten melakukan gerak cepat membentuk delegasi
yang berangkat ke Jakarta untuk bertemu langsung Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah.
Delegasi ini berjuang ditingkat pusat untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat dalam
rangka percepatan pembentukan Daerah Tingkat II Polewali Mamasa dibantu oleh salah seorang
perjuangan panjang akhirnya Undang Undang Nomor 29 Tahun 1959 ditetapkan oleh Sidang
Pleno DPRGR Pusat dan terbentuklah Kabupaten Daerah Tingkat II Polewali Mamasa bersama
Daerah Tingkat II lainnya di Sulawesi dengan ibukota Polewali. Pemindahan rencana ibukota dari
sosial, ekonomi dan politik. Sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan Undang Undang Nomor 29
Tahun 1959 diadakanlah pembenahan berupa pengaturan dan penyempurnaan aparat kelengkapan
pemerintahan pada masing masing Daerah Tingkat II. Untuk Kabupaten Daerah Tingkat II
Polewali Mamasa, pemerintah menunjuk dan melantik Andi Hasan Mangga sebagai Bupati
pertama Kabupaten Polewali Mamasa pada tanggal 20 Februari 1960 sekaligus serah terima
jabatan dari, Mattotorang Dg.Massikki selaku eks.Residen Afdeling Mandar. Memasuki usia yang
ke 51 Kabupaten Polewali Mandar telah beberapa kali mengalami pergantian pimpinan baik dalam
B. Legislatif
14. Muhiddin
16. Muhiddin
18. J.M.Soerono
Terlepas dari berbagai versi tentang komposisi personalia panitia penuntut Kabupaten
Polewali Mamasa, tim penyusun berupaya untuk tidak terjebak dalam kontroversi yang
berkepanjangan. Sebaliknya tim penyusun senantiasa mencari informasi yang valid dari nara
sumber yang memahami masalah ini dan mengkaji dokumen yang berkaitan permasalahan ini,
sehingga naskah yang tersusun dapat menjadi referensi untuk penulisan lebih lanjut sejarah
a. Geografi
Secara astronomis, Kabupaten Polewali Mandar terletak antara 3°4,83‟‟- 3°32‟3,79 lintang
Polewali Mandar berbatasan dengan Kabupaten Mamasa di sebelah utara, selat Makassar di
sebelah selatan, Kabupaten Majene di sebelah barat, dan Kabupaten Pinrang di sebelah timur .
Kabupaten Polewali Mandar memiliki luas wilayah sebesar 2.022,30 km yang secara
administratif terbagi ke dalam 16 kecamatan. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah
Tubbi Taramanu dengan luas 356,95 km atau 17,65 persen dari luas wilayah terkecil adalah
Selama tahun 2014 di Kabupaten Polewali Mandar tercatat sebanyak 132 hari hujan
dengan curah hujan sebesar 1.480,3 mm . jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Mei
dengan jumlah hari hujan 17 hari dan curah hujan tertinggi pada bulan Desember sebanyak 242,6
mm. Sebaliknya, jumlah hari hujan dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari dengan
berpendidikan S1, 28.89 persen yang berpendidikan SLTA 13,33 persen yang berpendidikan S2,
4.44 persen yang berpendidikan diploma I-III. Selama tahun 2014, DPRD menghasilkan 16
Tabel 1. Jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Menurut Tingkat Pendidikan dan
2. Pemerintahan
a. Wilayah Administrasi
b. DPRD
kelamin perempuan (20 persen dari total anggota DPRD ). Proporsi anggota DPRD
menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan sebagai berikut 53,33 persen yang
berpendidikan S1, 28.89 persen yang berpendidikan SLTA 13,33 persen yang berpendidikan S2,
4.44 persen yang berpendidikan diploma I-III. Selama tahun 2014, DPRD menghasilkan 16
4. Administrasi Pemerintahan
B. Kependudukan/Population
Jumlah Penduduk Kabupaten Polewali Mandar dari tahun 2009-2014 terus mengalami
peningkatan. Keadaan ini Nampak dari data Statistik, jumlah penduduk pada tahun
tahun 2009 sebanyak 373.262 jiwa di tahun 2012 jumlah penduduk Polewali Mandar
mengalami kenaikan sebesar 36.386 jiwa menjadi 409.648 jiwa dan untuk tahun 2013
jumlah penduduk Polewali Mandar naik menjadi 412.122 jiwa dan tahun 2014 jumlah
penduduk Polewali Mandar naik menjadi 417.472 jiwa.
