You are on page 1of 17

PENGELOLAANKELASDANMETODESTUDILITURGI

DALAM RANGKA PEMAHAMAN MATERI SAKRAMEN BAPTIS


BAGI SISWA KELAS VIII-A DI SMP SANTO ANTONIUS JAKARTA

Simon Saulinggi
simonsaulinggi@gmail.com

Restituta Nurhaeni
restituta66@yahoo.co.id

ABSTRACT

The purpose of the classroom action research is: 1) to know how far the Liturgical
study method which uses enhanced materials may improve class VIII-A students’ academic
achievement, especially regarding Baptism; 2) to improve students’ comprehension regarding
the material given by the teacher in class; 3) to enhance teachers’ critical minds on finding
alternative solutions to solve the problem found in the teaching and learning environment.
The formulation of the problem in this classroom action research is how a classroom
management and Liturgical study method can altogether improve thecomprehension of the
sacrament of baptism material for the VIII-A’sgrade students of yunior high school of Santo
Antonius, Jakarta
The research methodthat is used in thisclassroom action isthe Kemmis’s and
McTaggart’s model, that consisted of three cycles,consisted of four steps, which are: 1)
Planning; 2) Excecution; 3) Observation; 4) Reflection.Each cycles isheld in two sessions
during the learning activities.
The result of the research shows that through an organized classroom action research
and liturgical study method, teachers are able to improve the quality and students’ activities
on their learning process, and also to increase students’ ability to understand the learning
material given, especially the material about Baptism. On cycle 1, 4 students passed the
criteria and 26 others didn’t, with the average score of 74.40. Cycle 2 resulted that 21
students passed and 9 didn’t, with the average score of 87.06. On cycle 3, 29 students passed
and 1 didn’t, with the average score of 93.16. This result exceeded the minimum target score
of competence indicator which has been declared by the school, which is 80 point.
To conclude, through a good classroom management and the usage of Liturgical
method study on the teaching and learning of Catholic study for class VIII-A in Santo
Antonius Junior High School, Rawabunga, Jatinegara, East Jakarta, can be an alternative to
be chosen and implemented by teachers of junior high school in order to improve students’
ability in understanding Catholic study materials, especially about Baptism.

Keyword:Classroom Management, Liturgical Study Method, Sacrament of BaptismMaterial

67
Simon Saulinggi & Restituta Nurhaeni, Pengelolaan Kelas Dan Metode Studi Liturgi Dalam Rangka
Pemahaman Materi Sakramen Baptis Bagi Siswa Kelas VIII-A Di SMP Santo Antonius Jakarta

PENDAHULUAN secaraformal kelembagaan, secara keilmuan


A. Latar Belakang Masalah dan secara fungsional. Maksudnya bahwa
Pendidikan merupakan salah satu sektor kegiatan pendidikan di sekolah dilaksana-
penting dalam pembangunan di setiap kan secaraterorganisir berdasarkan keten-
negara. Pendidikan merupakan usaha sadar tuan perundang-undangan yang berlaku,
dan terencanauntukmengembangkan segala secara sistematis-ilmiah, serta berfungsi
potensi yang dimiliki peserta didik/siswa untuk meneruskan dan melengkapi pendi-
melalui proses pembelajaran. Pendidikan dikan yang telah diletakkan dasar-dasarnya
bertujuan untuk mengembangkan potensi dalam keluarga.
pesertadidik agar memiliki kekuatan spiri- Proses pendidikan Kristen pertama-
tualkeagamaan, pengendalian diri, berkepri- tama terjadi di dalam keluarga.Keluarga
badian, memiliki kecerdasan, berakhlak adalah medan pendidikan hidup beriman, di
mulia, serta memiliki keteram-pilan yang mana orangtualah pendidik utama dan
diperlukan sebagai anggota masyarakat dan pertama.Oleh sebab itu para orang tua perlu
warga negara. (bdk.UU RI No. 20 Tahun menyadari betapa pentingnya peranan kelu-
2003 tentang Sisdiknas) Pemerintah arga Kristen dalam rangka menghidupkan
Republik Indonesia melalui Kementerian dan memajukan Umat Allah. Untuk
Pendidikan Nasional berupaya mengada- mewujudkan tugas pendidikan itu orangtua
kan perbaikan dan pembaharuan sistem wajib menciptakan iklim kehidupan Kris-
pendidikan di Indonesia, yaitu dalam bentuk tiani dalam keluarga yang dijiwai semangat
pembaharuan kurikulum, penataran guru, cinta kasih Kristus.
peningkatan manajemen pendidikan, serta Sakramen Baptis merupakan Sakramen
pembangunan sarana dan prasarana awal yang diterima seseorang dalam Gereja
pendidikan. Katolik. Sakramen Baptis juga merupakan
Agama memiliki peran yang sangat pintu masuk ke dalam keanggotaan Umat
penting dalam kehidupan manusia. Agama Allah. Makaseseorang yang telah dibaptis
menjadipemandudalam upaya mewujud-kan mempunyai kewajiban untuk mewartakan
suatu kehidupan yang bermakna, damai dan Kabar Gembira. Kabar Gembira yang akan
bermartabat. Pendidikan Agama dimak- diwartakan dalam konteks sekolah salah
sudkan untuk membentuk siswa menjadi satunya adalah hidup baik, suci, sabar dan
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada bijaksana serta dapat melakukan tugas dan
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia tanggung jawab yang diberikan oleh guru
serta peningkatan potensi spiritual. Pendi- dengan sepenuh hati.
dikan Agama Katolik adalah usaha yang Dalam pelajaran Pendidikan Agama
dilakukan secara Katolik (PAK) di sekolah, materi Sakramen
terencanadanberkesinambungan Baptis dirasa cukup sulit diterima dan
dalamrangka mengem-bangkan kemampuan dipahami oleh siswa. Hal ini dikarenakan
siswa untuk memper-teguh iman dan siswa-siswi di SMP Santo Antonius tidak
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa semuanya beragama Katolik. Banyak dari
sesuai dengan ajaran Gereja Katolik. mereka berlatar belakang anak yang kurang
Sekolah mempunyai peran sebagai mendapat perhatian dari oarang tuanya atau
lembaga pendidikan yang mengembangkan orang tuanya yang ’bermasalah’. Di
potensi-potensi siswa yang manusiawi, agar samping itu buku panduan atau buku
mampu menjalani tugas-tugas dalam kehi- pegangan siswa dengan judul “Bersama
dupan, baik secara individual maupun Yesus Mengenal Allah” isinya kurang
sosial. Sekolah, juga sebagai lembaga lengkap. Melihat kondisi di lapangan, di
pendidikan formal menyandang fungsi dalam kelas dalam proses Kegiatan Belajar
sebagai lembaga yang bertanggungjawab Mengajar (KBM) yang telah ditentukan,

