1. DS : Penurunan ekspansi paru Pola nafas tidak efektif - Klien mengatakan sesak saat bernafas DO : - Klien tampak sesak - Bernafas cuping hidung - Tampak menggunakan otot bantu pernafasan - Nafas irreguler - TTV : - TD : 110/80 mmHg - N : 80 x/menit - RR : 28 x/menit - S : 36, 8 0C 2. DS : Terputusnya inkontitas Nyeri - Klien mengatakan nyeri bagian jaringan : pemasangan luka WSD dengan karakteristik WSD : - P : nyeri - Q : ditusuk-tusuk - R : saat tangan kiri digerakkan - S : 4 – 6 (sedang) - T : Intermitten DO : - Klien tampak meringis - TTV : - TD : 110/80 mmHg - N : 80 x/menit - RR : 28 x/menit - S : 36, 8 0C 3. DS : Tindakan infasif Resiko Infeksi - Klien mengatakan perban luka pemasangan WSD WSD belum diganti dari tanggal 8 Juni 2012. - Klien mengatakan botol WSD sudah penuh. DO : - Perban WSD tampak kotor - Perban WSD sudah 2 hari belum diganti - WSD dipasang pada tanggal 8 Juni 2012 - Cairan WSD yang keluar tercatat 1600 cc 4. DS : Anoreksia Perubahan nutrisi kurang - Klien mengatakan makan hanya dari kebutuhan tubuh menghabiskan 2 – 3 sendok/hari - Klien mengatakan tidak ada nafsu makan DO : - Klien tampak menghabiskan makanan 2 – 3 sendok/hari - Klien tampak lemah - BB sebelum sakit 47 Kg - Saat sakit BB 45 Kg - TB : 154 cm
5. DS : Nyeri : luka pemasangan Gangguan istirahat tidur
- Klien mengatakan susah tidur WSD karena nyeri - Klien mengatakan tidur 4 – 5 jam/hari - Klien mengatakan matanya perih saat dipejamkan DO : - Klien tampak lemah - Tampak lingkaran hitam disekeliling mata klien 6. DS : Kurang terpaparnya Kurang penetahuan - Klien mengatakan tidak tahu informasi tentang penyakit dengan penyakitnya sekarang DO : - Klien tampak bertanya-tanya tentang penyakitnya - Klien tampak bingung 7. DS : Tindakan infasif : Resiko infeksi - Klien mengatakan infusnya pemasangan infus sudah 7 hari - Klien mengatakan tangan kanan yang terpasang infus terasa nyeri DO : - Infus klien tampak kotor - Infus klien tampak bengkak - TTV : - TD : 110/80 mmHg - N : 80 x/menit - RR : 28 x/menit - S : 36, 8 0C No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional 1. Pola nafas tidak efektif berhubungan Nafas kembali efektif setelah1. Kaji pola nafas seperti, Ronchi menunjukan dengan penurunan ekspansi paru dilakukan tindakan bunyi nafas, irama ketidakmampuan jalan nafas ditandai dengan : keperawatan selama 3 x 24 kecepatan dan keadaan. yang dapat meningkatkan kerja DS : jam dengan kriteri hasil : pernafasan - Klien mengatakan sesak saat bernafas DS : 2. DO : - Klien mengatakan sesaknya2. Observasi TTV Untuk mengetahui perubahan - Klien tampak sesak berkurang atau hilang. TTV terutama pernafasan - Bernafas cuping hidung DO : 3. - Tampak menggunakan otot bantu- Sesak tampak berkurang 3. Berikan posisi semi fowler. Posisi membantu pernafasan - Pernafasan dalam batas memaksimalkan ekspansi paru - Nafas irreguler normal 18 – 24 x/menit dan menurunkan upaya - TTV : pernafasan - TD : 110/80 mmHg 4. - N : 80 x/menit 4. Kolaborasi pemberian O2 Untuk memenuhi kebutuhan - RR : 28 x/menit sesuai indikasi. O2 klien - S : 36, 8 0C 5. 