You are on page 1of 96

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM

KELUARGA TERHADAP PERILAKU SISWA KELAS


XI SMK MUHAMMADIYAH SUSUKAN TAHUN
PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan Islam

oleh :
LUKMAN PRASETYO
NIM 111 07 121

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2012
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:


Nama : Lukman Prasetyo
NIM : 11107121
Jurusan : Tarbiyah
Progam Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul : PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM
KELUARGA TERHADAP PERILAKU SISWA KELAS
X1 SMK MUHAMMADIYAH SUSUKAN TAHUN
PELAJARAN 2011/2012

telah kami setujui untuk dimonaqosahkan.

Salatiga, 1 Agustus 2012


Pembimbing

Dra. Nur Hasanah, M.Pd.


NIP.19690110 199403 2 002
SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP

PERILAKU SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH SUSUKAN TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

DISUSUN OLEH

LUKMAN PRASETYO

NIM : 11107121

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah


Sekolah Tinggi Agama Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 31 Agustus 2012
dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1
Kependidikan Islam

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. ______________

Sekretaris Penguji : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si ______________

Penguji I : Dra.Lilik Sriyanti, M.Si ______________

Penguji II : Dra. Maryatin ______________

Penguji III : Dra. Nur Hasanah, M.Pd ______________

Salatiga, 31 Agustus 2012


Ketua STAIN Salatiga

Dr. Imam Sutomo, M.Ag


NIP.19580827 1983031 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Lukman Prasetyo

NIM : 11107121

Jurusan : Tarbiyah

Progan Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiyah.

Salatiga, 30 Juli 2012


Yang menyatakan,

Lukman Prasetyo
MOTO

· “Waktu adalah komponen pembentuk kehidupan. Dia yang menyia-nyiakan


waktu, telah menyia-nyiakan hidupnya”. (Mario Teguh).

· ” Berusahalah menjadi yang terbaik tetapi jangan sekali- kali kamu merasa
yang terbaik”
PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

Ø Ayah dan Ibuku tercinta yang selalu mendo’akan,dan memberi motivasi demi

suksesnya skripsi ini.. terima kasih atas kasih sayang, do’a serta segala

pengorbanan yang telah engkau berikan kepadaku..

Ø Kakak dan adik-adikku yang tersayang, yang senantiasa memberikan dorongan

moral maupun material demi suksesnya penulisan sekripsi ini.

Ø Ibu Dra. Nur Hasanah m.pd yang meluangkan waktu untuk membimbing

penulis dalam penyelesaian skipsi ini dengan sabar dan ikhlas

Ø Bapak dan Ibu dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan

bekal hidup.

Ø Bapak kepala beserta seluruh Dewan Guru dan komite serta siswa siswi SMk

muhammadiyah susukan yang telah membantu penulis dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini.

Ø Teman teman yang telah membantu terselesainya skripsi ini (Mia Faradila, abi

com (Nur Hamid)), dan Seluruh teman- teman seperjuanganku, khususnya kalas

PAI D (Sevendbest) 2007.

Ø Pembaca yang budiman


KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan

kepada Nabi Agung Muhammad SAW dan para sahabatnya.

Dalam rangka disiplin ilmu, maka setiap mahasiswa yang telah

menyelesaikan kegiatan kuliah diakhiri dengan penulisan skripsi.

Dengan ini penulis menulis skripsi dengan judul: ”PENGARUH PENDIDIKAN


AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU SISWA KELAS XI
SMK MUHAMMADIYAH SUSUKAN TAHUN AJARAN 2011/2012”. Dalam
penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. Selaku Ketua STAIN Salatiga beserta

seluruh stafnya yang telah memberikan fasilitas kepada penulis selama

menuntut ilmu.

2. Ibu Dra. Nur Hasanah, M. Pd. Selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan yang sangat bermanfaat dan berharga, sehingga saya

dapat mewujudkan skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu, yang telah memeberikan banyak pengorbanan dan do’anya

yang tidak terhitungkan oleh apapun.

4. Bapak kepala SMK Muhammadiyah Susukan Kabupaten Semarang, yang

telah menyediakan tempat, waktu dan informasi serta data-data yang penulis
butuhkan, dan tidak lupa kepada para siswa yang telah banyak membantu

demi selesainya skripsi ini.

5. Semua Guru yang berada di SMK Muhammadiyah Susukan, yang selalu

memberikan nasehat.

6. Kakak dan adik tercinta, yang selalu menjadi sumber inspirasi penulis untuk

menjadi lebih baik.

Dalam penulisan skripsi ini tidak mustahil terdapat banyak kekurangan

dan kekeliruan dalam bentuk format maupun isinya. Oleh karena itu segala saran

dan kritik dari semua pihak sangat saya butuhkan guna perbaikan dan

penyempurnaan penulisan skripsi yang saya susun ini, penulis akan menyambut

dengan lapang dada, dan berterima kasih.

Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini. Amin.

Salatiga, 30 Juli 2012

Penulis

Lukman Prasetyo
ABSTRAK

Prasetyo, Lukman. 2012. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap


Perilaku Siswa kelas xi SMK Muhammadiyah Susukan Tahun Ajaran
2011/2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama
Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Nur
Hasanah,M.Pd.

Kata kunci: pendidikan agama dalam keluarga, perilaku siswa

Pendidikan agama dalam keluarga menurut pandangan Islam sangat


penting dalam membentuk perilaku atau pribadi seseorang, akan tetapi masih
kebanyakan para orang tua yang mengabaikan pendidikan anaknya, mereka
terlalulu mempercayakan pendidikan anaknya terhadap sekolah-sekolah, memang
menyekolahkan anak sangat penting akan tetapi orang tua juga harus tidak boleh
lepas tanggung jawab begitu saja. Bukankah kelak di akhirat orang yang lebih
dahulu di Tanya tentang anaknya adalah orang tua? Bukan sekolah atau lembaga-
lembaga pendidikan yang lain.
Penelitian ini diadakan guna mengetahui apakah ada pengaruh antara
pendidikan agama dalam keluarga dengan perilaku siswa SMK Muhammadiyah
Susukan. Pertanyaan utama yang ingin dijawab pada penelitian ini adalah: (1)
Bagaimanakah pendidikan agama dalam keluarga pada siswa kelas 11 SMK
Muhammadiyah Susukan?(2) Bagaimanakah perilaku siswa kelas 11 SMK
Muhammadiyah Susukan? dan (3)Adakah pengaruh pendidikan agama dalam
keluarga terhadap perilaku siswa kelas 11SMK Muhammadiyah Susukan?
Untuk menjawab pertanyaan di atas maka peneliti menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan rancangan studi korelasi serta menggunakan
metode angket dan dokumentasi.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pendidikan agama dalam
keluarga pada siswa kelas 11 SMK Muhammadiyah Susukan, pada umumnya
baik. (2) Perilaku siswa kelas 11 SMK Muhammadiyah Susukan pada umumnya
baik (3) Ada pengaruh positif antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap
perilaku siswa di sekolah. Hal ini terbukti karena r xy lebih besar dari pada r tabel
(r product moment) yaitu 0,992 yang mana dengan N = 38 diperoleh nilai r pada
taraf signifikan 5% sebesar 0.320, sehingga hipotesis dapat diterima.
DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................... i

LEMBAR BERLOGO ............................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. iii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. v

MOTTO ...................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN .................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

ABSTRAK................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 6

D. Hipotesis Penelitian .............................................................. 6

E. Manfaat Penelitian ................................................................ 7

F. Definisi Operasional ............................................................ 8

G. Metode Penelitian ................................................................ 9

H. Sistematika Penyusunan Skripsi ............................................ 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama dalam Keluarga ..................................... 18

1. Pengertian Pendidikan Agama dalam Keluarga .............. 18


2. Dasar Pendidikan Agama Islam....................................... 21

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam..................................... 22

4. Masa Mendidik Anak ...................................................... 25

5. Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak .. 34

6. Metode Mendidik Anak .................................................. 35

B. Perilaku ............................................................................... 36

1. Pengertian Perilaku ......................................................... 36

2. Karakteristik Perilaku Menyimpang ................................ 39

3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang ......... 40

C. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap

Perilaku Anak ....................................................................... 42

BAB III HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK Muhammadiyah Susukan ................ 45

1. Identitas .......................................................................... 45

2. Struktur Organisasi ......................................................... 45

3. Daftar Nama Guru dan Pegawai ...................................... 46

4. Visi, Misi, dan Tujuan SMK Muhammadiyah Susukan ... 48

B. Obyektifitas Sekolah ............................................................. 49

1. Letak dan Kondisi Geografis ........................................... 49

2. Situasi Sarana dan Prasarana ........................................... 49

3. Keadaan Siswa ................................................................ 51

4. Upacara Bendera ............................................................ 52

C. Penyajian Data ...................................................................... 52

1. Data tentang Pendidikan Agama dalam Keluarga ............ 52


2. Data tentang Perilaku Siswa ............................................ 55

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Data ....................................................................... 59

B. Data Pendidikan Agama dalam Keluarga .............................. 60

C. Data tentang Perilaku Siswa .................................................. 65

D. Analisis Pengaruh Pendidikan Agama dalam

Keluarga terhadap Perilaku Siswa ......................................... 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................... 76

B. Saran ................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

TABEL I Nama Guru dan Pegawai beserta Jabatanya ............................ 46

TABEL II Jenis dan Jumlah Sarana dan Prasarana .................................. 50

TABEL III Data Jumlah Siswa Empat Tahun Terakhir ............................. 51

TABEL IV Jawaban Angket dari Responden tentang Pendidikan

Agama dalam Keluarga .......................................................... 53

TABEL V Jawaban Angket dari Resonden tentang Perilaku Siswa ........... 56

TABEL VI Nilai Angket dari Responden tentang Pendidikan Agama

dalam Keluarga ............................................................................ 60

TABEL VII Presentase Pendidikan Agama dalam Keluarga ............................. 64

TABEL VIII Nilai Angket dari Responden tentang Perilaku Siswa. .............. 65

TABEL IX Persentase Perilaku Siswa ........................................................... 69

TABEL X Tabel Kerja Koefesien Variabel X dan Variabel Y ................... 70

TABEL XI Tabel Nilai Harga Kritik r Produck Moment…………………… 74


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan

manusia, karena pendidikan memiliki cakupan yang sangat luas yaitu selain

mengasuh, mendidik atau memelihara anak, pendidikan juga merupakan

pengembangan keterampilan, pengetahuan maupun kepandaian melalui

pengajaran, latihan latihan maupun pengalaman, lebih jauh pendidikan juga

dapat mengembangkan intelektual serta akhlak anak didik yang dilakukan

secara bertahap.

Sementara itu tujuan pendidikan Islam secara garis besarnya adalah

membina manusia agar menjadi hamba Allah yang sholeh dengan seluruh

aspek kehidupan, perbuatan, pikiran dan perasaannya (Zakiyah Darojat, 1993:

35).

Pendidikan berarti proses penyampaian nilai nilai baik sosial masyarakat

maupun moral keagamaan yang kemudian dilanjutkan dengan proses

pemahaman, penghayatan, dan pengalaman terhadap nilai nilai tersebut,

sebagaimana yang telah ia terima, sehingga ia dapat mencapai kecakapan sosial

dan mengembangkan pribadinya semaksimal mungkin.

Keluarga merupakan tempat atau wadah yang pertama kalinya bagi

seorang anak atau individu untuk mengenal lingkungan. Dalam keluarga

seorang anak mengenal dan mengetahui bahwa ada individu lain selain dirinya.
Keluarga juga merupakan pendidikan yang pertama dan utama bagi seorang

anak. Seorang anak akan mengetahui banyak hal untuk pertama kalinya dari

keluarga. Pendidikan dalam keluarga juga menjadi sangat penting karena hal

ini akan sangat menentukan kehidupan dan perilaku anak tersebut dimasa

mendatang.

Keluarga yang mendidik anaknya dengan cara yang baik dan benar akan

menghasilkan anak yang baik dan keluarga yang mendidik anaknya dengan

cara yang salah dan tidak baik akan menghasilkan anak yang tidak baik pula.

Jadi baik dan buruknya perilaku seseorang anak tergantung pada bagaimana

pendidikan yang diberikan oleh orang tuanya. Dalam Al-Qur,an Surat At-

Tahrim ayat 6 dituliskan:

$pköŽn=tæ äou‘$yf Ïtø:$#ur â̈ $Z̈9$# $yd ߊqè%ur #Y‘$tR ö/ä3 ‹Î=÷d r&ur ö/ä3 |¡ àÿRr& (#þqè% (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$# $pkš‰r'¯»tƒ

ÇÏÈ tb râsD÷sム$tB tb qè=yèøÿtƒur öN èd ttBr&!$tB ©! $#tb qÝÁ ÷ètƒ žw ׊#y‰ Ï© Ôâ Ÿx Ïî îps3 Í́¯»n=tB

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu


dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.

Dari ayat diatas telah dijelaskan bahwa Allah memerintahkan manusia

untuk menjaga diri dan keluarganya dari hal-hal buruk yang akan merugikan

mereka sendiri. Perintah ini dapat dilakukan salah satunya dengan melakukan

pendidikan agama didalam keluarga. Dengan melakukan pendidikan agama

didalam keluarga, maka para orang tua setidaknya memberikan bekal hidup
bagi anak anak mereka, dengan bekal yang baik seorang anak diharapkan dapat

bersikap dan berperilaku yang baik pula.

Pendidikan agama dalam keluarga tidak hanya pada masalah akidah dan

ibadah, namun juga pada masalah mu’amalah yang berhubungan dengan orang

lain. Dalam keluarga seorang anak di didik untuk selalu berbuat amar ma’ruf

dan nahi mungkar agar bisa hidup bermasyarakat dengan baik sesuai aturan

aturan atau norma yang berlaku di dalam masyarakat itu sendiri ataupun

menurut aturan agama.

Dalam berbuat amar ma’ruf nahi mungkar tersebut ternyata tidak hanya

fisik manusia saja yang berperan akan tetapi juga dalam psikisnya ada

kekuatan lain yang mampu menentukan baik buruknya suatu pekerjaan dan

tingkah laku manusia, sebagaimana sabda Rosulullah SAW :

‫ ﺃﹶﻻﹶ‬‫ ﻛﹸﻠﱡﻪ‬‫ﺪ‬‫ ﺍﹾﳉﹶﺴ‬‫ﺪ‬‫ ﻓﹶﺴ‬‫ﺕ‬‫ﺪ‬‫ﺇﹺﺫﹶﺍ ﻓﹶﺴ‬‫ ﻭ‬‫ ﻛﹸﻠﱡﻪ‬‫ﺪ‬‫ ﺍﹾﳉﹶﺴ‬‫ﻠﹶﺢ‬‫ ﺻ‬‫ﺖ‬‫ﻠﹶﺤ‬‫ﺔﹸ ﺇﹺﺫﹶﺍ ﺻ‬‫ﻌ‬‫ﻀ‬‫ ﻣ‬‫ﺪ‬‫ﻰ ﹾﺍﳉﹶﺴ‬‫ﺇﹺﻥﱠ ﻓ‬‫ﺃﹶﻻﹶ ﻭ‬

(‫ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ‬‫ ﺍﹾﻟﻘﹶﻠﹾﺐ‬‫ﻰ‬‫ﻫ‬‫ﻭ‬


Artinya : “ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada sekerat daging, jika ia baik,
baiklah jasad seluruhnya dan jika ia rusak, rusaklah jasad seluruhnya.
Ketahuilah, itu adalah hati”. (H.R. Bukhori).
Dari hadist di atas dapat di ketahui, bahwa manusia sebagai makhluk tuhan

pada esensinya terdiri dari dua hal, yaitu jasmani dan rohani. Yang di maksud

jasmani adalah keadaan manusia yang dapat di lihat dan di raba oleh panca

indera manusia. Sedangkan rohani merupakan keadaan manusia yang tidak

dapat di lihat dan di raba oleh panca indera manusia.