68
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013

maka nilai PAK khususnya materi tentang melambangkan Karunia Roh Kudus.d) Kain
Sakramen Baptis kurang mendapat angka Putih. Dalam upacara Liturgi Baptis, Kain
atau nilai maksimal, karena kurang dari putih melambangkan Kesucian/Hidup Baru.
standar KKM (KriteriaKetuntasan Minimal) e) Lilin Menyala. Tanda Lilin Menyala
yang telah ditentukan, meskipun dalam melambangkan Terang atau Cahaya Kristus
PAK tidak hanya mengedepankan unsur yang bangkit.
kognitif saja tetapi berdasarkan kurikulum Dengan melalui pengelolaan kelas dan
KTSP, mau tidak mau maka unsur nilai metode Studi Liturgi dengan menggunakan
berupa angka harus dapat dilihat secara tanda atau lambang seperti dikemukakan di
otentik dan tertulis di rapor maupun ijasah. atas, melalui gambar atau foto maka siswa
Oleh karena itu, guru dituntut untuk diharapkan lebih mudah dalam memahami
meningkatkan peran dan kompetensinya. materi Sakramen Baptis ini.Seandainya
Guru yang kompeten akan lebih mampu dengan sarana ini masih ada siswa yang
menciptakan lingkungan belajar yang kurang paham maka peneliti akan
efektif dan mampu mengelola kelasnya menggunakan slide dalam power point serta
sehingga hasil belajar siswa berada pada contoh peraga secara langsung yang
tingkat yang optimal.Pengelolaan atau dilakukan oleh siswa dan diarahkan oleh
Manajemen kelas adalah upaya mendaya- guru. Dengan demikian peneliti ingin
gunakan potensi kelas yang dilakukan oleh menunjukkan pada siswa bahwa dengan
guru sehingga dapat terlaksana kegiatan memahami Sakramen Baptis ini kita
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang semakin tahu hal yang berhubungan dengan
diharapkan. Kegiatan belajar mengajar yang Sakramen Baptis dan pentingnya Sakramen
dilakukan di dalam lingkungan kelas dan Baptis bagi hidup kita yang percaya pada
keberhasilannya diukur oleh prestasi siswa Yesus yang bangkit dan yang selalu
saat mengikuti dan mengerjakan ulangan mengasihi umat-Nya.
hariandan ulangan umum.Dengan Berdasarkan observasi pada tahun
pengelolaan kelas seperti diatas, maka iklim pelajaran 2012/2013, saat guru mengajar
belajar di lingkungan SMP Santo Antonius dan mengelola di kelas pada materi
memungkinkan terciptanya lingkungan pelajaran Pendidikan Agama Katolik ten-
yang kondusif sehingga siswa merasa tang materi Sakramen Baptis bagi siswa
senang dan krasan berada di sekolah selama kelas VIII-A SMP Santo Antonius,
jam efektif kegiatan belajar mengajar serta Rawabunga, Jatinegara, Jakarta Timur,
siswa dapat lebih mudah memahami materi hanya 23,33% (7 siswa) dari 30 siswa yang
pelajaran khususnya materi Sakramen memperhatikan dan memahami secara
Baptis dengan baik. serius materi pelajaran yang sedang
Dalam metode Studi Liturgi ini, guru diajarkan.Sementara hasil ulangan harian
menyuguhkan materi ini dengan menggu- siswa untuk materi yang sama yaitu tentang
nakan sarana gambar atau foto.Gambar Sakramen Baptis pada tahun pelajaran
yang ditampilkan menunjukkan tanda atau 2011/2012 siswa kelas VIII-A SMP Santo
lambang yang digunakan dalam upacara Antonius menunjukkan hasil yang kurang
Liturgi Baptis, yakni: a) Tanda Salib.Tanda menggembirakan, yaitu dari 30 siswa kelas
salib merupakan tanda Kemenangan tersebut hanya 10 siswa yang mencapai
Kristus.b) Air. Air mempunyai simbolik KKM, sementarasebanyak 20 siswa belum
rangkap dua yakni simbolik negatif dan mencapai KKM.Dari hasil ini dapat
simbolik positif artinya airmempunyai dikatakan bahwa nilai siswa-siswi dalam
Kekuatan untuk Menghidupkan Member- memahami materi Sakramen Baptis kurang
sihkan dan Mematikan/Menghanyutkan.c) memenuhi standar KKM yang harus dicapai
Minyak Krisma. Tanda Minyak Krisma

69
Simon Saulinggi & Restituta Nurhaeni, Pengelolaan Kelas Dan Metode Studi Liturgi Dalam Rangka
Pemahaman Materi Sakramen Baptis Bagi Siswa Kelas VIII-A Di SMP Santo Antonius Jakarta

oleh siswa dengan angka 80.Maka hal ini nakan fasilitas kelas untuk bermacam-
perlu dilakukan remedial atau perbaikan. macam kegiatan belajar mengajar agar
Berangkat dari fakta-fakta yang mencapai hasil yang baik, akan tetapi
terdapat di lapangan maka fokus dari sebagai manager, guru harus mengembang-
permasalahan yang ada adalah materi kan kemampuan siswa dalam menggunakan
Sakramen Baptis perluadanya pengelolaan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-
kelas yang baik dengan memunculkan cara kondisi yang memungkinkan siswa belajar
atau metode yang efektif serta lewat metode dan memperagakan, serta membantu siswa
Studi Liturgi dengan menampilkan tata cara untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
pelaksanaan dan peribadatannya sehingga Oleh karenanya, guru perlu mengem-
dapat memudahkan siswa-siswi memahami bangkan keterampilan serta kreativitasnya
materi pelajaran tentang Sakramen Baptis dalam pengelolaan kelas, baik dalam
ini. penataan kelas secara fisik, penggunaan
Faktor yang menyebabkan rendahnya strategi komunikasi dengan siswa,
mereka dalam memahami materi tentang penciptaan lingkungan dan suasana kelas
Sakramen Baptis yaitu karena ada faktor yang positif serta strategi dalam mengatasi
eksternal dan faktor internal.Yang termasuk masalah perilaku siswa di dalam kelas.
faktor eksternal, di antaranya adalah
pengaruh dari lingkungan keluarga di mana a.Pengertian Pengelolaan/Manajemen
orangtua kurang memperhatikan (masa Manajemen berasal dari kata manage
bodoh) terhadap kegiatan belajar anaknya. (to manage) yang dalam Kamus Inggris
Selain itu lingkungan sekolah dan masya- Indonesiakata Manage diartikan
rakat yang mempengaruhi dalam pemben- “Mengurus,mengatur,melaksanakan,mengel
tukan diri siswa yang akhirnya mereka asyik ola“(John M. Echols, Hasan Shadily,
dengan ’dunianya’.Akibatnya: siswa malas 2003:359), sementara itu dalam Kamus
dan kurang memperhatikan ketika guru Besar Bahasa Indonesia ‘Manajemen’
mengajar dan mendidik.Dari faktor internal, diartikansebagai” cara mengelola suatu
pendekatan pembelajaran, metode, perusahaanbesar”.Poerwadarminta,W.J.S(20
media/sumber pelajaran yang digunakan 03:742). Pengelo-laan dalam pengertian
oleh guru memiliki pengaruh yang cukup umum menurut Suharsimi Arikunto yang
baik untuk memotivasi siswa dalam disitir oleh Djamarah(2006:175), adalah
menerima dan memahami materi pelajaran pengadmi-nistrasian pengaturan atau
yang diajarkan. penataan suatu kegiatan. Ricky W. Griffin
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dalam bukunya Manajemen, Jilid 1 Edisi 7
tertarik mengadakanpenelitian dalam bentuk yang dialihbahasakan oleh Gina Gania
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul (2004:7) mendefinisikan manajemen
Pengelolaan Kelas dan Metode Studi Liturgi sebagai suatu rangkaian aktivitas (termasuk
Dalam Rangka Pemahaman Materi perencanaan, dan pengambil keputusan,
Sakramen Baptis Bagi Siswa Kelas VIII-A pengorgani-sasian, kepemimpinan, dan
Di SMP Santo Antonius Jakarta. pengendalian) yang diarahkan pada sumber-
sumber daya organisasi (manusia, finansial,
KAJIAN TEORI fisik, dan informasi) dengan maksud untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif
A. Deskripsi Teori dan efisien.
1. Hakikat Pengelolaan Kelas Definisi manajemen dikemukakan pula
Paradigma baru pengelolaan kelas olehRichard, L, Daft dalam bukunya
dimanaguru sebagai learning manager tidak Manajemen, Jilid 2, Edisi 5, (2003:4)
cukup hanya menyediakan dan menggu- sebagai berikut: “Management is the

