You are on page 1of 30

BAB I

INSTALASI LISTRIK

A. PEMBANGKIT LISTRIK & DISTRIBUSI LISTRIK RUMAH TANGGA


Listrik dalam kehidupan manusia sangat berperan besar, sebagai contoh pemanfaatan
tenaga listrik adalah sebagai berikut :
 Penerangan rumah dan jalan raya.
 Mengaktifkan peralatan-peralatan rumah tangga, contoh : televisi, kulkas, radio, dst.
 Sarana komunikasi.
Berdasarkan PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) ayat 110 T16 tegangan dibagi menjadi 3 jenis,
yaitu:
1. Tegangan rendah ( di bawah 1000 V)
2. Tegangan menengah (1000 V-20 kV)
3. Tegangan tinggi ( di atas 20 kV)
Transmisi listrik adalah proses penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lainnya, yang
besaran tegangannya adalah Tegangan Ultra Tinggi (UHV), Tegangan Ekstra Tinggi (EHV), Tegangan
Tinggi (HV), Tegangan Menengah (MHV), dan Tegangan Rendah (LV).
 SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET) = 200 KV – 500 KV
 SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) = 30 KV – 150 KV
 SALURAN KABEL TEGANGAN TINGGI (SKTT) = 30 KV – 150 KV
 SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) = 6 KV – 30 KV
Pengujian kelayakan peralatan listrik dilakukan oleh satu lembaga, yaitu Lembaga
Masalah Kelistrikan (LMK).Di Indonesia ada satu lembaga pemerintah yang mengatur proses
transmisi dan pendistribusian listrik ini hingga dapat digunakan oleh konsumen/pelanggan, yaitu
Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Gambar 1.1 Jaringan transmisi dan distribusi listrik

1|Elektronika kelas 9
Ada banyak macam pembangkit listrik yang difungsikan sebagai pusat pembangkit listrik
berdasarkan bahan bakunya, yaitu:
 PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
 PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Batubara)
 PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas), dst
Dari gambar 1.1, dapat dilihat bahwa ada 2 fase agar pelanggan dapat menggunakan listrik, yakni:
 Proses transmisi dari Pusat Pembangkit Listrik ke Gardu Induk/Stasiun Distribusi.
 Kemudian listrik didistribusikan melalui Gardu distribusi ke konsumen seperti industri maupun
rumah tangga.
Berikut adalah proses transmisi dan distribusi listrik ke konsumen :
 Tenaga listrik dibangkitkan dipusat – pusat listrik ( power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD,
PLTP dan PLTG
 Di naikkan tegangannya oleh transformator penaik tegangan yang berada di pusat listrik
 Listrik di salurkan ke gardu induk melalui saluran/jaringan transmisi dengan tegangan 30 kV, 66
kV, 150 kV dan 500 kV (Tegangan Tinggi)
 Setelah sampai di gardu induk tegangan diturunkan menjadi 6 kV, 12 kV atau 20 kV (Tegangan
Menengah)
 Listrik di salurkan ke gardu distribusi melalui saluran/jaringan distribusi primer
 Setelah melewati jaringan distribusi primer tegangan listrik diturunkan menjadi 380V atau 220V
(Tegangan Rendah)
 Melalui jaringan tegangan rendah/jaringan distribusi primer untuk selanjutnya disalurkan ke
rumah – rumah pelanggan (konsumen) melalui sambungan rumah hingga ke alat pengukur dan
pembatas di rumah – rumah pelanggan atau biasa di sebut kWh Meter.

B. INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA


Untuk dapat memahami proses kerja dan pengaplikasian Instalasi rumah tangga, maka
diperlukan pengenalan yang mendalam tentang alat-alat instalasi listrik dan teknik yang umumnya
digunakan pada pemasangan instalasi listrik.
I. PERALATAN INSTALASI LISTRIK
Ada banyak macam peralatan instalasi listrik yang diperlukan dalam proses instalasi
rumah tangga, peralatan ini memiliki banyak fungsi yang berbeda, namun intinya peralatan
tersebut dipasang untuk keamanan konsumen rumah tangga dalam menggunakan listrik.
a. BARGAINSER

Gambar 1.2 Bargainser

2|Elektronika kelas 9
 Alat ini terpasang di tiap rumah yang berlangganan listrik dari PLN. Bagian ini adalah
batas antara PLN dan pelanggan. alat ini milik PLN dan disegel oleh PLN.
 Posisi pemasangan di bagian depan dari rumah untuk memudahkan pencatatan
pemakaian listrik oleh petugas PLN.
 Informasi mengenai ID pelanggan (No. kontrak pelanggan) tertera pada bargainser ini.
Fungsi bargainser adalah :
 Sebagai pembatas daya yang digunakan oleh pelanggan (sesuai dengan kontrak
pemasangan)
 Merekam pemakaian daya listrik yang dipakai oleh konsumen. Karena itu ada yang
menyebutnya “kWh Meter” atau “Meteran Listrik” (kWh : kilowatt hour).
 Saklar utama pemutus aliran listrik bila terjadi kelebihan pemakaian daya oleh pelanggan,
adanya gangguan hubung singkat dalam instalasi listrik rumah pelanggan atau sengaja
dimatikan untuk keperluan perbaikan instalasi listrik rumah.
Dalam bargainser ini terdapat komponen utama yaitu circuit breaker (MCB : Miniature
Circuit Breaker), spin control dan meter listrik.

i. Miniature Circuit Breaker (MCB)


MCB bertugas memutus aliran listrik bila terjadi pemakaian daya yang
berlebihan oleh konsumen atau bila terjadi gangguan hubung singkat (korslet) dari suatu
peralatan listrik di rumah.Saat melakukan perbaikan instalasi listrik rumah, komponen ini
sebaiknya diposisikan dalam keadaan non-aktif.

