Professional Documents
Culture Documents
setiap variabel yang penting dalam penelitian secara individual dan rinci
berdasarkan teori. Teori sangat penting agar penelitian mempunyai dasar dalam
konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena
berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Teori yang perlu dibahas
karyawan.
Manajemen sangat penting dalam mengolah sumber daya yang ada pada
23
24
atau memimpin dan mengelola seluruh sumber daya dalam suatu organisasi
maupun perusahaan agar sesuai dan mencapai sasaran yang diinginkan. Menurut
pemanfataan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang
manajemen adalah suatu ilmu dan seni yang mengatur proses dalam pencapaian
dan mengawasi penggunaan sumber daya organisasi lainnya dengan cara yang
itu sendiri. Sumber daya manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan efektif
menjalankan peranan dan fungsi manajemen sumber daya manusia dengan baik.
Penjelasan mengenai konsep dasar dari manajemen sumber daya manusia akan
Manusia adalah salah satu faktor sumber daya terpenting yang harus di
miliki oleh organisasi atau perusahaan kerena manusia yang akan berperan aktif
Manusia dapat berperan dengan baik dalam suatu organisasi maupun perusahaan
apabila dikelola dengan baik. Sehingga, manajemen sumber daya manusia sangat
ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
data yang ada pada individu (pegawai). Pengelolaan dan pendayagunaan tersebut
seseorang yang menjalankan aspek “orang” atau sumber daya manusia dari posisi
manusia merupakan ilmu dan seni yang berfokus dalam pengelolaan dan
asas “the right man in the right place and the right man in the right job”.
pemberhentian.
daya manusia saat ini telah berubah. Pada masa lalu, peran tersebut lebih
28
pada masa kini lebih kompleks, meliputi tugas analisis, pengukuran kinerja,
sebagainya, serta berorientasi pada pelanggan. Oleh karena itu ilmu manajemen
1. Perencanaan
kerja secara efektif dan efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
agar mau bekerja sama dengan bekerja efektif serta efisien dalam
4. Pengendalian
5. Pengadaan
tujuan.
6. Pengembangan
7. Kompensasi
dan tidak langsung (indirect), uang atau barang kepada karyawan sebagai
adalah adil dan layak. Adil artinya sesuai dengan prestasi kerjanya, layak
kosistensi.
8. Pengintegrasian
bertolak belakang.
31
9. Pemeliharaan
10. Kedisiplinan
terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik
norma sosial.
11. Pemberhentian
Tahun 1964.
dalam membantu terwujudnya tujuan perusahaan. Dalam penelitian ini, teori yang
memahami pekerjaan yang mereka lakukan dan pada akhirnya akan meningkatkan
harus kerjakan. Kompetensi yang baik akan membantu karyawan untuk lebih
seseorang yang memiliki hubungan kausal dengan kinerja yang efektif dan unggul
atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta dukungan oleh
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya,
33
dengan sebaik-baiknya.
keterampilan, dan didukung oleh sikap kerja karyawan tersebut, sehingga dapat
sejumlah prilaku kunci yang dibutuhkan untuk melaksankan peran tertentu untuk
1. Memperjelas standar kerja dan harapan yang ingin dicapai. Dalam hal ini,
dalam pekerjaan, dan perilaku apa saja yang berpengaruh langsung dengan
daya manusia.
maupun horizontal.
seorang karyawan.
tujuan organisasional.
kreatif.
diperhitungkan.
tertentu.
sejumlah motif atau karakter pribadi untuk melakukan suatu aksi menuju
dibawah ini.
Niat
Tindakan Hasil
1. Motif
2. Karakter Pribadi Perilaku/ Skill Prestasi Kerja
3. Konsep Diri
4. Pengetahuan yang dimiliki
Gambar 2.1
Tahapan Kompetensi Karyawan
38
meramalkan suatu perilaku tertentu yang pada akhirnya akan muncul sebagai
prestasi kerja.
berikut :
tidak menonjol atas apa yang mereka pikir benar karena takut konflik dan
c. Menggunakan penghargaan.