Rohani manusia sangat perlu di didik dan di bina sebaik mungkin karena

rohani merupakan subjek gerak seluruh kegiatan manusia. Dalam pembentukan


rohani yang baik harus di mulai dari pendidikan dari orang tua atau keluarga,

karena orang tua adalah orang yang pertama kali di kenal oleh anak sebelum

mengenal lingkungan luar. Orang tua harus mampu memberi pendidikan serta

dapat memberi contoh atau teladan yang baik terhadap anaknya karena secara

tidak sadar perilaku orang tua atau apa yang telah di lakukan orang tua telah

ditiru oleh anak.

Di dalam penanaman perilaku anak, orang tua harus betul betul mampu

memilih suatu metode yang tepat, serta dapat berpengaruh positif pada tingkat

perkembangan anak. Setiap kebijakan orang tua harus mampu di pertanggung

jawabkan secara horizontal terhadap manusia (keluarga, masyarakat dan

bangsa) dan secara vertikal terhadap Allah SWT. Dengan adanya pendidikan

agama dalam keluarga di harapkan dapat membentengi dan menfilter

terjadinya pergeseran nilai nilai budaya yang dapat memungkinkan terciptanya

suatu pribadi yang tidak baik.

Pembentukan perilaku tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui suatu

proses tertentu, yaitu melalui kontak sosial yang berlangsung antara individu

dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan lingkungan

masyarakat dan lain sekitarnya.

Lingkungan yang positif maupun lingkungan yang negatif akan

mempengaruhi perkembangan anak, suasana pergaulan atau lingkungan yang

baik sangat diharapkan, juga kegiatan sosial yang bermanfaat bagi anak.

Namun pelaksanaan tanggung jawab masyarakat dalam hal pendidikan,

sementara menunjukkan terjadinya perbedaan antara satu keluarga dengan


keluarga lain. Perbedaan ini diduga karena beberapa faktor, diantaranya adalah

komitmen terhadap agama, pengetahuan yang dimiliki, kesempatan

mendapatkan pendidikan dan sebagainya.

Tidak semua anak yang diberikan bekal pengetahuan agama menjadi

pandai, berakhlak mulia ataupun secara konsisten mampu mempraktekkannya

dalam kehidupan sehari-hari karena setiap anak memiliki keinginan dan

kemampuan yang berbeda beda, maka cara-cara yang digunakan untuk

menyampaikan dan menanamkannya pun juga harus berbeda-beda.

Berangkat dari latar belakang di atas maka penulis mengambil judul

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA

TERHADAP PERILAKU SISWA KELAS 11 SMK MUHAMMADIYAH

SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

2011/2012.

B. Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang masalah dan berdasarkan alasan di adakannya

penulisan ini, maka timbullah beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pendidikan agama dalam keluarga pada siswa kelas 11 SMK

Muammadiyah Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang?

2. Bagaimana perilaku siswa kelas 11 SMK Muhammadiyah Susukan

Kabupaten Semarang?
3. Adakah pengaruh antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap

perilaku siswa kelas 11 SMK Muhammadiyah Susukan Kabupaten

Semarang?

C. Tujuan Penelitian

Untuk melaksanakan suatu kegiatan, perlu sekali di tentukan suatu tujuan

sebagai acuan yang akan di capai. Begitupun dalam penelitian ini penting

sekali adanya tujuan. Adapun tujuan dari penelitan ini adalah :

1. Untuk mengetahui pendidikan agama dalam keluarga pada siswa kelas 11

SMK Muhammadiyah Susukan Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui perilaku siswa kelas 11 SMK Muhammadiyah Susukan

Kabupaten Semarang.

3. Untuk mengetahui adanya pengaruh antara pendidikan agama dalam

keluarga terhadap perilaku siswa kelas 11 SMK Muhammadiyah Susukan

Kabupaten Semarang.

D. Hipotesis Penelitian

Untuk mengarahkan agar penelitian ini dapat mengarah dan mencapai

pada sasarannya dan sekaligus untuk menghindari adanya data atau informasi

yang kurang relevan, maka penulis akan menggunakan hipotesa, yaitu suatu

dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah. (Sutrisno

hadi,1983:63).
Selanjutnya melalui permasalahan yang telah penulis kemukakan di atas,

maka penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut :

Adanya pengaruh yang positif antara pendidikan agama dalam keluarga

terhadap perilaku siswa kelas xi SMK Muhammadiyah Susukan Kabupaten

Semarang.

E. Kegunaan Penelitian

1. Teoritis

Secara teoritis penelitian ini di harapkan dapat memberi wawasan

keilmuan, khususnya bagi penulis dan umumnya kepada pembaca

mengenai pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku

siswa.

2. Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat muslim

dalam memberikan pemahaman terhadap pentingnya orang tua dalam

memberikan pendidikan agama di dalam keluarga yang baik untuk

anaknya. Sekaligus juga tentang pentingnya pendidikan agama dalam

keluarga terhadap perilaku siswa.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda

dengan maksud utama penulis, perlu beberapa penjelasan pokok yang menjadi

variabel penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan

dua variabel.
1. Pendidikan Agama dalam Keluarga

Pendidikan adalah pengaruh, bimbingan, arahan dari orang dewasa

kepada anak yang belum dewasa agar menjadi dewasa, mandiri dan

memiliki kepribadian yang utuh dan matang. (Yudrik Yahya, 2003: 5)

Sedangkan pendidikan agama merupakan usaha usaha secara

sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya mereka

hidup sesuai dengan ajaran Islam. (Zuhairini, Dkk, 1983:27)

Menurut penulis pendidikan agama adalah pengajaran yang di

lakukan oleh orang dewasa terhadap anak tentang agama dengan cara

memberikan pemahaman ataupun pembimbingan serta pengarahan

berdasarkan ajaran atau perintah agama Islam.

Adapun kata keluarga menurut F.J Brown dibedakan menjadi dua,

yaitu keluarga dalam arti luas dan keluarga dalam arti sempit. Dalam arti

luas adalah semua pihak yang mempunyai hubungan darah/keturunan yang

bisa diperbandingkan dengan klan atau marga. Dalam arti sempit keluarga

adalah orang tua dan anak (Yusuf Syamsu, 2004 :36)

Jadi yang di maksud dengan pendidikan agama dalam keluarga disini

adalah usaha memberikan pemahaman dan bimbingan yang di lakukan

oleh orang tua (ayah-ibu) tentang agama kepada anak dengan maksud agar

anak anak dapat memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama dengan

baik.
2. Perilaku siswa

Perilaku yaitu perbuatan, kelakuan, cara menjalankan, atau berbuat

(W.J.S Purwadarminta, 1982; 553).

Siswa adalah sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar

baik secara kelompok atau perorangan, siswa juga disebut murid atau

pelajar (Muchid, 2011, definisi siswa (Online), diakses 06 September 2012

pukul 08.35)

Jadi perilaku siswa adalah semua tindakan atau perbuatan yang

dilakukan oleh siswa didalam lingkungan sekolah tersebut.

G. Metode Penelitian

Untuk menjawab permasalahan yang ada serta untuk membuktikan

hipotesa yang penulis ajukan, di perlukan data yang akurat sehingga

menghasilkan data yang signifikan sebagai jawaban yang sesungguhnya. Untuk

memenuhi harapan ini maka di perlukan adanya metodologi.

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang ditulis adalah pendekatan penelitian

kuantitatif korelasional, karena penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

jawaban atas suatu pernyataan yang spesifik sejak awal tentang hubungan

variabel X dan Y.

Variabel X adalah pendidikan agama dalam keluarga sedang variabel

Y adalah perilaku siswa.


2. Lokasi dan waktu penelitian

a. Lokasi penelitian

Penulis dalam penelitian ini berlokasi di SMK Muhammadiyah

Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.

b. Waktu penelitian

Menurut prediksi penulis penelitian ini akan berlangsung selama

tiga minggu atau dua puluh satu hari dari perencanaan pengajuan judul

sampai akhir penelitian. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 08

sampai 19 mei.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. (Suharsimi, 1998:

115). Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah semua

siswa kelas xi SMK Muhammadiyah Susukan Kabupaten Semarang,

yaitu berjumlah 100 orang.

b. Sampel

Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari

jumlah populasi (Hadi, 1977 : 221). Apabila populasi dalam penelitian

ini jumlahnya terlalu besar maka untuk menghemat waktu dan biaya,

subyek yang diteliti tidak diambil semua. Penulis melakukan penelitian

di lapangan, dalam menentukan sampel, sesuai dengan pendapat

Suharsimi Arikunto (1998: 155), bahwa apabila subyeknya kurang dari


100 orang maka diambil semuanya dan apabila subyeknya lebih dari 100

orang maka diambil sampel antara 10-25 % atau 20-25 % atau lebih.

Karena populasi yang berjumlah 100 responden, sehingga penulis

mengambil sampel 40% dari populasi yang ada. Maka jumlah sampelnya

adalah 40 siswa yang diambil dari siswa kelas xi jurusan teknik

kendaraan ringan (TKR).

c. Variabel penelitian

Sutrisno hadi mendiskripsikan variabel sebagai gejala yang

bervariasi atau objek penelitian yang memiliki variasi nilai atau telaah

yang di teliti. (Sutrisno, 1994: 97).

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu pendidikan agama

dalam keluarga sebagai variabel X dan perilaku siswa sebagai variabel Y.

Indikator masing masing variabel

a. Pendidikan agama dalam keluarga

Sub variabel

1. Pendidikan akidah

2. Pendidikan ibadah

3. Pendidikan akhlak

a) Mengenalkan kepada anak tentang adanya Allah

b) Mengenalkan tentang rukun iman

c) Mengenalkan tentang rukun Islam

d) membimbing melaksanakan salat

e) Membimbing membaca alqur’an


f) Membimbing melaksanakan puasa

g) Membimbing melaksanakan sedekah

h) Membimbing untuk berakhlak baik

i) Memberi contoh tentang akhlak terpuji

j) Mendidik untuk membaca doa setiap melaksanakan kegiatan

(Zakiah Darajat, 1993; 45)

b. Indikator perilaku siswa

a) Sering membolos

b) Dikeluarkan atau diskor dari sekolah karena berkelakuan buruk

c) Selalu berbohong

d) Sering kali mabuk atau menyalah gunakan narkotika dan zat adiktif

lainnya

e) Sering kali mencuri

f) Sering kali merusak barang orang lain

g) Prestasi sekolah yang jauh dibawah taraf kemampuan kecerdasan

(IQ) sehingga berakibat tidak naik kelas

h) Sering kali melawan otoritas yang lebih tinggi seperti melawan

guru atau orang tua, melawan aturan-aturan dirumah atau

disekolah, tidak disiplin

i) Sering kali memulai perkelahian. (Aat syafaat, dkk, 2008: 82)


4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara cara yang di gunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data. (Suharsimi, 1990:134).

Dalam penelitian ini penilis menggunakan beberapa metode, yaitu

sebagai berikut:

a. Angket

Berkaitan dengan hal tersebut, Masrisingaimbun (1983:140)

berpendapat bahwa:

Angket disebut juga kuisioner yaitu sejumlah pertanyaan


tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari respoden
dalam arti laporan tentang pribadinya dan hal-hal yang ia ketahui.
Pada penelitian survey, penggunaan kuisioner merupakan hal yang
pokok untuk pengumpulan data. Hasil kuisioner tersebut akan
menjadi kesimpulan penelitian. Tujuan pokok pembuatan kuisioner
adalah untuk (a) memperoleh informasi yang relevan dengan
tujuan survey, dan (b) memperoleh informasi dengan reliabilitas
dan validitas setinggi mungkin.

Angket ini berisi pendidikan agama dalam keluarga dan perilaku

siswa kelas xi SMK Muhammadiyah Susukan Kabupaten Semarang.

Angket tersebut diberikan kepada responden atau siswa kelas xi jurusan

teknik kendaraan ringan (TKR) yang berjumlah 40 siswa

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah berupa barang-barang yang tertulis. Yaitu

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan

sebagainya. Di dalam melaksanakan metode ini penulis mencari

informasi melalui catatan-catatan dari arsip sekolah/tata-usaha.


5. Analisis data

Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya yang harus di

tempuh adalah analisis data. Analisis data ini di maksud untuk mengetahui

permasalahan permasalahan dalam penelitian yang kemudian dapat di

informasikan lebih lanjut sebagai hasil penelitian yang dapat di pertanggung

jawabkan kebenaran dan kevalidannya.

Dalam menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan teknik

sebagai berikut:

1. Analisis pendahuluan

Data yang terkumpul kemudian disusun, di jelaskan, dan di analisis

pendahuluan. Dalam hal ini penulis menganalisis tentang pendidikan

agama dalam keluarga dan perilaku siswa, kemudian mengklasifikasikan

dan menganalisis, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas

situasi objek yang penulis teliti. Setelah data terkumpul, maka di beri

kriteria dalam bentuk tabel prosentasi. Untuk menganalisis ini, penulis

menggunakan rumus:

P= ×100 ℅

Keterangan:

P = Prosentase

F = Frekuensi

N = Jumlah populasi
2. Analisis Lanjut

Dari hasil pengumpulan data yang telah terkumpul selama

penelitian, penulis menggunakan analisis dan statistik product moment.

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel

pendidikan agama dalam keluarga dengan variabel perilaku siswa

disekolah. Analisis dan statistik product moment ini menggunakan

rumus:

rxy =
å XY
2 2
åX Y
Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

XY : Perkalian antara X dan Y

X : Variabel skor pertama (pendidikan agama dalam keluarga)

Y : Variabel skor kedua (perilaku siswa)

å : Sigma

H. Sistematika Penulisan

Skripsi ini di bagi atas beberapa bab, pada setiap bab di bagi atas beberapa

sub bab, Dengan sistematika sebagai berikut :


Bab I Pendahuluan; Dalam bab ini memuat latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian,

definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II Kajian Pustaka; Dalam bab ini penulis membahas tentang

landasan teori yang mencakup tentang pendidikan agama dalam keluarga.