Pertambahan penduduk yang terus saja mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,
hal ini akan memberikan pengaruh penting bagi kesehatan manusia. Di mana kondisi
lingkungan pemukiman yang padat menyebabkan penghuni pemukiman tersebut
rentan terhadap penyakit yang berkaitan dengan lingkungan.
Tabel 1
Karakteristik Penduduk di Kab. Polewali Mandar
Tahun 2008-2014
Berdasarkan data dari BPS Polewali Mandar tahun 2013 ( sensus 2010) menunjukkan
bahwa Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk maka Angka Kepadatan
penduduk juga mengalami peningkatan. Jumlah penduduk terbagi habis ke dalam
87.062 rumah tangga, dimana rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebesar 4 – 5 jiwa.
Kecamatan Polewali merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar. Yaitu
sebesar 57.085 jiwa. Sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Matangnga sebesar
5.232 jiwa. Kepadatan penduduk rata-rata di Polewali Mandar sebesar 203 jiwa per Km
. Berdasarkan data dari BPS Polewali Mandar tahun 2014 menunjukkan bahwa sejalan
dengan peningkatan jumlah penduduk, maka angka kepadatan penduduk juga
mengalami peningkatan. Jumlah penduduk terbagi habis ke dalam 92.998 rumah
tangga, dimana rata – rata jumlah anggota rumah tangga sebesar 4 -5 jiwa. Kecamatan
Polewali merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu sebesar
58.561 jiwa sedangkan yang terkecil adalah kecamatan Matangnga sebesar 5.383 jiwa.
Kepadatan Penduduk rata – rata di Polewali Mandar sebesar 203 jiwa per Km . c.
Struktur Umur dan Sex rasio / Age Compotition & Sex ratio
Grafik 2
Piramida Penduduk Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2014
C. Sosial Ekonomi/Social Economics
Tabel 2
Angka Melek Huruf dan Buta Huruf di
Kab.Polewali Mandar
Menurut Kecamatan
Periode 2013/2014
1 2 3 4 5 6
1 Binuang 13,257 13,253 179 356
Tabel 3
Angka Putus Sekolah Kabupaten Polewali Mandar
Periode tahun 2010-2014
JUMLAH
NO. URAIAN
2010 2011 2012 2013 2014
1. SD/MI
1.1 Jumlah Siswa SD/MI Putus Sekolah 433 276 216 216 138
1.2 Jumlah Siswa SD/MI 59052 59328 59411 59411 60882
1.3 Persentase Siswa SD/MI Putus Sekolah 0.733 0.465 0.364 0.36 0.23
2. SMP/MTs
2.1 Jumlah Siswa SMP/MTs Putus Sekolah 109 117 90 117 36
2.2 Jumlah Siswa SMP/MTs 14260 20140 24264 21718 23433
Persentase Siswa SMP/MTs Putus 0.539
2.3 0.764 0.581 0.371 0.15
Sekolah
3. SMU/MA/SMK
Jumlah Siswa SMU/MA/SMK Putus 42
3.1 40 56 42 12
Sekolah
3.2 Jumlah Siswa SMU/MA/SMK 10126 13949 20006 15682 18013
Persentase Siswa SMU/MA/SMK Putus
3.3 0.395 0.401 0.210 0.268 0.07
Sekolah
3
Bps polewali mandar.
Geografi dan iklim
3
3.1. PENDUDUK
Jumlah Penduduk Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2009, berjumlah 373.263 jiwa
dengan laju pertumbuhan penduduk per-tahun 0,50 %, Jumlah penduduk tersebut terbagi habis ke
dalam 80.162 rumah tangga, di mana rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebesar 4 - 5 jiwa.
Kecamatan Campalagian merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu sebesar
51.165 jiwa. Sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Matangnga sebesar 4.932 jiwa.
Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Polman sebesar 185 jiwa per Km
2
.
Di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2009, terdapat 181.660 jiwa penduduk laki laki dan
191.603 perempuan, dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) 95 yang berarti bahwa di antara 100
perempuan terdapat 95 laki-laki.