40
Budaya Organisasi pada dasarnya apa yang diraskan, diyakini, dan dijalani
oleh suatu organisasi. Menurut Fahmi (2013:49), budaya adalah hasil karya cipta
manusia yang dihasilkan dan telah dipakai sebagai bagian dari tata kehidupan
sehari-hari.
wadah yang memiliki multi peran dan didirikan dengan tujuan mampu
yang kuat akan membuat setiap karyawan mengganggap aturan bukan menjadi
budaya organisasi adalah suatu kebiasaan yang telah berlangsung lama dan
dipakai serta diterapkan dalam kehidupan aktivitas kerja sebagai salah satu
perusahaan.
budaya organisasi adalah pola asumsi yang tersirat yang dipelajari oleh suatu
bersama yang sudah menjadi kebiasaan yang telah berlangsung lama dan dipakai
serta diterapkan dalam kehidupan aktivitas kerja agar dapat beradaptasi dengan
Budaya organisasi merupakan bagaian paling inti dari suatu organisasi, dimana
Kesusesan ini dapat terwujud apabila ada dukungan dari seluruh anggotanya.
organisasi.
organisasinya.
3. Reduksi konflik. Pola pikir, asumsi, dan filsafat organisasi yang sama
organisasi.
43
pelanggan organisasi.
kepuasan kerja, etos kerja, dan motivasi kerja karyawan. Semua faktor
persaingan.
44
perusahaan, adalah :
peusahaan.
lain
tujuan oragnisasi.
individu agar mampu bekerja dengan baik. Dan pada akhirnya budaya organisasi
tersebut akan membangun prestasi dan produktivitas kerja para karyawan yang
akan membawa pada citra positif perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan.
45
tingkatan yaitu Artefak (artifact), keyakinan dan nilai-nilai yang dianut (espoused
value), dan asumsi dasar (basic underlying assumptions), yang dapat dilihat
Gambar 2.2
sebagai berikut :
kelompok akan lupa bahwa semua itu berawal dari sebuah aturan. Aturan
yang berhasil seperti ini tidak saja membentuk keyakinan dan nilai-nilai
organisasi setiap hari dan diyakini secara tidak sadar oleh sebagian besar
dan pemahaman tertentu, ini sangat sulit untuk diubah pendekatan apapun
negatif bagi yang menerimanya. Penyimpangan dari asumsi dasar ini akan
tersebut.
yang kuat akan berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis karena dengan budaya
organisasi yang kuat berarti karyawan dalam perusahaan memiliki nilai keyakinan
pada nilai-nilai budaya yang sama. Hal ini akan menciptakan suatu lingkungan
kerja yang nyaman dimana karyawan merasa dihargai, sehingga timbul motivasi
bahwa ciri-ciri organisasi yang memiliki budaya organisasi kuat sebagai berikut :
tujuan organisasi serta mengerti perilaku mana yang dipandang baik dan
tidak baik.
3. Nilai-nilai yang dianut organisasi tidak hanya berhenti pada slogan, tetapi
5. Dijumpai banyak ritual, mulai yang sangat sederhana sampai dengan ritual
pahlawannya.
kinerja (prestasi kerja) karyawan karena tidak memiliki efek samping yang
buruk.
Budaya organisasi juga dapat menjadi lemah. Menurut Deal dan Kennedy
(dalam Tika, 2010:111), meyebutkan ciri-ciri budaya yang lemah sebagai berikut:
Budaya perushaan merupakan sesuatu hal yang kompleks. Oleh karena itu,
karyawan.
50
organisasi.
sebaik-baiknya.
status quo (mempertahankan apa yang ada karena dianggap sudah cukup
pada tahun 2009. Budaya organisasi tersebut dinamakan budaya HARMONY dari
mengharapkan prestasi atau hasil kerja terbaik dari para karyawannya. Prestasi
atau ketidakberhasilan dalam mencapai tujuan. Konsep dasar prestasi kerja akan
Menurut Sutrisno (2016:151), prestasi kerja adalah hasil kerja yang telah
dicapai seseorang dari tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan aktivitas kerja.
adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan
(Mangkunegara, 2013:67).
prestasi kerja merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang individu untuk ukuran
Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja adalah hasil kerja yang
telah dicapai seseorang secara kualitas dan kuantitas dari tingkah laku kerjanya
pencapaian prestasi kerja adalah faktor kemampuan dan faktor motivasi, yang
pekerjaan yang sesuai dengan kalimatnya (the right man in the right place,
(tujuan kerja).
adalah :
54
1. Usaha (effort) yang menunjukkan sejumlah sinergi fisik dan mental yang
suatu tugas.