70
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013

attainment of organizational goals in an sumber pelajaran dengan segala pokok


effective and efficient manner through bahasannya bertemu dan berpadu dan
planning organizing leading and berinteraksi di kelas. Pengelolaan kelas ada-
controlling organizational resources”. lah seperangkat kegiatan untuk mengem-
Pendapat tersebut kurang lebih mmpunyai bangkan tingkah laku siswa yangdiinginkan,
arti bahwa manajemen merupakan mengembangkan hubungan interpersonal
pencapaian tujuan organisasi dengan cara dan iklim sosio emosional yang positif,
yang efektif dan serta mengembangkan dan mempertahankan
efisienlewatperencanaan,pengorganisasian, organisasi kelas yang efektif dan produktif.
pengarahan, dan pengawasan sumber daya Syaiful Bahri Djamarah dalam sebuah
organisasi. bukunya yang berjudul “Guru dan Anak
Dengan demikian pengertian mana- Didik dalam Interaksi Edukatif” (2000:173)
jemen adalah suatu proses yang terdiri berpendapat bahwa “Manajemen Kelas
darirangkaian kegiatan, seperti perencanaan, adalah suatu upaya memberdayagunakan
pengorganisasian, penggerakan dan pengen- potensi kelas yang ada seoptimal mungkin
dalian atau pengawasan, yang dilakukan untuk mendukung proses interaksi edukatif
untuk menentukan dan mencapai tujuan mencapai tujuanpembelajaran.“Walter
yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan Doyle sebagaimana dikutip oleh Robert J.
sum-ber daya manusia dan sumber daya Marzano(2003:88) mengemukakan:”defines
lainnya. classroom-management as “covering a
Manajemenjugamerupakankemampuan dan wide range of teacher duties from
keterampilan khusus yang dimiliki oleh distributing resources to students, account-
seseorang untuk melakukan suatu kegiatan ting for student attendance and school
baik secara perorangan ataupun bersama property, enforcing compliance with rules
orang lain atau melalui orang lain dalam and procedures to grouping students for
upaya mencapai tujuan instruction…”Walter mengemukakan
pembelajaranatauorganisasisecara produktif, bahwa Manajemen kelas sangatlahluas
efektif dan efisien. cakupannya mulai dari tugas guru dalam
mendistribusikan materi-materi pelajaran
b. Pengertian Pengelolaan/Manajemen kepada murid/siswa, mencatat kehadiran
Kelas siswa dan perlengkapan sekolah dan
Menurut Hamalik yang disitir oleh menerapkan peraturan serta prosedur pada
Djamarah, (2006:175) “Kelas adalah suatu siswa.
kelompok orang yang melakukan kegiatan Jere Brophy seperti disitir oleh Vern
belajar bersama yang mendapat pengajaran Jones & Louise Jones (2012:16) defines
dari guru”.bahwa kelas diartikan sebagai classroom management as “… action taken
ruangan belajar atau rombongan belajar, to create and maintain a learning
yang dibatasi oleh empat dinding atau environment conducive to successful
tempat peserta didik belajar, dan tingkatan instruction (arranging the physical envi-
(grade).Kelas juga dapat dipandang sebagai ronment of the classroom, establishing rules
kegiatan belajar yang diberikan oleh guru and procedures, maintaining attention to
dalam suatu tempat, ruangan, tingkat dan lessons and engagement in academic
waktu tertentu.Di kelaslah segala aspek activities.” mengemukakan definisi tentang
pendidikan pengajaran bertemu dan manajemen kelas yakni: Manajemen kelas
berproses. Guru dengan segala kemampuan- yang baik bukan hanya secara tidak
nya, siswa dengan segala latar belakang dan langsung dapat bekerja sama dengan siswa
sifat-sifat individualnya. Kurikulum dengan dalam mengurangi perilaku menyimpang
segala komponennya, dan materi serta dan dapat menangani secara efektif ketika

71
Simon Saulinggi & Restituta Nurhaeni, Pengelolaan Kelas Dan Metode Studi Liturgi Dalam Rangka
Pemahaman Materi Sakramen Baptis Bagi Siswa Kelas VIII-A Di SMP Santo Antonius Jakarta

perilaku tersebut terjadi, tetapi juga tidak terbatas pada dinding kelas serta tidak
menopang kegiatan akademik yang mengenal usia, berlangsung sepanjang hayat
bermanfaat.dan sebagai suatu keseluruhan (lifelong learning).
yang dirancang untuk memaksimalkan Secara etimologis istilah Liturgi berasal
keterlibatan siswa dalam aktivitas ini. dari bahasa Yunani, yaitu Leitourgia
Pengelolaan atau Manajemen kelas adalah ( ).Kata Leitourgia ini berasal
upaya mendayagunakan potensi kelas yang dari dua kata, leitos ( ) kata sifat dari
dilakukanolehgurusehinggadapatterlaksanak laos( ) yang berarti bangsa, masyarakat
egiatanpembelajaran dengan baik dengan atau negara, dan ergon ( ) yang berarti
menciptakan atau memper-tahankan karya, fungsi atau pelayanan.Sehingga
suasana atau kondisi kelas yang mendukung Leitourgia berarti fungsi umum atau proyek
yang program pengajarannya untuk negara.Menurut Ernest Mariyanto
mencapai tujuan yang diharapkan. (2008:114) mengungkapkan Liturgi berarti
Ibadat umum dan resmi Gereja, yang
2. Hakikat Metode Studi Liturgi dilaksanakan berdasarkan oleh pimpinan
Metode adalah suatu cara yang Gereja yang berwenang, dan dipimpin oleh
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang petugas yang ditentukan untuk ibadat yang
telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar bersangkutan.Menurut Pastor Emanuel
mengajar, metode diperlukan oleh guru dan Martasudjita, Pr,(2011:22) “Liturgi adalah
penggunaannya bervariasi sesuai dengan perayaan misteri karya keselamatan Allah di
tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran dalam Kristus, yang dilaksanakan oleh
berakhir. Pengertian metode juga dapat Yesus Kristus, Sang Imam Agung, bersama
diartikan sebagai proses atau juga Gereja-Nya di dalam ikatan Roh Kudus.”
pendekatan maupun cara yang digunakan Dari metode Studi Liturgi ini diharapkan
untuk penyampaian suatu tujuan.Kata studi guru dapat mengajarkan materi pelajaran
sama artinya dengan ‘belajar’. Menurut dengan lebih fokus karena ditunjang dengan
Nana Sudjana (2004:28), Belajar adalah penggunaan alat-alat peraga berupa tanda-
proses yang ditandai dengan adanya tanda atau lambang yang biasa digunakan
perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam upacara Liturgi di gereja.
sebagai hasil proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti a. Hakikat Pemahaman Sakramen Baptis
perubahanpengetahuannya. Dalam kehidupan bersama, manusia
Pemahamannya, sikap dan tingkah laku sering menggunakan simbol atau tanda
lainnya, keterampilannya, kecakapan dan untuk menyatakan sesuatu.Setiap simbol
kemampuannya, daya reaksinya, daya atau lambang mempunyai makna tersendiri
penerimaan dan aspek-aspek yang ada pada dan hanya dapat dimengerti oleh orang yang
individu.Dengan belajar siswa dapat mene- mengenalnya. Simbol atau lambang sesuatu
rima materi pelajaran/pengajaran yang (yang nyata, bisa diraba, dilihat) yang
diberikan oleh guru.Maka kegiatan belajar digunakan untuk mengungkapkan sesuatu
sebaiknya harus memberi perubahan pada yang lain. Pewahyuan diri Allah kepada
subjek yang belajar. Perubahan tersebut manusia terjadi melalui bermacam-macam
terjadi karena adanya pengalaman interaksi peristiwa dan simbolisasi sehingga bisa
pembelajar dengan orang lain ataupun ditangkap dan diterima oleh manusia atau
dengan lingkungannya. (Harsanto, Ratno, jemaat-Nya.Jemaat menanggapi tawaran
2011:87).Maka, belajar merupakan proses Allah itu dengan imannya, berupa
yang terus menerus, yang tidak pernah penyerahan diri kepada Allah, juga melalui
berhenti, dimulai dari dalam kandungan macam-macam tindakan, peristiwa dan
sampai keliang lahat (from whom to whom), simbolisa-sinya. Dengan dasar inilah

