You are on page 1of 16

Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 29 Oktober 2016


Pertemuan
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tana Paser
7

Salah satu indikator pengelolaan koperasi yang menjalankan


prinsip akuntabilitas yang dilandasi transparansi dan kepatuhan
sesuai dengan Pilar Pengelolaan Koperasi yang telah diuraikan
dalam pertemuan sebelumnya, sekaligus upaya mewujudkan
suatu keunggulan kompetitif organisasi secara berkelanjutan
yang akan memperlancar jalan masa depan koperasi adalah
melalui penyusunan laporan keuangan secara jujur, tertib dan
wajar. Mengingat koperasi merupakan suatu entitas khas maka
penerapan standar akuntansi dan penyampaian laporan
keuangannya juga menunjukkan kekhususan dibanding dengan
standar akuntansi dan laporan keuangan pada umumnya.

Pemerintah, melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil


Menengah Republik Indonesia, yang berperan dalam
membangun dan mengembangkan koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat, telah mengatur suatu pedoman
akuntansi koperasi, yaitu:
1. PermenKopUKM No. 12/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang
Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Sektor Riil
2. PermenKopUKM No. 13/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang
Pedoman Akuntansi Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi

Dalam tulisan ini akan diungkap secara ringkas poin 1 sebagai


materi pembelajaran untuk pertemuan sebelum Ujian Tengah
Semester nantinya. Sebagai tambahan, akan disampaikan pula
hal-hal terkait Sisa Hasil Usaha yang dipandang perlu untuk
dipahami karena merupakan pembeda utama dengan sistem
ekonomi lainnya.

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
1 / 16
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 29 Oktober 2016


Pertemuan
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tana Paser
7

PEDOMAN UMUM AKUNTANSI KOPERASI SEKTOR RIIL

Pedoman ini merupakan penyempurnaan atas Pedoman Umum


Entitas Tanpa Akuntabilitas
Akuntansi Koperasi sebelumnya, yang berisi praktik standar Publik (ETAP) adalah entitas
akuntansi pada koperasi dengan memperhatikan perubahan yang:
pada perkembangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia 1. Tidak memiliki
dan tidak berlakunya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan akuntabilitas publik
signifikan; dan
27 (PSAK 27) mengenai akuntansi koperasi oleh Dewan Standar
2. Menerbitkan laporan
Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 8 keuangan untuk tujuan
April 2011 melalui Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi umum (general
Keuangan Nomor 8 (PPSAK-8) atas pencabutan pernyataan purposes financial
Standar Akuntansi Keuangan 27 (PSAK-27) mengenai Akuntansi statement) bagi
pengguna eksternal -
Koperasi. misalnya pemilik yang
tidak terlibat langsung
Pedoman ini menetapkan bentuk, isi penyajian dan dalam pengelolaan
pengungkapan laporan keuangan koperasi sektor riil untuk usaha, kreditur dan
lembaga pemeringkat
kepentingan internal koperasi maupun pihak lain selaku
kredit.
pengguna laporan keuangan koperasi.
Entitas memiliki
Pedoman ini dibuat sebagai acuan bagi koperasi sektor riil yang akuntabilitas publik
tidak memiliki akuntabilitas publik, maka penerapan akuntansi signifikan jika:
1. Entitas telah
keuangannya mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan mengajukan pernyataan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP). Sedangkan pendaftaran atau dalam
koperasi sektor riil yang memiliki akuntabilitas publik, wajib proses pengajuan
menggunakan Standar Akuntansi Keuangan Umum (SAK- pernyataan
pendaftaran, pada
Umum), seperti sektor riil yang telah menerbitkan surat utang
otoritas pasar modal
koperasi, obligasi koperasi, menerima modal penyertaan dan atau regulator lain
koperasi yang membentuk badan hukum lain (Perseroan untuk tujuan penerbitan
Terbatas). efek di pasar modal;
atau
2. Entitas menguasau aset
Tujuan pedoman ini adalah untuk menyediakan pedoman baku dalam kapasitas sebagai
tentang penyajian laporan keuangan koperasi sektor riil fidusia untuk
(koperasi jasa, koperasi konsumen, koperasi pemasaran dan sekelompok besar
koperasi produsen) yang mempunyai kegiatan usaha bidang masyarakat, seperti
bank, entitas asuransi,
jasa perdagangan dan industri, sehingga membantu pengurus
pialang dan atau
memahami prinsip-prinsip yang digunakan sebagai dasar dalam pedagang efek, dana
penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan koperasi pensiun, reksa dana dan
kepada anggota dalam rapat anggota tahunan maupun untuk bank investasi.
tujuan interpretasi oleh pihak lain yang berkepentingan.

