You are on page 1of 51

Bab II propil poleli mandar…

A. Lokasi Penelitian

1. Profil Daerah Penelitian

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai daerah penelitian, penulis kemudian memberikan

gambaran umum daerah penelitian, dimana sangat memberikan andil dalam pelaksanaan penelitian

terutama pada saat pengambilan data, dalam hal ini untuk menentukan teknik pengambilan data

yang digunakan terhadap suatu masalah yang diteliti. Di sisi lain pentingnya mengetahui daerah

penelitian, agar dalam pengambilan data dapat memudahkan pelaksanaan penelitian dengan

mengetahui situasi baik dari segi kondisi wilayah, jarak tempuh dan karakteristik masyarakat

sebagai objek penelitian. Kabupaten Polewali Mandar adalah salah satu diantara 6 (enam)

Kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat, yang terbentuk berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2004.

Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran ex-Daerah Swatantra (Afdeling) Mandar yang menjadi

3 kabupaten atau daerah tingkat II, yang dimekarkan berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 1959 yaitu:

1. Kabupaten Majene, meliputi bekas Swapraja Majene, Swapraja Pamboang,

dan Swapraja Cenrana (sendana);

2. Kabupaten Mamuju, meliputi bekas Swapraja Mamuju dan Swapraja Tappalang;

3. Kabupaten Polewali Mamasa, yang meliputi Swapraja Balanipa dan Swapraja

Binuang yang termasuk dalam Onder Afdeling Polewali dan Onder Afdeling

Mamasa. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2002 tentang Pembentukan 22

Kabupaten/Kota Baru yang terbesar di seluruh wilayah privinsi, dua diantara kabupaten/kota itu

adalah Kota Palopo dan kabupaten Mamasa merupakan hasil pemekaran dari Daerah Tingkat II

Polewali Mamasa, sehingga


kedua onder afdeling Polewali dan Mamasa dimekarkan menjadi dua kabupaten terpisah:

Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Mamasa.

Kabupaten Polewali Mandar (sering disingkat Polman), adalah salah satu Daerah Tingkat II di

provinsi Sulawesi Barat, Indonesia. Jumlah penduduk di kabupaten Polewali Mandar adalah

455.572 jiwa. Ibu kotanya adalah Polewali yang berjarak 246 km dari kota Makassar, Sulawesi

Selatan. Kabupaten Polewali Mandar secara geografis terletak antara 2°40’00”3°32’00” LU dan

118°40’27”-119°32’27” BT.

Batas wilayah wilayah Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat Utara: Kabupaten

Mamasa dan Kabupaten Majene, Selatan: Laut, Barat: Kabupaten Majene, Timur : Kabupaten

Mamasa dan Provinsi Sulawesi Selatan.


Luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar tercatat 2.022,30 km2 yang meliputi 16 (lima belas)

kecamatan, dimana Kecamatan Tubbi Taramanu dan Kecamatan Bulo merupakan 2 (dua)

kecamatan yang terluas dengan luas masingmasing adalah

356,93 km2 dan 229,50 km2. Luas kedua kecamatan tersebut 29,58 % dari seluruh wilayah

Kabupaten Polewali Mandar. Sementara luas wilayah kecamatan yang terkecil adalah Kecamatan

Tinambung dengan luas 21,34 km2 atau 1.06 %.

Berdasarkan hasil proyeksi, pada tahun 2012 penduduk Polewali Mandar mencapai 409.648 jiwa

terdiri dari 199.682 jiwa laki-laki dan 209.996 jiwa perempuan dengan 92.895 rumah tangga, maka

rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebesar 4.4 jiwa. Komposisi penduduk Kabupaten Polewali

Mandar menurut umur sebagai berikut 34,12% penduduk usia muda (0-14), 5.25% penduduk usia

tua (65 tahun keatas), 60.6% penduduk usia produktif (15-64 tahun).

Nilai sex ratio Kabupaten Polewali Mandar sebesar 95,1 berarti jumlah penduduk perempuan

lebih banyak dari pada laki-laki dengan perbandingan dari setiap 100 perempuan terdapat 95 orang

laki-laki. Jika dilihat persebaran penduduk pada tingkat kecamatan, Kecamatan Polewali memiliki

jumlah penduduk terbesar dengan 57.095 jiwa. Kecamatan Polewali sekaligus merupakan

kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi dengan 2.173 jiwa/km2.

Kabupaten Polewali Mandar merupakan kabupaten yang didiami oleh beberapa etnis, beberapa

etnis mayoritas tersebut adalah etnis mandar, bugis, jawa, dan mamasa. Berdasarkan pertimbangan

beberapa etnis tersebut dan digunakan sebagai perbandingan maka penelitian ini dilakukan di 3

kecamatan dimana Etnis Mandar diwakili oleh Kecamatan Tinambung, etnis Bugis dan Mamasa

di wakili oleh Kecamatan Polewali dan etnis Jawa diwakili oleh Kecamatan Wonomulyo.
a. Kecamatan Tinambung.

Hampir Dari semua jumlah penduduk Kecamatan Tinambung merupakan etnis Mandar. Dengan

luas kira – kira sekitar 21,34 km2 Yang keadaan Geografisnya lebih banyak berupa daerah pesisir.

Berkaitan dengan mata pencarian penduduk cukup bervariasi mulai dari Nelayan, Petani,

Pedagang ,Pegawai, dan Industri Rumah Tangga. Khusus untuk industri rumah tangga, di

kecamatan Tinambung memiliki prospek yang cukup baik seperti Sarung Sutra Mandar,

Pemintalan Tali, Pemecahan Kemiri, Dan Minyak Goreng. Sedangkan untuk tingkat pendidikan

masyarakat di kecamatan Tinambung kesadaran akan pendidikan sudah cenderung meningkat

walaupun hanya sampai pada tingkat SMA. Batas wilayah. Sebelah utara : Kabupaten Majene,

Sebelah Selatan : Kecamatan Balanipa, Sebelah Barat : Selat Makassar dan Sebelah Timur :

Kecamatan limboro.

b. Kecamatan Wonomulyo

Secara Geografis kecamatan Wonomulyo Juga merupakan daerah pesisir yang berupa dataran

yang luasnya 72,34 km2 yang hampir setengah merupakanladang pertanian. Mata pencarian

penduduk cukup bervariasi mulai dari Petani, Pedagang ,Pegawai, dan Industri. Sektor pertanian

menjadi unggulan dikecamatan ini dipelopori oleh para transmigran dari jawa. Kecamatan

Wonomulyo juga satu – satunya Kecamatan tempat mayoritas dari etnis jawa bermukim. Batas

wilayah Sebelah utara : Kecamatan Mapilli, Sebelah Selatan : Kecamatan Matakali, Sebelah Barat

: Selat Makassar dan Sebelah Timur : Kecamatan Bulo dan Tapango.


c. Kecamatan Polewali

Kecamatan Polewali merupakan ibukota Kabupaten Polewali Mandar. Kecamatan Polewali

memiliki luas 26,27 km2 . Mayoritas penduduk di kecamatan polewali bekerja sebagai pegawai

negeri sipil hal ini didasari karena kecamatan polewali merupakan daerah administratif di

kabupaten Polewali Mandar. Kecamatan polewali juga merupakan daerah yang menjadi tujuan

utama para pendatang itulah sebabnya di kecamatan Polewali ada berbagai etnis. Penduduk etnis

bugis dan mamasa yang ada di kabupaten Polewali Mandar mayoritas bertempat tinggal di

Kecamatan Polewali. Batas wilayah Sebelah utara : Kecamatan Matakali, Sebelah Selatan :

Kecamatan Binuang, Sebelah Barat : Selat Makassar dan Sebelah Timur :Kecamatan Kanreapi.