Meliputi, pengertian pendidikan agama, dasar pendidikan agama Islam, tujuan

pendidikan Islam, masa mendidik anak, tanggung jawab orang tua terhadap

pendidikan anak, metode pendidikan agama dalam keluarga. Selanjutnya

membahas tentang perilaku siswa yang meliputi, pengertian perilaku siswa,

karakteristik perilaku siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

siswa. Dan yang terakhir membahas tentang pengaruh pendidikan agama dalam

keluarga terhadap perilaku siswa.

Bab III Laporan Penelitian; Dalam bab ini berisi hasil penelitan yaitu

memaparkan gambaran umum situasi SMK Muhammadiyah Susukan

Kabupaten Semarang beserta penyajian data.

Bab IV Analisis Data; Dalam bab ini membahas tentang analisis data

yang di sertai dengan penyajian tabel tabel dan penyajian hipotesis dengan

langkah langkah sebagai berikut (1) Analisis deskriptif (masing masing

variabel), (2) Analisis pengujian hipotesis, (3) Pembahasan.

Bab V Penutup; Dalam bab ini penulis menyajikan kesimpulan dan saran

saran.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama dalam Keluarga

1. Pengertian pendidikan agama dalam keluarga

Sebelum melangkah membahas mengenai pengertian pendidikan

agama dalam keluarga, ada baiknya jika terlebih dahulu penulis kemukakan

mengenai pengertian pendidikan secara umum, yaitu:

a. Pendidikan menurut Achmadi adalah tindakan yang dilakukan secara

sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta

potensi (sumber daya) insani menuju terbentuknya manusia seutuhnya

(insan kamil). (Achmadi,1992:16)

b. Menurut Ahmad D Marimba pendidikan adalah bimbingan atau

pimpinan secara sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani

dan rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang

utama.(Ahmad D Marimba, 1989 : 19)

c. Menurut Gogfrey Thomson Pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas

individu untuk menghasilkan perubahan yang tepat didalam kebiasaan

tingkah lakunya, pikiranya dan perasaannya.

(http://www.maswins.com/2011/03/pengertian-pendidikan-menurut-uu-dan.html(23

Mei 2012)

d. Sahabuddin menjelaskan bahwa, pendidikan adalah kegiatan yang

mengandung tanggung jawab untuk memanusiakan manusia, untuk


mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia.

(http://www.maswins.com/2011/03/pengertian-pendidikan-menurut-uu-dan. html (23

Mei 2012)

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan, pendidikan adalah

suatu usaha atau tindakan yang diberikan oleh seseorang secara sadar

terhadap perkembangan orang lain kearah yang lebih baik menuju

terbentuknya tingkah laku, cara berfikir dan bersikap sehingga terpelihara

potensinya menuju manusia yang seutuhnya, sedangkan pengertian

pendidikan Islam menurut beberapa ahli dibidang pendidikan Islam adalah:

a. Achmadi, pengertian pendidikan Islam adalah usaha yang lebih khusus

ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan subjek didik

agar lebih memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran ajaran Islam.

(Achmadi, 1992 : 20)

b. Pendidikan agama berarti usaha secara sistematis dan pragmatis dalam

membantu anak didik agar supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran

Islam. (Zuhairini, dkk ; 1983 : 27).

c. Ahmad Daud Marimba, definisi pendidikan Islam adalah bimbingan

jasmani dan rohani berdasarkan hukum agama Islam menuju

terbentuknya kepribadian utama sesuai dengan ukuran ukuran Islam

(Ahmad Daud Marimba,2001:23)

d. Sedangkan Yusuf al-Qaradhawi memberikan definisi pendidikan Islam

sebagai proses arahan dan bimbingan untuk mewujudkan manusia

seutuhnya; akal dan hatinya; rohani dan jasmaninya, akhlak dan


keterampilannya sehingga mereka siap menjalani kehidupan dengan baik

berdasarkan nilai-nilai Islam.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan

agama Islam adalah usaha yang dilakukan secara sadar melalui proses

bimbingan jasmani dan rohani anak dengan tujuan menjadikan manusia

seutuhnya, yang beriman dan bertaqwa, serta memiliki kepribadian yang

Islami dan berakhlak mulia, sehingga diharapkan mampu berbuat yang

lebih baik bagi dirinya sendiri dan orang lain, serta berguna bagi bangsa

dan negara.

Adapun kata keluarga menurut F.J Brown dibedakan menjadi dua,

yaitu keluarga dalam arti luas dan keluarga dalam arti sempit. dalam arti

luas adalah semua pihak yang mempunyai hubungan darah/keturunan yang

bisa diperbandingkan dengan klan atau marga. Dalam ati sempit keluarga

adalah orang tua dan anak (Yusuf Syamsu, 2004 :36)

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan maksud pendidikan

agama dalam keluarga adalah usaha usaha orang tua sebagai orang yang

bertanggung jawab dalam keluarga untuk membimbing jasmani dan rohani

anak secara bertahap sesuai irama perkembangan anak menuju

terbentuknya manusia seutuhnya, yang beriman dan bertaqwa, serta

memiliki kepribadian yang Islami dan berakhlak mulia.

2. Dasar Pendidikan Agama Islam


Secara ringkas, dasar dari pendidikan agama Islam adalah Al-

Qur’an dan Hadist. Adapun ayat Al-Qur’an dan Hadits yang menjadi dasar

pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam keluarga, adalah:

a. Al-Qur’an Surat At-Tahrim Ayat: 6

äou‘$yf Ïtø:$#ur â̈ $Z̈9$# $yd ߊqè%ur #Y‘$tR ö/ä3 ‹Î=÷d r&ur ö/ä3 |¡ àÿRr& (#þqè% (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$# $pkš‰r'¯»tƒ

tb râsD÷sム$tB tb qè=yèøÿtƒur öN èd ttBr&!$tB ©! $#tb qÝÁ ÷ètƒ žw ׊#y‰ Ï© Ôâ Ÿx Ïî îps3 Í́¯»n=tB $pköŽn=tæ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

b. Al-Qur’an Surat Mujadillah Ayat:11

(#qßs |¡ øù$sù ħ Î=»yf yJ ø9$# † Îû (#qßs ¡ xÿs? öN ä3 s9 Ÿ@ ŠÏ% #sŒÎ) (#þqãZtB#uä tûïÏ%©!$# $pkš‰r'¯»tƒ

öN ä3 ZÏB (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$# ª! $# Æì sùötƒ (#râ“à± S$sù (#râ“à± S$# Ÿ@ ŠÏ% #sŒÎ)ur (öN ä3 s9 ª! $# Ëx |¡ øÿtƒ

ÇÊÊÈ ×ŽÎ7yz tb qè=yJ ÷ès? $yJ Î/ ª! $#ur 4;M »y_ u‘yŠ zO ù=Ïèø9$#(#qè?ré& tûïÏ%©!$#ur
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.

c. Hadits yang diriwayatkan Iman Bukhori dari Abi Hurairah r.a:

‫ﻻﱠ‬‫ ﺍ‬‫ﺩ‬‫ﻟﹸﻮ‬‫ﻮ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﺎ ﻣ‬‫ ﻣ‬‫ﻠﱠﻢ‬‫ﺳ‬‫ ﻭ‬‫ﻪ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ﻠﱠﻰ ﺍﷲُ ﻋ‬‫ﻮﻝﹸ ﺍﷲِ ﺻ‬‫ﺳ‬‫ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭ‬‫ﻪ‬‫ﻨ‬‫ ﺍﷲُ ﻋ‬‫ﻰ‬‫ﺿ‬‫ﺓﹶ ﺭ‬‫ﺮ‬‫ﻳ‬‫ﺮ‬‫ ﺍﹶﰉﹺ ﻫ‬‫ﻦ‬‫ﻋ‬
(‫ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ‬‫ﺎﻧﹺﻪ‬‫ﺴ‬‫ﺠ‬‫ﻤ‬‫ ﻳ‬‫ ﺍﹶﻭ‬‫ﺍﻧﹺﻪ‬‫ﺮ‬‫ﺼ‬‫ﻨ‬‫ ﻳ‬‫ ﺍﹶﻭ‬‫ﺍﻧﹺﻪ‬‫ﻮﹺﺩ‬‫ﻬ‬‫ ﻳ‬‫ﺍﻩ‬‫ﻮ‬‫ ﻓﹶﺄﹶﺑ‬‫ﺓ‬‫ﻄﹾﺮ‬‫ﻠﹶﻰ ﺍﻟﹾﻔ‬‫ ﻋ‬‫ﻟﹶﺪ‬‫ﻮ‬‫ﻳ‬
“Dari abu hurairah r.a rosulullah bersabda: tidaklah anak itu
dilahirkan atas fitrah, maka (tergantung) kedua orang tuanyalah yang
menjadikan yahudi, nasrani maupun majusi. (H.R Bukhori)
Sedangkan pelaksanaan pendidikan agama Islam secara formal

disetiap negara, biasanya diatur berdasarkan hukum dasar yang berlaku

dinegara tersebut. Di Indonesia dasar yuridis formal pelaksanaan agama

Islam yaitu:

a. Dasar ideal: Pancasila terutama sila pertama yang berbunyi:

Ketuhanan Yang Maha Esa

b. Dasar konstitusional:

UUD 45 bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2

1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Negara menjamin kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk memeluk

agamanya masing masing dan untuk beribadat menurut

kepercayaannya itu. (Depdikbud, 2003:82)

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Untuk mengetahui tujuan pendidikan agama Islam, dapat dilihat dari

pendapat berbagai ahli, diantaranya:

a. Tujuan pendidikan Islam menurut Ahmad D Marimba identik dengan

tujuan hidup setiap orang muslim. Dalam Al-Qur’an dinyatakan :

Èb r߉ ç7÷èu‹Ï9 žw Î)}§ RM} $#ur £̀ Ågø:$#àM ø)n=yz $tBur

Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.
Dari ayat diatas jelaslah bahwa tujuan hidup manusia menurut

agama Islam adalah untuk menjadi hamba Allah. Hamba Allah

mengandung implikasi kepercayaan dan penyerahan diri kepadanya.

b. Menurut Achmadi tujuan pendidikan adalah :

1) Menjadikan hamba Allah yang paling bertaqwa

2) Mengantarkan subjek didik menjadi khalifatullah fil ardhi (wakil

tuhan dibumi) yang mampu memakmurkannya dan lebih jauh

mewujudkan rahmat bagi alam sekitarnya.

3) Untuk memperoleh kesejahteraan, kebahagiaan hidup didunia sampai

diakherat, baik individu maupun masyarakat (Achmadi,1987 :90)

c. Al-abrasyi (1969 : 71) dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah

menyimpulkan lima tujuan umum pendidikan Islam, yaitu:

1) Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang mulia.

2) Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat

3) Persiapan untuk mencari rezeki dan pemelihaaraan segi manfaat, atau

yang lebih terkenal sekarang ini dengan nama tujuan tujuan

vokasional dan profesional

4) Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar dan memuaskan

keinginan tahu (curiocity) dan memungkinkan ia mengkaji ilmu demi

ilmu itu sendiri

5) Menyiapkan pelajar dari segi profesional, teknikal dan pertukangan

supaya dapat menguasai profesi tertentu, dan ketramilan pekerjaan

tertentu agar dapat ia mencari rezeki dalam hidup disamping


memelihara segi kerohanian dan keagamaan. (Hasan langgulung,

2004: 51)

d. Sedangkan Mohammad al-Toumy al-Syaibany membagi tujuan

pendidikan Islam menjadi tiga jenis, yaitu:

1) Tujuan individual, yaitu tujuan yang berkaitan dengan kepribadian

individu dan pelajaran yang diterimanya.

2) Tujuan sosial, yaitu tujuan yang berkaitan dengan kehidupan sosial

peserta didik secara keseluruhan

3) Tujuan profesional, yaitu tujuan yang berkaitan dengan pendidikan

sebagai ilmu, seni, profesi, dan sebagai suatu aktivitas diantara

aktivitas-aktivitas lain yang ada didalam masyarakat.(http://stait-

jogja.info/index.php?action=news.detail&id

news=25&judul=MENGGAPAI%20TUJUAN%20PENDIDIKAN%2

0ISLAM%20PARIPURNA)

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat kita tarik kesimpulan

bahwa tujuan pendidikan Agama adalah terbentuknya kepribadian muslim

yang sempurna, yakni kepribadian yang senantiasa memancarkan nilai nilai

keutamaan dalam berbagai kehidupan, memiliki integritas yang baik

diantara jasmani, rohani dan akal dalam hubungan dengan khalik maupun

sesama manusia, sehingga sejahtera hidupnya didunia dan diakhirat.

4. Masa Mendidik Anak

Menurut ajaran Islam, masa mendidik anak dapat dibagi menjadi dua,

yaitu pada masa persiapan mendidik dan masa aktif mendidik.


a. Masa persiapan mendidik

Masa persiapan mendidik yakni dimulai sejak pemilihan jodoh,

yaitu pemilihan suami atau pemilihan istri. Dalam memilih istri

hendaklah yang paling di utamakan adalah memilih istri yang taat

beragama karena anak yang dikandung, dilahirkan, diasuh serta dididik

oleh istri yang taat beragama, kemungkinannya untuk menjadi anak yang

baik dan saleh sangatlah besar. Disini tidak hanya suami yang bisa

memilih namun istri juga dianjurkan dalam memilih suami. Syarat yang

paling menentukan bagi pemilihan suami itu adalah keberagamaannya,

keberibadatannya, dan kemuliaan akhlaknya, bukan karena kegantengan,

kemuliaan keturunannya, ataupun kekayaannya. karena semua itu tidak

akan bertahan lama berbeda dengan memilih karena keberagamaannya,

karena jika ajaran Agama diamalkan dengan baik, disamping dapat

bertahan selama-lamanya serta berguna untuk dua kehidupan, dunia dan

akhirat, juga senantiasa dapat menumbuhkan ketenangan lahir dan batin

yang pada akhirnya bermuara kepada kebahagiaan hakiki dalam rumah

tangga.

Setelah pemilihan jodoh dan akad nikah sudah berlangsung maka

persiapan pendidikan selanjutnya adalah berdoa kepada Allah SWT

ketika hendak melakukan hubungan badan agar terhindar dari gangguan

syetan, baik terhadap mereka sendiri pada saat melakukan hubungan

badan maupun terhadap anak yang mungkin terkonsep waktu

persetubuhan itu berlangsung. Orang yang berdoa senantiasa


mengharapkan agar doanya terkabul. Dengan begitu orang yang berdoa

mempunyai harapan, cita cita, dan tujuan. Ia berusaha bukan saja dengan

kekuatannya sendiri, melainkan juga melalui doanya. Dengan demikian,

semakin sering ia berdoa, jiwanya semakin tentram. Karena disamping

berusaha secara manusiawi, ia juga menyerahkan dirinya kepada Allah

SWT. Yang diyakininya maha pengasih dan maha penyayang.

b. Masa mendidik anak secara aktif

Masa mendidik anak secara aktif dapat dimulai setelah diketahui

bahwa istri sudah positif mengandung. Pendidikan anak sudah harus

dimulai secara aktif melalui ibunya. Dari segi pertumbuhan dan

kesejahteraan fisiknya, janin dalam kandungan dijaga melalui

pemenuhan makanan dan pemeliharaan kesehatan ibunya. Adapun dari

segi psikologisnya, janin tersebut di pelihara melalui pembinaan suasana

rumah tangga sedemikian rupa sehingga ibu yang mengandungnya tetap

merasakan ketentraman, kenyamanan dan kestabilan emosi. Kemudian,

setelah anak lahir pendidikan aktif dilanjutkan pada pendidikan nyata

orang tua terhadap anaknya melalui pendidikan Agama sampai pada

anak tersebut telah menikah.

