Professional Documents
Culture Documents
Simon Saulinggi
simonsaulinggi@gmail.com
Restituta Nurhaeni
restituta66@yahoo.co.id
ABSTRACT
The purpose of the classroom action research is: 1) to know how far the Liturgical
study method which uses enhanced materials may improve class VIII-A students’ academic
achievement, especially regarding Baptism; 2) to improve students’ comprehension regarding
the material given by the teacher in class; 3) to enhance teachers’ critical minds on finding
alternative solutions to solve the problem found in the teaching and learning environment.
The formulation of the problem in this classroom action research is how a classroom
management and Liturgical study method can altogether improve thecomprehension of the
sacrament of baptism material for the VIII-A’sgrade students of yunior high school of Santo
Antonius, Jakarta
The research methodthat is used in thisclassroom action isthe Kemmis’s and
McTaggart’s model, that consisted of three cycles,consisted of four steps, which are: 1)
Planning; 2) Excecution; 3) Observation; 4) Reflection.Each cycles isheld in two sessions
during the learning activities.
The result of the research shows that through an organized classroom action research
and liturgical study method, teachers are able to improve the quality and students’ activities
on their learning process, and also to increase students’ ability to understand the learning
material given, especially the material about Baptism. On cycle 1, 4 students passed the
criteria and 26 others didn’t, with the average score of 74.40. Cycle 2 resulted that 21
students passed and 9 didn’t, with the average score of 87.06. On cycle 3, 29 students passed
and 1 didn’t, with the average score of 93.16. This result exceeded the minimum target score
of competence indicator which has been declared by the school, which is 80 point.
To conclude, through a good classroom management and the usage of Liturgical
method study on the teaching and learning of Catholic study for class VIII-A in Santo
Antonius Junior High School, Rawabunga, Jatinegara, East Jakarta, can be an alternative to
be chosen and implemented by teachers of junior high school in order to improve students’
ability in understanding Catholic study materials, especially about Baptism.
67
Simon Saulinggi & Restituta Nurhaeni, Pengelolaan Kelas Dan Metode Studi Liturgi Dalam Rangka
Pemahaman Materi Sakramen Baptis Bagi Siswa Kelas VIII-A Di SMP Santo Antonius Jakarta
68
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013
maka nilai PAK khususnya materi tentang melambangkan Karunia Roh Kudus.d) Kain
Sakramen Baptis kurang mendapat angka Putih. Dalam upacara Liturgi Baptis, Kain
atau nilai maksimal, karena kurang dari putih melambangkan Kesucian/Hidup Baru.
standar KKM (KriteriaKetuntasan Minimal) e) Lilin Menyala. Tanda Lilin Menyala
yang telah ditentukan, meskipun dalam melambangkan Terang atau Cahaya Kristus
PAK tidak hanya mengedepankan unsur yang bangkit.
kognitif saja tetapi berdasarkan kurikulum Dengan melalui pengelolaan kelas dan
KTSP, mau tidak mau maka unsur nilai metode Studi Liturgi dengan menggunakan
berupa angka harus dapat dilihat secara tanda atau lambang seperti dikemukakan di
otentik dan tertulis di rapor maupun ijasah. atas, melalui gambar atau foto maka siswa
Oleh karena itu, guru dituntut untuk diharapkan lebih mudah dalam memahami
meningkatkan peran dan kompetensinya. materi Sakramen Baptis ini.Seandainya
Guru yang kompeten akan lebih mampu dengan sarana ini masih ada siswa yang
menciptakan lingkungan belajar yang kurang paham maka peneliti akan
efektif dan mampu mengelola kelasnya menggunakan slide dalam power point serta
sehingga hasil belajar siswa berada pada contoh peraga secara langsung yang
tingkat yang optimal.Pengelolaan atau dilakukan oleh siswa dan diarahkan oleh
Manajemen kelas adalah upaya mendaya- guru. Dengan demikian peneliti ingin
gunakan potensi kelas yang dilakukan oleh menunjukkan pada siswa bahwa dengan
guru sehingga dapat terlaksana kegiatan memahami Sakramen Baptis ini kita
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang semakin tahu hal yang berhubungan dengan
diharapkan. Kegiatan belajar mengajar yang Sakramen Baptis dan pentingnya Sakramen
dilakukan di dalam lingkungan kelas dan Baptis bagi hidup kita yang percaya pada
keberhasilannya diukur oleh prestasi siswa Yesus yang bangkit dan yang selalu
saat mengikuti dan mengerjakan ulangan mengasihi umat-Nya.