4. Keadaan Sosial Budaya

a. Pendidikan

Salah satu upaya pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan SDM

melalui pendidikan adalah realisasi program wajib belajar 12 tahun. Melalui program ini

diharapkan tercipta sumber daya manusia yang siap mengembangkan diri untuk bersaing di era

globalisasi. Polewali Mandar senantiasa berupaya menciptakan masyarakat terdidik. Hal ini dapat

diamati, antara lain melalui peningkatan jumlah sarana di sekolah tingkat dasar maupun

tingkat menengah. Setiap tahun, jumlah murid/siswa dari TK hingga tingkat

perguruan tinggi mengalami peningkatan.


Pada tingkat Sekolah Dasar terdapat 326 sekolah dengan 3.552 guru yang mengajar 51.286 murid.

Sementara pada jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama terdapat 78 sekolah dengan 1.198 guru

yang mengajar 16.848 murid sedangkan pada jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Atas terdapat 12

sekolah dengan 443 guru yang mengajar 6.095 murid. Jumlah fasilitas pendidikan di Kabupaten

Polewali Mandar berturut-turut dari taman kanak-kanak sampai sekolah lanjutan tingkat atas

masing-masing terdapat sebanyak 109 unit sekolah taman kanak-kanak, 326 unit sekolah dasar, 78

unit sekolah lanjutan tingkat pertama, 35 unit sekolah lanjutan tingkat atas dan sederajat.

b. Kesehatan

Upaya pemerintah daerah dalam menyediakan fasilitas kesehatan terus mengalami peningkatan.

Tenaga kesehatan seperti dokter dan bidan merupakan sumber daya manusia yang sangat

dibutuhkan. Sampai dengan tahun 2012 di Kabupaten Polewali Mandar terdapat 4 rumah sakit,

yang terdiri dari 1 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan 1 rumah sakit ABRI dan 2 rumah

sakit bersalin. Sedangkan fasilitas kesehatan yang lain di Polewali Mandar terdapat 20 puskesmas,

72 puskesmas pembantu dan 86 Poskesdes.

Disamping sarana kesehatan, sumber daya manusia dibidang kesehatan juga menentukan

keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan pada tahun 2012

mencapai 558 orang yang terdiri dari dokter umum 35 orang , dokter gigi 12 orang, perawat 209

orang, bidan 211 orang, farmasi 17 orang dan 74 tenaga non medis.

c. Agama
Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari banyaknya sarana peribadatan

masing-masing agama. Walaupun sebagian besar penduduk Polewali Mandar beragama Islam

namun sarana peribadatan agama laintetap ada. Dalam tahun 2012 jumlah sarana peribadatan yang

ada sebagai berikut :tempat peribadatan agama Islam terdiri dari 763 mesjid dan 39 mushola,

tempat peribadatan agama Kristen yang terdiri dari Kristen Prostestan dan Katolik masing-masing

berjumlah 45 gereja dan 9 gereja. Secara garis besar, pada tahun 2012 jumlah penduduk di

Kabupaten Polewali Mandar menurut agama yang dianutnya adalah 379.847 umat Islam, 10.682

umat Kristen Protestan, 4.217 umat Katolik, dan 4 umat Hindu.

A. Profil Kabupaten Polewali Mandar

Bertolak dari semangat “Allamungan Batu di Luyo” yang mengikat Mandar dalam perserikatan

“Pitu Baqbana Binanga dan Pitu Ulunna Salu” dalam sebuah muktamar yang melahirkan

“Sipamandar”(saling memperkuat) untuk bekerja sama dalam membangun Mandar, dari semangat

inilah maka sekitar tahun 1960 oleh tokoh masyarakat Mandar yang ada di Makassar yaitu antara

lain : H. A. Depu, Abd. Rahman Tamma, Kapten Amir, H. A. Malik, Baharuddin Lopa, SH. dan

Abd. Raufmencetuskan ide pendirian Provinsi Mandar bertempat di rumah Kapten Amir, dan

setelah Sulawesi Tenggara memisahkan diri dari Provinsi Induk yang saat itu

bernama Provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara (Sulselra).1

Ide pembentukan Provinsi Mandar diubah menjadi rencana pembentukan Provinsi Sulawesi Barat

(Sulbar) dan ini tercetus di rumah H. A. Depu di Jl. Sawerigading No. 2 Makassar, kemudian

1
habibah
sekitar tahun 1961 dideklarasikan di Bioskop Istana (Plaza) Jl. Sultan Hasanuddin Makassar dan

perjuangan tetap dilanjutkan sampai pada masa Orde Baru perjuangan tetap berjalan namun selalu

menemui jalan buntu yang akhirnya perjuangan ini seakan dipeti-es-kan sampai pada masa

Reformasi barulah perjuangan ini kembali diupayakan oleh tokoh masyarakat Mandar sebagai

pelanjut perjuangan generasi lalu yang diantara pencetus awal hanya H. A. Malik yang masih

hidup, namun juga telah wafat dalam perjalanan perjuangan dan pada tahun 2000 yang lalu

dideklarasikan di Taman Makam Pahlawan Korban 40.000 jiwa di Galung Lombok kemudian

dilanjutkan dengan Kongres I Sulawesi Barat yang pelaksanaannya diadakan di Majene dengan

mendapat persetujuan dan dukungan dari Bupati dan Ketua DPRD Kab. Mamuju, Kab. Majene

dan Kab.Polmas.

Tuntutan memisahkan diri dari Sulsel sebagaimana di atas sudah dimulai masyarakat di wilayah

Eks Afdeling Mandar sejak sebelum Indonesia merdeka. Setelah era reformasi dan disahkannya

UU Nomor 22 Tahun 1999 kemudian menggelorakan kembali perjuangan masyarakat di tiga

kabupaten, yakni Polewali Mamasa, Majene, dan Mamuju untuk menjadi provinsi.Sejak tahun

2005, tiga kabupaten (Majene, Mamuju dan Polewali-Mamasa) resmi terpisah dari Propinsi

Sulawesi Selatan menjadi Propinsi Sulawesi Barat, dengan ibukota Propinsi di kota Mamuju.

