Professional Documents
Culture Documents
Semua Kategori
Home » Kredit Pemilikan Rumah » Cara Dari Ngontrak Sampai Beli Rumah, Tips Untuk Pasangan Muda Di Jakarta
Memiliki rumah sendiri pastinya menjadi idaman semua orang. Terutama bagi mereka yang sudah
memasuki fase pernikahan.
Biasanya, sebelum memiliki rumah sendiri para pasangan muda akan tinggal di rumah kontrakan atau
kos pasutri. Nah, sekarang waktunya bagi Anda pasangan muda untuk mengetahui bagaimana
caranya untuk membuat perencanaan yang konkrit untuk dapat memiliki rumah sendiri.
Kontrakan yang lebih luas pastinya memiliki biaya sewa yang lebih mahal pula. Jadi untuk sementara
bertahanlah di kontrakan yang lebih kecil. Alternatif lain yang bisa dilakukan adalah dengan tinggal di
kos untuk suami istri (kos pasutri). Dimana untuk kisaran kos untuk pasutri di area Jakarta adalah Rp
1,3 juta per bulannya. Sedangkan untuk kontrakan sederhana, kisaran harganya Rp 1 juta sampai Rp
1,5 juta.
Jika, misalnya, penghasilan Anda dan pasangan Rp 7,2 juta, mengingat UMR Jakarta Rp 3,6 juta. Maka
pengeluaran Anda untuk tempat tinggal tidak boleh lebih dari Rp 1,3 juta. Karena Anda harus bisa
menyisihkan 30% penghasilan (Rp 2.160.000) untuk tabungan membeli rumah. Dengan demikan, Anda
bisa menargetkan 14 bulan masa menabung untuk bisa membayar uang muka pembelian rumah
yang harganya dikisaran Rp 300 juta. Karena pihak Bank Indonesia (BI) sendiri sudah mengesahkan
kebijakan untuk program KPR dengan minimal uang muka 10% untuk bank syariah dan 15% untuk
bank konvensional, maka menemukan KPR dengan uang muka rendah sangat memungkinkan.
Dari keempat area di atas, yang memiliki tren harga paling murah adalah area Jakarta Timur. Di area
ini Anda masih bisa menemukan rumah dengan pasaran Rp 7,9 juta per meter persegi. Sedangkan di
area Jakarta lainnya, harga rumah sudah diatan Rp 10 juta per meter persegi.
Namun jika Anda tidak keberatan dengan perjalanan ke tempat kerja yang agak jauh, maka area di
luar Jakarta bisa menjadi pilihan. Di Depok misalnya, harga rumah di angka Rp 6 juta per meter
persegi masih bisa ditemukan.
Tipe rumah 45 (tipe minimalis) sudah bisa mengakomodasi sebuah keluarga. Dimana dengan tipe ini,
Anda sudah bisa memiliki ruang tamu, dua kamar tidur, kamar mandi, dan dapur. Jika dilihat dari
kisaran harga per meter persegi, untuk area Jakarta Timur kisaran harga dimulai dari Rp 450 juta.
Sedangkan area Depok dimulai dari kisaran Rp 270 juta atau Rp 300 jutaan.
Misalnya, pendapatan bulanan Rp 8 juta dan Anda hendak membeli rumah dengan harga Rp 350 juta.
Agar pengeluaran untuk cicilan rumah ini tidak melebihi dari 30% pendapatan Anda, Anda bisa
mengambil KPR dengan tenor 15 tahun dengan bunga tidak lebih dari 8%. Sehingga jika disimulasikan,
cicilan yang harus dibayar per bulan sekitar Rp 2,3 juta.
Jika pendapatan keluarga di bawah Rp 7 juta per bulan, maka bisa menunggu realisasi dari program
kerja Gubernur DKI Jakarta untuk pengadaan rumah dengan uang muka 0%. Dimana saat ini
proyeknya masih dalam tahap pengerjaan. Untuk informasi, rumah dari program ini nantinya akan
dijual dengan harga Rp 350 juta per unit.
Memang belum ada pengumuman resmi dari pemerintah provinsi mengenai skema cicilan per bulan
untuk rumah DP 0%. Namun bisa kita ulas secara singkat sebagai berikut. Misalnya diasumsikan tenor
20 tahun. Cicilan per bulannya mencapai Rp 2,6 juta karena merupakan jumlah dari cicilan pokok dan
bunganya (5%).
Menabung untuk DP
Sebagaimana yang sempat disebutkan sebelumnya, bahwa kebijakan BI memperbolehkan
pembayaran DP untuk KPR bank syariah sebesar 10% dan 15% untuk bank konvensional. Artinya,
Anda bisa mencari program KPR dengan DP yang ringan. Namun kebanyakan program KPR masih
menerapkan sistem DP 20%.
Untuk itu, misalnya Anda memiliki penghasilan keluarga Rp 7,2 juta, dan mau membeli rumah dengan
harga Rp 300 juta. Artinya, Anda harus menyiapkan setidaknya Rp 30 juta untuk DP 10% atau Rp 45
juta untuk Dp 15%.
Jika Anda menyisihkan 30% dari penghasilan (Rp 2.160.000) per bulannya maka dalam Anda
membutuhkan 13 bulan untuk mengumpulkan DP 10%.
Rp 2.160.000 x 14 = Rp 30.240.000
Cara tercepat mengumpulkan uang untuk DP rumah adalah dengan tabungan berjangka.
1 tahun
Jangka Waktu
(12 bulan)
Sumber : simulasideposito.com
Dari perhitungan di atas bisa disimpulkan bahwa dengan menggunakan tabungan berjangka, Anda
hanya butuh 13 bulan untuk mengumpulkan DP.
Perlu diingat juga bahwa membeli rumah dengan jasa KPR ada biayanya, yaitu 4% sampai 5% dari
plafon pinjaman. Anda tidak perlu membayar biaya KPR kalau rumah dibeli dengan cara tunai.
Perhitungan untuk cicilan
Untuk lebih mudah dalam menghitung atau membuat perkiraan, gunakanlah simulasi perhitungan
yang ada pada website resmi milik bank atau platform online lainnya seperti atuduit.com,
rumah123.com, atau simulasikredit.com. Namun secara sederhana dapat dilihat pada contoh berikut.
Uang muka / DP
Rp 60.000.000
(menggunakan perhitungan 20%)
Sumber : aturduit.com
Tentunya simulasi perhitungan di atas belum termasuk biaya lain dalam proses jual beli rumah.
Adapun biaya saat proses pembelian rumah adalah:
Oleh karena itu, menyiapkan uang lebih untuk proses pembelian rumah adalah langkah yang tepat.
Mulailah proses menabung untuk rumah ini sebelum Anda dan pasangan menikah, sehingga tidak
perlu tinggal di kontrakan terlalu lama.
Begitu proses awal pembelian rumah selesai, Anda sudah bisa menempati rumah walaupun proses
pembayaran cicilan masih berjalan. Bagaimanapun juga, menempati rumah milik sendiri pasti lebih
nyaman dan tenang.
Untuk Anda yang berencana membangun rumah sendiri, maka artikel tentang estimasi biaya
membangun rumah minimalis ini bisa jadi referensi.
Komentar
Tambahkan Komentar...
Eksklusif Interview
Artikel Paling Populer
AturDuit hadir untuk membantu warga Indonesia membandingkan produk keuangan dan mencari kesepakatan
terbaik yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
© 2019 Aturduit