hariandan ulangan umum.Dengan Berdasarkan observasi pada tahun
pengelolaan kelas seperti diatas, maka iklim pelajaran 2012/2013, saat guru mengajar
belajar di lingkungan SMP Santo Antonius dan mengelola di kelas pada materi
memungkinkan terciptanya lingkungan pelajaran Pendidikan Agama Katolik ten-
yang kondusif sehingga siswa merasa tang materi Sakramen Baptis bagi siswa
senang dan krasan berada di sekolah selama kelas VIII-A SMP Santo Antonius,
jam efektif kegiatan belajar mengajar serta Rawabunga, Jatinegara, Jakarta Timur,
siswa dapat lebih mudah memahami materi hanya 23,33% (7 siswa) dari 30 siswa yang
pelajaran khususnya materi Sakramen memperhatikan dan memahami secara
Baptis dengan baik. serius materi pelajaran yang sedang
Dalam metode Studi Liturgi ini, guru diajarkan.Sementara hasil ulangan harian
menyuguhkan materi ini dengan menggu- siswa untuk materi yang sama yaitu tentang
nakan sarana gambar atau foto.Gambar Sakramen Baptis pada tahun pelajaran
yang ditampilkan menunjukkan tanda atau 2011/2012 siswa kelas VIII-A SMP Santo
lambang yang digunakan dalam upacara Antonius menunjukkan hasil yang kurang
Liturgi Baptis, yakni: a) Tanda Salib.Tanda menggembirakan, yaitu dari 30 siswa kelas
salib merupakan tanda Kemenangan tersebut hanya 10 siswa yang mencapai
Kristus.b) Air. Air mempunyai simbolik KKM, sementarasebanyak 20 siswa belum
rangkap dua yakni simbolik negatif dan mencapai KKM.Dari hasil ini dapat
simbolik positif artinya airmempunyai dikatakan bahwa nilai siswa-siswi dalam
Kekuatan untuk Menghidupkan Member- memahami materi Sakramen Baptis kurang
sihkan dan Mematikan/Menghanyutkan.c) memenuhi standar KKM yang harus dicapai
Minyak Krisma. Tanda Minyak Krisma
69
Simon Saulinggi & Restituta Nurhaeni, Pengelolaan Kelas Dan Metode Studi Liturgi Dalam Rangka
Pemahaman Materi Sakramen Baptis Bagi Siswa Kelas VIII-A Di SMP Santo Antonius Jakarta
oleh siswa dengan angka 80.Maka hal ini nakan fasilitas kelas untuk bermacam-
perlu dilakukan remedial atau perbaikan. macam kegiatan belajar mengajar agar
Berangkat dari fakta-fakta yang mencapai hasil yang baik, akan tetapi
terdapat di lapangan maka fokus dari sebagai manager, guru harus mengembang-
permasalahan yang ada adalah materi kan kemampuan siswa dalam menggunakan
Sakramen Baptis perluadanya pengelolaan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-
kelas yang baik dengan memunculkan cara kondisi yang memungkinkan siswa belajar
atau metode yang efektif serta lewat metode dan memperagakan, serta membantu siswa
Studi Liturgi dengan menampilkan tata cara untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
pelaksanaan dan peribadatannya sehingga Oleh karenanya, guru perlu mengem-
dapat memudahkan siswa-siswi memahami bangkan keterampilan serta kreativitasnya
materi pelajaran tentang Sakramen Baptis dalam pengelolaan kelas, baik dalam
ini. penataan kelas secara fisik, penggunaan
Faktor yang menyebabkan rendahnya strategi komunikasi dengan siswa,
mereka dalam memahami materi tentang penciptaan lingkungan dan suasana kelas
Sakramen Baptis yaitu karena ada faktor yang positif serta strategi dalam mengatasi
eksternal dan faktor internal.Yang termasuk masalah perilaku siswa di dalam kelas.