Gambar 1.3 Miniature Circuit Breaker


ii. Meter Listrik (kWh Meter)
Sebagai penunjuk besarnya daya listrik yang telah digunakan
pelanggan.Satuannya dalam kWh (kilowatt hour).Indikatornya terlihat dari angka-angka
yang tercatat.Petugas pencatat PLN yang rutin berkunjung tiap bulan selalu mencatat angka-
angka ini.

Gambar 1.4 Meter Listrik Digital

3|Elektronika kelas 9
iii.Spin Control
Merupakan sebuah komponen yang bekerja dengan berputar bila terjadi
pemakaian daya listrik. Semakin besar daya yang dipakai maka perputaran akan semakin
cepat. Besarnya daya pemakaian akan dicatat oleh “meter listrik” dan bila kelebihan akan
dibatasi oleh MCB.

b. Pengaman Listrik (Sekering / Panel hubung bagi)


Bagian ini lebih dikenal orang dengan nama “Sekering”. Asalnya dari bahasa
Belanda “Zekering”. Dalam bahasa Inggris biasa disebut “Fuse”. Fungsi utamanya adalah
mengamankan instalasi bila terjadi masalah seperti hubung singkat(Korslet) di peralatan
listrik dengan cara memutus arus listriknya. Ada dua jenis pengaman listrik :
i. Pengaman lebur (Sekering)

Gambar 1.5Fuse / Sekering


 Merupakan komponen pengaman listrik yang sifat kerjanya meleburkan kawat yang
dipasang didalam komponen tersebut apabila kawat tersebut dilewati dengan arus
hubung singkat tertentu.
 Jenis kawatnya berbeda-beda untuk tiap hantar kawat dengan arus nominal
tertentu, misal 2A (Ampere), 4A, 6A dst.
MCB juga dapat difungsikan sebagai pemutus arus lsitrik bila kelebihan beban atau
terjadi hubung singkat, pengaman lebur hanya berfungsi bila terjadi hubung singkat
saja.

ii. Pengaman Thermal (MCB)

Gambar 1.6Toggle switch MCB


Seperti pada gambar 1.6, MCB merupakan komponen listrik yang bekerja
dengan sistem thermal atau panas. Didalamnya terdapat bimetal, dimana bila arus listrik
yang mengalir melebihi ukuran tertentu (karena kelebihan beban atau terjadi hubung
singkat) dari MCB ini, maka bimetal ini secara mekanis akan memutus aliran listrik dan

4|Elektronika kelas 9
menggerakkan tuas ke posisi “OFF”. Untuk menormalkan kembali sangat mudah, hanya
dengan mengembalikan tuas ke posisi “ON”.

c. Kabel Listrik
 Kabel ialah penghantar logam yang dilindungi dengan bahan isolator.
 Bila jumlah penghantar logam tadi lebih dari satu maka keseluruhan kabel yang
berisolasi tadi dilengkapi lagi dengan selubung pelindung. Contohnya kabel listrik yang
dipakai di rumah.
Ada 3 jenis kabel yang umumnya digunakan dalam instalasi listrik rumah tangga, yakni NYA,
NYM dan NYY, penamaan ini merupakan nomenklatur pada kabel berdasarkan PUIL 2000
(Persyaratan Umum Instalasi Listrik tahun 2000) dalam lampiran C yang menjelaskan
mengenai tata nama (nomenklatur) kabel ini. Dari lampiran tersebut, kabel NYA, NYM dan
NYY berarti kabel standar berpenghantar tembaga (huruf “N”) dan berselubung isolasi dari
PVC (Poli Vinil Chlorid) (huruf “Y”).
i. Kabel Jenis NYA

Gambar 1.7Kabel NYA


o Merupakan kabel berisolasi PVC dan berinti kawat tunggal.
o Menggunakan beberapa macam warna isolasinya ada, seperti merah, kuning, biru
dan hitam.
o Jenisnya adalah kabel udara (tidak untuk ditanam dalam tanah). Karena isolasinya
hanya satu lapis, maka mudah luka karena gesekan, gigitan tikus atau gencetan.
o Dalam pemasangannya, kabel jenis ini harus dimasukkan dalam suatu konduit kabel.
o Konduit adalah suatu selubung pelindung, ada yang berupa pipa besi, tetapi yang
paling umum digunakan adalah pipa PVC (namun berbeda dengan pipa PVC untuk
air).
o Konduit ini selain bertujuan melindungi kabel dari gangguan luar juga untuk
memudahkan dalam hal pekerjaan penggantian atau penambahan kabel.
o Penggunaan konduit sebenarnya tidak terbatas pada jenis kabel NYA saja, tetapi
bisa dipakai untuk kabel NYM atau NYY.