5. Kolaborasi pemberian Untuk mengurangi sesak. therapi medik 2. Nyeri berhubungan dengan Nyeri berkurang atau hilang1. Kaji skala nyeri 1. Untuk mengetahui skala nyeri, terputusnya ikontitas jaringan : setelah dilakukan tindakan untuk melanjutkan intervensi pemasangan WSD ditandai dengan : keperawatan selama 3 x 24 selanjutnya. DS : jam dengan kriteria hasil : 2. - Klien mengatakan nyeri bagian luka DS : WSD dengan karakteristik : - Klien mengatakan nyeri - P : nyeri berkurang dengan skala2. Ajarkan klien tehnik Untuk mengurangi rasa nyeri - Q : ditusuk-tusuk nyeri 1 – 3 (ringan) relaksasi nafas dalam dan - R : saat tangan kiri digerakkan DO : distraksi - S : 4 – 6 (sedang) - Klien tanpak tenang - T : Intermitten 3. Observasi TTV Untuk mengetahui TTV DO : terutama nadi cepat tanda - Klien tampak meringis nyeri - TTV : 4. - TD : 110/80 mmHg - N : 80 x/menit 4. Kolaborasi pemberian Untuk mengurangi rasa nyeri - RR : 28 x/menit analgetik 5. - S : 36, 8 0C 5. 3 Perubahan nutrisi kurang dari Nutrisi terpenuhi setelah1. Kaji pola makan klien 1. Untuk mengetahui pola makan kebutuhan tubuh berhubungan dengan dilakukan tindakan klien sebelum dan sesudah di anoreksia, ditandai dengan : keperawatan selama 3 x 24 rumah sakit DS : jam dengan kriteria hasil : 2. - Klien mengatakan makan hanya DS : menghabiskan 2 – 3 sendok/hari - Klien mengatakan sudah ada2. Anjurkan klien makan Untuk meningkatkan nutrisi - Klien mengatakan tidak ada nafsu nafsu makan sedikit tapi sering. yang adekuat makan DO : 3. DO : - Klien tampak segar 3. Sajikan makanan yang Untuk menarik klien untuk - Klien tampak menghabiskan makanan - Klien tampak menghabiskan menarik mungkin makan 2 – 3 sendok/hari makanan yang ada 4. - Klien tampak lemah - BB klien bertambah Monitor BB 4. Untuk mengetahui kehilangan - BB sebelum sakit 47 Kg BB dari normal - Saat sakit BB 45 Kg 5. - TB : 154 cm 5. Kolaborasi pemberian obat Agar nafsu makan klien atau vitamin. bertambah. 4. Kurang pengetahuan tentang penyakit Pengetahuan klien1. Kaji tingkat pendidikan1. Mempermudah dalam berhubungan dengan kurang bertambah setelah dilakukan klien dan keluarga memberikan informasi tingkat terpaparnya informasi ditandai dengan tindakan keperawatan selama pendidikan biasanya : 1 x 30 menit dengan kriteria memepengaruhi tingkat DS : hasil : pengetahuan - Klien mengatakan tidak tahu dengan DS : 2. Agar pengetahuan klien dan penyakitnya sekarang - Klien dan keluarga keluarga bertambah DO : mengatakan mengerti 3. Agar klien dan keluarga - Klien tampak bertanya-tanya tentang tentang penyakitnya. 2. Berikan pendidikan mengetahui tentang penyuluhan penyakitnya DO : kesehatan pada klien dan yang telah disampaikan - Klien tampak bingung. - Klien tampak bisa keluarga 4. Mengukur sejauh mana klien menjawab pertanyaan yang3. Berikan kesempatan kepada dan keluarga mengerti dan diajukan oleh perawat klien dan keluarga untuk mengenali penyakitnya. bertanya tentang materi5. Agar penkes benar-benar penyuluhan bermanfaat bagi status kesehatan 4. Evaluasi kembali penkes klien dan keluarga. yang telah diberikan.
5. Motivasi klien dan keluarga
untuk menerapkan materi penyuluhan yang telah diberikan.