3.2. ANGKATAN KERJA
Data Angkatan kerja adalah data tahun 2008. Dari penduduk usia kerja tahun 2008 di
Kabupaten Polewali Mandar, 68,32 % diantaranya aktif dalam kegiatan ekonomi yang disebut
sebagai angkatan kerja. Dari seluruh angkatan kerja tersebut 3,69 % dalam status pencari kerja.
Dari angka tersebut dapat dihitung tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Polewali Mandar
sebesar 5,4 % dimana angka tersebut merupakan rasio antara pencari kerja dengan jumlah
angkatan kerja.
Dilihat dari segi lapangan usaha, sebagian besar penduduk Kabupaten Polewali Mandar
bekerja di sektor pertanian yakni 59,02 % dari total penduduk yang bekerja. Setelah sektor
pertanian, sektor perdagangan dan industri yang masing-masing menyerap tenaga kerja 16,00 %
dan 7,67 % dari total penduduk yang bekerja.
Penduduk Usia Kerja (PUK) didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun ke
atas. Penduduk Usia Kerja terdiri dari Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Mereka yang
termasuk dalam Angkatan Kerja adalah penduduk yang bekerja atau yang sedang mencari
pekerjaan, sedangkan Bukan Angkatan Kerja adalah mereka yang bersekolah, mengurus
rumahtangga atau melakukan kegiatan lainnya.
SOSIAL
4
4.1. PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan salah satu sarana meningkatkan sumber daya manusia
(SDM). Salah satu upaya pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan dan
meningkatkan SDM melalui pendidikan adalah dengan mencanangkan program wajib belajar
9 tahun. Dengan program ini diharapkan akan tercipta sumber daya manusia yang siap
bersaing dalam era globalisasi. Demikian juga dengan Kabupaten Polewali Mandar yang
berupaya menciptakan suatu masyarakat yang berpendidikan. Keadaan Pendidikan di
Kabupaten Polewali Mandar (jumlah sekolah, murid dan guru), mulai dari tingkat Taman
Kanak-Kanak (TK) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) dapat dilihat dalam tabel 4.1.1tabel
4.1.16.
4.2. KESEHATAN
Pembangunan kesehatan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Bila
pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka akan meningkatkan kesejahteraan
rakyat secara langsung. Upaya pemerintah daerah dalam meyediakan fasilitas kesehatan
terutama puskesmas pembantu terus mengalami peningkatan. Tenaga kesehatan seperti
dokter dan bidan merupakan sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan. Berdasarkan
data dari Dinas kesehatan Kabupaten Polman pada tahun 2009 ada 41 orang dokter umum,
14 orang dokter gigi, 10 orang dokter ahli dan 136 orang bidan. Secara keseluruhan
banyaknya tenaga kesehatan di Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2009 berjumlah 550
orang. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan jumlah tenaga kesehatan di tahun
sebelumnya (tahun 2008) yaitu 542 orang.
Selama tahun 2009 di Kabupaten Polewali Mandar tercatat 5.861 peserta Keluarga
Berencana (KB) yang baru. Jumlah ini belum mencapai target yang telah ditetapkan (yaitu
10.953 yang di tetapkan atau hanya sekitar 54% dari target). Sementara untuk peserta KB
aktif targetnya sama dengan pencapaian (40.008 peserta KB aktif), dengan kata lain
mencapai 100 %.
4.3. AGAMA
Pada tahun 2009 jumlah jamaah haji yang berasal dari Kabupaten Polewali Mandar
sebesar 496 orang dimana berkurang satu orang dibanding tahun 2008, yaitu 497 orang. Dari
496 peserta jemaah haji tersebut, terdiri dari 356 jemaah perempuan dan 140 jemaah lakilaki.
Tempat ibadah di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2009 terdapat 724 masjid dan 45
gereja.
4.4. LAINNYA
Tahun 2009 terdapat 14 panti asuhan di Kabupaten Polewali Mandar, dengan jumlah
anak asuh 462 orang. Untuk kejadian bencana alam, selama tahun 2009 terjadi 65 kejadian
bencana alam, yang mana sebagian besar adalah kejadian kebakaran (31 kejadian).
4
4
Bps dalam angka….