faktor eksternal, di antaranya adalah
pengaruh dari lingkungan keluarga di mana a.Pengertian Pengelolaan/Manajemen
orangtua kurang memperhatikan (masa Manajemen berasal dari kata manage
bodoh) terhadap kegiatan belajar anaknya. (to manage) yang dalam Kamus Inggris
Selain itu lingkungan sekolah dan masya- Indonesiakata Manage diartikan
rakat yang mempengaruhi dalam pemben- “Mengurus,mengatur,melaksanakan,mengel
tukan diri siswa yang akhirnya mereka asyik ola“(John M. Echols, Hasan Shadily,
dengan ’dunianya’.Akibatnya: siswa malas 2003:359), sementara itu dalam Kamus
dan kurang memperhatikan ketika guru Besar Bahasa Indonesia ‘Manajemen’
mengajar dan mendidik.Dari faktor internal, diartikansebagai” cara mengelola suatu
pendekatan pembelajaran, metode, perusahaanbesar”.Poerwadarminta,W.J.S(20
media/sumber pelajaran yang digunakan 03:742). Pengelo-laan dalam pengertian
oleh guru memiliki pengaruh yang cukup umum menurut Suharsimi Arikunto yang
baik untuk memotivasi siswa dalam disitir oleh Djamarah(2006:175), adalah
menerima dan memahami materi pelajaran pengadmi-nistrasian pengaturan atau
yang diajarkan. penataan suatu kegiatan. Ricky W. Griffin
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dalam bukunya Manajemen, Jilid 1 Edisi 7
tertarik mengadakanpenelitian dalam bentuk yang dialihbahasakan oleh Gina Gania
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul (2004:7) mendefinisikan manajemen
Pengelolaan Kelas dan Metode Studi Liturgi sebagai suatu rangkaian aktivitas (termasuk
Dalam Rangka Pemahaman Materi perencanaan, dan pengambil keputusan,
Sakramen Baptis Bagi Siswa Kelas VIII-A pengorgani-sasian, kepemimpinan, dan
Di SMP Santo Antonius Jakarta. pengendalian) yang diarahkan pada sumber-
sumber daya organisasi (manusia, finansial,
KAJIAN TEORI fisik, dan informasi) dengan maksud untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif
A. Deskripsi Teori dan efisien.
1. Hakikat Pengelolaan Kelas Definisi manajemen dikemukakan pula
Paradigma baru pengelolaan kelas olehRichard, L, Daft dalam bukunya
dimanaguru sebagai learning manager tidak Manajemen, Jilid 2, Edisi 5, (2003:4)
cukup hanya menyediakan dan menggu- sebagai berikut: “Management is the
70
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013
71
Simon Saulinggi & Restituta Nurhaeni, Pengelolaan Kelas Dan Metode Studi Liturgi Dalam Rangka
Pemahaman Materi Sakramen Baptis Bagi Siswa Kelas VIII-A Di SMP Santo Antonius Jakarta
perilaku tersebut terjadi, tetapi juga tidak terbatas pada dinding kelas serta tidak
menopang kegiatan akademik yang mengenal usia, berlangsung sepanjang hayat
bermanfaat.dan sebagai suatu keseluruhan (lifelong learning).
yang dirancang untuk memaksimalkan Secara etimologis istilah Liturgi berasal
keterlibatan siswa dalam aktivitas ini. dari bahasa Yunani, yaitu Leitourgia
Pengelolaan atau Manajemen kelas adalah ( ).Kata Leitourgia ini berasal
upaya mendayagunakan potensi kelas yang dari dua kata, leitos ( ) kata sifat dari
dilakukanolehgurusehinggadapatterlaksanak laos( ) yang berarti bangsa, masyarakat
egiatanpembelajaran dengan baik dengan atau negara, dan ergon ( ) yang berarti
menciptakan atau memper-tahankan karya, fungsi atau pelayanan.Sehingga
suasana atau kondisi kelas yang mendukung Leitourgia berarti fungsi umum atau proyek
yang program pengajarannya untuk negara.Menurut Ernest Mariyanto
mencapai tujuan yang diharapkan. (2008:114) mengungkapkan Liturgi berarti
Ibadat umum dan resmi Gereja, yang
2. Hakikat Metode Studi Liturgi dilaksanakan berdasarkan oleh pimpinan
Metode adalah suatu cara yang Gereja yang berwenang, dan dipimpin oleh
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang petugas yang ditentukan untuk ibadat yang
telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar bersangkutan.Menurut Pastor Emanuel
mengajar, metode diperlukan oleh guru dan Martasudjita, Pr,(2011:22) “Liturgi adalah
penggunaannya bervariasi sesuai dengan perayaan misteri karya keselamatan Allah di
tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran dalam Kristus, yang dilaksanakan oleh
berakhir. Pengertian metode juga dapat Yesus Kristus, Sang Imam Agung, bersama
diartikan sebagai proses atau juga Gereja-Nya di dalam ikatan Roh Kudus.”