72
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013

Sakramen ada dalam Gereja OFM, (2004:378) mengatakan:“Melalui


Katolik.Sakramen sebagai sarana Kristus, umat ini ditetapkan oleh Allah
penyaluran rahmat Allah dilakukan menjadi tanda dan Sakramen dasar. Sebagai
dalamtanda dan kata.Kata-kata menjelaskan Tubuh Kristus, Imam Agung Abadi yang
tanda dan tanda meneguhkan kata-kata. diberi segala kuasa, Gereja ini dalam
Ketika tanda dan kata-kata diungkapkan, banyak pelaksanaan diri serta pengung-
terjadilah kese-lamatan. kapan hidup, melakukan apa yang disuruh
oleh Kristus sebagai Kepala, supaya Gereja
b. Pengertian Sakramen melakukannya sebagai Sakramen dalam
Dalam kehidupan bersama, manusia Kristus.”Jadi, Sakramen adalah tanda
sering menggunakan simbol atau tanda sekaligus sarana Allah menungkapkan
untuk menyatakan sesuatu. Setiap simbol penyelamatan kepada manusia.
atau lambing mempunyaimaknatersendiri
dan hanya dapat dimengerti oleh orang yang c.Pengertian Sakramen Baptis
mengenalnya. Simbol atau lambang sesuatu “Kata Sakramen Baptis, menurut Ernest
(yang nyata,bisa diraba, dilihat) yang M, (2008:195) dalam Kamus Liturgi adalah
digunakan untuk mengungkapkan sesuatu “Sakramen dengan mana orang dibaptis
yang lain. Pewahyuan diri Allah kepada dan dengan demikian dilahirkan kembali
manusia terjadi melalui bermacam-macam menjadi anggota umat Allah dan
peristiwa dan simbolisasi sehingga bisa dibersihkan dari segala dosa.”Menurut
ditangkap dan diterima oleh manusia atau Katekismus Gereja Katolik (KGK), kata
jemaat-Nya. Jemaat menanggapi tawaran baptisan berarti mencelup.“Pencelupan
Allah itu dengan imannya, berupa kedalam air yang melambangkan dimakam-
penyerahan diri kepada Allah, juga melalui kannya calon baptis (katekumen) ke dalam
macam-macam tindakan, peristiwa dan kematian Kristus, dari mana ia keluar
simbolisasinya. Dengan dasar inilah Sakra- melalui kebangkitan bersama Diasebagai
men ada dalam Gereja Katolik. Sakramen “ciptaan baru” (2 Korintus 5:17; Galatia
sebagai sarana penyaluran rahmat Allah 6:15). Sakramen Baptis adalah sakramen
dilakukan dalam tanda dan kata.Kata-kata pertama dari ketujuh sakramen dalam
menjelaskan tanda dan tanda meneguhkan Gereja Katolik.Sakramen Baptis sering
katakata. Ketika tanda dan kata-kata disebut juga sakramen permandian.Dengan
diungkapkan, terjadilah keselamatan. sakramen Baptis ini orang dinyatakan
Kata Sakramen menurut Ernest menjadi Katolik dan resmi menjadi anggota
Mariyanto (2008:195) dalam Kamus Liturgi Gereja. Baptis merupakan syarat utama
sederhana berasal dari bahasa Latin, sebelum menerima sakramen-sakramen
sacramentum, artinya: tanda atau simbol yang lain.Dengan Sakramen Baptis atau
yang diciptakan oleh Kristus, yang dengan permandian, orang diharapkan hidup lebih
tanda itu rahmat yang dimohon sungguh dekat dengan Tuhan, makin erat
dihadirkan.”Konsili Vatikan II dalam hubungannya dengan Tuhan sehingga
SacrosanctumConsiliummengatakan bahwa hidupnya semakin berarti juga bagi sesama.
’Sakramen dimaksudkan untuk Melalui Sakramen Baptis;kita diperman-
menguduskan manusia, membangun Tubuh dikan, dilahirkan kembali menjadi ciptaan
Kristus dan akhirnya untuk beribadat baru, dosa asal dibersihkan, menjadi
kepada Allah’.Sakramen juga bisa manusia baru berkat wafat dan kebangkitan
didefinisikan sebagai peristiwa konkret Kristus; dan diterima secara resmi menjadi
duniawi yang menandai,menampakkan, dan anggota Gereja Katolik.
melaksanakan atau menyampaikan Dalam memahami Sakramen Baptis,
keselamatan Allah. Nico SyukurDister maka hal yang perlu dipahami adalah

73
Simon Saulinggi & Restituta Nurhaeni, Pengelolaan Kelas Dan Metode Studi Liturgi Dalam Rangka
Pemahaman Materi Sakramen Baptis Bagi Siswa Kelas VIII-A Di SMP Santo Antonius Jakarta

simbol atau lambang yang digunakan dalam denganmenerimameteraimereka ditugaskan


upacara penerimaan Sakramen Baptis. untuk menyelenggarakan ibadat agama
Tanda dan sarana yang digunakan dalam Kristiani, karena sudah dilahirkan kembali
Liturgi Baptis ada lima, yakni: menjadi anak-anak Allah,mereka wajib
1) Tanda Salib. mengakui di muka orang-orang, iman yang
Tanda salib merupakan tanda telah mereka terima dari Allah melalui
kemenangan Kristus saat mengalahkan Gereja.’ (LG 11).
maut dan wafat di atas kayu salib.
2) Air d. Proses Pendidikan Agama Katolik
Air mempunyai simbolik rangkap dua dalam memahami Sakaramen Baptis
yakni simbolik negatif dan simbolik Dalam Pendidikan Agama Katolik
positif artinya air mempunyai kekuatan (PAK) di sekolah, materi Sakramen Baptis
untuk menghidupkan/membersihkan mempunyai warna tersendiri, bukan lebih-
dan mematikan.Dalam Kitab Suci lebih soal intelektualitas(kemampuan
Perjanjian Lama, air mempunyai berpikirsecarakritis tentang ilmu-ilmu
simbolik negatif karena melambangkan pengetahuan) melainkan pertama-tama
penghakiman Allah yang menghukum, mengenai pendidikan hidup beriman (reli-
meniadakan, meng-hapus dosa dan juga giositas).Dalam proses pergumulan hidup
menyelamatkan. Groenen, (1992:183) itu siswa dimungkinkan untuk menilai,
Air bah membinasakan orang-orang menimbang-nimbang, memilih dan mencari
jahat tetapi membawa keluarga Nuh ke relevansi bagi dirinya demi membentuk diri,
tempat yang aman dan selamat kepribadian yang kuat dan tangguh. Proses
(Kejadian 8:1-20), Air Laut Teberau belajar dan mengajar yang diselenggarakan
(Merah) menyelamatkan bangsa Israel di sekolah bersifat kompleks, artinya
dari pengejaran musuhnya. kegiatan pengajaran ada pada pihak guru,
3) Minyak Krisma sedangkan kegiatan belajar ada pada pihak
Tanda Minyak Krisma melambangkan siswa. Di sini guru berperan
karunia Roh Kudus.Seseorang yang sebagaipendamping, pembina yang
menerima minyak Krisma dalam membantu, memotivasi dan mendorong
upacara Liturgi Baptis akan dikuatkan siswa supaya aktif belajar membentuk diri,
dan menjadi dewasa dalam imannya serta memperkembangkan kehidupan
kepada Tuhan. melalui proses pergumulan hidup atas dasar
4) Lilin Menyala visi kristiani.
Tanda Lilin menyala melambangkan
Terang atau Cahaya Kristus.Seseorang METODOLOGIPENELITIAN
yang telah dibaptis diberi tugas Metode yang digunakan dalam peneli-
perutusan dandiharapkan menjadi tian ini menggunakan metode Penelitian
terang dan garam di tengah jemaat. Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas
5) Kain Putih (PTK) merupakan salah satu upaya guru
Dalam upacara Liturgi Baptis, Kain atau praktisi dalambentuk berbagai kegiatan
putihmelambangkan yang dilakukan untuk memperbaiki, dan
kesucian.Seseorang yang telah dibaptis atau meningkatkan mutu pembelajaran di
diharapkan dapat hidup suci dan takut kelas. Penelitian Tindakan Kelas ini dilak-
akan Allah. sanakan di KelasVIII-A SMP Santo
Antonius, Rawabunga, Jatinegara, Jakarta
Dengan demikian dapat disimpulkan Timur pada materi Pelajaran Sakramen
bahwa ‘Dengan Baptis, kaum beriman Baptis. Sekolah ini terletak di Jalan
dimasukkanke dalam Tubuh Gereja; D.I.Panjaitan Kav.46A Jakarta Timur.