3. Role or task perception, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa
Begitu pula yang diungkapkan oleh Mathis dan Jackson (dalam Kaswan
dan Ade Sadikin Akhyadi, 2015:155) yang menyatakan ada tiga faktor utama
3. Dukungan organisasi.
lain-lain. Adapun usaha yang dicurahkan diantara lain motivasi, etika kerja,
Prestasi seseorang akan meningkat jika seluruh komponen itu ada bersama
pegawai. Tidak adanya satu, dua, atau seluruh faktor tersebut kurang atau tidak
mengukur prestasi kerja diperlukan alat ukur yang tepat dalam pelaksanaanya.
prestasi kerja harus ditentukan lebih dahulu tentang tingkat keberhasilannya dan
Jika disimpulkan, dapat dikatakan bahwa alat ukur yang tepat untuk
pekerjaan, jabatannya, atau siapa penilainya yang bertanggung jawab atas semua
diarahkan pada enam aspek yang merupakan bidang prestasi kunci bagi
1. Hasil Kerja. Tingkat kualitas maupun kuantitas yang telah dihasilkan dan
instruksi kerja dan menyesuaikan dengan cara kerja serta situasi kerja yang
ada.
tugas pekerjaan.
kehadiran.
pengukuran prestasi kerja yang dilihat dari Surat Keputusan Direksi pada tahun
atau deskripsi dari setiap aspek-aspek pengukuran prestasi kerja. Oleh karena itu,
penjelasan mengenai setiap aspek pengukuran prestasi kerja akan didukung oleh
beberapa teori dari Bernardin dan Russell juga teori dari Nasution. Kriteria
1. Kualitas, seberapa jauh atau baik proses atau hasil menjalankan aktivitas
rupiah, jumlah unit, atau jumlah siklus kegiatan yang telah diselesaikan
3. Waktu, seberapa jauh atau baik sebuah aktivitas diselesaikan, atau hasil
yang diproduksi, pada waktu yang paling awal yang dikehendaki dari
57
4. Biaya, seberapa jauh atau baik sumber daya organisasi (misalnya manusia,
Russell, 2013:248).
2000:99).
sesuai dengan ukuran yang ditetapkan oleh PT INTI (Persero), maka dapat
waktu, biaya dan kepatuhan. Dari dimensi tersebut dapat diketahui faktor apa saja
manajer, dan sebagainya perlu dilakukan penilaian. Namun, dalam hal ini
penilaian diarahkan kepada prestasi kerja. Sehingga lebih berfokus pada sejauh
gambaran akurat mengenai prestasi kerja karyawan. Untuk mencapai tujuan ini,
sangat penting dilakukan terutama untuk memperoleh informasi yang berguna dan
sumber daya manusia. Namun, untuk mencapai tujuan ini, sistem-sistem penilaian
Dasar atau acuan berupa teori-teori atau temuan melalui hasil berbagai
penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan
Berikut ini akan disajikan tabel posisi penelitian terdahulu, yang berkaitan
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Variabel Hasil
No Judul Penelitian
Peneliti Perbedaan Persamaan Penelitian
1 Alex Winarno The Effecs of Adanya variabel Menggunakan Dari hasil
dan Yoga Competence and bebas yaitu kompetensi analisis uji t
Perdana Motivation on motivasi sebagai terdapat
(Journal Employee variabel bebas pengaruh
Conference on Performance at PT dan prestasi signifikan
Business, Pos Indonesia kerja sebagai antara
Marketing, Bandung Cilaki variabel kompetensi
and Head Office terikat (independen)
Information terhadap
System prestasi
Management, kerja
2015) (dependen)
2 Ani Desriana, Pengaruh Budaya Adanya dua Menggunakan Budaya
Handoyo Organisasi, variabel bebas budaya organisasi
Djoko Aktualisasi Diri, yaitu aktualisasi organisasi berpengaruh
Waluyo, dan dan Penghargaan diri dan sebagai positif dan
Widayanto Terhadap Prestasi penghargaan variabel bebas signifikan
(Journal Kerja Karyawan sedangkan dan prestasi terhadap
Diponegoro PT. Kereta Api penulis kerja sebagai prestasi
Of Social and Indonesia (Persero) menggunakan variabel kerja
Political Of DAOP IV variabel terikat
Science, 2014) Semarang kompetensi
3 Anwar Prabu Effect of Training , Adanya dua Menggunakan Kompetensi
Mangkunegara Competence and variabel bebas kompetensi memiliki
dan Abdul Discipline on yaitu pelatihan sebagai pengaruh
Waris Employee dan disiplin variabel bebas signifikan
(Journal Performance in dan prestasi terhadap
Global Company (Case kerja sebagai prestasi dari
Confereence Study in PT. variabel karyawan
on Business Ansuransi Bangun terikat
and Social Askrida)
Science, 2015)
antara variabel yang akan diteliti. Menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono,
karyawannya memiliki prestasi kerja yang baik agar dapat membantu perusaahan
dalam berkembang dan bertahan pada persaingan yang kompetitif. Prestasi kerja
sering didasarkan pada hasil yang dapat dikerjakan (kuantitas) dan kesempurnaan
hasil kerja (kualitas) yang dapat diberikan pada perusahaan. Hal tersebut dapat
tercapai dengan cara menjalankan atau menyempurnakan tugas secara efektif dan
efisien.
prestasi kerja karyawan pada PT INTI (Persero) yang paling dominan yaitu
karyawan yang memberikan pengetahuan, keahlian dan sikap yang baik dalam
mencapai prestasi yang diharapkan. Oleh karena itu, kompetensi menjadi modal
dasar mencapai tujuan dan membantu karyawan dalam mencapai prestasi kerja
yang baik.
