Professional Documents
Culture Documents
1
C. Etiologi
Menurut Maslim (2001), penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai
berikut:
1) Kelelahan fisik
2) Penurunan kesadaran
2
d. Budaya: Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
e. Kebiasaan Seseorang: Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk
tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampo dan
lain-lain.
f. Kondisi fisik atau psikis: Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan
untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
E. Pohon Masalah
Isolasi sosial: Menarik diri
3
Defisit perawatan diri : Mandi, Berdandan
4
jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri
setelah BAK/BAB dengan tepat, dan menyiram kamar kecil.
Menurut depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan
diri adalah :
1) Fisik
a. Badan bau,pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor.
d. Gigi kotor disertai mulut kotor.
e. Penampilan tidak rapi
2) Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya,rendah diri dan merasa hina.
3) Sosial
a. Interaksi kurang.
b. Kegiatan kurang.
c. Tidak mampu berpilaku sesuai norma.
d. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang
tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
G. Mekanisme Koping Defisit Perawatan Diri
1) Regresi
Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri
khas dari suatu taraf perkembangan yg lebih dini.
2) Penyangkalan (Denial)
Menyatakan ketidaksetujan terhadap realitas dengan mengingikari
realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah paling
sederhana dan pranitif
3) Isolasi diri, menarik diri
5
Sikap mengelompokan orang/keadaan hanya sebagai semuanya
baik atau semuanya buruk, kegagalan untuk memandukan nilai-
nilai positif dan negatif didalam diri sendiri.
4) Intelektualisasi
Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari
pengalaman yg menggangguperasaanya.
H. Penatalaksanaan
Perawatan dini hari. Merupakan perawatan yang dilakukan pada
waktu bangun tidur untuk melakukan tindakan seperti perapian dalam
pengambilan bahan pemeriksaan (urine/feses), memberikan
pertolongan, mempersiapkan pasien dalam melakukan makan pagi
dengan melakukan tindakan perawatan diri, seperti mencuci muka,
tangan, dan menjaga kebersihan mulut.
Perawatan pagi hari. Perawatan yang dilakukan setelah makan pagi
dengan melakukan perawatan diri seperti melakukan pertolongan dalam
pemenuhan kebutuhan eliminasi, mandi atau mencuci rambut,
melakukan pijatan punggung, membersihkan mulut, kuku dan rambut,
serta merapikan tempat tidur.
Perawatan siang hari. Perawatan yang dilakukan setelah melakukan
berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan
siang. Berbagai tindakan perawatan diri yang dapat dilakukan antara
lain mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat
tidur dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan
klien.
Perawatan menjelang tidur. Perawatan diri yang dilakukan pada saat
menjelang tidur agar klien beristirahat dengan tenang. Berbagai
kegiatan yang dapat dilakukan antara lain pemenuhan kebutuhan
eliminasi, mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut sebelum
tidur.
I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
6
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa
faktor presipitasi, penilaian stressor, sumber koping yang dimiliki
pasien. Setiap melakukan pengajian ,tulis tempat klien dirawat dan
tanggal dirawat isi pengkajian meliputi :
a. Identitas Pasien
Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, diagnosa
medis,
Identitas penanggung jawab
Identitas penanggung jawab meliputi nama, umur, pendidikan,
pekerjaan, alamat dan hubungan dengan klien.
b. Keluhan Utama
Klien tidak mempunyai motivasi untuk melakukan aktifitas
kebersihan diri atau perawatan diri.
c. Alasan Masuk
Defisit dalam merawat diri, dari perawatan diri yang biasa
dilakukan dan sekarang jarang dilakukan dengan di awali
masalah seperti senang menyendiri, tidak mau banyak
berbicara dengan orang lain, jarang mandi atau membersihkan
tubuhnya.
d. Faktor yang Mempengaruhi
(1) Faktor Predisposisi
(a) Perkembangan : keluarga terlalu melindungi dan
memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu.
(b) Biologis : penyakit kronis yang menyebabkan klien
untuk tidak mampu melakukan perawatan diri.
(c) Kemampuan psikologi menurun : klien dengan
gangguan jiwa dengan kemampuan reaitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
7
(d) Sosial: kurang dukungan dan latihan kemampuan
perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan
mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
diri.
(2) Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah
atau lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mempu melakukan perawatan diri. Cara
menilai klien menilai msalah merupakan awal dari
terbentuknya sumber koping, jika sumber koping tidak
adekuat, bahkan jika ada namun mekanisme koping
maladaptif maka akan menimbulkan permasalahan.
(3) Aspek fisik / biologi
Pemeriksaan fisik
(a) Keadaan umum pasien
- Tanda-tanda vital (TD, RR, nadi, suhu)
- Tingkat kesadaran : composmentis
- Keadaan umum : lelah, lemah
(b) Rambut
Keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut yang
mudah rontok, keadaan rambut yang kusam, keadaan
tekstur.
(c) Kepala
Adanya botak atau alopesia, ketombe, berkutu.
(d) Mata
Periksa kebersihan mata, mata gatal atau mata merah,
mata simetris, konjungtiva pucat, sclera putih
(e) Hidung
Lihat kebersihan hidung, membran mukosa,
(f) Mulut
8
Lihat keadaan mukosa mulut, kelembapannya,
kebersihannya.
(g) Gigi
Lihat adakah karang gigi, adakah karies, kelengkapan
gigi.
(h) Telinga
Lihat adakah kotoran, adakah lesi, adakah infeksi.
(i) Kulit
Lihat kebesihan, adakah lesi, warna kulit, teksturnya,
pertumbuhan bulu.
(j) Genetalia
Lihat kebersihan, keadaan kulit, keadaan lubang uretra,
keadaan skrotum, testis pada pria, cairan yang keluar.