Sering kali orang menyangka bahwa pendidikan Agama dalam

keluarga, adalah pemberian pelajaran Agama kepada anak. Tapi

anggapan seperti itu kurang tepat, karena yang di maksud adalah

pembinaan jiwa Agama pada anak. Atau dengan kata lain “pembinaan

pribadi” anak sedemikian rupa, sehingga segala tindak tanduknya dalam


hidup sesuai dengan ajaran Agama. Pendidikan Agama dalam keluarga,

adalah pendidikan yang berjiwa Agama, oleh karena itu pendidikan

Agama dalam keluarga disini minimal meliputi, pendidikan aqidah,

pendidikan ibadah, dan juga pendidikan akhlak.

1) Pendidikan aqidah

Pendidikan tentang aqidah (keimanan) merupakan langkah awal

dalam mengenalkan tentang adanya dzat yang maha kuasa yang

menciptakan dunia seisinya. Langkah ini dapat dimulai dengan:

a) Mengenalkan tentang adanya Allah SWT

Pendidikan Agama yang pertama kali di lakukan adalah

dengan mengenalkan tentang adanya allah. Memberikan

pengertian kepada anak bahwa terdapat suatu dzat yang berkuasa

lebih dari segalanya di dunia ini. Memberikan pengertian kepada

anak bahwa Allahlah yang telah menciptakan dunia seisinya.

b) Memperkenalkan tentang rukun iman

Memperkenalkan rukun iman dimulai dari yang pertama

sampai yang terakhir. Diawali dengan iman kepada Allah, iman

kepada malaikat, iman kepada kitab Allah, iman Kepada Rasul

Allah, iman kepada qodho dan qodar serta iman kepada hari akhir.

c) Memperkenalkan tentang rukun Islam

Memperkenalkan rukun Islam kepada anak juga harus

dilakukan agar anak benar benar memahami hal hal penting

tentang Islam dan agar untuk mempunyai prinsip bahwa ia


beragama Islam bukan karena mengikuti orang tuanya. pengenalan

rukun Islam di awali dengan syahadat, shalat, puasa, zakat, dan

haji.

Dengan pendidikan akidah atau keimanan di harapkan

seseorang akan mampu meyakini atau mempercayai keesaan allah

dan akan dengan sunguh sungguh melaksanakan apa yang menjadi

ketentuan beserta aturan dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung

jawab. Pendidikan tentang keimanan juga digunakan sebagai

pengendali segala tingkah laku seseorang. Seseorang yang

mempunyai keimanan akan selalu menyesuaikan perilakunya dengan

ketentuan yang telah diyakininya.

2) Pendidikan ibadah

Pendidikan masalah ibadah merupakan kelanjutan dari

pendidikan tentang aqidah. Keyakinan dan keimanan tidak akan

sempurna tanpa pembuktian dalam kehidupan nyata. Seseorang yang

telah mendapatkan pendidikan aqidah maka harus merealisasikan

keimanan dan keyakinan dalam bentuk yang kongkret. Pelaksanaan

ibadah sebagai pengatur hidup orang orang yang melaksanakanya.

Seseorang akan melaksanakan ibadah dapat berjalan dengan baik,

maka harus ada proses pengajaran secara terus menerus. Pendidikan

ibadah dapat di lakukan dengan:


a) Membimbing melasanakan shalat

Patuh melaksanakan rukun Islam merupakan kewajiban umat

Islam. Dan itu tidak akan terwujud tanpa dukungan orang tua.

Karena pendidikan orang tua lebih penting, selain itu orang tua

juga harus memberi tauladan yang baik kepada anaknya, orang tua

mengajarkan tata cara salat, hukum salat, hal hal yang

membatalkan salat sehingga anak bisa faham tentang salat.

Salat merupakan tiang Agama sehingga salatlah yang

menopang sendi keIslaman seseorang, sebab segala amal

perbuatan tidak sempurna bila salatnya tidak baik. Pada dasarnya

salat sebagai pendidikan rohani dan akal manusia yang

menghubungkan dengan sang khalik, salat mendidik manusia taat,

terbiasa sabar dan salat dapat mencegah hawa nafsu dari perbuatan

keji dan mungkar. Allah SWT berfirman:

no4qn=¢Á 9$# žc Î) (no4qn=¢Á 9$# ÉO Ï%r&ur É= »tGÅ3 ø9$# šÆ ÏB y7 ø‹s9Î) zÓÇr ré& !$tB ã@ ø?$#

$tB ÞO n=÷ètƒ ª! $#ur 3çŽt9ò2 r& «! $# ãø.Ï%s!ur 3̍s3 ZßJ ø9$#ur Ïä!$t± ós xÿø9$# ÇÆ tã 4‘ sS ÷Zs?

ÇÍÎÈ tb qãèoYóÁ s?
Artinya: Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al
Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan
Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S Al- ankabut:45)

Dalam menjalankan salat telah ditentukan waktunya, seperti

salat wajib lima waktu, salat hari raya, salat rowatib dan salat
sunnah lainnya. Ditentukan waktu tersebut mengandung hikmah

besar, diantaranya membiasakan diri melatih hidup teratur dan

penuh kedisiplinan sehingga dalam kehidupan ini lebih terarah dan

terencana.

b) Membimbing melaksanakan puasa

Anak bisa berhasil itu tidak lepas dari didikan orang tua,

dalam hal ini puasa ramadhan wajib dilaksanakan umat muslim,

baik orang tua, muda bahkan anak anak, puasa menurut bahasa

adalah menahan diri dari sesuatu, seperti menahan makan, minum,

nafsu dan menahan bicara yang tidak bermanfaat, sedangkan

menurut istilah puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang

membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar shodiq sampai

terbenamnya matahari, dengan niat dan syarat tertentu.

Puasa di syariatkan pada tahun kedua hijriah, sesudah

turunnya perintah salat dan zakat. Firman Allah SWT:

’n?tã |= ÏGä. $yJ x. ãP$u‹Å_Á 9$# ãN à6 ø‹n=tæ |= ÏGä. (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$# $yg•ƒr'¯»tƒ

ÇÊÑÌÈ tb qà)­Gs? öN ä3 ª=yès9 öN à6 Î=ö7s% ` ÏB šú ïÏ%©!$#


Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa.(Q.S Al-Baqarah:183)

Ayat tersebut menjelaskan tujuan puasa yaitu membentuk

manusia yang bertaqwa. Puasa melatih mental berjiwa besar,

sanggup mengatasi segala kesulitan cobaan hidup, puasa juga


melatih untuk berakhlak, teguh memegang amanah, jujur, dan

disiplin, kesulitan dan kesusahan menjalankan puasa juga akan

menumbuhkan jiwa sosial kita kepada orang orang yang bernasib

kurang beruntung.

c) Membimbing untuk berdoa dan membaca Al-Qur’an

Kelancaran melaksanakan apapun itu harus didasari dengan

usaha dan do’a, berdoa harus dibiasakan pada anak anak agar

selalu berdoa sebelum melaksanakan sesuatu, selain itu dibiasakan

anak anak membaca Al-Qur’an meskipun hanya satu ayat, karena

itu akan menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

3) Pendidikan akhlak

Hasil dari keimanan dan ibadah yang baik dapat terlihat dalam

perilaku atau akhlak. Akhlak juga yang membedakan manusia dengan

ciptaan Allah yang lain. Tanpa akhlak maka kedudukan manusia

sama dengan kedudukan binatang ataupun tumbuhan. Pembentukan

akhlak yang baik juga harus dilakukan melalui proses pembiasaan

secara terus menerus. Maka pendidikan tentang akhlak dapat

dilaksanakan dengan:

a) Membimbing untuk berakhlak baik

Akhlak atau tingkah laku merupakan salah satu ukuran atau

kriteria yang akan menentukan diterimanya seorang individu dalah

suatu kelompok. Dengan ini akhlak merupakan hal penting bagi

kehidupan individu.
b) Memberi contoh akhlak terpuji

Akhlak tidak akan terbentuk hanya dengan pembimbingan.

Seorang anak akan mudah bersikap baik ketika ia juga menemukan

orang lain bersikap baik.

c) Membimbing untuk selalu mensyukuri nikmat Allah

Seseorang yang pandai bersyukur atas segala nikmat yang

telah diberikan Allah kepadanya tidak akan mudah melakukan hal

hal buruk ketika ia tidak mendapatkan keinginannya. Hal ini akan

menumbuhkan sikap qona’ah dan tidak berlebihan.

Ketiga aspek pendidikan agama diatas merupakan bentuk kesatuan

antara yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan tidak dapat

dipisahkan. Ketiganya harus dilaksanakan dengan baik agar tujuan

pendidikan Islam dalam membentuk dan menyiapkan individu yang

mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dapat

terealisasi. Dengan melaksanakan ketiga aspek tersebut maka, usaha

pembentukan insan kamil dapat benar benar terlaksana.

5. Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak

Berbicara mengenai tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan

Agama anak, maka tidak perlu diragukan lagi bahwa orang tua memiliki

tanggung jawab yang sangat besar dalam mengenalkan Agama pada anak.

Dalam pandangan Islam, anak adalah amanah yang dibebankan oleh Allah

SWT kepada orang tuanya, karena itu orang tua harus menjaga dan

memelihara serta menyampaikan amanah itu kepada yang berhak


menerima. Karena manusia milik Allah SWT, mereka harus mengantarkan

anaknya untuk mengenal dan menghadapkan diri kepada Allah SWT.

Seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an Surat Annisa ayat 9 yang berbunyi:

(#qà)­Gu‹ù=sù öN ÎgøŠn=tæ (#qèù%s{ $ÿ̧»yèÅÊ Zp­ƒÍh‘èŒ óO ÎgÏÿù=yz ồ ÏB (#qä.ts? öqs9 šú ïÏ%©!$# |· ÷‚ u‹ø9ur

ÇÒÈ #‰́ ƒÏ‰ y™ Zw öqs% (#qä9qà)u‹ø9ur ©! $#


Artinya : dan hendaklah takut kepada allah orang orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar. (Q.S. An-Nisa’:9)

Dari ayat diatas tampak jelas bahwa setiap orang tua memiliki

kewajiban untuk memberikan bekal kepada anak anak mereka yang akan

dijadikan pedoman dan landasan hidup. Pendidikan yang dilakukan orang

tua sangat menentukan baik dan buruknya kehidupan anak dimasa

mendatang. Suatu hal yang mustahil dalam pandangan Islam bila seseorang

yang tidak berhasil mendidik diri sendiri akan dapat melakukan pendidikan

kepada orang lain. Karena itu, untuk dapat menyelamatkan orang lain harus

lebih dahulu menyelamatkan dirinya sendiri dari api neraka. Tidak ada

seorang tenggelam yang mampu menyelamatkan orang lain yang sama

sama tenggelam.

Oleh karena itu, sebagai orang tua harus pandai memilih suatu metode

yang tepat untuk mendidik anaknya, sehingga tujuannya dalam Mendidik

anak dapat benar benar terwujud.


6. Metode Mendidik Anak

Menurut pandangan Islam, ada enam metode yang bisa dijadikan

refrensi dalam mendidik anak. Keenam metode tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Metode dialog Qur’ani dan Nabawi

Pengertian dialog disini adalah pembicaraan antara dua orang atau

lebih melalui tanya jawab yang didalamnya ada kesatuan inti

pembicaraan. Dengan kata lain, dialog merupakan penghubung

pemikiran antar manusia.

b. Metode kisah Al-Qur’an dan Nabawi

Maksudnya mendidik anak dengan cara menceritakan kisah kisah

teladan yang ada dalam alqur’an maupun kisah kisah yang terjadi ada

masa nabi dan umat Islam generasi awal

c. Metode keteladanan

Maksudnya mendidik anak dengan cara memberi teladan yang

baik atas perilaku yang ingin anak untuk memilikinya.

d. Metode praktek dan perbuatan

Adalah suatu metode mendidik anak dengan cara mengajari anak

langsung tanpa memberi teori yang bertele-tele.

e. Metode ibrah dan mau’izah

Adalah cara mendidik anak dengan cara mengajari anak

mengambil setiap pelajaran, hikmah dari setiap peristiwa yang

dialaminya, sehingga dari situ anak bisa meresapi maknanya.


f. Metode taghrib dan tarhib

Taghrib adalah janji pasti yang diberikan untuk menunda

kesenangan, sedangkan tarhib adalah intimidasi yang dilakukan melalui

hukuman karena berkaitan dengan pelanggaran larangan Allah. Jadi

metode ini merupakan metode mendidik anak dengan cara memberitahu

anak atas akibat dari perbuatan yang dilakukannya, baik positif maupun

negatif. (Lestari & ngatini, 2010: 9).

B. Perilaku Siswa

1. Pengertian Perilaku Siswa

Perilaku yaitu perbuatan, kelakuan, cara menjalankan, atau berbuat

(W.J.S Purwadarminta, 1982; 553).

Siswa adalah sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar baik

secara kelompok atau perorangan, siswa juga disebut murid atau pelajar

(Muchid, 2011, definisi siswa (Online), diakses 06 September 2012 pukul

08.35)

Jadi perilaku siswa adalah semua tindakan atau perbuatan yang

dilakukan oleh siswa didalam lingkungan sekolah tersebut.

Akan tetapi Dr. Saprinah Sadli memberikan batasan-batasan bahwa

Perilaku menyimpang adalah tingkah laku yang melanggar atau

bertentangan atau menyimpang dari aturan aturan normatif maupun dari

harapan harapan sosial yang bersangkutan (Dr. Saprinah Sadli, 1987: 35)
Perilaku menyimpang disekolah adalah tingkah laku yang melanggar

atau pertentangan dari aturan aturan normatif. Tingkah laku menyimpang

adalah tingkah laku yang menyimpang dari norma norma. (Sarlito Wirawan

Sarwono, 1997, hlm.186)

Menurut Jokie MS Siahan perilaku menyimpang adalah perilaku atau

kondisi yang bertentangan dengan norma sosial dimana perilaku dan

kondisi itu dipelajari. (Jokie MS Siahan,2009:72)

Dari definisi diatas jelaslah bahwa Perilaku siswa adalah tingkah laku

atau perbuatan siswa di sekolah. Secara konkrit maksud dari perilaku siswa

dalam judul penelitian ini adalah perbuatan yang dilakukan oleh para siswa

yang melanggar aturan-aturan atau tata tertib yang berlaku disekolah.