Selanjutnya, Kabupaten Polewali-Mamasa juga dimekarkan menjadi dua kabupaten terpisah

(Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Mamasa). Untuk jangka waktu cukup lama, daerah

ini sempat menjadi salah satu daerah yang paling terisolir atau yang terlupakan di Sulawesi

Selatan. Ada beberapa faktor penyebabnya, antara lain, yang terpenting: Jaraknya yang cukup

jauh dari ibukota propinsi (Makassar); kondisi geografisnya yang bergunung-gunung dengan
prasarana jalan yang buruk; mayoritas penduduknya (etnis Mandar, dan beberapa kelompok sub-

etnis kecil lainnya seperti Bugis, Jawa dan kelompok etnis lainnya ).2

Awal Tahun 1960-an, sekelompok intelektual muda Mandar pimpinan almarhum Baharuddin

Lopa (Menteri Kehakiman dan Jaksa Agung pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman

Wahid, 1999-2000, dan sempat menjadi ikon nasional gerakan anti korupsi karena kejujurannya

yang sangat terkenal) melayangkan risalah demokrasi menyatakan ketidaksetujuan mereka

terhadap beberapa kebijakan politik Jakarta dan Makassar; serta fakta sejarah daerah ini sempat

menjadi pangkalan utama tentara pembelot (Batalion 710 pimpinan Kolonel Andi Selle), pada

tahun 1950-60an, yang kecewa terhadap beberapa kebijakan pemerintah dan kemudian melakukan

perlawanan bersenjata terhadap Tentara Nasional Indonesia (TNI); selain sebagai daerah lintas-

gunung dan hutan untuk memperoleh pasokan senjata selundupan melalui Selat Makassar- oleh

gerilyawan Darul Islam (DI) pimpinan Kahar Muzakkar yang berbasis utama di Kabupaten Luwu

dan Kabupaten Enrekang di sebelah timurnya.

Pembentukan daerah kabupaten baru di wilayah Sulawesi Barat masih dalam proses dan dalam

prosesnya masih sering diiringi oleh permasalahan-permasalahan yang merupakan efek penyatuan

pendapat yang belum memiliki titik temu. Konteks Kabupaten Polewali Mandar, sebelum daerah

ini bernama Polewali Mandar, daerah ini dulunya bernama Kabupaten Polewali Mamasa

disingkat Polmas yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 1959 yang secara administratif

pada saat itu berada dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan . Setelah daerah ini dimekarkan

2
dengan berdirinya Kabupaten Mamasa sebagai kabupaten tersendiri, maka nama Polewali

Mamasa pun diganti menjadi Polewali Mandar. Nama Kabupaten ini resmi digunakan dalam

proses administrasi pemerintahan sejak tanggal 1 Januari 2006 setelah

ditetapkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2005 tanggal 27 Desember 2005

tentang perubahan nama Kabupaten Polewali Mamasa menjadi Kabupaten Polewali Mandar.

Masa penjajahan wilayah Kabupaten Polewali Mandar adalah bagian dari 7 wilayah

pemerintahan yang dikenal dengan nama Afdeling Mandar yang meliputi empat onder afdeling,

yaitu:

1. Onder Afdeling Majene beribukota Majene;

2. Onder Afdeling Mamuju beribukota Mamuju;

3. Onder Afdeling Polewali beribukota Polewali;

4. Onder Afdeling Mamasa beribukota Mamasa.

Onder Afdeling Majene, Mamuju, dan Polewali yang terletak di sepanjang garis pantai barat pulau

Sulawesi mencakup 7 wilayah kerajaan (Kesatuan Hukum Adat) yang dikenal dengan nama Pitu

Baqbana Binanga (Tujuh Kerajaan di Muara Sungai) meliputi:

1. Balanipa di Onder Afdeling Polewali

2. Binuang di Onder Afdeling Polewali

3. Sendana di Onder Afdeling Majene

4. Banggae/Majene di Onder Afdeling Majene

5. Pamboang di Onder Afdeling Majene

6. Mamuju di Onder Afdeling Mamuju

7. Tappalang di Onder Afdeling Mamuju.


Sementara Kesatuan Hukum Adat Pitu Ulunna Salu (Tujuh Kerajaan di Hulu Sungai) yang

terletak di wilayah pegunungan berada di Onder Afdeling Mamasa, yang meliputi:

1. Tabulahan (Petoe Sakku)

2. Aralle (Indo Kada Nene)

3. Mambi (Tomakaka)

4. Bambang (Subuan Adat)

5. Rantebulahan (Tometaken)

6. Matangnga (Benteng)

7. Tabang (Bumbunan Ada)

Kabupaten Polewali Mandar adalah salah satu diantara 5 (lima) Kabupaten yang berada dalam

wilayah Provinsi Sulawesi Barat. Provinsi Sulawesi Barat sendiri adalah pemekaran dari Provinsi

Sulawesi Selatan yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2004. Kabupaten

ini merupakan hasil pemekaran ex-Daerah Swatantra (Afdeling) Mandar yang menjadi 3

kabupaten atau daerah tingkat II, yang dimekarkan berdasarkan Undang Undang Nomor 29 Tahun

1959 yaitu:

1. Kabupaten Majene, meliputi bekas Swapraja Majene, Swapraj Pamboang, dan

Swapraja Cenrana (sendana);

2. Kabupaten Mamuju, meliputi bekas Swapraja Mamuju dan Swapraja Tappalang;

3. Kabupaten Polewali Mamasa, yang meliputi Swapraja Balanipa dan Swapraja

Binuang yang termasuk dalam Onder Afdeling Polewali dan Onder Afdeling Mamasa.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2002 tentang Pembentukan 22 Kabupaten/Kota

Baru yang terbesar di seluruh wilayah privinsi, dua diantara Kabupaten/kota itu adalah Kota

Palopo dan Kabupaten Mamasa. Mamasa merupakan hasil pemekaran dari Daerah Tingkat II

Polewali Mamasa, sehingga kedua onder afdeling Polewali dan Mamasa dimekarkan menjadi dua

Kabupaten terpisah: Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Mamasa.

Adapun VISI dan MISI Kabupaten Polewali Mandar yaitu :

a. Visi

Terwujudnya Kemandirian Masyarakat Polewali Mandar Bernafaskan Ajaran

Agama dan Nilai-nilai Budaya Sipamandar.

b. Misi

Untuk mewujudkan visi Kabupaten Polewali Mandar menuju kondisi yang diharapkan, maka

ditetapkan misi sebagai berikut:

- Menjadikan ajaran agama dan nilai-nilai budaya sebagai acuan dan sumber kearifan dalam

berintegrasi dengan tatanan kehidupan global.

- Melaksanakan agenda reformasi berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi, transparansi, dan

akuntabilitas.

- Meningkatkan profesionalisme aparatur pemerintah yang bebas dari praktek korupsi, kolusi,

dan nepotisme.
- Penegakan supremasi hukum dan HAM untuk tumbuh dan berkembang kualitas kehidupan

masyarakat, berbangsa dan bernegara.

- Pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana serta memaksimalisasi sektor-sektor unggulan

dalam mengembangkan perekonomian masyarakat.

- Meningkatkan SDM dan pemberdayaan aparat dan masyarakat dalam pelaksanaan otonomi

daerah yang bertumpu pada kemandirian local.

- Mengaktualisasikan prinsip-prinsip kesetaraan dalam setiap bentuk kemitraan pembangunan

serta menciptakan iklim yang kondusif untuk memacu kehidupan perekonomian daerah.