74
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013

Peneli-tian ini dilaksanakan mulai 16 test. Prosedur yang digunakan adalah pre
November 2012 sampai 16 Januari 2013. test dan post test.Jenis test adalah test
tertulis dan instrumen yang digunakan
Sasaran Penelitian adalah lembar test.
Sasaran penelitian tindakan kelas ini
adalah siswa kelas VIII-A SMP Santo Analisis Data
Antonius Jakarta tahun pelajaran 2012/2013 Analisis data dalam Penelitian Tindakan
yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 15 Kelas ini :
siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. 1. Tidak menggunakan uji statistik
Rencana Tindakan 2. Menggunakan analisis deskriptif
Penulis memilih bentuk rancangan PTK a. Hasil belajar dianalisis dengan
karena berdasarkan pada pengalaman nyata analisis deskriptif komperatif yaitu
dan langsung dalam melaksanakan membandingkan nilai test antar siklus
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di maupun dengan indikator kinerja.
dalam kelas.Penelitian ini juga lebih bersifat b. Observasi maupun wawancara dengan
untuk perbaikan hasil belajar siswa pada analisis deskriptif berdasarkan hasil
umumnya dan memahami Sakramen Baptis observasi dan refleksi.
pada khususnya. Penelitian ini terdiri dari 3 Maka dalam Penelitian Tindakan Kelas
siklus dengan menggunakan model peneli- ini, analisis data diwujudkan dalam bentuk
tian tindakan kelas sesuai dengan yang deskriptif kualitatif atas dasar hasil test
dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggard terhadap kemampuan memahami Sakramen
dengan alur seperti berikut: Baptis pada siswa.
Langkah-langkah analisis data yang
McTaggard dengan alur seperti berikut: dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
1. Pengecekan data, mengecek data-data
hasil test.
2. Interpretasi yaitu merumuskan suatu
tafsiran atas hasil data yang terkumpul.
3. Menarik suatu kesimpulan atas data yang
ada.Apakah berdasarkan hasil test dari
Siklus I, Siklus II dan Siklus III
menunjukkan peningkatan kemampuan
memahami Sakramen Baptis pada siswa.
4. Tindak Lanjut
Dalam tahap ini penulis merumuskan
langkah-langkah perbaikan untuk siklus
berikutnya apabila pada siklus tersebut
belum berhasil meningkatkan kemam-
puan siswa atau pelaksanaaan tindakan
dianggap selesai dan berhasil.
5. Pengambilan kesimpulan
Merumuskan pernyataan atas hasil
analisis data dari hasil test.
Gambar 3.1
Desain Penelitian Model Kemmis dan
McTaggard HASIL PENELITIAN
Data Dan Cara Pengambilan Deskripsi Data
Tekhnik atau metode pengumpulan data Tempat yang digunakan untuk
dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas ini adalah SMP

75
Simon Saulinggi & Restituta Nurhaeni, Pengelolaan Kelas Dan Metode Studi Liturgi Dalam Rangka
Pemahaman Materi Sakramen Baptis Bagi Siswa Kelas VIII-A Di SMP Santo Antonius Jakarta

Santo Antonius Jakarta.Subyek penelitian maka kelas pertama berbentuk 56 – 62,


ini adalah siswa di kelas VIII-A SMP Santo kelas kedua 63 – 69, kelas ketiga 70 – 76,
Antonius, Jakarta.Jumlah siswa kelas VIII kelaskeempat 77 – 83,kelas kelima 84 – 90,
A adalah 30 orang, terdiri dari 15 orang kelas keenam 91 – 97, dan kelas ketujuh 98
laki-laki dan 15 orang perempuan. Peneliti – 104.
menggunakan metode Studi Liturgi dengan
menampilkan gambar atau foto-foto, dan SIKLUS I
dengan menggunakan komputer/laptop, Tahap Perencanaan Siklus I
LCD proyektor, atau lewat praktek dari Pada Siklus pertama dilaksanakan selama
siswa yang didampingi oleh guru, dengan dua kali pertemuan.Pertemuan pertama
tujuan untuk membantu kelancaran proses Siklus pertama dilaksanakan tanggal 16
kegiatan belajar mengajar, meningkatan November 2012.Pertemuan kedua pada
minat, aktifitas dan hasil belajar siswa. siklus pertama dilaksanakan pada tanggal
23 November 2012.Pada siklus pertama ini
Pengolahan Data peneliti menyiapkan Silabus, Rencana
Peneliti menggunakan distribusi Pelaksanaan Pembelajaranyang tertulis
frekuensi.Dalam buku Metode Statistika dalam RPP, kisi-kisi soal, soal, metode
yang ditulis oleh Sudjana (2005:45), pembelajaran.Dalam setiap pertemuan
mengatakan bahwa dalam daftar distribusi peneliti melakukan evaluasi untuk melihat
frekuensi, banyak obyek dikumpulkan dan menilai sejauhmana perkembangan
dalam kelompok-kelompok berbentuk a – b yang telah dicapai oleh para siswa.
yang disebut kelas interval.Untuk membuat
daftar distribusi frekuensi dengan panjang Tahap Pelaksanaan Siklus I
kelas yang sama, dapat dilakukan sebagai 1) Pertemuan pertama
berikut: Siklus pertama pada pertemuan pertama
1) Tentukan rentang, ialah data terbesar dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu
dikurangi data terkecil. Dalam hal ini, pada tanggal 16 November 2012.Pada
karena data terbesar = 100 dan data pertemuan ini jumlah siswa yang hadir 29
terkecil = 56. orang dari 30 orang yang terdaftar di kelas
Maka rentang = 100– 56 = 44. VIII-A. Satu orang yang tidak hadir
2) Tentukan banyak kelas interval yang dikarenakan sakit dan observer sebagai
diperlukan dengan menggunakan aturan kolaborator yang hadir satu orang. Pada
Sturges, yaitu : banyak kelas = 1 + (3.3) siklus ini proses belajar mengajar
log n (dengan n menyatakan banyak berlangsungberdasarkan rencana pelak-
data dan hasil akhir dijadikan bilangan sanaan pembelajaran (RPP) yang telah
bulat). ditetapkan. Pada pertemuan ini membahas
= 1 + (3.3) log 30 tentang arti Sakramen, arti Sakramen Baptis
= 1 + 3.3 (1.4771) dan menjelaskan tentang Sakramen Inisiasi
= 5.77 dengan menggunakan metode Studi Liturgi
Distribusi frekuensi dengan banyak dengan memperlihatkan gambar atau foto
kelas 5 atau 6 buah. peristiwa upacara pelaksanaan penerimaan
3) Tentukan panjang kelas interval Sakramen Baptis yang dilaksanakan di
P= Gereja.

2) Pertemuan kedua
P = =7.3 (7) Siklus I pertemuan kedua berlangsung
pada hari Jumat, tanggal 23 November
Dengan P = 7 maka memulai data yang
2012.Kegiatan belajar mengajar dimulai
lebih kecil dari data terkecil diambil 50,

76
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013

pada pukul 11.30 sampai 12.50 atau 2X40


menit (2 jam pelajaran). Pada pertemuan Siklus 1
kedua ini materi yang diampu tentang
12
syarat-syarat orang yang mau dibaptis 10
secaraKatolik,empat Buah/Rahmat 8
Sakramen Baptis, lima lambang dalam 6
upacara penerimaan Sakramen Baptis. 4
Siklus 1
a) Tahap Pengamatan 2
Padapelaksanaan Siklus pertama 0