Norma adalah bagian yang berdiri sendiri dari organisasi dalam

semua masyarakat. Norma terdapat dalam kelompok masyarakat kecil

hingga masyarakat industri modern yang lebih komleks. Ada masyarakat

modern norma kelompok yang satu mungkin berbeda dengan norma

kelompok lain. Dengan demikian, orang yang menjadi anggota berbagai

kelompok sosial bisa saja menemui konflik norma dalam dirinya, sebab ia

dituntut untuk berperilaku sebagaimana yang dituntut oleh norma kelompok

dimana ia berada.

Konsep mengenai perilaku siswa di sekolah para ahli mengungkapkan

perilaku menyimpang atau kenakalan anak secara umum sebagai berikut:

a. Kenakalan semu
Kenakalan yang dapat disebut kenakalan semu merupakan

tingkah laku yang dalam bahasa sehari harinya disebut “kenakalan”

dan dinyatakan keterlaluan, tetapi sebenarnya masih terletak dalam

batas batas normal.

Misalnya, pada contoh mengenai anak yang selalu merusak

pakaian, mengecat tembok dengan tulisan tulisan jelek, timbul

kekhawatiran pada orang tua apakah sifat merusak itu akan menetap,

sehingga dapat diramalkan bahwa anak kelak menjadi seorang perusak.

b. Kenakalan sebenarnya

Kenakalan-kenakalan sebenarnya merupakan tingkah laku yang

melanggar nilai nilai sosial dan nilai nilai moral sehingga merugikan

diri sendiri ataupun merugikan orang lain. Tingkah laku-tingkah laku

ini sering mengkhawatirkan dan menimbulkan kegelisahan orang tua.

Misalnya, anak yang sering berbohong, anak yang suka mencuri,

dan sebagainya. (Singgih D. Gunarsa,1987 : 15)

2. Karakteristik Perilaku Siswa

Perilaku oleh remaja kenakalan/antisosial remaja sering kali

merupakan gambaran dari kepribadian antisosial atau gangguan tingkah

laku remaja yang menurut Dadang Hawari, ditandai dengan tiga atau lebih

kriteria dari gejala-gejala berikut:

a. Sering membolos

b. Terlibat kenakalan remaja anak-anak/remaja ditangkap atau diadili

pengadilan anak karena tingkah lakunya


c. Dikeluarkan atau diskor dari sekolah karena berkelakuan buruk

d. Sering kali lari dari rumah (minggat) dan bermalam diluar rumahnya

e. Selalu berbohong

f. Berulang ulang melakukan hubungan seks, walaupun hubungan belum

akrab

g. Sering kali mabuk atau menyalahgunakan narkotika dan zat adiktif

lainya

h. Sering kali mencuri

i. Sering kali merusak barang milik orang lain

j. Prestasi sekolah yang jauh dibawah taraf kemampuan kecerdasan (IQ)

sehingga berakibat tidak naik kelas

k. Sering kali melawan otoritas yang lebih tinggi seerti melawan guru atau

orang tua, melawan aturan-aturan dirumah atau disekolah, tidak disilin

l. Sering kali memulai perkelahian. (Aat syafaat, dkk, 2008: 82)

Sebelum terjadi yang seperti telah di jelaskan diatas sebaiknya para

orang tua, sekolah dan masyarakat sebagai tempat atau orang yang

bertanggung jawab terhadap pendidikan anak mengantisipasinya dengan

pendidikan yang baik dan terus menerus terhadap anak-anak remaja, sebab

apabila terjadi kenakalan tidak hanya anak tersebut yang akan menerima

dampaknya, akan tetapi orang tua dan masyarakatpun akan merasakan

dampaknya.
3. Faktor yang mempengaruhi perilaku siswa

Dalam pandangan Islam anak lahir itu dalam keadaan fitrah yakni

berpotensi taukhid dan berpotensi untuk berbuat baik, tidak ada anak yang

memiliki bakat jelek. Apabila diberi kesempatan dan diberi peluang untuk

mengembangkan potensi baiknya, ia akan mampu menjadi insan kamil.

Secara psikologis perbuatan kenakalan membutuhkan kreatifitas dan

keberanian yang keduanya bukan potensi dari lahir, tetapi perolehan dari

hasil belajar dan interaksi dengan lingkungan.

Oleh karena itu sebab sebab munculnya kenakalan remaja sebagian

besar dari keluarga dan masyarakat. Sumber dari keluarga berasal dari

keluarga yang tidak harmonis, orang tua yang acuh tak acuh terhadap

perkembangan anak, memanjakan anak berlebih lebihan, mendidik anak

dengan cara yang keras dan otoriter, kebiasaan hidup yang tidak baik,

ketidak mampuan orang tua untuk mengendalikan anak dari pengaruh luar

yang merusak.

Sebab sebab yang bersumber dari masyarakat antara lain lemahnya

kontrol sosial dan kontrol moral dalam masyarakat terhadap pergeseran tata

nilai baik dan buruk dalam masyarakat, menurunnya tanggung jawab sosial

pada masyarakat, kemajuan media komunikasi yang mampu membuka

dinding dinding kamar setiap rumah di pedesaan tidak dapat di imbangi

dengan kesiapan mental anggota masyarakat. (Chabib Thoha, 1996 :116).

Menurut Philip graham faktor penyebab perilaku menyimpang di

golongkan menjadi 2 golongan (Graham, 83), yaitu:


a. Faktor lingkungan:

1) Malnutrisi (kekurangan gizi)

2) Kemiskinan di kota kota besar

3) Gangguan lingkungan (polusi, kecelakaan lalu lintas, bencana alam,

dan lain lain).

4) Migrasi (urbanisasi, pengungsian karena perang, dan lain lain)

5) Faktor sekolah (kesalahan mendidik, faktor kurikulum, dan lain

lain)

6) Keluarga yang bercerai berai (perceraian, perpisahan yang terlalu

lama, dan lain lain)

7) Gangguan dalam pengasuhan oleh keluarga:

a) Kematian orang tua

b) Orang tua sakit berat atau cacat

c) Hubungan antar anggota keluarga tidak harmonis

d) Orang tua sakit jiwa

e) Kesulitan dalam pengangguran karena pengangguran, kesulitan

keuangan, tempat tinggal tidak memenuhi syarat, dan lain lain.

b. Faktor pribadi :

1) Faktor bakat yang mempengaruhi temperamen (menjadi pemarah,

hiperaktif, dan lain lain)

2) Cacat tubuh

3) Ketidak mampuan untuk menyesuaikan diri. (Sarlito wirawan,

1997:199)
Menurut penulis lemahnya pemahaman nilai-nilai agama juga dapat

mempengaruhi seseorang untuk berbuat atau berperilaku menyimpang,

karena orang yang lemah pemahamanya terhadap nilai nilai agama akan

mudah dipengaruhi oleh orang lain dan suasana lingkungan yang kurang

baik, sehingga sebagai orang tua sangat penting memberikan atau

menanamkan nilai nilai agama kepada anak.

Untuk mencegah terjadinya perilaku yang menyimpang pada anak

perlu ada kerja sama disemua pihak antara lain, orang tua atau keluarga,

sekolah, dan masyarakat.

C. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap Perilaku Siswa

Pendidikan agama dalam keluarga memegang peranan yang sangat

penting dalam membentuk kepribadian dan perilaku anak, baik buruknya

seseorang tergantung kepada kebiasaan dan pendidikan yang diterimanya

dalam keluarga. Anak yang hidup didalam keluarga yang penuh kasih sayang

serta keluarga yang agamis tentu akan lebih baik perilakunya atau

kepribadianya daripada anak yang berlatar belakang dari keluarga yang

brokenhome.

Agama bukan ibadah saja. Agama mengatur seluruh segi kehidupan

(Zakiah darajat,1993 : 65). Didalam keluarga yang cukup dengan

keagamaannya itu anak akan mendapatkan banyak pengalaman-pengalaman

baik melalui apa yang didengar, dilihat, maupun yang dialaminya sendiri.

Maka sebagai orang tua dalam mendidik anak hendaknya bisa mendidik
dirinya sendiri terlebih dahulu. karena mustahil dalam pandangan Islam

seorang yang tidak mampu mendidik dirinya sendiri akan mampu mendidik

orang lain.

Perlu diketahui, bahwa kualitas hubungan anak dan orang tuanya, akan

mempengaruhi keyakinan beragamanya di kemudian hari. Apabila ia merasa

disayang dan diperlakukan adil, maka ia akan meniru orang tuanya dan

menyerap agama dan nilai nilai yang dianut oleh orang tuanya. Dan jika yang

terjadi sebaliknya, maka ia menjauh apa yang diharapkan orang tuanya,

mungkin ia tidak mau melaksanakan ajaran agama dalam hidupnya, tidak

shalat, tidak puasa dan sebagainya. (Zakiah Darajat, 1993:66).

Perkembangan sikap sosial pada anak terbentuk mulai di dalam keluarga.

Orang tua yang penyayang, lemah lembut, adil dan bijaksana, akan

menumbuhkan sikap sosial yang menyenangkan pada anak. Ia akan terlihat

ramah, gembira dan segera akrab dengan orang lain. Karena ia akan merasa

diterima dan disayangi oleh orang tuanya, maka akan bertumbuh padanya rasa

percaya diri dan percaya terhadap lingkungannya, hal yang menunjang

terbentuknya pribadinya yang menyenangkan dan suka bergaul. Demikian

pula jika sebaliknya orang tua keras, kurang perhatian kepada anak dan kurang

akrab, sering bertengkar antara satu sama lain (ibu bapak) , maka si anak akan

berkembang menjadi anak yang kurang pandai bergaul, menjauh dari teman-

temanya, mengisolasi diri dan mudah terangsang untuk berkelahi, dan pribadi

negatif, yang condong kepada curiga antipasti terhadap lingkungannya.


Disamping pendidikan keluarga atau orang tua dalam mendidik

kepribadian seseorang, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat juga

sangat berpengaruh, maka sebagai orang tua juga harus memperhatikan

lingkungan pergaulanya diluar rumah. Lingkungan sekolah dan masyarakatpun

seharusnya dapat mengembangkan apa yang didapat dari keluarga. Tanpa

adanya dukungan yang positif dari lingkungan sekolah dan lingkungan

masyarakat, maka apa yang menjadi tujuan utama dalam mendidik anak tidak

akan tercapai secara sempurna.

Dari keseluruhan kajian teoritis diatas bagi keluarga yang mendidik

anaknya secara baik terdapat pengaruh yang positif antara pendidikan agama

dalam keluarga dengan perilaku siswa.


BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK Muhammadiyah Susukan

1. Identitas

a. Nama : SMK Muhammadiyah Susukan

b. Alamat : Jl. Raya Susukan Km. 17 Susukan 50777 Gentan,

kecamatan Susukan, Kabupaten. Semarang

c. No. Telp : ( 0298) 3419966

d. Tahun Berdiri : 1998

e. Luas Tanah : 5.859 m2

f. Status : Milik yayasan

g. Nilai Akreditasi : B

2. Struktur Organisasi

Dalam suatu lembaga sangat dibutuhkan adanya struktur organisasi, hal ini

dimaksudkan agar keterlibatan dan kerapian organisasi dapat terkoordinasi dengan baik.

Adapun struktur organisasi SMK Muhammadiyah Susukan Tahun Pelajaran

2011/2012 adalah sebagai berikut:

1) Kepala Sekolah : Ana Ribowo, S. Pd.

2) Wakil kepala sekolah : Suroso, S.Pd.

3) Urusan Kurikulum : Sutoyo, S.T

4) Urusan Humas : Heri Santoso, S. Pd

5) Urusan Kesiswaan : Sukur, S.Pd

6) Urusan Sapras : Kurniawan Eko Saputro, S.T

3. Keadaan Guru dan Pegawai

Peran guru dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan, sebab untuk

memperlancar jalannya kegiatan belajar mengajar dibutuhkan tenaga pengajar/guru yang


bertanggung jawab terhadap mata pelajaran yang diampunya sesuai dengan profesinya

masing-masing.

Adapun nama-nama pengajar atau guru pada SMK Muhammadiyah Susukan Tahun

Ajaran 2011/2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

TABEL I

Nama Guru dan Pegawai beserta Jabatannya

NO NAMA MAPEL

1 Ana Ribowo, S.Pd PKn

2 Suroso, S.Pd Prod. Otomotif

3 Siti Muslimah, S,Ag PAI

4 Sukur, S.Pd PKn

5 Kardi, S,Pd Bahasa Inggris

6 Sutoyo, S.T Prod. Otomotif

7 Didik Agus Setyawan, S.T Prod. Elektro

8 Santo Trijatmiko, S.T KKPI

9 Umi Khamidah, S.Ag PAI

10 Junaeda Khusnanto, S.T Prod. Otomotif

11 Dedi Mono Aries Prod. Elektro

12 Heri Santosa, S.Pd Fisika

13 Kusmanto, S.Pd Matematika

14 Endang Sri Sumami, S.Pd Bahasa Indonesia

15 Budi Waluyo,S.T Prod. Otomotif

16 Kurniawan Eko Saputro, S.T Prod. Elektro

17 Joko Hendarto, S.Pd Bahasa Indonesia

18 Subini, S.Pd IPS

19 Hanik Hikmawati, S.T IPA


20 Sri Puji Astuti, S.Pd Matematika

21 Zukal Prod. Otomotif

22 Wakhid Hasyim, S.Pdi Bahasa Inggris

23 Sunarni, S.Pd Prod. Tata Busana

24 Yusup Anis, S.T Prod. Otomotif

25 Fahrul Abdul Sholikin Penjaskes

26 Andewi Retno Hapsari, S.Pd BP/BK

27 Hartini, SS Bahasa Inggris

28 Nurul Latifah, SE Kewirausahaan

29 Kustianik, S.Pd Kimia

30 Sunaryo, S.T Kimia

31 Tri Nurhayati, S.Pd Prod. Tata Busana

32 Naning Puspitasari, S.Pd Bahasa Indonesia

33 Bayu Puma Nugraha Bahasa Jawa

34 Jimin, S.Ag., M,Pd PAI

35 Dra. Endang Herliana PPKn

36 Rizki Kusuma Dera, S.Pd Bahasa Indonesia

Sumber: Arsip Kantor Tata Usaha

4. Visi, Misi dan Tujuan SMK Muhammadiyah Susukan

I. Visi

Menciptakan tenaga kerja tingkat menengah untuk memenuhi kebutuhan

pembangunan daerah maupun Nasional baik saat ini maupun dimasa yang akan datang

sejalan dengan Era globalisasi

II. Misi

Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi yang berupa kegiatan

jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini misi yang dirumuskan berdasarkan

visi di atas.
Melaksanakan kebijakan pemerintah dalam rangka menghasilkan tamatan SMK

yang berlandaskan keimanan bersikap profesional dan mampu mengembangkan dirinya

dunia kerja melalui :

a) Pelaksaan kurikulum berbasis kompetensi

b) Pelaksanaan prakerin (praktek kerja industri)

c) Menegement berbasis sekolah

d) Pengembangan pelaksanaan unit produksi yang berfungsi sebagai pusat

pendidikan dan pelatihan kejuruan terpadu

III. Tujuan SMK Muhammadiyah Susukan

Misi merupakan kegiatan jangka yang masih perlu diuraikan menjadi beberapa

kegiatan yang memiliki tujuan lebih detail dan lebih jelas. Tujuan sekolah yang

merupakan jabaran dari visi dan misi sekolah agar lebih komunikatif dan bisa diukur,

dirumuskan sebagai berikut:

1. Menghasilkan tamatan yang siap memasuki dunia kerja

2. Mendidik siswa agar berfikir profesional

3. Menghasilkan tenaga terampil tingkat menengah yang beriman dan bertakwa

4. Mengembangkan SMK yang berfungsi sebagai pusat pendidikan dan pelatihan

kejuruan terpadu

B. Obyektifitas Sekolah

1. Letak dan kondisi geografis

SMK Muhammadiyah Susukan terletak di Desa Gentan kecamatan susukan

Kabupaten Semarang yang berada ditengah tengah penduduk yang mayoritas penduduknya

beragama Islam. Letak SMK Muhammadiyah Susukan sangat strategis karena mudah

dijangkau oleh kendaraan umum, serta didukung oleh bangunan yang memenuhi

persyaratan dan sarana pendidikan yang memadai.