- Mengembangkan Kabupaten Polewali Mandar sebagai daerah agropolitan dalam mengantisipasi

pasar global.

Konteks Kabupaten Polewali Mamasa, sejarah pembentukannya tidak bisa dilepaskan dari peran

panitia penuntut kabupaten. Dalam catatan sejarah terdapat beberapa versi tentang komposisi

personalia Panitia Penuntut Kabupaten Polewali Mamasa. Namun dalam penulisan ini tim

penyusun merujuk pada dua sumber referensi yaitu panitia penuntut kabupaten versi Badan Arsip

dan Perpustakaan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2004 tentang Inventarisasi Arsip

Pemerintah Daerah Tingkat II Polmas 1918-1983 dan versi naskah sejarah singkat terbentuknya

Kabupaten Polewali Mamasa yang ditulis dan dibacakan oleh H.Ibrahim Puang Limboro pada

peringatan Hari Ulang Tahun Kabupaten Polewali Mamasa ke 23 tanggal 21 februari 1983.

Buku Inventarisasi Arsip Pemerintah Daerah Polmas yang diterbitkan oleh Badan Arsip dan

Perpustakaan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan dijelaskan bahwa sejarah pembentukan

Kabupaten Polewali Mamasa 1960 diawali diawali dengan pembentukan tim/panitia penuntut
pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Polewali Mamasa yang susunan personalianya terdiri

atas :

Ketua : Andi Magga

Wakil Ketu : Tamadjoe

Sekretaris : Gama Musa

Anggota : H. Ibrahim Puang Limboro, H.A.Paliwang, A.Pallalungang, Frans Palupadang,

H.Muhsin Tahin, J.Mboe Barapadang, SultaniDg.Panampo

Sementara dalam naskah sejarah singkat terbentuknya Kabupaten Polewali Mamasa yang ditulis

dan dibacakan oleh H.Ibrahim Puang Limboro pada peringatan Hari Ulang Tahun Kabupaten

Polewali Mamasa ke 23 tanggal 21 Februari 1983 dijelaskan bahwa pada tanggal 20 Maret 1957

diadakan suatu rapat yang dihadiri oleh pemuka pemuka masyarakat dari semua golongan.

Pertemuan tersebut ditetapkan komposisi dan personalia Panitia Penuntut Kabupaten sebagai

berikut :

1. Ketua : H.A.Paliwangi

2. Wakil Ketua I : H.Ibrahim Puang Limboro\

3. Wakil Ketua II : Tamadju

4. Sekretaris I : A.Palulungan

5. Sekretaris II : Abd.Mutalib

6. Bendahara : Sultani Daeng Manompo


sejarah pembentukan Kabupaten Polewali Mamasa 1960 diawali diawali dengan

pembentukan tim/panitia penuntut pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Polewali Mamasa

yang susunan personalianya terdiri atas :

Ketua : Andi Magga

Wakil Ketu : Tamadjoe

Sekretaris : Gama Musa

Anggota : H. Ibrahim Puang Limboro, H.A.Paliwang, A.Pallalungang, Frans Palupadang,

H.Muhsin Tahin, J.Mboe Barapadang, SultaniDg.Panampo

Sementara dalam naskah sejarah singkat terbentuknya Kabupaten Polewali Mamasa yang ditulis

dan dibacakan oleh H.Ibrahim Puang Limboro pada peringatan Hari Ulang Tahun Kabupaten

Polewali Mamasa ke 23 tanggal 21 Februari 1983 dijelaskan bahwa pada tanggal 20 Maret 1957

diadakan suatu rapat yang dihadiri oleh pemuka pemuka masyarakat dari semua golongan.

Pertemuan tersebut ditetapkan komposisi dan personalia Panitia Penuntut Kabupaten sebagai

berikut :

1. Ketua : H.A.Paliwangi

2. Wakil Ketua I : H.Ibrahim Puang Limboro\

3. Wakil Ketua II : Tamadju

4. Sekretaris I : A.Palulungan

5. Sekretaris II : Abd.Mutalib

6. Bendahara : Sultani Daeng Manompo

7. Pembantu : Juliani Naharuddin, A.A.Hafid Mattalattu Aco Dg.Cora, Paloncongi

Pabbicara Bulan, Abdul Jabbar, Abdullah AK, Suahabuddin.S.


Selanjutnya dalam naskah tersebut dijelaskan bahwa tugas utama dari Panitia Penuntut Kabupaten

yang telah dibentuk adalah menyusun rencana strategis dalam bentuk konsep dan aksi yang akan

diusulkan kepada pemerintah pusat untuk menyatukan Onderfdeling Polewali dan Onder

Afdeling Mamasa menjadi satu Kabupaten. Ada beberapa ide yang berkembang dalam pemberian

nama Kabupaten tersebut. Sebagian tokoh masyarakat menghendaki nama Kabupaten yang akan

dibentuk diberi nama Kabupaten Balanipa berdasarkan tinjauan historisnya. Disisi lain ada juga

yang mengehendaki nama Kabupaten yang akan dibentuk menjadi Kabupaten Maspol singkatan

dari nama Mamasa Polewali. Namun setelah Panitia Penuntut Kabupaten melaksanakan

musyawarah secara mufakat maka ditetapkanlah nama Kabupaten Polewali Mamasa sebagai nama

Kabupaten yang akan diusulkan ke Pemerintah Pusat dengan Ibu kotanya Wonomulyo.

Tidak dapat disangkal bahwa upaya yang dilakukan Panitia Penuntut Kabupaten dalam

memperjuangkan berdirinya Kabupaten Polewali Mamasa mengalami pasang surut dan

menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Hal ini disebabkan karena sistuasi dan kondisi

politik Afdeling Mandar saat itu. Salah satu hambatan mendasar adalah adanya kelompok atau

pihak pihak tertentu yang dengan sengaja mencoba menghalang halangi kegiatan panitia ini. Ada

secara sembunyi- sembunyi melakukan provokasi untuk menghalangi pembentukan Kabupaten

Polewali Mamasa dan ada pula kelompok yang secara langsung membuat resolusi ke

pemerintah pusat yang semuanya sangat merugikan strategi perjuangan. Mengenai adanya

beberapa tantangan ini, Panitia Penuntut Kabupaten melakukan gerak cepat membentuk delegasi

yang berangkat ke Jakarta untuk bertemu langsung Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah.