5|Elektronika kelas 9
ii. Kabel NYM

Gambar 1.8Kabel NYM


o Kabel jenis ini mempunyai isolasi luar jenis PVC berwarna putih dengan selubung
karet di dalamnya dan berinti kawat tunggal yang jumlahnya antara 2 sampai 4 inti
dan masing-masing inti mempunyai isolasi PVC dengan warna berbeda.
o Harganya lebih mahal dari tipe kabel NYA.

iii. Kabel NYY

Gambar 1.9Kabel NYY


o Warna kabel ini umumnya adalah hitam dengan isolasi PVC ganda sehingga lebih
kuat.
o Karena lebih kuat dari tekanan gencetan dan air, pemasangannya bisa untuk
outdoor, termasuk ditanam dalam tanah.
o Kabel untuk lampu taman dan di luar rumah sebaiknya menggunakan kabel jenis ini.
o Harganya lebih mahal dibanding jenis kabel NYA dan NYM.

6|Elektronika kelas 9
Tabel 1.10Tabel kode penamaan kabel

d. Pipa Pelindung

 Penggunaan pipa pelindung ini agar instalasi listrik menjadi lebih rapi dan lebih tahan
lama.
 Ada beberapa jenis pipa pelindung yang sering digunakan dalam instalasi listrik
1. Klem

Gambar 1.11Klem
 Klem berfungsi untuk menahan pipa agar dipasang pada dinding atau langit-
langit rumah.
 Dibuat dari bahan plat besi atau PVC.

2. Kotak sambung
Dalam instalasi listrik, seringkali penyambungan kabel harus dilakukan,
bahkan harus dilakukan secara bercabang lebih dari dua kabel.Kotak sambung
berfungsi sebagai wadah untuk melakukan penyambungan kabel, karena menurut
peraturan instalasi, penyambungan kabel tidak boleh dilakukan di dalam pipa.

7|Elektronika kelas 9
Berikut adalah beberapa jenis kotak sambung yang seringkali digunakan pada proses
instalasi listrik.
i. Kotak sambung cabang dua

Gambar 1.12Kotak sambung cabang dua


ii. Kotak sambung cabang tiga

Gambar 1.13Kotak sambung cabang tiga


iii. Kotak sambung cabang empat

Gambar 1.14Kotak sambung cabang empat

e. Saklar
Saklar pada umumnya berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus
listrik.Berikut adalah beberapa jenis saklar.
1. Saklar tunggal

Gambar 1.15Bentuk fisik dan simbol saklar tunggal


Merupakan saklar yang hanya mempunyai satu buah kanal input yang
terhubung dengan sumber listrik, serta satu kanal output yang terhubung dengan beban
listrik/alat listrik yang digunakan.
2. Saklar berkutub ganda

Gambar 1.16Bentuk fisik dan simbol saklar ganda

8|Elektronika kelas 9
Merupakan saklar yang dilengkapi dengan empat titik hubung untuk
menghubungkan penghantar fasa dengan titik nol.
3. Saklar berkutub tiga

Gambar 1.17Bentuk fisik dan simbol saklar kutub tiga


Merupakan saklar yang dilengkapi dengan enam titik hubung untuk
menghubungkan penghantar fasa dengan titik nol.
4. Saklar deret (seri)

Gambar 1.18simbol saklar seri dan penggunaan saklar seri

Merupakan saklar yang dapat berfungsi ganda, yaitu memutuskan dana


menghubungkan tegangan sumber dengan beban-beban yang ada secara bergantian
atau bersama-sama.
5. Saklar tukar

Gambar 1.19simbol saklar tukar dan penggunaan saklar tukar


6. Saklar silang
Saklar silang adalah sebuah saklar yang digunakan jika ingin menyalakan sebuah
beban(lampu) atau sekelompok beban(lampu) yang ada di tempat berbeda.

9|Elektronika kelas 9
Tabel 1.2Tabel Simbol saklar

f. Fitting
Fitting adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menempatkan bola lampu yang
digunakan untuk kepentingan penerangan. Bagian dalam dari fitting terdiri atas penghantar
fasa(+) dan Penghantar nol(0) dan diberi sekat di antaranya. Sedangkan bagian luarnya
diselubungi oleh bahan isolatif.Berikut adalah jenis-jenis fitting yang umum digunakan pada
instalasi listrik rumah tangga.

1. Fitting ulir

Gambar 1.20Fitting ulir


Fitting ulir seperti pada gambar 1.20, pemasangan bola lampunya dengan
cara memutar sesuai dengan bentuk ulir pada lampu dan fitting.
2. Fitting Bayonet/tusuk

Gambar 1.21Fitting bayonet dan bola lampu bayonet

10 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9
Fitting bayonet/tusuk dan bola lampu tipe bayonet seperti pada gambar
1.21, pemasangan bola lampunya adalah dengan ditusukkan dan diputar seperempat
lingkaran sesuai dengan penguncinya.
3. Fitting duduk

Gambar 1.22Fitting duduk


Fitting duduk seperti pada gambar 1.22 umumnya dipasang pada langit-langit
dan disekrup langsung sehingga menempel di langit-langit.
4. Fitting gantung

Gambar 1.23Fitting gantung


Fitting gantung seperti pada gambar 1.23 umumnya juga dipasang pada
langit-langit seperti fitting duduk, namun pemasangannya menggantung menggunakan
kabel snur.