2. Situasi Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana merupakan segala sesuatu yang dapat menunjang pelaksanaan

pendidikan dalam mencapai tujuan. Pengertian sarana dan prasarana tersebut tidak hanya

menyangkut gedungnya saja, akan tetapi menyangkut semua peralatan dan perlengkapan

yang mempengaruhi secara langsung dalam proses belajar mengajar.

Adapun sarana dan prasarana yang ada di SMK Muhammadiyah Susukan adalah

sebagai berikut :

TABEL II

Jenis dan Jumlah Sarana dan Prasarana

No Jenis Jumlah

1 Ruang Kepala Sekolah 1 buah

2 Ruang Guru 1 buah

3 Ruang BP/BK 1 buah

4 Ruang TU (Tata Usaha) 1 buah

5 Ruang Kelas 12 buah

6 Ruang Lab. Komputer 1 buah

7 Ruang Lab. Otomotif 2 buah

8 Ruang Lab. Elektro 1 buah

9 Ruang Lab. Busana Butik 2 buah

10 Ruang Gudang 3 buah

11 Ruang Dapur 1 buah

12 Masjid 1 buah

13 Lapangan Volly 1 buah

14 Lapangan Lompat Jauh 1 buah

15 WC/Toilet 6 buah

16 Tempat Parkir 3 buah

17 Tempat Berwudlu 2 buah


3. Keadaan Siswa

Siswa adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi dan menentukan dalam

suatu pembelajaran, sebab siswa merupakan subjek dalam pendidikan, terlebih lagi bila

diinginkan hasil belajar/prestasi siswa yang maksimal, maka sebaiknya siswa tidak hanya

dipandang sebagai objek saja tetapi juga sebagai subjek.

Keadaan siswa pada empat tahun terakhir dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

TABEL III

Jumlah Siswa pada Empat Tahun Terakhir

Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 jumlah

Tahun Ajaran Jml Jlm Jml Jml Jml Jml Jml Jml

Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel

Th. 2008/2009 49 2 59 3 53 2 161 7

Th. 2009/2010 87 4 48 2 57 3 192 9

Th. 2010/2011 111 4 89 4 48 2 248 10

Th. 2011/2012 99 4 100 4 80 4 279 12

4. Upacara bendera

Upacara bendera di sekolah dilaksanakan pada setiap hari senin dengan peserta

seluruh siswa dan staf guru dan karyawan SMK Muhammadiyah Susukan

a. Pelaksanaan : Hari senin dan hari hari besar Nasional

b. Pembina : Ana Ribowo, S.Pd. selaku kepala sekolah, Sutoyo,

S.T selaku wakil kepala sekolah, Sukur, S.Pd selaku

waka kesiswaan.

c. Peserta : Seluruh siswa, staf guru dan karyawan

d. Petugas : Siswa yang di koordinir oleh pengurus OSIS dan

pembantu kepala sekolah urusan kesiswaan.

e. Tempat Pelaksanaan : Halaman sekolah SMK Muhammadiyah Susukan


C. Penyajian Data

Kaitannya dengan penelitian ini, yaitu tentang pendidikan agama dalam keluarga dan

perilaku siswa, maka penulis melaporkan data penelitian sebagai berikut :

1. Data tentang Pendidikan Agama dalam Keluarga

Berdasarkan dari jawaban responden dalam angket yang diambil menggunakan

indikator- indikator sebagai berikut:

a. Mengenalkan kepada anak tentang adanya Allah

b. Mengenalkan tentang rukun iman

c. Mengenalkan tentang rukun Islam

d. Membimbing melaksanakan salat

e. Membimbing membaca Al-qur,an

f. Membimbing melaksanakan puasa

g. Membimbing melaksanakan sedekah

h. Membimbing untuk berakhlak baik

i. Memberi contoh tentang akhlak terpuji

j. Mendidik untuk membaca doa setiap melaksanakan kegiatan

TABEL IV

Jawaban Angket dari Responden

Pendidikan Agama dalam Keluarga

Jns.
No Nama Kelas Jawaban
Kel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Mulyono XI.TKR A L A A A A B A A B A A A C B A B

2 M Adi Cahyono XI.TKR A L A A A C A B A B C A A C B B A

3 M Nur Kholik XI.TKR A L A C C A A A A B B C A C B A B


4 Ariyanto XI.TKR A L A B B B A B A B B B A C B B B

5 Ulin Nuha XI.TKR A L A C C A B A A B B A A C B A A

6 Abdul Latif XI.TKR A L A B B A B B A B B A A C B A A

7 M Eko Nugroho XI.TKR A L A C B A B B A B B A A B A B B

8 Ali Hamdani XI.TKR A L A B B A B B A B C A A B B A A

9 Ariep Permata XI.TKR A L A B B B A B A B A A A C B A A

10 Soemyani XI.TKR A L A B B B B B A B B A A B B A B

11 Nur Azri Syah Reza. XI.TKR A L A B B B B B A B B A A C B A B

12 Karis Mubarok XI.TKR A L A B B B A A A B B A A B B B A

13 Arif Dwi S XI.TKR A L A B B B B B A B A A A C B A A

14 M. Putra Prayoga XI.TKR A L A B B B B A B B A A A C B B B

15 Muhamad Solichin XI.TKR A L A B B A A B A B C B A C A A A

16 Ristya Budi S. XI.TKR A L A C C B A B A B B C A C B A A

17 Wisnu Wardhana XI.TKR A L A C A A A A A B B C A C A A A

18 Panji Kuncoro Aldi XI.TKR A L A B B B B B B B B A A C B A A

19 Sapto Agung S XI.TKR A L A B B B A B B B C B A B B A B

20 M. Arif Hidayat XI.TKR A L A B B B B B A B C B B B B A B

21 Slamet Prasetyo XI.TKR A L A B B B B B A B B B A C B A A

22 Heri Rohman XI.TKR A L A B B B B B A B C B A C B A A

23 Rendra PerdanaAdi XI.TKR B L A C C B B B A B C A A B B B A

24 M.Prasojo XI.TKR B L B B B B B B A B B B A C B A B

25 Bambang H XI.TKR B L A B C A B B A B B A A B A A B

26 Wahyu W XI.TKR B L B B C B B B A B C B A A A C B

27 Nur Taufik XI.TKR B L A A B B C B A B C A A C B A B

28 Sila Tw Andiansyah XI.TKR B L A A B C C B A B C A A C B C B

29 Agus Riyadi XI.TKR B L A B B B C B A B B A A C B A C

30 M. Mulyadi XI.TKR B L A B C C B B A B B A A C A B C
31 Rizki Fitriyanto XI.TKR B L A A A B B B A B C A A C A B A

32 Susilo XI.TKR B L A B B A B B A B B A A C B A B

33 Isnan Kurniawan XI.TKR B L A A A A A B A A B A A C B A A

34 Nanto Gunari XI.TKR B L A A B B C B A B C A A C C C A

35 Sri Winarno XI.TKR B L A B B B B B A B B A A C B C A

36 Arifka Prastyo XI.TKR B L A B B B B A A B B A A C B B B

37 Syarif Budiyanto XI.TKR B L A B B B A A A B B C A C B A B

38 Dimas Wahyu P XI.TKR B L A B C A B B A B B A A C B B A

39 Muntama Sikin XI.TKR B L A B B B B B A B C A A C C B B

40 Arip Fatya Riyadi XI.TKR B L A B B B C B A B C A A C B C A

2. Data tentang Perilaku Siswa

Berdasarkan dari jawaban responden dalam angket yang diambil menggunakan

indikator- indikator sebagai berikut:

j) Sering membolos

k) Dikeluarkan atau diskor dari sekolah karena berkelakuan buruk

l) Selalu berbohong

m) Sering kali mabuk atau menyalahgunakan narkotika dan zat adiktif lainnya

n) Sering kali mencuri

o) Sering kali merusak barang orang lain

p) Prestasisekolah yang jauh dibawah taraf kemampuan kecerdasan (IQ) sehingga

berakibat tidak naik kelas

q) Sering kali melawan otoritas yang lebih tinggiseperti melawan guru atau orang tua,

melawan aturan-aturan dirumah atau disekolah, tidak disiplin

r) Sering kali memulai perkelahian. (Aat syafaat, dkk, 2008: 82)


TABEL V

Jawaban Angket dari Responden Perilaku Siswa

Jns.
No Nama Kelas Jawaban
Kel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Mulyono XI.TKR A L C A A A B B B A A B B A A B A

2 M Adi Cahyono XI.TKR A L A B A B A B B B A B B A A B B

3 M Nur Kholik XI.TKR A L B A A A B B B A A B B A C B B

4 Ariyanto XI.TKR A L A B A A B B B A A B B A C B A

5 Ulin Nuha XI.TKR A L A A A A B B A A A B B A A B A

6 Abdul Latif XI.TKR A L A A A A B B A A A B B A A B A

7 M Eko Nugroho XI.TKR A L A A A B A B A A A A A A A A A

8 Ali Hamdani XI.TKR A L A A A B A B A A A A B A A A A

9 Ariep Permata XI.TKR A L A A A A A B A A A B B A A B A

10 Soemyani XI.TKR A L A A A B A B A A A A B A A A A

11 Nur Azri Syah Reza. XI.TKR A L A A A A A B A A A B B A A B A

12 Kharis Mubarok XI.TKR A L A A A B B B A A A B B A A B A

13 Arif Dwi S XI.TKR A L A A A B A B B A A B B A A B A

14 M. Putra Prayoga XI.TKR A L A A A B A A A A A B B A A B A

15 Muhamad Solichin XI.TKR A L A B A A A B A A A B A A A B A

16 Ristya Budi S. XI.TKR A L A A A A B B B A A B B A C B B

17 Wisnu Wardhana XI.TKR A L C B A B A B B A A A B A C A A

18 Panji Kuncoro Aldi XI.TKR A L A A A A B B A A A B B A A B A

19 Sapto Agung S XI.TKR A L A B A B B B B A A A B A C B A

20 M. Arif Hidayat XI.TKR A L A B A B B B B A A A B A C B A

21 Slamet Prasetyo XI.TKR A L A A A A B B B A A A A A A A A

22 Heri Rohman XI.TKR A L A A A A B A A A A B B A C B A


23 Rendra PerdanaAdi XI.TKR B L A A A B B B B A A A B A A B A

24 M.Prasojo XI.TKR B L A A A B B B A A A B B A B A A

25 Bambang H XI.TKR B L B A A A A B A B A A C A C A A

26 Wahyu W XI.TKR B L C A A C C C C B A B C A A C B

27 Nur Taufik XI.TKR B L A A A B B B A B A B C A C B A

28 Sila Tw Andiansyah XI.TKR B L A B A C A B A B A B C A A B A

29 Agus Riyadi XI.TKR B L C A A B C B B C A B B A C B B

30 M. Mulyadi XI.TKR B L A A A C B A C B A A B A A A A

31 Rizki Fitriyanto XI.TKR B L C A A B B C A A A B B A A B A

32 Susilo XI.TKR B L A A C A B B B C A B C A A B A

33 Isnan Kurniawan XI.TKR B L C C A B C A C C A B B A C B A

34 Nanto Gunari XI.TKR B L C A B A C B C C A A C A C C C

35 Sri Winarno XI.TKR B L A A A A C A A C A B B A C A A

36 Arifka Prastyo XI.TKR B L A B C C B B B C A B C A A B A

37 Syarif Budiyanto XI.TKR B L A A A B B B A B A B B A C B A

38 Dimas Wahyu P XI.TKR B L A A A A B A A B A A B A A A A

39 Muntama Sikin XI.TKR B L A A A B B B A A A B B A A B B

40 Arip Fatya Riyadi XI.TKR B L A A A A C B A A A A B A B A A


BAB IV

ANALISIS DATA

A. Analisis Data

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap

perilaku siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Susukan Tahun 2012, maka data yang sudah

diperoleh akan dianalisis. Adapun dalam menganalisis data tersebut penulis akan

menggunakan teknik korelasi product moment yang rumusnya sebagai berikut:

rxy =
å XY
2 2
åX Y
Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

XY: Perkalian antara X dan Y

X : Variabel skor pertama (pendidikan agama dalam keluarga)

Y : Variabel skor kedua ( perilaku siswa)

å : Sigma

Langkah selanjutnya menyiapkan tabel nilai pendidikan agama dalam keluarga dan

perilaku siswa untuk mencari koefisiensi korelasi antara variabel pertama dengan variabel

kedua.
1. Data Pendidikan Agama dalam Keluarga.