63
karyawan untuk berprestasi. Budaya yang kuat akan mendorong seseorang bekerja
lebih efektif dan efisien dalam mencapai target perusahaan. Budaya organisasi
juga dapat memperjelas tujuan yang ingin dicapai sehingga karyawan mengetahui
kompetensi dan budaya organisasi terhadap prestasi kerja baik secara keseluruhan
prestasi kerja karyawan. Maka dapat dilihat jelas bahwa peningkatan kompetensi
juga akan meningkatkan prestasi kerja karyawan. Prestasi kerja yang baik
dibentuk dari tingkat kompetensi yang dimiliki dari setiap karyawan di dalam
keterampilan, dan perilaku dalam bekerja dinilai tidak baik maka hasil kerja tidak
sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan perusahaan. Hal tersebut
Dari pembahasan di atas, diperkuat kembali dengan teori dari para ahli
sejumlah perilaku kunci yang dibutuhkan untuk melaksankan peran tertentu untuk
kompetensi dari segi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang baik akan
perusahaan.
kerja karyawan, hal tersebut semakin diperkuat kembali dari penelitian terdahulu.
Salah satunya yang dilakukan oleh Alex Winarno dan Yoga Perdana (2015)
yang baik dan sesuai akan menghasilkan prestasi kerja yang semakin baik dalam
mengakibatkan, karyawan tidak mengetahui apa yang dia kerjakan dan berakibat
pada hasil kerja yang dicapai tidak sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang
diharapkan perusahaan.
planning, organizing, actuating, dan controlling saja. Tetapi ada faktor lain yang
organisasi mencakup pola dari keyakinan, perilaku, dan nilai-lain yang dianut oleh
anggota organisasi. Budaya yang kuat dan dipegang teguh oleh setiap anggotanya
akan menciptakan lingkungan yang baik pula. Apabila budaya organisasi baik
baik dan menimbulkan semangat kerja dalam mencapai prestasi kerja yang
yang diberikan, sehingga hasil kerja tidak sesuai dan berakibat pada reputasi
perusahaan.
Dari pembahasan di atas, diperkuat kembali dengan adanya teori dari ahli
yang akan memperkuat adanya hubungan budaya organisasi dengan prestasi kerja
karyawan. Kotter dan Haslett (dalam Kaswan, 2017:494), dalam teori strong
terhadap kinerja bisnis karena dengan budaya organisasi yang kuat berarti
yang sama. Hal ini akan menciptakan suatu lingkungan kerja yang nyaman
loyal terhadap perusahaan yang pada akhirnya mendorong mereka meraih prestasi
dalam suatu organisasi atau perusahaan. Hal tersebut semakin diperkuat kembali
dengan adanya penelitian terdahulu. Salah satunya yang dilakukan oleh Evawati
dan Suharno (2015) mengenai The Effect of Organization Culture and Working
Dengan budaya organisasi yang semakin baik akan memberikan pengaruh agar
Kerja Karyawan
Dari pembahasan di atas, adanya beberapa teori dari para ahli yang akan
yang memberi penekanan salah satunya adalah kekuatan pegawai, dalam konteks
kerja yang konsisten dan mendekati sempurna. Kekuatan tersebut terdiri atas
pengetahuan, dan talenta yang merupakan unsur dari kompetensi karyawan, hal
68
terebut juga menjelaskan bahwa budaya organisasi yang kuat akan menekankan
yang konsisten dan mendekati sempurna yang merupakan suatu prestasi kerja.
kerja.
Sugiyono (2017:42), paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola
pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang
sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab
melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis, dan
jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. Paradigma
Gambar 2.3
Paradigma Penelitian
2.3 Hipotesis
jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan
70
kuesioner. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian yang dikembangkan oleh para
ahli dan peneliti terdahulu di atas, maka hipotesis simultan yang diambil oleh
oleh para ahli dan peneliti terdahulu ditas, maka hipotesis parsial yang diambil