5. Fitting kombinasi

Gambar 1.24Fitting kombinasi


Fitting kombinasi mempunyai bentuk fisik seperti pada gambar 1.24.
Merupakan gabungan dari fitting ulir dan bayonet namun dilengkapi dengan stop kontak
di sampingnya supaya dapat memanfaatkan listrik yang mengalir dari fitting tersebut.

g. Stop kontak
Stop kontak adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai tempat untuk
mendapatkan arus listrik.Berdasarkan bentuk serta fungsinya, stop kontak dibedakan
menjadi dua macam,yaitu:

11 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9
1. Stop kontak kecil, merupakan stop kontak dengan dua lubang (termin) yang berfungsi
untuk menyalurkan listrik pada daya rendah ke alat-alat listrik melalui steker yang juga
berjenis kecil.

Gambar 1.25Stop kontak kecil


2. Stop kontak besar, juga merupakan stop kontak dengan dua lubang (termin) untuk
tegangan AC yang dilengkapi dengan lempeng logam pada sisi atas dan bawah termin
yang berfungsi sebagai ground. Sakelar jenis ini biasanya digunakan untuk daya yang
lebih besar.

Gambar 1.26Stop kontak besar

Berdasarkan tempat pemasangannya.Ada dua jenis stop kontak, yaitu:


1. Stop kontak in bow, merupakan stop kontak yang dipasang didalam tembok
2. Stop kontak out bow, yang dipasang diluar tembok atau hanya diletakkan dipermukaan
tembok pada saat berfungsi sebagai stop kontak portable.

Gambar 1.27Stop kontak in-bow Gambar 1.28Stop kontak out-bow

h. Steker
Steker atau Staker berupa dua buah colokan berbahan logam dan merupakan
alat listrik yang yang berfungsi untuk menghubungkan alat listrik (beban listrik) dengan
sumber aliran listrik, dihubungkan dengan pada termin stop kontak sehingga alat listrik
(beban) tersebut dapat digunakan.

Gambar 1.29Steker (Tusuk Kontak)

12 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9
Berdasarkan fungsi dan bentuknya, steker seperti pada gambar 1.29 juga memliki dua jenis,
yaitu:
 Steker kecil, merupakan steker yang digunakan untuk menyambung alat-alat listrik yang
membutuhkan daya listrik rendah, misalnya lampu atau radio kecil.
 Steker besar, merupakan steker yang digunakan untuk alat-alat listrik yang
membutuhkan daya listrik besar, misalnya lemari es, microwave, mesin cuci dan alat
listrik lainnya.

II. TEKNIK INSTALASI LISTRIK


Untuk dapat melakukan instalasi listrik, maka diperlukan beberapa keahlian dasar yang
umumnya digunakan pada saat merancang dan memasang instalasi tersebut.Keahlian yang
perlu dipelajari adalah membuat sambungan pada kabel.Berikut adalah beberapa teknik yang
dapat diaplikasikan.
a. Pengupasan kabel

Gambar 1.30teknik mengupas kabel


Ada beberapa alat listrik yang dapat dimanfaatkan untuk mengupas kabel, pada
gambar 1.30 terlihat bahwa pengguna tersebut memanfaatkan tang pemotong dan
pengupas kabel.Namun yang perlu diingat bahwa yang dikupas adalah bagian isolatornya
saja.

b. Sambungan ekor babi

Gambar 1.31teknik sambungan ekor babi (Pig Tail)


Proses penyambungan kabel dengan teknik ekor babi(pig tail) dapat dilihat pada
gambar 1.31, dimana teknisi akan memanfaatkan tang kombinasi untuk memuntir kedua
tembaga kabel dan kemudian ditutup dengan lasdop diujungnya. Proses penyambungan ini
umumnya dilakukan didalam kotak sambung.

13 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9
c. Sambungan puntir

Gambar 1.32Teknik sambungan puntir


Proses penyambungan kabel dengan teknik puntir dapat dilihat pada gambar
1.32, dimana teknisi akan memanfaatkan tang kombinasi untuk memuntir kedua tembaga
kabel dan kemudian hasil sambungan akan diisolasi dengan seal tape.

d. Sambungan bolak balik

Gambar 1.32Teknik sambungan bolak-balik


Proses penyambungan kabel dengan teknik bolak-balik dapat dilihat pada
gambar 1.32, hamper sama dengan teknik sambungan puntir dimana teknisi akan
memanfaatkan tang kombinasi untuk memuntir kedua tembaga hingga dua kali di kedua
ujung tembaga dan kemudian hasil sambungan akan diisolasi dengan seal tape.

e. Sambungan bercabang

Gambar 1.33teknik sambungan bercabang


Proses penyambungan kabel dengan teknik sambungan bercabang jika ada 2
atau lebih kabel yang ingin disambung seperti pada gambar 1.33.