pendekatan maupun cara yang digunakan Dari metode Studi Liturgi ini diharapkan
untuk penyampaian suatu tujuan.Kata studi guru dapat mengajarkan materi pelajaran
sama artinya dengan ‘belajar’. Menurut dengan lebih fokus karena ditunjang dengan
Nana Sudjana (2004:28), Belajar adalah penggunaan alat-alat peraga berupa tanda-
proses yang ditandai dengan adanya tanda atau lambang yang biasa digunakan
perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam upacara Liturgi di gereja.
sebagai hasil proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti a. Hakikat Pemahaman Sakramen Baptis
perubahanpengetahuannya. Dalam kehidupan bersama, manusia
Pemahamannya, sikap dan tingkah laku sering menggunakan simbol atau tanda
lainnya, keterampilannya, kecakapan dan untuk menyatakan sesuatu.Setiap simbol
kemampuannya, daya reaksinya, daya atau lambang mempunyai makna tersendiri
penerimaan dan aspek-aspek yang ada pada dan hanya dapat dimengerti oleh orang yang
individu.Dengan belajar siswa dapat mene- mengenalnya. Simbol atau lambang sesuatu
rima materi pelajaran/pengajaran yang (yang nyata, bisa diraba, dilihat) yang
diberikan oleh guru.Maka kegiatan belajar digunakan untuk mengungkapkan sesuatu
sebaiknya harus memberi perubahan pada yang lain. Pewahyuan diri Allah kepada
subjek yang belajar. Perubahan tersebut manusia terjadi melalui bermacam-macam
terjadi karena adanya pengalaman interaksi peristiwa dan simbolisasi sehingga bisa
pembelajar dengan orang lain ataupun ditangkap dan diterima oleh manusia atau
dengan lingkungannya. (Harsanto, Ratno, jemaat-Nya.Jemaat menanggapi tawaran
2011:87).Maka, belajar merupakan proses Allah itu dengan imannya, berupa
yang terus menerus, yang tidak pernah penyerahan diri kepada Allah, juga melalui
berhenti, dimulai dari dalam kandungan macam-macam tindakan, peristiwa dan
sampai keliang lahat (from whom to whom), simbolisa-sinya. Dengan dasar inilah
72
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013
73
Simon Saulinggi & Restituta Nurhaeni, Pengelolaan Kelas Dan Metode Studi Liturgi Dalam Rangka
Pemahaman Materi Sakramen Baptis Bagi Siswa Kelas VIII-A Di SMP Santo Antonius Jakarta
74
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013
Peneli-tian ini dilaksanakan mulai 16 test. Prosedur yang digunakan adalah pre
November 2012 sampai 16 Januari 2013. test dan post test.Jenis test adalah test
tertulis dan instrumen yang digunakan
Sasaran Penelitian adalah lembar test.
Sasaran penelitian tindakan kelas ini
adalah siswa kelas VIII-A SMP Santo Analisis Data
Antonius Jakarta tahun pelajaran 2012/2013 Analisis data dalam Penelitian Tindakan
yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 15 Kelas ini :
siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. 1. Tidak menggunakan uji statistik
Rencana Tindakan 2. Menggunakan analisis deskriptif
Penulis memilih bentuk rancangan PTK a. Hasil belajar dianalisis dengan
karena berdasarkan pada pengalaman nyata analisis deskriptif komperatif yaitu
dan langsung dalam melaksanakan membandingkan nilai test antar siklus
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di maupun dengan indikator kinerja.
dalam kelas.Penelitian ini juga lebih bersifat b. Observasi maupun wawancara dengan
untuk perbaikan hasil belajar siswa pada analisis deskriptif berdasarkan hasil
umumnya dan memahami Sakramen Baptis observasi dan refleksi.
pada khususnya. Penelitian ini terdiri dari 3 Maka dalam Penelitian Tindakan Kelas
siklus dengan menggunakan model peneli- ini, analisis data diwujudkan dalam bentuk
tian tindakan kelas sesuai dengan yang deskriptif kualitatif atas dasar hasil test
dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggard terhadap kemampuan memahami Sakramen
dengan alur seperti berikut: Baptis pada siswa.