Data tentang pendidikan agama dalam keluarga telah diperoleh dari penyebaran

soal yang terdiri dari 15 (lima belas) pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 3

(tiga) kriteria jawaban dengan kategori sebagai berikut:

a. Kriteria jawaban A memiliki nilai 3 dengan kategori baik

b. Kriteria jawaban B memiliki nilai 2 dengan kategori cukup

c. Kriteria jawaban C memiliki nilai 1 dengan kategori kurang

Dengan demikian setelah masing-masing jawaban diberi skor angka maka akan

diperoleh hasil sebagai berikut :

TABEL VI

Nilai Angket tentang

Pendidikan Agama dalam Keluarga

No Item
Kode Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

A 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 2 3 2 39

B 3 3 3 1 3 2 3 2 1 3 3 1 2 2 3 35

C 3 1 1 3 3 3 3 2 2 1 3 1 2 3 2 33

D 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 33

E 3 1 1 3 2 3 3 2 2 3 3 1 2 3 3 35

F 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 1 2 3 3 36

G 3 1 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 35

H 3 2 2 3 2 2 3 2 1 3 3 2 2 3 3 36

I 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 1 2 3 3 37
J 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 35

K 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 1 2 3 2 34

L 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 37

M 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 1 2 3 3 37

N 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 1 2 2 2 39

O 3 2 2 3 3 2 3 2 1 2 3 1 3 3 3 37

P 3 1 1 2 3 2 3 2 2 1 3 1 2 3 3 32

Q 3 1 3 3 3 3 3 2 2 1 3 1 3 3 3 37

R 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 3 34

S 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 33

T 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 32

U 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 1 2 3 3 34

V 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 1 2 3 3 33

W 3 1 1 2 2 2 3 2 1 3 3 2 2 2 3 32

X 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 32

Y 3 2 1 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 36

Z 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 3 3 3 1 2 31

AA 3 3 2 2 1 2 3 2 1 3 3 1 2 3 2 33

AB 3 3 2 1 1 2 3 2 1 3 3 1 2 1 2 30

AC 3 2 2 2 1 2 3 2 2 3 3 1 2 3 1 32

AD 3 2 1 1 2 2 3 2 2 3 3 1 3 2 1 31

AE 3 3 3 2 2 2 3 2 1 3 3 1 3 2 3 33
AF 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 1 2 3 2 35

AG 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 1 2 3 3 40

AH 3 3 2 2 1 2 3 2 1 3 3 1 1 C 3 31

AI 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 1 2 1 3 31

AJ 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 1 2 2 2 37

AK 3 2 2 2 3 3 3 2 2 1 3 1 2 3 2 34

AL 3 2 1 3 2 2 3 2 2 3 3 1 2 2 3 34

AM 3 2 2 2 2 2 3 2 1 3 3 1 1 2 2 31

AN 3 2 2 2 1 2 3 2 1 3 3 1 2 1 3 29

Kemudian mencari lebar interval (i) untuk mengatagorikan pendidikan agama

dalam keluarga kedalam katagori baik (A), cukup (B) dan kurang(C), penulis

menggunakan rumus:

( Nt - Ntr ) + 1
i=
3

i = interval

Nt = nilai tertinggi

Ntr = nilai terendah

Diketahui Nt = 40

Ntr = 15

Ditanya i = ?

( Nt - Ntr ) + 1
Jadi i=
3

(40 - 15) + 1
i=
3
26
i=
3

i = 8,66

Setelah diketahui lebar intervalnya, maka yang dihasilkan dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

33 - 41 = katagori A sebanyak 28 siswa

24 – 32 = katagori B sebanyak 12 siswa

15 – 23 = katagori C sebanyak 0 siswa

Sedangkan untuk mengetahui tingkat persentasenya penulis menggunakan rumus:

F
p= x100%
N

Keterangan:

P = Angka persentase

F = frekuensi

N = jumlah frekuensi

Jadi:

a) P = 28/40 X 100% = 70%

b) P = 12/40 X 100% = 30%

c) P = 0 /40 X 100% = 0 %

Hasil persentase dapat di lihat pada tabel berikut ini:


TABEL VII

Persentase Pendidikan Agama dalam Keluarga

Nilai pendidikan agama dalam


No Interval Frekuensi Persentase
keluarga

1 Baik (A) 33 − 41 28 70%


2 12
Cukup (B) 24 – 32 30%
3 0
Kurang (C) 15 – 23 0%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan

agama dalam keluarga pada siswa SMK Muhammadiyah Susukan pada umumnya baik.

Terbukti 70% dari 40 siswa yaitu 28 siswa dalam kategori baik (A), sedangkan 40% dari

40 siswa yaitu 12 siswa dalam kategori cukup (B), dan 0% atau bisa dikatakan tidak ada

siswa yang kurang (C) dalam pendidikan agama dalam keluarga.

2. Data tentang Perilaku Siswa

Data tentang perilaku siswa telah diperoleh dari penyebaran soal yang terdiri

dari 15 (lima belas) pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 3 (tiga) kriteria

jawaban dengan kategori sebagai berikut:

a. Kriteria jawaban A memiliki nilai 3 dengan kategori tinggi

b. Kriteria jawaban B memiliki nilai 2 dengan kategori sedang

c. Kriteria jawaban C memiliki nilai 1 dengan kategori rendah

Dengan demikian setelah masing-masing jawaban diberi skor angka maka akan

diperoleh hasil sebagai berikut :


TABEL VIII

Nilai Angket tentang Perilaku Siswa

No Item
Kode Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

A 1 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 37

B 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 36

C 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 1 2 2 35

D 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 1 2 3 36

E 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 40

F 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 40

G 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43

H 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 42

I 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 41

J 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 42

K 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 41

L 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 39

M 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 39

N 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 41

O 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 41

P 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 1 2 2 36

Q 1 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 1 3 3 36
R 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 40
S 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 1 2 3 36

T 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 1 2 3 36
U 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 42

V 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 1 2 3 39
W 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 39

X 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 39
Y 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 3 1 3 3 38

Z 1 3 3 1 1 1 1 2 3 2 1 3 3 1 2 28
AA 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 3 1 2 3 35

AB 3 2 3 1 3 2 3 2 3 2 1 3 3 2 3 35
AC 1 3 3 2 1 2 2 1 3 2 2 3 1 2 2 30

AD 3 3 3 1 2 3 1 2 3 3 2 3 3 3 3 38
AE 1 3 3 2 2 1 3 3 3 2 2 3 3 2 3 36

AF 3 3 1 3 2 2 2 1 3 2 1 3 3 2 3 34
AG 1 1 3 2 1 3 1 1 3 2 2 3 1 2 3 29

AH 1 3 2 3 1 2 1 1 3 3 1 3 1 1 1 26
AI 3 3 3 3 1 3 3 1 3 2 2 3 1 3 3 36

AJ 3 2 1 1 2 2 2 1 3 2 1 3 3 2 3 31
AK 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 1 2 3 36

AL 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 42
AM 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 38

AN 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 40
Kemudian mencari lebar interval (i) untuk mengatagorikan perilaku siswa

kedalam katagori tinggi (A), sedang (B) dan rendah (C), penulis menggunakan rumus:

( Nt - Ntr ) + 1
i=
3

i = interval

Nt = nilai tertinggi

Ntr = nilai terendah

Diketahui : Nt = 43

Ntr= 15

Ditanya i = ?

( Nt - Ntr ) + 1
Jadi i=
3

(43 - 15) + 1
i=
3

29
i=
3

i = 9,66

Setelah diketahui lebar intervalnya, maka yang dihasilkan dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

35 - 44 = katagori A sebanyak 34 siswa

25 – 34 = katagori B sebanyak 6 siswa

15 – 24 = katagori C sebanyak 0 siswa

Untuk nilai dalam persentase.

F
p= x100%
N
Keterangan:

P = Angka persentase

F = Prosentase yang sedang dicari

N = Number of cases( jumlah frekuensi)

Jadi:

a) P = 34/40 X 100% = 85%

b) P = 6 /40 X 100% = 15%

c) P = 0 /40 X 100% = 0 %

Hasil persentase dapat di lihat pada tabel berikut ini:

TABEL IX

Persentase Perilaku Siswa

No Nilai Perilaku Siswa Interval Frekuensi Persentase

1 Tinggi (A) 35 - 44 34 85%


2
Sedang (B) 25 – 34 6 15%
3
Rendah (C) 15 – 24 0 0%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa siswa di SMK

Muhammadiyah Susukan pada umumnya berperilaku baik, karena terbukti 85% dari 40

siswa berkategori ( A ), dan 15% dari 40% berkategori ( B, ) dan O% dari 40 siswa

berkategori ( C ) dalam perilaku siswa di sekolah tersebut.


3. Analisis Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap Perilaku Siswa

Tabel kerja untuk mencantumkan koefisien antara variabel X (pendidikan agama

dalam keluarga) dan variabel Y ( perilaku siswa).

TABEL X

Tabel Kerja Koefisien Variabel X dan Variabel Y

Kode X Y X2 Y2 XY

A 39 37 1521 1369 1443

B 35 36 1225 1296 1260

C 33 35 1089 1225 1155

D 33 36 1089 1296 1188

E 35 40 1225 1600 1400

F 36 40 1296 1600 1440

G 35 43 1225 1849 1505

H 36 42 1296 1764 1512

I 37 41 1369 1681 1517

J 35 42 1225 1764 1470

K 34 41 1156 1681 1394

L 37 39 1369 1521 1443

M 37 39 1369 1521 1443

N 39 41 1521 1681 1599

O 37 41 1369 1681 1517

P 32 36 1024 1296 1152

Q 37 36 1369 1296 1332

R 34 40 1156 1600 1360


S 33 36 1089 1296 1188

T 32 36 1024 1296 1152

U 34 42 1156 1764 1428

V 33 39 1089 1521 1287

W 32 39 1024 1521 1248

X 32 39 1024 1521 1248

Y 36 38 1296 1444 1368

Z 31 28 961 784 868

AA 33 35 1089 1225 1155

AB 30 35 900 1225 1050

AC 32 30 1024 900 960

AD 31 38 961 1444 1178

AE 33 36 1089 1296 1188

AF 35 34 1225 1156 1190

AG 40 29 1600 841 1160

AH 31 26 961 676 806

AI 31 36 961 1296 1116

AJ 37 31 1369 961 1147

AK 34 36 1156 1296 1224

AL 34 42 1156 1764 1428

AM 31 38 961 1444 1178

AN 29 40 841 1600 1160

JML 1365 1488 46849 55992 50857


Dari tabel di atas diketahui :

åX : 1365

åY : 1488

åX2 : 46849

åY2 : 55992

åXY : 50857

N : 40
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel X (pendidikan agama dalam keluarga)

terhadap variabel Y (perilaku siswa), maka variabel X dan variabel Y dimasukkan dalam

rumus product moment sebagai berikut :

rxy =
å XY
2 2
åX Y
50857
rxy =
{46849 x55992}

50857
rxy =
2623169208

50857
rxy =
51216.88

rxy = 0.992

Jadi ada pengaruh positif sebesar 0,992 antara pendidikan agama dalam keluarga

terhadap perilaku siswa di sekolah. Hal tersebut berarti semakin baik pendidikan agama

dalam keluarga, maka akan semakin baik perilaku siswa disekolah. Untuk mengetahui

koefisien pengaruh hasil perhitungan tersebut signifikan atau tidak maka perlu

dibandingkan dengan r tabel, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mencari df (degrees of freedom)

Rumusnya : df = N – nr

Keterangan :

N = Number of cases
nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan

Data yang dikorelasikan diatas N = 40, nr = 2. Jadi df = 40 - 2 = 38

b. Berkonsultasi dengan nilai “r” product moment.

Dengan df 38 diperoleh “r” sebagai berikut:

TABEL IX

NILAI HARGA KRITIK r PRODUCT MOMENT

Taraf Signifikansi
df
5% 1%

38 0,320 0,413

39 0,316 0,408

40 0,312 0,403

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai yang diambil adalah N =38, yaitu pada taraf

signifikansi 5% adalah 0,320. Hasil yang diperoleh dari koefisien antara variabel X

(pendidikan agama dalam keluarga) dengan variabel Y (perilaku siswa) adalah 0,992.

Menolak hipotesa atas dasar 5% sama halnya dengan menolak hipotesa atas dasar

taraf kepercayaan 95%, jika seorang penyelidik telah menolak hipotesa atas dasar taraf

signifikansi 5% (atau atas dasar taraf kepercayaan 95%), berarti ia mengambil resiko

salah dalam keputusan itu sebanyak-banyaknya 5% (atau benar dalam keputusannya itu

sedikit-dikitnya 95%).

Bila taraf kesalahan ditetapkan 5% dan N= 38 maka harga r tabel= 0,320. ternyata

harga r hitung lebih besar dari harga r tabel, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi

kesimpulannya ada pengaruh positif antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap

perilaku siswa di sekolah.

Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh positif antara

pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku siswa di SMK Muhammadiyah


Susukan.” dapat diterima atau dapat dibuktikan. Dengan demikian maka pendidikan

agama dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap perilaku siswa. Ini berarti bahwa,

semakin baik pendidikan agama dalam keluarga maka semakin baik pula perilaku siswa

di SMK Muhammadiyah Susukan.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dari 40 siswa untuk variabel pendidikan agama dalam keluarga dan

perilaku siswa, dapat diketahui hasil dari penelitian sebagai berikut :

1. Pendidikan agama dalam keluarga di SMK Muhammadiyah Susukan, pada umumnya baik,

dengan klasifikasi sebagai berikut:

a. 70% tergolong baik

b. 30% tergolong cukup

c. 0% tergolong kurang

2. Perilaku siswa SMK Muhammadiyah Susukan pada umumnya baik, dengan klasifikasi

sebagai berikut:

d. 85% tergolong tinggi

e. 15% tergolong sedang

f. 0% tergolong kurang rendah

3. Ada pengaruh positif antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku siswa

disekolah. Hal ini terbukti karena r xy lebih besar dari pada r tabel (r product moment) yaitu

0,992 yang mana dengan df = 38 diperoleh nilai r pada taraf signifikan 5% sebesar 0.320

sehingga hipotesis dapat diterima.

B. Saran-Saran

1. Untuk Orang Tua

a) Orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya,

maka hendaknya orang tua mendidik anaknya dengan bersungguh-sungguh.

b) Sebagai pendidik hendaknya orang tua tidak hanya mengajarkan tetapi harus bisa

menjadi contoh terhadap anak-anaknya sehingga anak dengan sendirinya akan patuh

terhadap orang tua.


2. Untuk Sekolah

a) Siswa adalah peserta didik yang memiliki potensi untuk tumbuh secara psikologis maka

penulis menyarankan agar keterlibatan siswa dalam kegiatan keagamaan yang

diselenggarakan oleh sekolah perlu bimbingan secara terencana, teroganisir, dan

berkesinambungan. Bimbingan tersebut dapat menciptakan suasana yang

menyenangkan dalam pengamalan kegiatan keagamaan di sekolah yang pada akhirnya

perilaku menyimpang siswa dapat diminimaliser.

b) Dalam membentuk pribadi atau perilaku yang baik diperlukan kerja sama antara

beberaa pihak, misalnya pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan juga pendidikan

dimasyarakat. Maka penulis menyarankan bahwa sekolah harus mampu

mengoptimalkan pemanfaatan sarana pendidikan yang ada , misalnya mushola, buku-

buku agama, dan sarana-sarana lainnya.

3. Untuk Guru

a) Jam pelajaran untuk pendidikan agama Islam 6 X 45 menit sehingga masih di katakan

kurang. Oleh sebab itu, guru mata pelajaran pendidikan agama Islam hendaknya pandai-

pandai mensiasatinya, agar tujuan pendidikan agama dapat tercapai, yakni menjadikan

siswa yang beriman dan bertakwa.

b) Hendaknya guru dapat berbuat maksimal bekerja sama pada setiap kegiatan keagamaan

dengan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam rangka mewujudkan visi dan

misi sekolah SMK Muhammadiyah Susukan.