56-62
63-69
70-76
77-83
84-90
91-97
98-104
pertemuan pertama dan pertemuan kedua
dapat berlangsung dengan cukup baik,
para siswa dapat mengikuti kegiatan
belajar mengajar dengan baik. Pada Grafik 4.1. Nilai Pendidikan Agama
siklus pertama ini, masih ada siswa yang Katolik Siklus I
kurang aktif dalam memperhatikan guru,
mendengarkan keterangan guru, di antara Grafik batang tersebut menunjukkan
mereka ada yang berbicara dengan teman bahwa, persentase yang diperoleh siswa
sebangkunya dan asyik bermain sendiri cukup bervariasi, hal ini berarti akan
dengan mencoret-coret kertas saat guru menambah pengetahuan baru bagi peneliti
lengah.Selama proses kegiatan belajar untuk meningkatkan penguasaan siswa.
mengajar berlangsung, guru dan b) Tahap Refleksi
kolaborator melakukan penilaian proses Berdasarkan data hasil pengamatan
dan pengamatan terhadap kemampuan terhadap pelaksanaan proses kegiatan
dan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar pada siklus pertama
kegiatan belajar mengajar dengan ini, terdapat temuan sebagai berikut:
menggunakan lembar observasi yang Tingkat pemahaman siswa pada
telah disediakan. materi Sakramen Baptis ini masih
Tabel 4. 1 rendah. Siswa masih banyak yang
NILAI PAK SIKLUS I kurang menyimak atau mem-
No Nilai Tes Tabulasi Frekuensi Persentase perhatikan.
1 56 – 62 // 4 13.33 Kurangnya waktu yang tersedia
2 63 – 69 ///// /// 8 26.66 untuk bekerja dalam kelompok guna
3 70 – 76 ///// ///// 10 33.33 memahami materi Sakramen Baptis.
4 77 – 83 //// 4 13.33
6.66
Perlu meningkatkan perhatian pada
5 84 – 90 // 2
6 91 – 97 / 1 3.33
keseluruhansiswa dengan penge-
7 98 - 104 / 1 3.33 lolaan kelas yang baik.
Jumlah 30 Menampilkan metode yang baik dan
kreatif sehingga kegiatan belajar
Dari data di atas, siswa yang tuntas mengajar dapat mudah diterima dan
belajar Pendidikan Agama Katolik adalah 4 dipahami oleh siswa.
orang atau 13.33% dengan rata-rata 74.40
sedangkan siswa yang belum tuntas yaitu Dari hasil refleksi dan temuan ini dapat
sebanyak 26 orang atau 86.66%. disimpulkan bahwa dalam siklus pertama
ini menunjukkan hasil belajar siswa kelas
VIII-A belum berhasil secara maksimal.

77
Simon Saulinggi & Restituta Nurhaeni, Pengelolaan Kelas Dan Metode Studi Liturgi Dalam Rangka
Pemahaman Materi Sakramen Baptis Bagi Siswa Kelas VIII-A Di SMP Santo Antonius Jakarta

SIKLUS II disamping itu tugas kelompok dan waktu


Tahap Perencanaan Siklus II untuk menyelesaikan tugas ditetapkan
Pada Siklus kedua dilaksanakan selama berdasarkan musyawarah (kordinasi dengan
dua kali pertemuan.Pertemuan pertama siswa).
Siklus kedua dilaksanakan tanggal 30
November 2012.Pada siklus kedua ini a) Tahap Pengamatan
peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pengamatan terhadap proseskegiatan
Pembelajaranyang tertulis dalam RPP, kisi- belajar mengajar berlangsung, yang
kisi soal, soal, metode pembelajaran seperti dilakukan olehguru dan kolaborator.
yang dilaksanakan pada siklus kedua Instrumen yang digunakan berupa
pertemuan pertama dan kedua. lembar observasi yang telah disediakan
seperti pada siklus pertama.
Tahap Pelaksanaan Siklus II
1) Pertemuan pertama Tabel 4. 3
Siklus kedua pada pertemuan pertama NILAI PAKSIKLUS II
dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu Nilai Frekue Persenta
No Tabulasi
pada tanggal30 November 2012.Pada Tes nsi se
pertemuan ini jumlah siswa yang hadir 30 1 56 – 62 - -
orang yang terdaftar di kelas VIII-A dan 2 63 – 69 / 1 3.33
observer sebagai kolaborator yang hadir 3 70 – 76 - -
satu orang. Pada siklus ini proses belajar
4 77 – 83 ///// /// 8 26.66
mengajar berlangsung berdasarkan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah 5 84 – 90 ///// //// 9 30
ditetapkan dan kriteria keberhasilan atau 6 91 – 97 ///// //// 9 30
ketuntasan seperti yang ditetapkan pada 7 98 - 104 /// 3 10
siklus pertama. Jumlah 30

2) Pertemuan kedua Dari data di atas dapat diketahui bahwa


Siklus II pertemuan kedua berlangsung
siswa dapat dikatakan berhasil ada 21orang
pada hari Jumat, tanggal 07 Desember atau 70%,sedangkan siswa yang belum
2012.Kegiatan belajar mengajar dimulai berhasil yaitu sebanyak 9 atau 30%.Dari
pada pukul 11.30 sampai 12.50 atau 2x40 tabel di atas menunjukkan bahwa hasil
menit(2 jam pelajaran).Pada siklus ini belajar siswa kelas VIII-A yang telah diteliti
proses belajar mengajar berlangsung berda- pada siklus II ini mengalami peningkatan
sarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang cukup signifikan di mana terjadi
(RPP) yang telah ditetapkan, yakni dengan perubahan yang sangat diharapkan oleh
cara pengelolaan kelas dan menggunakan peneliti. Namun masih pula ada siswa yang
metode Studi Liturgi dengan memperlihat- belum berhasil memperoleh nilai yang baik
kan gambar atau foto dalam slide pada atau belum mencapai target KKM. Dari
power point tentang peristiwa upacara tabel tersebut di atas siswa yang tuntas
pelaksanaan penerimaan Sakramen Baptis.
belajar sebanyak21 orang siswa, sedangkan
Tindakan yang dilakukan pada siklus yang belum tuntas sebanyak 9 orang siswa.
kedua ini ditetapkan berdasarkan hasil
Bagi siswa yang belum tuntas merupakan
refleksi pada siklus pertama, yaitu: metode tugas dari peneliti untuk merancang strategi
studi Liturgi tetap dilaksanakan dengan
pembelajaran yang selanjutnya akan
fokus pada proses memperlihatkan gambar ditampilkan pada siklus III. Dengan
atau foto dalam slide di power point disertai
pencapaian nilai rata-rata 87.06Dariseluruh
keterangan atau penjelasan dari guru, jumlah siswa kelas VIII-A maka siklus II ini

78
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013

sudah menunjukkan suatu keberhasilan atau Dari hasil refleksi dan temuan pada
peningkatan. siklus kedua ini menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa kelas VIII-A dari materi
Sakramen Baptis dan dengan pengelolaan
Siklus 2 kelas yang baik serta penggunaan metode
Studi Liturgi dengan menampilkan gambar
10
atau foto dan juga lewat slide dapat
8 meningkat secara signifikan.
6
4 SIKLUS III
Siklus 2 Tahap Perencanaan Siklus III
2
Siklus ketiga penelitian ini berlangsung
0
dalam dua pertemuan.Siklus ketiga
56-62
63-69
70-76
77-83
84-90
91-97
98-104

penelitian ini peneliti masih menggunakan


atau menerapkan metode Studi Liturgi.
Sebelum melaksanakan tindakan sebagai-
mana pada siklus kedua.Tindakan yang
Grafik batang tersebut telah dilakukan pada siklus ketiga ini ditetapkan
menunjukkan keberhasilan siswa dalam berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua,
penguasaan terhadap materi Sakramen yaitu:
Baptis.Hal ini perlu ada peningkatan lagi a. Pengelolaan kelas yang rapi dan baik
untuk mencapai pembelajaran yang optimal, serta penggunaan metode Studi
sehingga diperoleh tindak lanjut penelitian Liturgidapat dilaksanakan dengan lancar
yang dapat dilihat pada siklus III. dan fokus dengan menggunakan slide
dalam power point dan memperlihatkan
b) Tahap Refleksi gambar atau foto serta diperlihatkan juga
Berdasarkan data hasil pengamatan alat-alat yang digunakan dalam upacara
terhadap pelaksanaan proses kegiatan penerimaan Sakramen Baptis, disertai
belajar mengajar pada siklus kedua ini, keterangan atau penjelasan dari guru.
terdapat temuan sebagai berikut: b. Waktu untuk menyelesaikan tugas
Terdapat peningkatan hasil ulangan ditetapkan secara bersama-sama dengan
siswa pada materi Sakramen Baptis siswa.
Siswa dapat serius, kreatif dalam
kegiatan belajar di kelas karena Tahap Pelaksanaan Siklus III
pengelolaankelas yang baik.
Siswa dapat bekerjasama dengan baik Pertemuan pertama
khususnya saat diskusi kelompok Siklus ketiga pada pertemuan pertama
dalam kegiatan belajar mengajar. dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu
Guru menampilkan metode pada tanggal 11 Januari 2013.Sedianya
pengajaran yang kreatif dengan siklus ketiga ini dilaksanakan pada tanggal
memunculkan metode Studi Liturgi 14 Desember 2012.
dengan memperlihatkan gambar foto Pertemuan kedua
dalam laptop yang ada dalam slide Siklus III pertemuan kedua berlangsung
pada power point. Dari metode ini pada hari Jumat, tanggal 18Januari
para siswa antusiasmemperhatikan, 2013.Kegiatan belajar mengajar dimulai
menyimak penjelasan dari guru. pada pukul 11.30 sampai 12.50 atau 2X40
menit (2 jam pelajaran). Pada pertemuan
kedua siklus ketiga ini materi yang diampu