14 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9
 LATIHAN SOAL
1. Sebutkan definisi dari tegangan rendah! Di rumah anda menggunakan tegangan jenis
apa?Mengapa demikian?
2. Jelaskan perbedaan proses transmisi listrik dengan proses distribusi listrik!
3. Sebutkan 3 fungsi Bargainser?
4. Ada 3 komponen listrik di dalam sebuah bargainser, sebutkan dan jelaskan fungsi masing-
masing komponen tersebut?
5. Jelaskan fungsi dari pengaman lebur!
6. Identifikasi di rumah anda menggunakan pengaman(sekering) jenis apa, dan jelaskan fungsi
sekering tersebut!
7. Lengkapi tabel perbedaan jenis kabel di bawah ini
Keterangan Kabel NYA Kabel NYM Kabel NYY
Warna kabel
Jenis isolasi
Tempat pemasangan
Harga
8. Jelaskan fungsi sebuah kotak sambung pada proses instalasi!
9. Jelaskan fungsi dari sebuah saklar!
10. Jelaskan perbedaan antara fitting ulir dengan fitting bayonet!
11. Jelaskan perbedaan penggunaan dari stop kontak besar dengan stop kontak kecil!
12. Jelaskan fungsi dari sebuah steker listrik!
13. Jelaskan 3 macam teknik penyambungan kabel dalam instalasi listrik
14. Mengapa dalam melakukan instalasi listrik kita harus menggunakan alas kaki?Jelaskan!
15. Menurut anda Pembangkit listrik jenis apa saja yang cocok diaplikasikan di Negara
Indonesia, sebutkan minimal 3 jenis dan jelaskan mengapa demikian!

15 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9
BAB II
TEKNOLOGI KOMUNIKASI

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Secara etimologi atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari kata
communication, dan perkataan ini bersumber dari bahasa latincommunis yang berarti sama, sama
makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Dengan demikian komunikasi, menurut
lexicographer (ahli kamus bahasa), “menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk
mencapai kebersamaan.” Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi, seperti dalam bentuk
percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna terhadap
apa yang sedang dipercakapkan. Perkembangan teknologi memiliki banyak implikasi pada seluruh
bidang kehidupan manusia. Perkembangan teknologi yang begitu pesat ikut mempengaruhi proses
eksistensi media.

Gambar 2.1
Contoh peralatan komunikasi kaleng dan benang

B. PERKEMBANGAN KOMUNIKASI
1. TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Teknologi komunikasi adalah teknologi elektronika yang mampu mendukung
percepatan dan dapat meningkatkan kualitas komunikasi (informasi) serta mempercepat arus
komunikasi (informasi), sehingga tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu.

2. RIWAYAT DAN SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI


Ada empat fenomena penentu sejarah perkembangan komunikasi manusia, yaitu:
a. Perolehan bahasaDengan kemampuan berbahasa, manusia dapat berkomunikasi dengan
sesamanya.
b. Perkembangan seni tulisan berjalan dengan komunikasi lisan
c. Reproduksi kata-kata tertulisdengan menggunakan alat percetakan sehingga
memungkinkan terwujudnya komunikasi massal yang sebenarya.
d. Munculnya alat komunikasi elektronik, mula-mula telegraf, radio, TV hingga satelit yang
menandai mulainya era komunikasi jarak jauh. Hal ini menyebabkan komunikasi berubah
menjadi kebutuhan primer bagi kehidupan manusia baik untuk pertumbuhannya maupun
bagi keperluan untuk mempertahankan kehidupan.

16 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9
C. SEJARAH KOMUNIKASI RADIO
 Berlangsung sejak 1896 oleh A.S Pavov yang menemukan pemancar menggunakan bel listrik
sebagai penerimanya, dimana bel akan berbunyi selama ada gelombang radio yang melalui
antena.
 Heinrich Rudolph Hertz membuat sebuah pemancar yang berasaskan gelombang
elektromagnetik, dimana pemancar dibuat berdasarkan prinsip-prinsip gulungan ruhmkorf.
 Guglielmo Marconi, pada tahun 1895 berhasil mengirim sinyal komunikasi radio dengan
gelombang elektromagnet sejauh 1,5 km. Tahun 1901, sinyal dari perangkat radio Marconi
mampu melintasi Samudera Atlantik dari Inggris ke Newfoundland, Kanada dan dunia inovasi
radio mencatat nama Guglielmo Marconi, sebagai penemu radio.

Gambar 2.2 Gambar 2.3


Heinrich Rudolph Hertz Guglielmo Marconi

 REFLEKSI DIRI
Berilah jawaban yang tepat untuk pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan komunikasi !
2. Sebutkan 4 fenomena yang menandai perkembangan penggunaan teknologi dalam
berkomunikasi !
3. Jelaskan proses penemuan gelombang radio
4. Sebutkan 4 contoh alat komunikasi yang ada di sekitar anda

1. Pemancar Radio (Radio Transmitter)


Pemancar radio adalah suatu pesawat yang dapat mengirimkan informasi atau isyarat melalui
udara dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.Salah satu contoh radio pemancar
adalah radio siaran. Ada banyak macam radio siaran seperti :
a. Radio Siaran Pemerintah
Dipakai untuk kepentingan umum dan pemerintah, contoh: RRI (Radio Republik Indonesia).
b. Radio siaran non pemerintah
i. Radio Siaran Swasta Niaga
- Umumnya digunakan untuk kepentingan hiburan atau periklanan.
- Organisasinya adalah PRSSNI(Persatuan Radio Siaran Swasta Niaga Indonesia).

17 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9
Gambar 2.4 Ruang siaran radio
ii. Radio Amatir
- Sering digunakan untuk membantu pemerintah dalam keadaan darurat, seperti
bencana alam.
- Organisasinya adalah ORARI(Organisasi Radio Amatir Indonesia).
iii. Radio Antar Penduduk
- Disebut CB (Citizen Band)
- Digunakan untuk komunikasi antar penduduk.
- Organisasinya adalah RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia)
c. Radio Navigasi
Digunakan untuk keperluan pelayaran atau penerbangan.