Langkah-langkah analisis data yang
McTaggard dengan alur seperti berikut: dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
1. Pengecekan data, mengecek data-data
hasil test.
2. Interpretasi yaitu merumuskan suatu
tafsiran atas hasil data yang terkumpul.
3. Menarik suatu kesimpulan atas data yang
ada.Apakah berdasarkan hasil test dari
Siklus I, Siklus II dan Siklus III
menunjukkan peningkatan kemampuan
memahami Sakramen Baptis pada siswa.
4. Tindak Lanjut
Dalam tahap ini penulis merumuskan
langkah-langkah perbaikan untuk siklus
berikutnya apabila pada siklus tersebut
belum berhasil meningkatkan kemam-
puan siswa atau pelaksanaaan tindakan
dianggap selesai dan berhasil.
5. Pengambilan kesimpulan
Merumuskan pernyataan atas hasil
analisis data dari hasil test.
Gambar 3.1
Desain Penelitian Model Kemmis dan
McTaggard HASIL PENELITIAN
Data Dan Cara Pengambilan Deskripsi Data
Tekhnik atau metode pengumpulan data Tempat yang digunakan untuk
dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas ini adalah SMP
75
Simon Saulinggi & Restituta Nurhaeni, Pengelolaan Kelas Dan Metode Studi Liturgi Dalam Rangka
Pemahaman Materi Sakramen Baptis Bagi Siswa Kelas VIII-A Di SMP Santo Antonius Jakarta
2) Pertemuan kedua
P = =7.3 (7) Siklus I pertemuan kedua berlangsung
pada hari Jumat, tanggal 23 November
Dengan P = 7 maka memulai data yang
2012.Kegiatan belajar mengajar dimulai
lebih kecil dari data terkecil diambil 50,
76
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013
56-62
63-69
70-76
77-83
84-90
91-97
98-104
pertemuan pertama dan pertemuan kedua
dapat berlangsung dengan cukup baik,
para siswa dapat mengikuti kegiatan
belajar mengajar dengan baik. Pada Grafik 4.1. Nilai Pendidikan Agama
siklus pertama ini, masih ada siswa yang Katolik Siklus I
kurang aktif dalam memperhatikan guru,
mendengarkan keterangan guru, di antara Grafik batang tersebut menunjukkan
mereka ada yang berbicara dengan teman bahwa, persentase yang diperoleh siswa
sebangkunya dan asyik bermain sendiri cukup bervariasi, hal ini berarti akan
dengan mencoret-coret kertas saat guru menambah pengetahuan baru bagi peneliti
lengah.Selama proses kegiatan belajar untuk meningkatkan penguasaan siswa.
mengajar berlangsung, guru dan b) Tahap Refleksi
kolaborator melakukan penilaian proses Berdasarkan data hasil pengamatan
dan pengamatan terhadap kemampuan terhadap pelaksanaan proses kegiatan
dan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar pada siklus pertama
kegiatan belajar mengajar dengan ini, terdapat temuan sebagai berikut:
menggunakan lembar observasi yang Tingkat pemahaman siswa pada
telah disediakan. materi Sakramen Baptis ini masih
Tabel 4. 1 rendah. Siswa masih banyak yang
NILAI PAK SIKLUS I kurang menyimak atau mem-
No Nilai Tes Tabulasi Frekuensi Persentase perhatikan.
1 56 – 62 // 4 13.33 Kurangnya waktu yang tersedia
2 63 – 69 ///// /// 8 26.66 untuk bekerja dalam kelompok guna
3 70 – 76 ///// ///// 10 33.33 memahami materi Sakramen Baptis.
4 77 – 83 //// 4 13.33
6.66
Perlu meningkatkan perhatian pada
5 84 – 90 // 2
6 91 – 97 / 1 3.33
keseluruhansiswa dengan penge-
7 98 - 104 / 1 3.33 lolaan kelas yang baik.
Jumlah 30 Menampilkan metode yang baik dan
kreatif sehingga kegiatan belajar
Dari data di atas, siswa yang tuntas mengajar dapat mudah diterima dan
belajar Pendidikan Agama Katolik adalah 4 dipahami oleh siswa.
orang atau 13.33% dengan rata-rata 74.40
sedangkan siswa yang belum tuntas yaitu Dari hasil refleksi dan temuan ini dapat
sebanyak 26 orang atau 86.66%. disimpulkan bahwa dalam siklus pertama
ini menunjukkan hasil belajar siswa kelas
VIII-A belum berhasil secara maksimal.