79
Simon Saulinggi & Restituta Nurhaeni, Pengelolaan Kelas Dan Metode Studi Liturgi Dalam Rangka
Pemahaman Materi Sakramen Baptis Bagi Siswa Kelas VIII-A Di SMP Santo Antonius Jakarta

tentang alasan orang yang akan dibaptis Katolik pada siklus III pada materi
harus mengikuti pelajaran Pendidikan Sakramen Baptis dengan cara pengelolaan
AgamaKatolik, menuliskantanda atau kelas dan penggunaan metode Studi Liturgi
lambang dalam upacara penerimaan sudah berhasil secara keseluruhan dan data
Sakramen Baptis, menuliskan dua baris hal tersebut dapat dilihat dalam bentuk grafik
yang diketahui tentang Sakramen Baptis. batang di bawah ini :

a) Tahap Pengamatan
Pelaksanaan siklus ketiga ini secara Siklus 3
umum dapat dikatakan berlangsung
20
sesuai rencana yang telah disusun
10
sebelumnya. Peneliti menerapkan
0 Siklus 3
metode Studi Liturgi untuk sesi review

98-104
56-62
63-69
70-76
77-83
84-90
91-97
terhadap materi yang telah diperoleh
siswa. Selama siklus ketiga berlangsung,
suasana kelas terlihat kondusif karena
semua siswa terlibat langsung dalam Grafik 4.3Nilai Pendidikan Agama
kegiatan belajar mengajar, menjawab Katolik Siklus III
pertanyaan dalam diskusi kelompok,
begitu juga dalam pertemuan kedua 1) Tahap Refleksi
siklus ketiga. Berdasarkan data hasil pengamatan
Data hasil pengamatan terhadap proses terhadap pelaksanaan proses kegiatan
kegiatan belajar mengajar pada siklus belajar mengajar pada siklus ketiga ini,
ketiga ini adalah sebagai berikut : terdapat temuan sebagai berikut:
Siswa yang cerdas ada yang kurang
Tabel 4. 5 bersemangat dalam kegiatan belajar
NILAI PAKSIKLUS III mengajar ini dengan alasan karena
Nilai Tabulas Persent mengulang pelajaran yang sama
No Frekuensi
Tes i ase Siswa dapat bekerjasama dengan baik
1 56 – 62 - - dalam kegiatan belajar mengajar di kelas
2 63 – 69 - - sehingga siswa lebih mudah untuk
3 70 – 76 - - memahami materi pelajaran yang sedang
4 77 – 83 / 1 3.33 diampunya dengan penuh kesadaran dan
5 84 – 90 ///// /// 8 26.66 tanggung jawab.
///// ///// Siswa dapat serius, kreatif dalam
50
6 91 – 97 ///// 15 kegiatan belajar mengajar di kelas
98 - karenaguru dapat mengelolakelas yang
20
7 104 ///// / 6 baik.
Jumlah 30
Siswa dapat bekerjasama dengan baik
khususnya saat diskusi kelompokdalam
Dengan perolehan keseluruhan ber- kegiatan belajar mengajar.
jumlah 2795dengan rata-rata 93.16.Dengan Guru menampilkan metode pengajaran
demikian pelaksanaan pembela-jaran yang yang kreatif dengan memunculkan
dilakukan pada siklus III tersebut sudah metode Studi Liturgi dengan memper-
dapat dikatakan berhasil secara lihatkan gambar-foto dalam laptop yang
menyeluruh.Dengan demikian maka ada dalam slide pada power point. Dari
pembelajaran atau kegiatan belajar menga- metode ini para siswa antusias memper-
jar untuk mata pelajaran Pendidikan Agama hatikan, menyimak penjelasan dari guru,

80
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013

sehingga materi Sakramen Baptis ini pengelolaan kelas dan dengan menggunakan
mudah dimengerti dan dipahami oleh metode Studi Liturgi diperoleh nilai rata-
siswa. rata 74.40.Pada siklus II diperoleh
Dari hasil refleksi dan temuan pada pencapaian nilai rata-rata sebesar87.06 dan
siklus ketigamenunjukkanhasil belajar siswa pada siklus III hasil yang diperoleh
kelas VIII-A dari materi Sakramen Baptis menunjukkan peningkatan nilai rata-rata
dan dengan pengelolaan kelas yang baik sebesar 93.16.Jika kita lihat grafik tersebut
serta penggunaan metode Studi Liturgi maka ada peningkatan terhadap penguasaan
dengan menampilkan gambar atau foto dan materi pelajaran Pendidikan Agama Katolik
juga lewat slide dapat meningkat secara khususnya materi tentang Sakramen Baptis.
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai
rata-rata yang dperoleh siswa pada siklus Hasil Penelitian
ketiga, yakni 93.16 %. Dengan demikian Dari hasil penelitian ini dapat dilihat
maka kegiatan belajar mengajar untuk mata data rekapitulasi hasil post tes yang
pelajaran Pendidikan Agama Katolik pada dilaksanakan pada siklus pertama, siklus
siklus ketiga ini, dengan materi Sakramen keduadan siklus ketiga.Secara keseluruhan
Baptis dan dengan cara pengelolaan kelas terdapat peningkatan dari setiap siklusnya.
serta menggunakan metode Studi Liturgi Hasil post tes menunjukkan 96.66 % dari
sudah mencapai hasil maksimal secara jumlah siswa telah mencapai KKM (80).
keseluruhan dan sudah memenuhi target Dari hasil tersebut terdapat adanya
KKM. peningkatan hasil belajar siswa setelah
diterapkan metode Studi Liturgi. Berikut ini
Hasil Analisis Data ditampilkan data rekapitulasi hasil post tes:
Pada pertemuan terakhir ini siswa
sudah memperlihatkan perubahan dan Tabel 4. 8
peningkatan .Dari 30 orang siswa yeng telah REKAPITULASI HASIL POST TES
tuntas nilai sesuai KKM yang ditentukan SIKLUS I, II dan III
dari sekolah yakni 80 dan dihitung dengan No Keterangan Siklus1 Siklus2 Siklus3
persen, maka yang berhasil sekitar 96.66 % 1
Jumlah Siswa
30 30 30
dan yang belum berhasil 3.33 %. Hal ini Seluruhnya
menjadi dasar peneliti untukmengakhiri Jumlah Siswa
2 4 21 29
yang lulus
siklus.
Jumlah siswa
3 26 9 1
Siklus 1, 2, 3
yang tidak lulus
4 Nilai Rata-rata 74.40 87.06 93.16
100 Prosentase
5 13.33 70 96.66
Kelulusan
50 6
Prosentase
86.66 30 3.33
Ketidaklulusan
Siklus 1, 2, 3
0 Berdasarkan data di atas dapat
Siklus Siklus Siklus disimpulkan dari siklus pertama, siklus
1 2 3 kedua dan siklus ketiga adalah sebagai
berikut:
Grafik 4. 4 Persentase Siklus I, II, III a. Pada siklus pertama dilaksanakan
dalam dua kali pertemuan. Pertemuan
Grafik batang tersebut dapat dijelaskan pertama dilaksanakan pada tanggal 16
bahwa: November 2012 dan tanggal 23
Pada siklus I untuk mata pelajaran November 2012. Pada pertemuan
Pendidikan Agama Katolik tentang pertama di siklus pertama jumlah siswa
Sakramen Baptis dengan memperhatikan