Delelegasi ini terdiri dari Lima orang yaitu :


1. J.Leboe Barapadang mewakili unsur Pemerintah

2. Sultani Dg.Manompo mewakili unsur Cendikiawan

3. K.H.Muksin Tahir, unsur tokoh masyarakat

4. Gama Musa, unsur tokoh masyarakat

5. Frans Palopadang, unsur tokoh masarakat

Delegasi ini berjuang ditingkat pusat untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat dalam

rangka percepatan pembentukan Daerah Tingkat II Polewali Mamasa dibantu oleh salah seorang

anggota DPRGR/MPRS asal daerah Polewali Mamasa, H.Syarifuddin. Setelah melalui

perjuangan panjang akhirnya Undang Undang Nomor 29 Tahun 1959 ditetapkan oleh Sidang

Pleno DPRGR Pusat dan terbentuklah Kabupaten Daerah Tingkat II Polewali Mamasa bersama

Daerah Tingkat II lainnya di Sulawesi dengan ibukota Polewali. Pemindahan rencana ibukota dari

Wonomulyo ke Polewali didasarkan pada berbagai pertimbangan diantaranya pertimbangan

sosial, ekonomi dan politik. Sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan Undang Undang Nomor 29

Tahun 1959 diadakanlah pembenahan berupa pengaturan dan penyempurnaan aparat kelengkapan

pemerintahan pada masing masing Daerah Tingkat II. Untuk Kabupaten Daerah Tingkat II

Polewali Mamasa, pemerintah menunjuk dan melantik Andi Hasan Mangga sebagai Bupati

pertama Kabupaten Polewali Mamasa pada tanggal 20 Februari 1960 sekaligus serah terima

jabatan dari, Mattotorang Dg.Massikki selaku eks.Residen Afdeling Mandar. Memasuki usia yang

ke 51 Kabupaten Polewali Mandar telah beberapa kali mengalami pergantian pimpinan baik dalam

jajaran eksekutif maupun legislatif diantaranya :


A. Eksekutif

1. H.Andi Hasan Mangga ( 1960-1966)

2. Letkol H.Abdullah Madjid (1966-1979)

3. Drs. A.Samad Syuaib (Pjs) (1979-1980)

4. Kol.(Purn) S. Mengga (1980-1990)

5. Drs.H.Andi Kube Dauda (1990-1995)

6. Drs.H.Tajuddin Noer (Pjs) (1995-1996)

7. Kol.H.A.Saad Pasilong (1995-1998)

8. Kol.H.Hasyim Manggabarani,SH,MM (1998-2003)

9. Drs. H. Syahrul Syahruddin,MS (Pjs) (2003-2004)

10. Drs.Ali Baal Masdar,M.Si (2004-2008)

11. H.Mujirin M.Yamin, SE,MS (Pjs) (2008)

12. Drs.H.Ali Baal Masdar,M.Si ( 2008-2014)

B. Legislatif

13. Badjing Abd.Rahim

14. Muhiddin

15. H.Anwar Pabbicara Kenje

16. Muhiddin

17. H.A.Rahman Ali

18. J.M.Soerono

19. H.A.Saad Pasilong

20. H.Masdar Pasmar


21. H.Bustamin Baddolo

22. H.Hasan Sulur

23. H.Abdullah Tato P

Terlepas dari berbagai versi tentang komposisi personalia panitia penuntut Kabupaten

Polewali Mamasa, tim penyusun berupaya untuk tidak terjebak dalam kontroversi yang

berkepanjangan. Sebaliknya tim penyusun senantiasa mencari informasi yang valid dari nara

sumber yang memahami masalah ini dan mengkaji dokumen yang berkaitan permasalahan ini,

sehingga naskah yang tersusun dapat menjadi referensi untuk penulisan lebih lanjut sejarah

pembentukan Kabupaten Polewali Mandar yang dapat diterima semua kalangan.

1. Keadaan Geografi dan Iklim

a. Geografi

Secara astronomis, Kabupaten Polewali Mandar terletak antara 3°4,83‟‟- 3°32‟3,79 lintang

selatan dan 118°53‟57,55-119°29‟33,31‟‟ bujur timur . Berdasarkan letak geografis, Kabupaten

Polewali Mandar berbatasan dengan Kabupaten Mamasa di sebelah utara, selat Makassar di

sebelah selatan, Kabupaten Majene di sebelah barat, dan Kabupaten Pinrang di sebelah timur .

Kabupaten Polewali Mandar memiliki luas wilayah sebesar 2.022,30 km yang secara

administratif terbagi ke dalam 16 kecamatan. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah

Tubbi Taramanu dengan luas 356,95 km atau 17,65 persen dari luas wilayah terkecil adalah

kecamatan Tinambung dengan luas 21,34 km atau 1,06 persen.


b. Iklim

Selama tahun 2014 di Kabupaten Polewali Mandar tercatat sebanyak 132 hari hujan

dengan curah hujan sebesar 1.480,3 mm . jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Mei

dengan jumlah hari hujan 17 hari dan curah hujan tertinggi pada bulan Desember sebanyak 242,6

mm. Sebaliknya, jumlah hari hujan dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari dengan

hari hujan 4 hari dan curah hujan 20,6 mm.

berpendidikan S1, 28.89 persen yang berpendidikan SLTA 13,33 persen yang berpendidikan S2,

4.44 persen yang berpendidikan diploma I-III. Selama tahun 2014, DPRD menghasilkan 16

peraturan daerah dan 8 keputusan DPRD dan 7 keputusan pimpinan DPRD.

Tabel 1. Jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Menurut Tingkat Pendidikan dan

Jenis Kelamin di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2014.

2. Pemerintahan

a. Wilayah Administrasi

Sampai tahun 2014, Kabupaten Polewali Mandar terdiri dari atas 16

Kecamatan, 144 desa dan 23 kelurahan. Kecamatan Campalagian dengan 18 desa /

kelurahan. Sedangkan, kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan paling sedikit yaitu

kecamatan Anreapi dengan 5 desa / kelurahan.

b. DPRD

DPRD Kabupaten Polewali Mandar terdiri atas 45 anggota DPRD . Dari 45


orang anggota DPRD Kabupaten Polewali Mandar , hanya 9 orang yang berjenis

kelamin perempuan (20 persen dari total anggota DPRD ). Proporsi anggota DPRD

menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan sebagai berikut 53,33 persen yang

berpendidikan S1, 28.89 persen yang berpendidikan SLTA 13,33 persen yang berpendidikan S2,

4.44 persen yang berpendidikan diploma I-III. Selama tahun 2014, DPRD menghasilkan 16

peraturan daerah dan 8 keputusan DPRD dan 7 keputusan pimpinan DPRD.

4. Administrasi Pemerintahan

Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar menaungi 16 Kecamatan dengan 144 Desa 23


Kelurahan, sehingga jumlah total Desa dan Kelurahan yang ada yaitu 167. Dari 167
desa dan kelurahan yang ada tersebut terdapat 706 dusun , Dari 16 Kecamatan yang
ada di Kabupaten Polewali Mandar, ada 2 Kecamatan yang memiliki desa dan
kelurahan terbanyak, Kecamatan Campalagian terdiri dari 17 desa dan 1 kelurahan,
Kecamatan Wonomulyo dan Kecamatan Tapango masing – masing terdiri dari 13 desa
dan 1 kelurahan. Sedangkan Kecamatan yang mempunyai jumlah desa dan kelurahan
paling sedikit adalah Kecamatan Matangnga yang hanya hanya memilki 6 desa dan 1
kelurahan.

Diantara 16 Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, ibukota Kecamatan yang


letaknya terjauh dari ibukota Kabupaten adalah ibukota Kecamatan Tubbi Taramanu
(Taramanu) yaitu sejauh 72 Km sementara Kecamatan Polewali adalah merupakan
ibukota Kabupaten, dan setelah itu ibukota Kecamatan yang terdekat dari ibukota
Kabupaten adalah Kecamatan Anreapi (Anreapi) Yang berjarak 5 Km dari Polewali.