77
Simon Saulinggi & Restituta Nurhaeni, Pengelolaan Kelas Dan Metode Studi Liturgi Dalam Rangka
Pemahaman Materi Sakramen Baptis Bagi Siswa Kelas VIII-A Di SMP Santo Antonius Jakarta
78
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013
sudah menunjukkan suatu keberhasilan atau Dari hasil refleksi dan temuan pada
peningkatan. siklus kedua ini menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa kelas VIII-A dari materi
Sakramen Baptis dan dengan pengelolaan
Siklus 2 kelas yang baik serta penggunaan metode
Studi Liturgi dengan menampilkan gambar
10
atau foto dan juga lewat slide dapat
8 meningkat secara signifikan.
6
4 SIKLUS III
Siklus 2 Tahap Perencanaan Siklus III
2
Siklus ketiga penelitian ini berlangsung
0
dalam dua pertemuan.Siklus ketiga
56-62
63-69
70-76
77-83
84-90
91-97
98-104
79
Simon Saulinggi & Restituta Nurhaeni, Pengelolaan Kelas Dan Metode Studi Liturgi Dalam Rangka
Pemahaman Materi Sakramen Baptis Bagi Siswa Kelas VIII-A Di SMP Santo Antonius Jakarta
tentang alasan orang yang akan dibaptis Katolik pada siklus III pada materi
harus mengikuti pelajaran Pendidikan Sakramen Baptis dengan cara pengelolaan
AgamaKatolik, menuliskantanda atau kelas dan penggunaan metode Studi Liturgi
lambang dalam upacara penerimaan sudah berhasil secara keseluruhan dan data
Sakramen Baptis, menuliskan dua baris hal tersebut dapat dilihat dalam bentuk grafik
yang diketahui tentang Sakramen Baptis. batang di bawah ini :
a) Tahap Pengamatan
Pelaksanaan siklus ketiga ini secara Siklus 3
umum dapat dikatakan berlangsung
20
sesuai rencana yang telah disusun
10
sebelumnya. Peneliti menerapkan
0 Siklus 3
metode Studi Liturgi untuk sesi review
98-104
56-62
63-69
70-76
77-83
84-90
91-97
terhadap materi yang telah diperoleh
siswa. Selama siklus ketiga berlangsung,
suasana kelas terlihat kondusif karena
semua siswa terlibat langsung dalam Grafik 4.3Nilai Pendidikan Agama
kegiatan belajar mengajar, menjawab Katolik Siklus III
pertanyaan dalam diskusi kelompok,
begitu juga dalam pertemuan kedua 1) Tahap Refleksi
siklus ketiga. Berdasarkan data hasil pengamatan
Data hasil pengamatan terhadap proses terhadap pelaksanaan proses kegiatan
kegiatan belajar mengajar pada siklus belajar mengajar pada siklus ketiga ini,
ketiga ini adalah sebagai berikut : terdapat temuan sebagai berikut:
Siswa yang cerdas ada yang kurang
Tabel 4. 5 bersemangat dalam kegiatan belajar
NILAI PAKSIKLUS III mengajar ini dengan alasan karena
Nilai Tabulas Persent mengulang pelajaran yang sama
No Frekuensi
Tes i ase Siswa dapat bekerjasama dengan baik
1 56 – 62 - - dalam kegiatan belajar mengajar di kelas
2 63 – 69 - - sehingga siswa lebih mudah untuk
3 70 – 76 - - memahami materi pelajaran yang sedang
4 77 – 83 / 1 3.33 diampunya dengan penuh kesadaran dan
5 84 – 90 ///// /// 8 26.66 tanggung jawab.
///// ///// Siswa dapat serius, kreatif dalam
50
6 91 – 97 ///// 15 kegiatan belajar mengajar di kelas
98 - karenaguru dapat mengelolakelas yang
20
7 104 ///// / 6 baik.