9
(f) StatusvMental
Kontak mata pasien kurang atau tidak dapat
mepertahankan kontak mata, kurang dapat memulai
pembicaraan, pasien suka menyendiri dan kurang
mampu berhubungan denga orang lain, Adanya
perasaan keputusasaan dan kurang berharga dalam
hidup.
(g) MekanismevKoping
Mekanisme koping maladaptif, pasien tidak mau untuk
merawat kebersihan tubuhnya.
2) Diagnosa
Diagnosa Keperawatan adalah identifikasi atau penilaian
pola respons baik aktual maupun potensial.Masalah keperawatan
yang sering muncul yang dapat disimpulkan dari pengkajian adalah
sebagai berikut :
a. Defisit perawatan diri (mandi, makan, berpakaian, BAB/BAK)
berhubungan dengan penurunan kemampuan dan motivsi
perawatan diri
b. Resiko perubahan sensori persepsi: halusinasi berhubungan
dengan stress psikologis
c. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan perubahan
status mental perubahan penampilan fisik.
d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum
e. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan gangguan
psikologis
3) Intervensi Keperawatan
NO. NOC NIC RASIONAL
DX
10
dengan defisit perawatan 1. Memperagakan cara terhadap perawatan
diri dapat teratasi dengan menyikat gigi yang diri
kriteria hasil : benar
2. Mendemonstrasikan
1. Klien mampu
cara mandi yang
melakukan
benar
kebersihan diri
3. Ajarkan penggunaan
secara mandiri
alat bantu mandi
2. Pasien mampu
seperti, sabun mandi,
makan secara
sikat gigi, dan
mandiri dengan
handuk
tanpa alat bantu
Pada defisit perawatan diri
3. Pasien mampu
makan :
berpakaian atau
berdandan secara 1. Menjelaskan cara
mandiri mempersiapkan
4. Pasien mampu makan
melakukan aktifitas 2. Mengajarkan pasien
eliminasi secara cara makan yang
mandiri dengan baik
atau tanpa alat 3. Mengajarkan pasien
bantu merapikan alat
makan setelah makan
1. Membantu pasien
untuk memilih
pakaian yang mudah
untuk dipakai dan
dilepas
11
2. Sediakan pakaian
pasien di tempat
yang mudah
dijangkau
3. Ajarkan dan beri
fasilitas pasien untuk
menyisir rambut
4. Bantu pasien untuk
menaikkan,
mengancingkan, dan
merisleting pakaian
Pada defisit perawatan diri
toileting :
1. Bantu pasien ke
toilet pada selang
waktu tertentu
2. Ajarkan cara
membersihkan diri
setelah eliminasi
3. Ajarkan pasien untuk
membersihkan toilet
setelah eliminasi
4. Berikan privasi
selama eliminasi
2 Setelah dilakukan asuhan 1. Peningkatan Untuk membantu
keperawatan selama 2x24 komunikasi dan penerimaan
jam diharapkan pasien a. Bersikap ramah metode alternatif
dengan resiko perubahan terhadap klien
sensori persepsi:halusinasi
dapat teratasi dengan b. Memperkenlkan
kriteria hasil : diri secara sopan
12
1. Pasien dapat c. Ajak pasien
membina hubungan mengobrol
saling percaya pada tentang apa yang
orang disekitarnya disukainya
3 Setelah dilakukan asuhan 1. Membina hubungan Memfasilitasi
keperawatan selama 2x24 saling percaya peningkatan koping
jam, diharapakan pasien dengan pasien individu
dengan isolasi sosial dapat 2. Membina hubungan
teratasi dengan kriteria terapeutik dengan
hasil : pasien
3. Bantu pasien
1. Pasien dapat
beradaptasi dengan
membina hubungan
orang lain
saling percaya
2. Pasien dapat
mengungkapan
penyebab menarik
diri
3. Pasien mampu
melakukan
hubungan sosial
dengan orang lain
4 Setelah dilakukan asuhan 1. Memberi anjuran Untuk mengetahui
keperawatan selama 2x24 tentang dan bantuan respons fisiologis
jam, diharapkan pasien dalam aktifitas fisik, terhadap
dengan intoleransi aktifitas kognitif, sosial, dan pergerakan yang
dapat teratasi dengan spiritual yang memakan energy
kriteria hasil : spesifik dalam ativitas
2. Membantu individu sehari – hari
1. Respon fisiologis
untuk melakukan
untuk
AKS
menyelesaikan
aktifitas
13
2. Dorongsn dan 3. Bantu
energi individu klien/keluarga
untuk untuk
mempertahankan mengidentifikasi
aktifitas sehari0hari kekurangan dalam
beraktivitas
4. Kolaborasi dengan
tenaga rehabilitas
medic dalam
merenca-nakan
program terapi yang
tepat
5 Setelah dilakukan asuhan 1. Membantu pasien Memfasilitasi
keperawatan selama 2x24 untuk meningkatkan perkembangan
jam, diharapkan pasien penilaian penampilan positif
dengan harga diri rendah penghargaan pada situasi tertentu
kronis dapat teratasi terhadap diri sendiri
dengan kriteria hasil : 2. Beri pujian yang
realistis atau nyata
1. Mengungkapkan
dan hindarkan
penerimaan diri
penilaian yang
secara verbal
negatif setiap kali
2. Menerima kritik
bertemu dengan
dari orang lain
pasien
3. Mempertahankan
3. Perlihatkan respon
hygiene
yang kondusif dan
jadilah pendengar
yang aktif
14
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna dan Akemat, 2009. “Model Praktek Keperawatan Professional
Jiwa”. Jakarta: EGC
15