Gambar 2.5 Radio navigasi pada kapal laut

18 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9
d. Radio Kontrol
Digunakan untuk menggerakkan mesin, robot atau mainan
e. Radar

Gambar 2.6 Radar


Pemancar yang digunakan untuk mendeteksi benda pada daerah pancarnya, dengan
menerima kembali sinyal yang dipancarkan, sekaligus dapat menentukan jarak dan
koordinatnya.
o Sebuah pemancar radio bekerja dengan memanfaatkan gelombang elektromagnetik.
o Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang terdiri dari gelombang listrik dan
gelombang magnet.
o Gelombang elektromagnetik mempunyai cepat rambat di udara sebesar 3 x 108 m/s.
𝑣
o 𝜆 = , dimana 𝜆= Panjang gelombang ( meter )
𝑓
V = Kecepatan rambat gelombang (m/s)
F = Frekuensi Pemancar (Hertz)
o Pemancar radio memancarkan sebuah gelombang radio yang memiliki frekuensi di atas 20
KHz, sedangkan frekuensi yang dapat didengar oleh manusia adalah di antara 20 Hz s/d 20
KHz.

Gambar 2.7 Diagram kerja Pemancar radio

 Osilator akan menghasilkan gelombang berfrekuensi tinggi (High Frequency (HF)).


Input berasal dari microphone yang akan menghasilkan frekuensi audio(AF ).
 Pencampuran antara Frekuensi Tinggi (HF) dengan Frekuensi audio (AF) disebut
proses modulasi
 Pencampuran ini akan menghasilkan Frekuensi Radio(RF)
 AF+HF=RF
 Antena berfungsi untuk memancarkan atau menangkap gelombang radio
 Modulator berfungsi untuk mencampur frekuensi audio dengan frekuensi tinggi.

19 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9
Gambar 2.8 Proses pencampuran AF dan HF menjadi RF
2. Sinyal Modulasi
a. MODULASI AM

HF

AF

RF

Gambar 2.9 Modulasi AM

20 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9
 Amplitudo gelombang Radio (RF)berubah-ubah sesuai dengan perubahan
amplitudo sinyal informasi/suara(AF). Namun Frekuensi (RF) tetap.
 Amplitudo berkaitan dengan banyaknya daya listrik (Watt) yang diperlukan
untuk memancarkan gelombang radio Modulasi AM.

b. MODULASI FM

HF

AF

RF

Gambar 2.10 Modulasi FM


 Frekuensi gelombang Radio (RF)berubah-ubah sesuai dengan perubahan
amplitudo sinyal informasi/suara(AF). Namun Amplitudonya (RF) tetap.
 Tabel 2.1 menunjukkan perbedaan modulasi AM dan FM

Tabel 2.1 Perbedaan Penerima Radio AM dengan FM


Jenis AM FM
Amplitudo Berubah sesuai sinyal tetap
pemodulasi (AF)
Frekuensi Pembawa Tidak Berubah Berubah sesuai sinyal
pemodulasi (AF)
Pembatas Amplitudo Tidak ada Ada
Lebar jalur 9 KHz 250 KHz
Jalur Gelombang LW,SW,MW VHF dan UHF
Multipleks Stereo Tidak ada Ada
Detektor frekuensi dan fase Tidak ada Ada

Kelebihan sistem transmisi FM dengan AM :


 Kualitas suara FM lebih bagus karena lebar jalur FM yang lebih besar
sehingga lebih banyak harmonic yang ditransmisikan.
 Noise pada FM rendah, noise dapat dihilangkan dengan mudah
menggunakan metode Clipping (memotong puncak gelombang
pembawa)

21 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9
3. PENERIMA RADIO
Ada 2 jenis penerima Radio yaitu penerima radio AM dan penerima radio FM
a. Penerima Radio AM
 Berfungsi untuk menerima gelombang radio AM yang berbentuk sinyal termodulasi.
 Prinsip kerja atau alur kerja penerima radio:

Antena

Penala Detektor Penguat Audio Loudspeaker


Gambar 2.11 Penerima Radio AM

Cara kerjanya sebagai berikut :


Antena menerima berbagai macam gelombang elektromagnetik. Kemudian
Penalaakan memilih gelombang radio yang yang akan diproses lebih lanjut. Gelombang
elektromagnetik kemudian dirubah menjadi sinyal listrik termodulasi. Sinyal modulasi akan
dipisah antara sinyal pembawa dan sinyal informasinya oleh Detektor, proses ini disebut
dengan demodulasi. Output dari detektor berupa sinyal suara yang masih lemah akan
dikuatkan oleh Penguat audio. Hasil penguatan sinyal akan masuk ke loudspeaker agar suara
dapat terdengar.

b. Penerima FM Superheterodyne

Antena

1 2 3 5 6 7 8 10

4 11 9

Gambar 2.11 Penerima Radio AM

Keterangan:
1. Penala (Tuning)
2. Penguat RF (RF Amplifier)  menguatkan gelombang radio.
3. Pencampur (Mixer)  mencampur RF dengan sinyal dari osilator local dan selisih antara
RF dan sinyal tersebut disebut sinyal antara(IF atau MF). Frekuensi yang keluar dari
pencampur adalah 10.7 MHz.
4. Osilator Lokal  menciptakan sinyal dengan frekuensi yang lebih tinggi dari RF. Ada
beberapa jenis rangkaian osilator seperti osilator Colpitts, Hartley, Clapp, dan Meissner
5. Penguat IF 1  menguatkan sinyal frekuensi IF 10.7 MHz.
6. Penguat IF 2  Sebagai pembatas frekuensi yang boleh diteruskan ke bagian detektor.