81
Simon Saulinggi & Restituta Nurhaeni, Pengelolaan Kelas Dan Metode Studi Liturgi Dalam Rangka
Pemahaman Materi Sakramen Baptis Bagi Siswa Kelas VIII-A Di SMP Santo Antonius Jakarta

yang hadir ada 29 orang siswa,ada satu c. Siklus ketigadilaksanakan jugadalam


siswa yang tidak hadir karena dua kali pertemuan. Pertemuan pertama
sakit.Namun pada pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 11 Januari
pada siklus pertama siswa hadir semua, 2013 dan tanggal 18 Januari 2013. Pada
yakni 30 orang siswa. Pada siklus pertemuan pertama di siklus ketiga dan
pertama siswa yang lulus berdasarkan pertemuan kedua di siklus ketiga ini
KKM hanya empat orang sedangkan jumlah siswa yang hadir ada 30 orang
yang belum lulus sebanyak 26 orang siswa. Pada siklus ketiga, peneliti
siswa. Nilai rata-rata yang dicapai menggunakan metode Studi Liturgi
dalam siklus pertama ada 74.40 dengan dengan menampilkan gambar lewat
persentase kelulusan 13.33 dan laptop, slide dalam power point sera
persentase ketidaklulusan 86.66. Hal ini pengelolaan kelas yang baik, maka
menunjukkan bahwa pada siklus siswa yang lulus berdasarkan KKM ada
pertama ini kemampuan siswa dalam 29 orang siswa sedangkan yang belum
memahami materi Sakramen Baptis ini lulus sebanyak 1 orang siswa. Nilai
belum tuntas. Maka perlu melakukan rata-rata yang dicapai dalam siklus
perbaikan dan perubahan metode pertama ada 93.16 dengan persentase
pengajaran yang dilaksanakan pada kelulusan 96.66 dan persentase
siklus kedua. ketidaklulusan 3.33 Hal ini menunjuk-
b. Siklus keduadilaksanakan jugadalam kan bahwa pada siklus ketiga ini
dua kali pertemuan. Pertemuan pertama kemampuan siswa dalam memahami
dilaksanakan pada tanggal 30 materi Sakramen Baptis dengan
November2012 dan tanggal 07 menggunakan metode Studi Liturgi ini
Desember 2012. Pada pertemuan sudah baik dan mengalami peningkatan
pertama di siklus kedua dan pertemuan secara signifikan meskipun masih ada 1
kedua di siklus kedua jumlah siswa siswa yang belum memenuhi standar
yang hadir ada 30 orang siswa.Pada KKM .
siklus kedua siswa yang lulus
berdasarkan KKM ada 21 orang siswa KESIMPULAN
sedangkan yang belum lulus sebanyak bahwa dengan pengelolaan kelas yang
9 orang siswa. Nilai rata-rata yang baik dan tepat serta dengan penggunaan
dicapai dalam siklus pertama ada 87.06 metode Studi Liturgi dan dengan menampil-
dengan persentase kelulusan 70 dan kan gambar-gambar yang ditampilkan
persentase ketidaklulusan 30. Hal ini melaui slide power point serta praktek yang
menunjukkan bahwa pada siklus kedua dilakukan siswa,berhasil dalam kegiatan
ini kemampuan siswa dalam memahami belajar mengajar dengan meningkatkan
materi Sakramen Baptis dengan pemahaman materi Sakramen Baptis pada
menggunakan metode Studi Liturgi ini siswa kelas VIII-A SMP Santo Antonius
sudah baik dan ada peningkatan Jakarta. Hal tersebut di atas dapat
meskipun masih ada 9 siswa yang dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar
belum memenuhi standar KKM . Maka peserta didik, yaitu dari rata-rata
tetap saja perlu melakukan perbaikan 74.40menjadi 93.16dan memenuhi Standar
dan penekanan materi Sakramen Baptis Kriterian Ketuntasan Minimum (KKM)
ini dengan menggunakan metode Studi dengan standar Nilai 80.
Liturgi dengan menampilkan gambar
atau foto lewat slide dan powerpoint
pada pengajaran berikut-nya yang
dilaksanakan pada siklus ketiga.

82
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013

SARAN kegiatanbelajar mengajar di kelas


Hal yang harus diperhatikan guru khususnya dan di sekolah pada umumnya.
dalam meningkatkankualitas pembelajaran
khususnya dalam upaya meningkatkan DAFTARPUSTAKA
penguasaan siswaterhadap materi pelajaran Alkitab, Deuterokanonika. 2003.Jakarta:
yang diampunya, sebaiknya guru: Lembaga Alkitab Indonesia.
1. Agar pengelolaan kelas dalam kegiatan Arikunto, Suharsimi. 1992. Pengelolaan
belajar mengajar dapat terlaksana Kelas Dan Siswa Sebuah Pendekatan
dengan baik dan efektif sehingga dapat Evaluatif. Jakarta: Rajawali Pers.
meningkatkan pemahaman materi Daft., Richard, L. 2003. Manajemen, Jilid 2,
pelajaran dengan baik khususnya materi Edisi 5. Jakarta: Erlangga
Sakramen Baptis bagi siswa kelas VIII- Dister, Nico Syukur. 2004. Teologi
A di SMP Santo Antonius Jakarta. Sistematika. Yogyakarta: Kanisius.
2. Menggunakanmetode Studi Liturgi Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan
dengan menampilkan gambar atau foto Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
alat-alat Jakarta: Rineke Cipta.
ataulambangyangdigunakandalamupaca Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi
ra penerimaan Sakramen Baptis di Belajar mengajar. Jakarta: PT.
Gereja dan juga menunjukkan melalui RinekaCipta.
slideagardapatmemudahkandalammeni Griffin, Ricky W. 2004.”Manajemen, Jilid
ngkatkanpemahaman ma- 1, Edisi 7”. Jakarta: Erlangga
teripelajarankhususnyamateri Sakra- Harsanto, Radno. 2011. Pengelolaan Kelas
men Baptis bagi siswa kelas VIII-A di yang Dinamis.Jakarta: Kanisius.
SMP Santo Antonius, Jakarta. John M. Echols, Hasan Shadily.2003.
3. Melalui pengelolaan kelas yang baik Kamus Inggris Indonesia.Jakarta: PT.
dan kreatifserta menggunakan metode Gramedia.
StudiLiturgi secara bersama-sama dapat Mariyanto, Ernest. 2008. “Kamus Liturgi
meningkatkan pemahaman ten-tang sederhana.” Jakarta: Kanisius
materi Sakramen Baptis bagi siswa Martasudjita, Emanuel Pr.2011. Liturgi,
kelas VIII-A di SMP Santo Antonius, Pengantar untuk Studi dan Praksis
Jakarta. Liturgi, Yogyakarta: Kanisius.
Marzano, Robert J. 2003. What Works In
Penelitian tindakan kelas ini sangat Schools, Translating Research Into
tepat untuk memperbaiki kinerja pengajar Action.Alexandria, VA: Association for
dan hasil Supervision and curriculum
belajarpesertadidik,sehinggadapatmenjemba Development.
tani kesenjangan antara teori dan praktik Vern Jones, Louise Jones. 2012.
pendidikan serta memperbaiki pelaksanaan Manajemen Kelas. Komprehensif edisi
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. ke-9, terjemahan dari Comprehensive
Agar berhasil dalam perbaikan kegiatan Classroom Management: Creating
belajar mengajar,selaku pendidik khususnya Communities of Support and Solving
para guru dituntut memiliki disiplin tinggi Problems.Jakarta: Kencana.
dalam mengkaji materi yang akan disajikan
dan perlu mengadakanlatihan-
latihansecaraterus menerus. Hal ini
untukmenggali kemampuan dan
pengalaman guru sendiri dalam mengelola

83

You might also like