B. Kependudukan/Population

a. Pertumbuhan Penduduk/Population Growth

Pertumbuhan penduduk terus meningkat setiap tahunnya di mana Pertumbuhan


Alami penduduk umumnya dipengaruhi oleh dua faktor yakni natural increase yaitu
jumlah kelahiran dan kematian serta net increase di mana di dalamnya termasuk juga
migrasi masuk dan keluar. Tingginya angka kelahiran dan migrasi masuk
dibandingkan dengan kematian serta migrasi keluar menjadi penyebab terjadinya
peningkatan jumlah penduduk. Penduduk merupakan objek sekaligus subjek dalam
proses pembangunan itu sendiri. Penduduk tidak saja menjadi sasaran tetapi juga
menjadi pelaksana dari pembangunan.Dengan demikian pemahaman akan dinamika
kependudukan yang meliputi jumlah, komposisi dan distribusi penduduk menjadi
suatu hal yang penting untuk diketahui sebagai data dasar pada tahapan perencanaan
pembangunan. Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kabupaten Polewali Mandar
sebesar 412.122 jiwa (hasil Proyeksi Penduduk Tahun 2013). Penduduk Polewali
Mandar ini tersebar di 16 kecamatan. Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kabupaten
Polewali Mandar hasil sensus (BPS Polewali Mandar bulan April 2013) sebesar 412.122
jiwa tersebar di enam belas kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0.6
persen. Penduduk ini terdiri dari 201.112 laki-laki dan 211.010 perempuan, Rasio jenis
kelamin pada tahun 2012 sebesar 95 yang artinya bahwa dari 100 perempuan terdapat
95 laki-laki. Kepadatan penduduk sebesar 237 jiwa/km . Adapun laju pertumbuhan
penduduk selama lima tahun (2007–2013) berdasarkan perhitungan BPS Polewali
Mandar masing-masing 1.32%, 0.50%, 0.50%, 0.50%, 6.1%, 1.3%. 2.1% dan 0.6%

PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK


KAB. POLEWALI MANDAR SELAMA 2008- 2014

2009 2010 2011 2012 2013 2014


JML 373.262 396.120 401.272 409.648 412.122 417.472

Jumlah Penduduk Kabupaten Polewali Mandar dari tahun 2009-2014 terus mengalami
peningkatan. Keadaan ini Nampak dari data Statistik, jumlah penduduk pada tahun
tahun 2009 sebanyak 373.262 jiwa di tahun 2012 jumlah penduduk Polewali Mandar
mengalami kenaikan sebesar 36.386 jiwa menjadi 409.648 jiwa dan untuk tahun 2013
jumlah penduduk Polewali Mandar naik menjadi 412.122 jiwa dan tahun 2014 jumlah
penduduk Polewali Mandar naik menjadi 417.472 jiwa.

b. Kepadatan Penduduk/Population Density

Pertambahan penduduk yang terus saja mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,
hal ini akan memberikan pengaruh penting bagi kesehatan manusia. Di mana kondisi
lingkungan pemukiman yang padat menyebabkan penghuni pemukiman tersebut
rentan terhadap penyakit yang berkaitan dengan lingkungan.

Tabel 1
Karakteristik Penduduk di Kab. Polewali Mandar
Tahun 2008-2014

Keadaan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014


Jumlah Penduduk Total 371. 420 373. 263 396.120 401.272 409.648 412.122 417.472
Jumlah Penduduk
Menurut Jenis Kelamin:
a. Laki-laki 180. 763 181. 660 193.108 195.620 201.112 199.682 203.981
b. Perempuan 190 .657 191. 603 203.012 205.652 211.010 209.966 213.491
R sio Jenis Kelamin 95 95 95 95 95 95 95
a
Jumlah penduduk
menurut Type daerah
a. Perkotaan - - - 107.942 - - -
b. Perdesaan - - - 293.330 - - -
Jumlah Rumah Tangga 79.768 80.162 84.557 88.939 87.062 87.062 92.988
Rata-rata Jumlah
5 5 5 5 4-5 4-5 4-5
Anggota Rumah Tangga
Pertumbuhan
0,5 0,5 6.1 1.3 2.1 0.6 0.6
Penduduk (%)
Kepadatan
184 185 228 231 203 237 203
Penduduk/km²

Berdasarkan data dari BPS Polewali Mandar tahun 2013 ( sensus 2010) menunjukkan
bahwa Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk maka Angka Kepadatan
penduduk juga mengalami peningkatan. Jumlah penduduk terbagi habis ke dalam
87.062 rumah tangga, dimana rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebesar 4 – 5 jiwa.
Kecamatan Polewali merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar. Yaitu
sebesar 57.085 jiwa. Sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Matangnga sebesar
5.232 jiwa. Kepadatan penduduk rata-rata di Polewali Mandar sebesar 203 jiwa per Km
. Berdasarkan data dari BPS Polewali Mandar tahun 2014 menunjukkan bahwa sejalan
dengan peningkatan jumlah penduduk, maka angka kepadatan penduduk juga
mengalami peningkatan. Jumlah penduduk terbagi habis ke dalam 92.998 rumah
tangga, dimana rata – rata jumlah anggota rumah tangga sebesar 4 -5 jiwa. Kecamatan
Polewali merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu sebesar
58.561 jiwa sedangkan yang terkecil adalah kecamatan Matangnga sebesar 5.383 jiwa.
Kepadatan Penduduk rata – rata di Polewali Mandar sebesar 203 jiwa per Km . c.
Struktur Umur dan Sex rasio / Age Compotition & Sex ratio

Pengelompokkan umur ( struktur umur ) sangat penting dalam informasi perencanaan


kesehatan terutama dalam pengalokasian dana, pelayanan kesehatan guna
mengantisipasi berbagai masalah yang terkait dengan usia seseorang misalnya bayi,
balita, remaja, dan Usila.
Perbedaan usia menyebabkan pula perbedaan resiko terhadap timbulnya penyakit,
sehingga pada umur tertentu perlu mendapat perhatian serius terhadap pelayanan
kesehatan. Penduduk kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2013
berjumlah 412.122 jiwa, dengan 201.112 (48,75 persen) laki-laki dan 211.010 (50,25
persen) perempuan, demikian rasio jenis kelamin sebesar 95, artinya dari 100
perempuan terdapat 95 laki-laki atau jumlah penduduk perempuan 5 % lebih banyak
dari jumlah penduduk lakilaki. Sementara itu, untuk mengetahui struktur atau
susunan penduduk di kabupaten Polewali Mandar dapat dilihat dari komposisi
penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin. Penduduk kabupaten Polewali
Mandar pada tahun 2014 berjumlah 417.472 jiwa, dengan 203.981 (48,86%) laki-laki
dan 213.491 (51%) perempuan, demikian rasio jenis kelamin sebesar 95, artinya dari
100 perempuan terdapat 95 laki-laki atau jumlah penduduk perempuan 5 % lebih
banyak dari jumlah penduduk laki-laki. Sementara itu, untuk mengetahui struktur
atau susunan penduduk di kabupaten Polewali Mandar dapat dilihat dari komposisi
penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin.