22 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9
7. Detektor FM  Mengubah perubahan sinyal frekuensi FM menjadi perubahan tegangan
sinyal audio.
8. Penguat AF
9. Power Supply/Catu Daya
10. Loudspeaker
11. AGC(Automatic Gain Control)  mengontrol penguatan sinyal frekuensi pemancar oleh
penguat RF dan IF agar output dari detektor konstan.

 LATIHAN SOAL
Berilah jawaban yang tepat untuk pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Jelaskan perbedaan pemancar Radio AM dengan pemancar radio FM!
2. Sebutkan Jenis-jenis radio siaran Non-pemerintah dan jelaskan fungsi dari masing-masing radio
tersebut!
3. Jelaskan proses modulasi yang terjadi pada stasiun pemancar radio!
4. Gambarkan proses modulasi AM !
5. Gambarkan proses modulasi FM !
6. Jika anda menilik tabel 2.1 yaitu tabel perbedaan antara sinyal modulasi AM dengan sinyal
modulasi FM, maka modulasi mana yang menurut anda lebih baik untuk keperluan siaran di
dalam kota saja? Mengapa demikian, jelaskan!
7. Gambarkan bagan kerja sebuah penerima radio AM!
8. Pada gambar 2.11 ada sebuah blok yang berisi keterangan penguat audio, jelaskan fungsi bagian
tersebut!
9. Alat yang dimanfaatkan oleh penerima radio untuk menghasilkan suara adalah?
10. Jelaskan tentang proses demodulasi!

23 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9
BAB III
DASAR TEKNOLOGI DIGITAL

A. ANALOG Vs DIGITAL

Gambar 3.1 Gambar 3.2


Sinyal Analog Sinyal digital
Beberapa keuntungan menggunakan sistem/sinyal digital jika dibandingkan dengan
sistem analog sebagai berikut :
 Sinyal digital mempunyai kemampuan mereproduksi sinyal dengan lebih baik dan akurat.
 Memiliki reliabilitas sinyal yang lebih baik  Ketahanan terhadap noise lebih kuat.
 Memiliki fleksibilitas yang lebih baik.
 Lebih ekonomis karena memanfaatkan penggunaan IC yang telah diproduksi secara massal.

B. SISTEM BILANGAN
Untuk dapat memahami mekanisme sistem dan sinyal Digital, maka perlu adanya
pengenalan dan pemahaman terhadap sistem bilangan yang umumnya digunakan dalam sistem
digital. Ada 4 sistem bilangan, yaitu :
1. Bilangan Desimal ( r = banyak bilangan )
Bilangan yang memiliki basis 10, contoh 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 ( r=10 )
2. Bilangan Biner
Bilangan yang memiliki basis 2, contoh 0 dan 1 ( r=2 )
3. Bilangan Oktal
Bilangan yang memiliki basis 8, contoh 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 ( r=8 )
4. Bilangan Hexadesimal
Bilangan yang memiliki basis 16, contoh 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F ( r=16)

C. KONVERSI BILANGAN
Perlu diperhatikan bahwa sistem digital banyak bekerja dengan menggunakan sistem
bilangan Biner, octal, dan hexadecimal. Maka kita perlu mengetahui dan memahami metode yang
mesti digunakan untuk mengubah satu bilangan ke bentuk bilangan yang lain.
1. Konversi Bilangan Desimal ke Bilangan Biner
Jadi hasil konversi dari bilangan Desimal dengan nilai 9 menjadi bilangan
biner adalah 1001

24 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9
2. Konversi bilangan Biner ke bilangan Desimal
Contoh : Rubahlah bilangan 1001 ke bentuk decimal ( 10012 =…..10)
Proses :
a) Ambil bilangan biner paling kanan dan dikalikan dengan 20
b) Kemudian ambil bilangan kedua dari kanan dan dikalikan dengan 21
c) Kemudian ambil bilangan ketiga dari kanan dan dikalikan dengan 22
d) Lalu ambil bilangan keempat dari kanan dan dikalikan dengan 23
e) Jumlahkan semua hasil perkalian tersebut, seperti contoh di bawah

3. Konversi bilangan desimal ke bilangan oktal


Contoh : rubahlah bilangan 5810 menjadi bilangan oktal (berbasis 8)
58
= 7 𝑠𝑖𝑠𝑎 2
8
Maka hasilnya adalah 728

4. Konversi bilangan Oktal ke bilangan Desimal


Contoh : rubahlah bilangan 728 menjadi bilangan desimal (728= ……10)
a) Ambil bilangan oktal paling kanan dan dikalikan dengan 80
b) Kemudian ambil bilangan kedua dari kanan dan dikalikan dengan 81
c) Jumlahkan semua hasil perkalian tersebut, seperti contoh di bawah
( 7 x 81 ) + ( 2 x 8 0 ) =
(7x8)+(2x1)=
56 +2 = 5810

5. Konversi bilangan Desimal ke bilangan Hexadesimal


Contoh : Rubahlah bilangan desimal 2476 menjadi bilangan hexadesimal

Maka hasilnya adalah 9FA

6. Konversi bilangan Hexadesimal ke bilangan Desimal


Contoh : Rubahlah bilangan hexadesimal 9FA menjadi bilangan desimal

25 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9
7. Konversi bilangan oktal menjadi bilangan biner