4. Untuk Siswa

a) Orang tua adalah orang yang mengasuh kita dari kandungan sampai kita dewasa penuh

dengan kasih sayang dan tanpa mengharap imbalan apapun, maka hendaklah kita selalu

mengingat perjuangan orang tua kita dan selalu berusaha untuk membalas budi kedua

orang tua kita. Walaupun kita tahu kita tidak mungkin bisa membalas jasa kedua orang

tua kita tetapi setidaknya kita bisa membahagiakan orang tua dengan berperilaku baik.
b) Hendaknya siswa bersifat proaktif di setiap pelajaran sekolah dalam arti tetap tertib,

semangat untuk dapat berguna di sekolah maupun di masyarakat.

c) Di antara syarat-syarat mendapatkan ilmu pengetahuan antara lain bersungguh-sungguh,

merasa bodoh, dan bersahabat dengan guru. Oleh karena itu, siswa diharapkan dapat

berperan dalam pelaksanaan tata tertib di sekolah dengan cara tidak melanggar norma

yang berlaku disekolah.


DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 1987. Ilmu Pendidikan Islam. Salatiga: Aditya Media.

,1992. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Salatiga: Aditya


Media.

Arikunto, Suharsimi.1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Darajat Zakiah. 1986. Membina Nilai nilai Moral di Indonesia. Jakarta: Bulan
Bintang.

, 1993. Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Bandung: CV


Ruhama.

,1993. Remaja Harapan dan Tantangan. Bandung: CV. Ruhama.

Departemen Agama RI 1992, Al Qur,an dan Terjemahnya. Semarang: CV Asy-


Syiva.

Gunarsa, D. Singgih.1987. Psikologi Anak Bermasalah. Jakarta: PT.


BK.Gunung Mulia Kwintang.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi


Universitas Gajah Mada.

Http://www.maswins.com

Http://stait-jogja

Langgulung, Hasan. 2004. Manusia dan Pendidikan. Jakarta: PT.Pustaka Al


Husna Baru.

Marimba D. Ahmad. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT.


Al-Ma’arif.

Muslih, Sahrani Sohari, Syafaat Aat. 2008. Peranan Pendidikan Agama Islam
dalam Mencegah Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada,

Mustafa Muhammad Umaroh. Jawahirul Bukhori. Al Haramain, Jedah,t.t., hlm


40

Ngatini, S. lestari. 2010. Pendidikan Islam Kontekstual. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.


Sadli, Saprinah. 1977. Persepsi Sosial Mengenai Perilaku Menyimpang. Jakarta:
Bulan Bintang.

Sarwono, Wirawan, Sarlito. 1997 Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Grafindo


Persada.

Siahan, Jokie. 2009. Perilaku Menyimpang: Pendekatan Sosiologi. PT. Malta


Printindo.

Thoha, Chabib.1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Yahya, Yudrik. 2003. Wawasan Kependidikan. Jakarta: Depdiknas.

Yusuf As Slamet, Ghofir Abdul, Zuahirini. 1983. Metodik Khusus Pendidikan


Agama. Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel.
ANGKET TENTANG PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM
KELUARGA TERHADAP PERILAKU SISWA

I. Pedoman Menjawab
a. Bacalah baik baik setiap pertanyaan dan alternative jawabanya
b. Pilihlah salah satu yang paling tepat dan sesuai menurut anda serta
berilah tanda silang pada salah satu huruf a, b, dan c
c. Setiap item pertanyaan dapat di isi dengan baik dan tidak ada yang
terlewatkan
d. Jawaban anda tidak mempengaruhi sedikitpun pada status dan pribadi
anda
e. Mulailah dengan membaca basmalah jika hendak mengerjakan soal di
bawah ini

II. Responden tentang Pendidikan Agama dalam keluarga


1. Dari manakah anda mengetahui tentang adanya Allah?
a. Orang tua
b. Guru mengaji
c. Pelajaran disekolah
2. Dari siapakah anda mengetahui tentang rukun iman?
a. Dari keluarga
b. Dari guru ngaji
c. Pelajaran disekolah
3. Dari siapakah anda mengetahui tentang rukun islam?
a. Keluarga
b. Guru ngaji
c. Pelajaran disekolah
4. Apakah anda melaksanakan salat fardlu sehari semalam lima waktu?
a. Ya, saya melaksanakan salat fardlu lima waktu
b. Kadang kadang ada yang tidak saya kerjakan
c. Saya jarang melaksanakan salat fardlu
5. Berapa kali anda salat berjamaah sehari semalam saat di rumah?
a. 3 – 5 kali
b. 1 - 2 kali
c. Tidak pernah salat berjamaah
6. Pukul berapakah anda mengerjakan salat subuh?
a. Sebelum pukul 5 pagi
b. Antara pukul 05.00 – 06.00
c. Setelah pukul 06.00
7. Apakah orang tua anda mengajarkan bahwa zakat fitrah adalah kewajiban
bagi seorang muslim?
a. Iya, orang tua saya mengajari dan memberi contoh membayar zakat
fitrah
b. Tidak, saya mengetahui dari guru ditempat mengaji
c. Tidak, saya mengetahui dari pelajaran disekolah
8. Kepada siapa anda belajar membaca Al-Qur,an?
a. Bapak atau ibu
b. Guru ngaji
c. Guru disekolah
9. Berapa kali anda membaca al-qur’an saat dirumah?
a. 2 -3 kali sehari semalam
b. 1-2 kali sehari semalam
c. Tidak pernah membaca Al- Qur,an
10. Darimana anda mengetahui tentang kewajiban berpuasa bagi seorang
muslim?
a. Orang tua
b. Guru mengaji
c. Pelajaran disekolahan
11. Apakah orang tua anda selalu mengajak atau membimbing untuk
melaksanakan puasa ramadhan?
a. Iya, orang tua saya selalu mengajak dan membimbing saya untuk
selalu melaksanakan puasa ramadhan
b. Kadang kadang orang tua saya mengajak dan kadang juga tidak
c. Tidak, orang tua saya tidak pernah mengajak saya untuk menjalankan
puasa ramadhan
12. Apakah anda pernah menjalankan puasa sunnah, Jika pernah berapa kali
anda menjalankannya dalam waktu 1 bulan terakhir in?
a. 5-10 kali
b. 1-5 kali
c. Tidak pernah
13. Apakah orang tua anda selalu mengingatkan ketika akan kemasjid untuk
selalu mengisi kotak amal?
a. Iya, orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengisi kotak amal
dimasjid
b. Kadang orang tua saya mengingatkan dan kadang juga tidak
c. Tidak, orang tua saya tidak pernah mengingatkan untuk mengisi kotak
amal dimasjid
14. Setelah anda menjalankan salat berjamaah, apa yang anda lakukan?
a. Berdoa dan dipimpin oleh bapak/imam
b. Berdoa sendiri-sendiri
c. Langsung pergi
15. Apakah anda selalu berdoa dan berpamitan disetiap akan pergi kesekolah?
a. Ya, saya selalu berdoa dan berjabat tangan sebelum berangkat ke
sekolah
b. Kadang kadang saya berdoa dan berpamitan, dan kadang kadang tidak
c. Tidak, saya tidak pernah berdoa dan berpamitan kepada orang tua saya

III. Responden tentang Perilaku Siswa


1. Ketika telah tiba waktu istirahat yang kedua, kegiatan apa yang anda
lakukan untuk mengisi waktu istirahat tersebut?
a. Salat dan makan siang
b. Ngobrol bersama teman teman
c. Jajan dan nongkrong diwarung
2. Apakah anda pernah mengambil uang orang tua anda, jika pernah berapa
kali dalam satu bulan terakhir ini anda melakukannya?
a. Belum pernah
b. 1 – 2 kali
c. 3 – 5 kali
3. Ketika ada kelompok mahasiswa yang sedang praktikum disekolah anda,
dan kebetulan anda diajar oleh salah seorang mahasiswa tersebut, apa yang
anda lakukan ketika anda diajar?
a. Menghormati dan memperhatikan pelajaran yang telah disampaikan
b. Membuat gaduh didalam kelas
c. Berbicara semaunya sendiri
4. Berapa kali dalam satu bulan terakhir ini anda terlambat masuk sekolah?
a. Belum pernah terlambat
b. Kurang dari 5 kali
c. Lebih dari 5 kali
5. Ketika anda sedang olah raga disekolah dan tiba-tiba ada bel yang
menunjukkan waktunya telah habis dan segera ganti dengan pelajaran
yang lain, apa yang anda lakukan?
a. Segera ganti seragam dan segera masuk kelas
b. Istirahat sejenak dan segera ganti seragam
c. Nongkrong dan makan dahulu karena biasanya bapak/ibu guru bisa
memaklumi
6. Apakah anda selalu tepat waktu dalam membayar uang SPP anda, jika
anda termasuk orang yang tidak tepat waktu dalam membayar SPP,
mengapa?
a. Saya selalu tepat waktu dalam membayar SPP
b. Karena orang belum punya uang untuk membayar SPP
c. Karena waktu dikasih uang orang tua untuk membayar SPP, uangnya
saya gunakan untuk keperluan yang lain dulu
7. Apakah anda pernah tidak masuk sekolah tanpa ijin, jika pernah berapa
kali anda tidak masuk sekolah tanpa ijin dalan dua bulan terakhir ini?
a. Belum pernah
b. Kurang dari 5 kali
c. Lebih dari 5 kali
8. Ketika ada jam kosong dan kebetulan jam terakhir dan anda mendapatkan
tugas, apa yang anda lakukan?
a. Mengerjakan tugas dan tetap didalam kelas sampai waktunya habis
b. Bermain dan keluar kelas serta tidak mengerjakan tugas
c. Pulang dan tidak mengerjakan tugas
9. Apabila anda terlambat datang kesekolah, apa yang anda lakukan?
a. Meminta ijin untuk tetap masuk sekolah
b. Lompat pagar agar tidak diketahui oleh guru
c. Tidak masuk sekolah dan bermain
10. ketika anda sedang mengalami kesulitan dalam mengerjakan sebuah soal
dalam ujian, apa yang anda lakukan?
a. Mencoba mengingat dan menjawab sebisanya
b. Bertanya kepada teman
c. Melihat jawaban teman
11. Ketika ada jam yang kosong dikarenakan bapak/ibu guru sedang ada
keperluan, kegiatan apa yang anda kerjakan untuk mengisi jam kosong
anda?
a. Membaca buku
b. Ngobrol bersama teman-teman didalam kelas
c. Nongkrong didepan kelas
12. Ketika anda kehabisan uang saku saat disekolah, dan anda tidak
mempunyai ongkos untuk pulang, apa yang anda lakukan?
a. Meminjam uang kepada teman
b. Meminta uang kepada teman
c. Meminta uang dengan paksa terhadap adek kelas
13. Ketika anda belajar pada jam terakhir dan kebetulan ada bel berbunyi
menandakan waktunya sudah selesai dan pulang, tetapi bapak atau ibu
guru anda masih menyuruh anda untuk menyelesaikan tugasnya, apa yang
anda lakukan?
a. Menyelesaikan tugasnya
b. Ribut sendiri
c. Gaduh dan meminta untuk pulang
14. Ketika anda pulang lebih awal dari jam biasaanya dikarenakan bapak/ibu
guru sedang ada rapat, apakah anda segera pulang kerumah?
a. Ya, saya langsung pulang
b. Kadang saya langsung pulang dan kadang juga main dahulu
c. Tidak, saya nongkrong diwarung dulu dan merokok bersama teman
teman
15. Apakah anda pernah berkelahi dengan teman anda di lingkungan sekolah,
jika pernah berapa kali anda berkelahi dari anda mulai sekolah disini
sampai sekarang?
a. Saya belum pernah berkelahi
b. Kurang dari 5 kali
c. Lebih dari 5 kali
DAFTAR NILAI SKK

Nama : Lukman Prasetyo Jurusan : Tarbiyah


PAI
Nim : 11107121 Dosen PA : Drs. Ahmad
Sulthoni, M.Pd.

No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai


1. OSPEK 28-31 Agustus 2007 Peserta 3
2 Seminar Nasional” Kepemimpinan 23 April 2008 Peserta 6
Demokrasi & Politik Pendidikan Untuk
Kesejahteraan Rakyat”.
3 Surat Keterangan Bimbingan Baca 18 November 2008 Peserta 3
Tulis Al-Qur’an
4 Sertifikat “Kuliah Umum dan Dialog 10 Pebruari 2009 Peserta 3
Perkembangan Kerja Sama Asean
Bersama Direktorat Jenderal Kerjasama
Asean Departemen Luar Negri
Reppublik Indonesia”
5 Sertifikat” Kursus Pembina Pramuka 14 Pebruari 2009 Peserta 5
Mahir Tingkat Dasar (KMD) Kwatir
Cabang Kota Salatiga Tahun 2009”.
6 Tasqif Spesial Ramadan (KAMMI) 11 September 2009 Peserta 3
7 Rekreasi ke kolam renang Muncul 12 Juni 2010 Panitia 2
(Madrasah Diniyah Muta’alimin)
8 Surat Keterangan Praktikum 20 Agustus 2010 Panitia 3
Metodologi Pendidikan Agama Islam
9 Menciptakan Kemakmuran Masjid Di 27 September 2010 Panitia 3
Bulan Ramadhan Bersama REMAS dan
Ta’mir Masjid
10 Ikhtibar al-Lughah al-Arabiyah Ka 11-26 Februari 2011 Peserta 3
Lughah ajnabiyah (ILAIK)
11 Rekreasi ke berbagai tempat wisata 26 April 2011 Panitia 2
(Madrasah Diniyah Muta’alimin)
12 Kewirauasaan (Enterpreneurship) Di 15 Juli 2011 Peserta 2
sentral oleh-oleh khas Bali.
13 Menciptakan Kemakmuran Masjid Di 07 September 2011 Panitia 2
Bulan Ramadhan Bersama Remas,
Madrasah Diniyah Muta’alimin dan
Ta’mir
14 Piagam Penghargaan “Publik hearing” 27 Maret 2012 Peserta 3
Meningkatkan Kepekaan dan
Transparansi Kinerja Lembaga Menuju
Kampus Yang Amanah
15 Sarasehan Nasional” Peran Mahasiswa 01 Juli 2012 Peserta 6
dalam Realita dan Idealita Bangsa”.
16 Seminar Regional “Pendidikan Anak 09 Juli 2012 Peserta 4
Berkebutuhan Khusus”
Jumlah 53

Salatiga, 30 Juli 2012


Mengetahui,
Pembantu Ketua Bidang
Kemahasiswaan

H. Agus Waluyo, M.Ag


NIP. 1975211 200003 1 001
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : LUKMAN PRASETYO


Tempat/tanggal lahir : Kab. Semarang, 06 April 1988
NIM : 11107121
Jurusan : Tarbiyah PAI
Alamat Asal : Ledok, Sidoharjo, Kec. Susukan, Kab. Semarang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Nama Orang Tua
a. Ayah : Nur Hidayat
b. Ibu : Maryati
Jenjang Pendidikan :
1. TK Tamrinul Ulum tamat tahun 1995
2. MI Tamrinul Ulum tamat tahun 2001
3. MTsN Susukan tamat tahun 2004
4. MAN Salatiga tamat tahun 2007
5. SI Jurusan Tarbiyah PAI STAIN Salatiga.

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 18 Juli 2012

Penulis

LUKMAN PRASETYO

You might also like