Grafik 2
Piramida Penduduk Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2014
C. Sosial Ekonomi/Social Economics

a. Tingkat Pendidikan/ Education Degree


Salah satu indikator yang di gunakan untuk mengukur
tingkat pembangunan Sumber Daya Manusia dalam suatu daerah
adalah tingkatan pendidikan.
Tingkat Pendidikan sebagai faktor predisposing terhadap
perubahan perilaku khususnya bagi pengetahuan tentang kesehatan,
sehingga diharapkan masyarakat yang berpendidikan memiliki
kesadaran yang tinggi pula dalam perilaku hidup sehat. Data
penduduk dengan tingkat pendidikan yang ditamat di tahun 2012
diperkirahkan sekitar 55% yang tamat SMA.
Data lainya untuk melihat tingkat pendidikan masyarakat
adalah Angka melek huruf, seperti yang diperlihatkan pada tabel 2
Angka Melek Huruf dan Buta Huruf di Kab.Polewali Mandar
Menurut Kecamatan, tahun 2011-2012 yang diolah dari hasil sensus
penduduka tahun 2010
menunjukkan bahwa 65% atau 171.378
Penduduk Polewali Mandar usia 15 tahun keatas yang melek huruf.
Data lain yang kurang mendukung peningkatan pengetahuan
kesehatan adalah jumlah buta huruf penduduk Masyarakat Polewali
Mandar usia 15 – 24, hasil pendataan Dinas pendidikan dan Olah
Raga Kabupaten Polewali Mandar melalui Sistem Informasi
Pendidikan Berbasis Masyarakat ditemukan 4.804 anak ditemukan
buta huruf.
Data ini memberikan gambaran pendidikan kemampuan
membaca dan menulis (angka melek huruf) masyarakat Polewali
Mandar. Data tingkat pendidikan ini dapat menunjukan pemahaman
akan kebutuhan informasi melalui baca tulis pembelajaran dan
pembaharuan kesehatan.

Tabel 2
Angka Melek Huruf dan Buta Huruf di
Kab.Polewali Mandar
Menurut Kecamatan
Periode 2013/2014

Angka Buta Huruf


ANGKA MELEK HURUF Usia 15-24 Tahun
NO. KECAMATAN (DATA 2013/ 2014)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 2 3 4 5 6
1 Binuang 13,257 13,253 179 356

2 Polewali 27,525 33,208 70 148

3 Anreapi 5,121 5,373 174 200

4 Matakali 10,641 10,472 204 312

5 Tapango 11,352 11,504 186 221

6 Wonomulyo 22,181 22,419 184 396

7 Mapilli 14,816 15,703 228 461

8 Luyo 13,144 13,342 372 704

9 Campalagian 27,910 29,961 147 145

10 Balanipa 13,767 13,690 123 338

11 Tinambung 10,840 12,121 203 322

12 Limboro 8,311 10,122 190 256

13 Alu 6,356 6,670 165 303

14 Tutar 13,394 12,943 190 345

15 Bulo 4,810 4,753 203 359

16 Matangnga 2,557 2,403 178 165

Polewali Mandar 205,982 217,937 2,996 5,031

Tabel 3
Angka Putus Sekolah Kabupaten Polewali Mandar
Periode tahun 2010-2014

JUMLAH
NO. URAIAN
2010 2011 2012 2013 2014
1. SD/MI
1.1 Jumlah Siswa SD/MI Putus Sekolah 433 276 216 216 138
1.2 Jumlah Siswa SD/MI 59052 59328 59411 59411 60882
1.3 Persentase Siswa SD/MI Putus Sekolah 0.733 0.465 0.364 0.36 0.23
2. SMP/MTs
2.1 Jumlah Siswa SMP/MTs Putus Sekolah 109 117 90 117 36
2.2 Jumlah Siswa SMP/MTs 14260 20140 24264 21718 23433
Persentase Siswa SMP/MTs Putus 0.539
2.3 0.764 0.581 0.371 0.15
Sekolah
3. SMU/MA/SMK
Jumlah Siswa SMU/MA/SMK Putus 42
3.1 40 56 42 12
Sekolah
3.2 Jumlah Siswa SMU/MA/SMK 10126 13949 20006 15682 18013
Persentase Siswa SMU/MA/SMK Putus
3.3 0.395 0.401 0.210 0.268 0.07
Sekolah

b. Pendapatan Perkapita/Income percapita

Peningkatan pendapatan baik secara langsung maupun tidak


langsung akan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan sehingga derajat kesehatan
masyarakat akan semakin membaik.
Dari tahun 2004-2013 tingkat pendapatan masyarakat di
Kabupaten Polewali Mandar secara umum mengalami peningkatan
baik dilihat income perkapita menurut harga berlaku maupun harga
konstan. Menurut harga berlaku pendapatan pada tahun 2006
sebesar Rp 3.847.584 peningkatan pendapatan ini terlihat bila di
bandingkan 2 tahun sebelumya, yakni tahun 2005 dan tahun 2004,
dimana pada tahun 2005 sebesar 38 % atau Rp 3.165.542 dan tahun
2004 sebesar 32 % atau Rp 2.728.709. Pendapatan masyarakat
menurut harga konstan juga terlihat mengalami sedikit peningkatan,
pada tahun 2005 sebesar 35 % atau Rp 2.379.778 , tahun 2004 sebesar
33% atau Rp 2.295.284 , sedangkan pendapatan pada tahun 2006 dan
tahun 2007 mengalami peningkatan yaitu masing-masing sebesar
Rp 2.582.438.- dan Rp. 4.456.825.- (2007). 3