8. Konversi bilangan Biner menjadi bilangan Oktal

9. Konversi bilangan Hexadesimal menjadi bilangan biner

10. Konversi bilangan Biner menjadi bilangan Hexadesimal

 LATIHAN SOAL
1. Sebutkan 3 keuntungan penggunaan sistem digital jika dibandingkan dengan sistem Analog !
2. Sebutkan 4 jenis sistem bilangan !
3. 21010 = ………..2
4. 6010 = ………..2
5. 11112 = ………..10
6. 10112 = ………..10
7. 111002 = ………..10
8. A9616 = ………..2
9. 4316 = ………..2
10. 328 = ………..2

26 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9
D. GERBANG LOGIKA DASAR
Gerbang Logika adalah rangkaian dengan satu atau lebih dari satu sinyal input tetapi
hanya menghasilkan satu sinyal berupa tegangan tinggi atau tegangan rendah. Gerbang-gerbang
logika merupakan dasar untuk membangun rangkaian elektronika digital. Suatu gerbang logika
mempunyai satu terminal output dan satu atau lebih terminal input. Output dan input gerbang
logika ini dinyatakan dalam kondisi HIGH (1) atau LOW (0). Dalam suatu sistem TTL level HIGH
diwakili dengan tegangan 5V, sedangkan level LOW diwakili dengan tegangan 0V. Ada tujuh gerbang
logika yaitu AND, OR, INVERTER, NAND, NOR, exclusive-OR (XOR), dan exclusive-NOR (XNOR).
Namun kali ini kita akan belajar 3 gerbang yang paling dasar yakni AND, OR dan INVERTER.

1. Gerbang Logika AND


 Gerbang and merupakan salah satu gerbang dasar yang memiliki dua buah saluran input dan
satu saluran output.
 Gerbang AND mempunyai sifat bila sinyal output ingin tinggi (1) maka semua sinyal input
harus dalam keadaan tinggi (1)
 Gerbang AND yang memiliki 2 input dapat dianalogikan sebagai 2 saklar seri untuk
menghidupkan lampu, sepertigambar 3.3, dimana lampu akan menyala bila saklar SA dan
saklar SB sama-sama ditutup.

(b)
(a) Y=A.B
Gambar 3.3 Analogi dan simbol gerbang AND

Input Output

A B Y (And)
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
Tabel 3.1 Tabel Kebenaran gerbang AND

2. Gerbang Logika OR
 Gerbang OR merupakan salah satu gerbang logika dasar yang memiliki dua buah saluran
output input atau lebih dan sebuah saluran output.
 Suatu gerbang logika OR akan menghasilkan sebuah output logika 1 apabila salah satu atau
semua saluran inputnya mendapatkan nilai logika 1.

27 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9
 Gerbang OR 2 input dapat dianalogikan sebagai 2 saklar paralel untuk menghidupkan lampu,
sebagaimana Gambar 3.4, dimana lampu akan menyala bila salah satu saklar SA atau saklar
SB ditutup.

b)
(a) Y=A+B
Gambar 3.4 Analogi dan simbol gerbang OR

Input Output

A B Y (OR)

0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
Tabel 3.2 Tabel Kebenaran gerbang OR

3. Gerbang Logika NOT / Inverter


 Gerbang NOT juga sering disebut dengan gerbang inverter.
 Gerbang NOT memiliki satu buah saluran input dan satu buah saluran output. Gerbang NOT
akan selalu menghasilkan nilai logika yang berlawanan dengan kondisi logika pada saluran
inputnya.
 Bila pada saluran inputnya mendapatkan nilai logika 1, maka pada saluran outputnya akan
dihasilkan nilai logika 0
 Gerbang inverter (NOT) merupakan suatu rangkaian logika yang berfungsi sebagai
"pembalik".
 Gerbang NOT dapat dianalogikan sebagai sebuah saklar yang dihubungkan dengan relay
normaly closed (NC) untuk menghidupkan lampu, sebagaimana Gambar 1.3.a, dimana jika
saklar SA terbuka (logika 0), maka relay (S) dalam kondisi tertutup sehingga lampu menyala
(logika 1), sedangkan bila saklar terbuka (logika 0), maka relay dalam kondisi terbuka
sehingga lampu padam (logika 0).

28 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9
Gambar 3.5 Analogi dan simbol gerbang NOT

Input Output

A A (NOT)
0 1
1 0
Tabel 3.3 Kebenaran gerbang NOT

 TES FORMATIF
Jika Input A =1 ; B =0 ; C=0 ; D =1 ; E =0 ; F =0 ; G =1 ; H =1 ; I =1 dan J =1, Tentukan Output Y

29 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9
Daftar Pustaka

Gunawan Siswoyo dan Udi Wijaya 2009,Dasar-dasar Elektronika Praktis Jilid 3,


Surabaya : Nara Pradhana Wacana

Uyuk Syaripudin,M.Pd.2010. Elektronika 2, Jakarta : Yudhistira

Rusmadi, Dedy, 2001. Belajar Instalasi Listrik, CV Pionir Jaya, Bandung

Rusmadi, Dedy, 1995. Mengenal Komponen Elektronika, CV Pionir Jaya, Bandung

www.wikipedia.com

30 | E l e k t r o n i k a k e l a s 9

You might also like