Jumlah 30
Siswa dapat bekerjasama dengan baik
khususnya saat diskusi kelompokdalam
Dengan perolehan keseluruhan ber- kegiatan belajar mengajar.
jumlah 2795dengan rata-rata 93.16.Dengan Guru menampilkan metode pengajaran
demikian pelaksanaan pembela-jaran yang yang kreatif dengan memunculkan
dilakukan pada siklus III tersebut sudah metode Studi Liturgi dengan memper-
dapat dikatakan berhasil secara lihatkan gambar-foto dalam laptop yang
menyeluruh.Dengan demikian maka ada dalam slide pada power point. Dari
pembelajaran atau kegiatan belajar menga- metode ini para siswa antusias memper-
jar untuk mata pelajaran Pendidikan Agama hatikan, menyimak penjelasan dari guru,
80
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013
sehingga materi Sakramen Baptis ini pengelolaan kelas dan dengan menggunakan
mudah dimengerti dan dipahami oleh metode Studi Liturgi diperoleh nilai rata-
siswa. rata 74.40.Pada siklus II diperoleh
Dari hasil refleksi dan temuan pada pencapaian nilai rata-rata sebesar87.06 dan
siklus ketigamenunjukkanhasil belajar siswa pada siklus III hasil yang diperoleh
kelas VIII-A dari materi Sakramen Baptis menunjukkan peningkatan nilai rata-rata
dan dengan pengelolaan kelas yang baik sebesar 93.16.Jika kita lihat grafik tersebut
serta penggunaan metode Studi Liturgi maka ada peningkatan terhadap penguasaan
dengan menampilkan gambar atau foto dan materi pelajaran Pendidikan Agama Katolik
juga lewat slide dapat meningkat secara khususnya materi tentang Sakramen Baptis.
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai
rata-rata yang dperoleh siswa pada siklus Hasil Penelitian
ketiga, yakni 93.16 %. Dengan demikian Dari hasil penelitian ini dapat dilihat
maka kegiatan belajar mengajar untuk mata data rekapitulasi hasil post tes yang
pelajaran Pendidikan Agama Katolik pada dilaksanakan pada siklus pertama, siklus
siklus ketiga ini, dengan materi Sakramen keduadan siklus ketiga.Secara keseluruhan
Baptis dan dengan cara pengelolaan kelas terdapat peningkatan dari setiap siklusnya.
serta menggunakan metode Studi Liturgi Hasil post tes menunjukkan 96.66 % dari
sudah mencapai hasil maksimal secara jumlah siswa telah mencapai KKM (80).
keseluruhan dan sudah memenuhi target Dari hasil tersebut terdapat adanya
KKM. peningkatan hasil belajar siswa setelah
diterapkan metode Studi Liturgi. Berikut ini
Hasil Analisis Data ditampilkan data rekapitulasi hasil post tes:
Pada pertemuan terakhir ini siswa
sudah memperlihatkan perubahan dan Tabel 4. 8
peningkatan .Dari 30 orang siswa yeng telah REKAPITULASI HASIL POST TES
tuntas nilai sesuai KKM yang ditentukan SIKLUS I, II dan III
dari sekolah yakni 80 dan dihitung dengan No Keterangan Siklus1 Siklus2 Siklus3
persen, maka yang berhasil sekitar 96.66 % 1
Jumlah Siswa
30 30 30
dan yang belum berhasil 3.33 %. Hal ini Seluruhnya
menjadi dasar peneliti untukmengakhiri Jumlah Siswa
2 4 21 29
yang lulus
siklus.
Jumlah siswa
3 26 9 1
Siklus 1, 2, 3
yang tidak lulus
4 Nilai Rata-rata 74.40 87.06 93.16
100 Prosentase
5 13.33 70 96.66
Kelulusan
50 6
Prosentase
86.66 30 3.33
Ketidaklulusan
Siklus 1, 2, 3
0 Berdasarkan data di atas dapat
Siklus Siklus Siklus disimpulkan dari siklus pertama, siklus
1 2 3 kedua dan siklus ketiga adalah sebagai
berikut:
Grafik 4. 4 Persentase Siklus I, II, III a. Pada siklus pertama dilaksanakan
dalam dua kali pertemuan. Pertemuan
Grafik batang tersebut dapat dijelaskan pertama dilaksanakan pada tanggal 16
bahwa: November 2012 dan tanggal 23
Pada siklus I untuk mata pelajaran November 2012. Pada pertemuan
Pendidikan Agama Katolik tentang pertama di siklus pertama jumlah siswa
Sakramen Baptis dengan memperhatikan
81
Simon Saulinggi & Restituta Nurhaeni, Pengelolaan Kelas Dan Metode Studi Liturgi Dalam Rangka
Pemahaman Materi Sakramen Baptis Bagi Siswa Kelas VIII-A Di SMP Santo Antonius Jakarta
82
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013
83