3
Bps polewali mandar.
Geografi dan iklim

Kabupaten Polewali Mandar yang beribukota di Polewali terletak antara 3


32’ 00” Lintang Selatan dan 118
0
40’ 27” - 119
0
29’ 41” Bujur Timur, yang berbatasan dengan
Kabupaten Mamasa di sebelah utara dan Kabupaten Pinrang di sebelah timur. Batas sebelah
selatan dan barat masing-masing adalah Selat Makassar dan Kabupaten Majene.
Luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar tercatat 2.022,30 Km
2
yang meliputi 16
(Enam belas) kecamatan, dimana Kecamatan Tubbi Taramanu merupakan kecamatan yang
terluas dengan luas 356,93 Km
2
. Luas kecamatan Tubbi Taramanu ini adalah 17,65 % dari
seluruh wilayah Kabupaten Polewali Mandar. Sementara luas wilayah kecamatan yang terkecil
adalah Kecamatan Tinambung dengan luas 21,34 Km
2
.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Polewali Mandar
jumlah curah hujan Kabupaten Polewali Mandar sepanjang tahun 2009 adalah 1.993,49 mm
(dirinci dalam mm) atau sebanyak 117,30 hari (dirinci dalam hari).
0
4’ 10” – 3
0
Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar menaungi 16 kecamatan dengan 144 desa dan
23 kelurahan, sehingga jumlah total desa dan kelurahan yang ada yaitu 167. Dari 167 desa dan
kelurahan yang ada tersebut terdapat 612 dusun dan 94 lingkungan. Dari 16 kecamatan di
Kabupaten Polewali Mandar, kecamatan yang memiliki desa dan kelurahan terbanyak, yaitu
Kecamatan Campalagian yang terdiri dari 18 desa dan kelurahan. Sedangkan kecamatan yang
mempunyai jumlah desa dan kelurahan paling sedikit adalah Kecamatan Anreapi yang hanya
memiliki 5 desa dan kelurahan.
Diantara 16 kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, ibukota kecamatan yang letaknya
terjauh dari ibukota kabupaten adalah ibukota Kecamatan Tubbi Taramanu (Taramanu) yaitu
sejauh 72 Km sementara Kecamatan Polewali adalah merupakan ibukota kabupaten, dan setelah
itu ibukota kecamatan yang terdekat dari ibukota kabupaten adalah Kecamatan Anreapi (Anreapi)
yang berjarak 5 Km dari Polewali.
Kabupaten Polewali Mandar memiliki 40 Anggota DPRD. Dari total 40 orang anggota
DPRD Kabupaten Polewali Mandar, hanya 6 orang yang berjenis kelamin perempuan (hanya
sekitar 15% dari total anggota DPRD), selebihnya adalah anggota DPRD dengan jenis kelamin lakilaki.
Untuk tingkat pendidikan yang di tamatkan oleh anggota DPRD Kabupaten Polewali Mandar,
sebagian besar adalah tamatan S-1 (sebanyak 60% dari total anggota DPRD), kemudian SMA
(27,5%), S-3 (7,5%) dan paling sedikit tamatan D-III (5 %).
Berdasar data dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Polewali Mandar mengenai
banyaknya Surat Keputusan yang dikeluarkan tahun 2009 tentang hak pemakaian tanah yaitu
sebanyak 246 SK yang mana luas tanah yang di SK kan yaitu seluas 6.947.049 M2 sementara
banyaknya uang masuk dari hak pemakaian tanah sebesar Rp. 24.224.970,-
Selama tahun 2009, Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Daerah kabupaten Polewali
Mandar telah mengeluarkan sebanyak 315 Izin Mendirikan Bangunan (IMB), yang mana sebagian
besar berada di Kecamatan Polewali (121 Izin) dan Kecamatan Wonomulyo (102 Izin).
PENDUDUK & KETENAGAKERJAAN

3
3.1. PENDUDUK
Jumlah Penduduk Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2009, berjumlah 373.263 jiwa
dengan laju pertumbuhan penduduk per-tahun 0,50 %, Jumlah penduduk tersebut terbagi habis ke
dalam 80.162 rumah tangga, di mana rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebesar 4 - 5 jiwa.
Kecamatan Campalagian merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu sebesar
51.165 jiwa. Sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Matangnga sebesar 4.932 jiwa.
Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Polman sebesar 185 jiwa per Km
2
.
Di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2009, terdapat 181.660 jiwa penduduk laki laki dan
191.603 perempuan, dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) 95 yang berarti bahwa di antara 100
perempuan terdapat 95 laki-laki.
3.2. ANGKATAN KERJA
Data Angkatan kerja adalah data tahun 2008. Dari penduduk usia kerja tahun 2008 di
Kabupaten Polewali Mandar, 68,32 % diantaranya aktif dalam kegiatan ekonomi yang disebut
sebagai angkatan kerja. Dari seluruh angkatan kerja tersebut 3,69 % dalam status pencari kerja.
Dari angka tersebut dapat dihitung tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Polewali Mandar
sebesar 5,4 % dimana angka tersebut merupakan rasio antara pencari kerja dengan jumlah
angkatan kerja.
Dilihat dari segi lapangan usaha, sebagian besar penduduk Kabupaten Polewali Mandar
bekerja di sektor pertanian yakni 59,02 % dari total penduduk yang bekerja. Setelah sektor
pertanian, sektor perdagangan dan industri yang masing-masing menyerap tenaga kerja 16,00 %
dan 7,67 % dari total penduduk yang bekerja.
Penduduk Usia Kerja (PUK) didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun ke
atas. Penduduk Usia Kerja terdiri dari Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Mereka yang
termasuk dalam Angkatan Kerja adalah penduduk yang bekerja atau yang sedang mencari
pekerjaan, sedangkan Bukan Angkatan Kerja adalah mereka yang bersekolah, mengurus
rumahtangga atau melakukan kegiatan lainnya.
SOSIAL

4
4.1. PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan salah satu sarana meningkatkan sumber daya manusia
(SDM). Salah satu upaya pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan dan
meningkatkan SDM melalui pendidikan adalah dengan mencanangkan program wajib belajar
9 tahun. Dengan program ini diharapkan akan tercipta sumber daya manusia yang siap
bersaing dalam era globalisasi. Demikian juga dengan Kabupaten Polewali Mandar yang
berupaya menciptakan suatu masyarakat yang berpendidikan. Keadaan Pendidikan di
Kabupaten Polewali Mandar (jumlah sekolah, murid dan guru), mulai dari tingkat Taman
Kanak-Kanak (TK) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) dapat dilihat dalam tabel 4.1.1tabel
4.1.16.
4.2. KESEHATAN
Pembangunan kesehatan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Bila
pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka akan meningkatkan kesejahteraan
rakyat secara langsung. Upaya pemerintah daerah dalam meyediakan fasilitas kesehatan
terutama puskesmas pembantu terus mengalami peningkatan. Tenaga kesehatan seperti
dokter dan bidan merupakan sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan. Berdasarkan
data dari Dinas kesehatan Kabupaten Polman pada tahun 2009 ada 41 orang dokter umum,
14 orang dokter gigi, 10 orang dokter ahli dan 136 orang bidan. Secara keseluruhan
banyaknya tenaga kesehatan di Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2009 berjumlah 550
orang. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan jumlah tenaga kesehatan di tahun
sebelumnya (tahun 2008) yaitu 542 orang.
Selama tahun 2009 di Kabupaten Polewali Mandar tercatat 5.861 peserta Keluarga
Berencana (KB) yang baru. Jumlah ini belum mencapai target yang telah ditetapkan (yaitu
10.953 yang di tetapkan atau hanya sekitar 54% dari target). Sementara untuk peserta KB
aktif targetnya sama dengan pencapaian (40.008 peserta KB aktif), dengan kata lain
mencapai 100 %.
4.3. AGAMA
Pada tahun 2009 jumlah jamaah haji yang berasal dari Kabupaten Polewali Mandar
sebesar 496 orang dimana berkurang satu orang dibanding tahun 2008, yaitu 497 orang. Dari
496 peserta jemaah haji tersebut, terdiri dari 356 jemaah perempuan dan 140 jemaah lakilaki.
Tempat ibadah di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2009 terdapat 724 masjid dan 45
gereja.
4.4. LAINNYA
Tahun 2009 terdapat 14 panti asuhan di Kabupaten Polewali Mandar, dengan jumlah
anak asuh 462 orang. Untuk kejadian bencana alam, selama tahun 2009 terjadi 65 kejadian
bencana alam, yang mana sebagian besar adalah kejadian kebakaran (31 kejadian).
4

4
Bps dalam angka….

You might also like