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
2 / 16
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 29 Oktober 2016


Pertemuan
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tana Paser
7

PENGERTIAN UMUM

Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Sektor Riil


Panduan yang memberikan arahan untuk penyusunan akuntansi
koperasi sektor riil yang mengatur akuntansi bagi badan hukum
koperasi sektor riil atas transaksi yang timbul dari hubungan
kegiatan usaha koperasi dengan anggota, non anggota, dan
atau koperasi lain.

Akuntansi Koperasi Sektor Riil


Sistem pencatatan yang sistematis yang mencerminkan
pengelolaan koperasi sektor riil yang transparan dan
bertanggungjawab sesuai dengan nilai, norma dan prinsip
koperasi dan tata kelola manajemen yang baik.

Pelayanan Kepada Anggota


Transaksi koperasi sektor riil dengan anggota yang merupakan
hubungan pelayanan jual/beli barang/jasa dan atau
memberikan pinjaman kepada anggota.

Penjualan Kepada Non Anggota


Transaksi koperasi sektor riil dengan non anggota yang
merupakan hubungan bisnis atas penjualan barang/jasa.

KETENTUAN UMUM LAPORAN KEUANGAN KOPERASI

Laporan keuangan koperasi harus memenuhi ketentuan dalam


penyajian kualitatif laporan keuangan, antara lain:
1. Karakter spesifik dari laporan keuangan koperasi sektor riil
diantaranya:
a. Laporan keuangan merupakan bagian dari laporan
pertanggungjawaban pengurus selama satu periode
akuntansi yang dapat dipakai sebagai bahan untuk
menilai hasil kerja pengelolaan koperasi;
b. Laporan keuangan sektor riil merupakan bagian dari
sistem pelaporan koperasi yang ditujukan untuk pihak
internal maupun eksternal koperasi sektor riil.
c. Laporan keuangan koperasi sektor riil harus berdaya
guna bagi para anggotanya, sehingga pihak anggota
dapat menilai manfaat ekonomi yang diberikan koperasi
sektor riil dan berguna juga untuk mengetahui:

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
3 / 16
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 29 Oktober 2016


Pertemuan
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tana Paser
7

1) Prestasi unit kegiatan koperasi sektor riil yang secara


Transaksi koperasi dengan
khusus bertugas memberikan pelayanan kepada para
anggota merupakan
anggotanya selama satu periode akuntansi tertentu. hubungan khusus disebut
2) Prestasi unit kegiatan koperasi sektor riil yang secara hubungan pelayanan.
khusus ditujukan untuk tujuan bisnis dengan non
anggota selama satu periode akuntansi tertentu. Transaksi koperasi dengan
non anggota disebut
3) Informasi penting lainnya yang mempengaruhi
hubungan bisnis.
keadaan keuangan koperasi jangka pendek dan
jangka panjang.
2. Kepatuhan terhadap standar akuntansi
Koperasi harus menyatakan secara eksplisit dan secara
penuh atas kepatuhan terhadap SAK-ETAP yang dinyatakan
dalam catatan atas laporan keuangan. Pernyataan ini tidak
boleh dimasukkan dalam catatan atas laporan keuangannya
jika tidak memenuhi semua ketentuan SAK-ETAP.
3. Kelangsungan Usaha (Going Concern)
Laporan keuangan harus disusun atas dasar kelangsungan
usaha dan asumsi menurut seorang pembaca laporan
keuangan, bahwa koperasi sektor riil akan meneruskan
operasionalnya di masa depan kecuali apabila laporan
keuangannya disusun untuk tujuan tertentu, seperti rencana
pembubaran, penggabungan, peleburan dan pemisahan,
maka harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
4. Komponen laporan keuangan sektor riil
Koperasi sektor riil harus menyajikan laporan
pertanggungjawaban keuangan koperasi dalam bentuk
laporan keuangan yang sekurang-kurangnya diterbitkan
sebanyak 1 (satu) bulan sebelum kegiatan Rapat Anggota
Tahunan (RAT) diselenggarakan, berupa:
1) Neraca
2) Perhitungan Hasil Usaha
3) Laporan Perubahan Ekuitas
4) Laporan Arus Kas
5) Catatan Atas Laporan Kauengan
Penyajian laporan harus lengkap dan disertai dengan lembar
pernyataan tanggung jawab pengurus yang ditandatangani
di atas meterai cukup oleh pengurus.

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
4 / 16
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 29 Oktober 2016


Pertemuan
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tana Paser
7

KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN KOPERASI

Penyajian informasi laporan keuangan koperasi harus


memperhatikan ketentuan SAK-ETAP yang merupakan informasi
kualitatif antara lain:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan adalah kemudahan untuk dipahami oleh
pengguna.
2. Relevan
Informasi keuangan harus relevan dengan kebutuhan
pengguna untuk proses pengambilan keputusan dan
membantu dalam melakukan evaluasi peristiwa masa lalu,
masa kini dan masa depan.
3. Materialitas
Informasi yang disajikan dalam jumlah yang cukup material.
Pos-pos yang jumlahnya material disajikan tersendiri dalam
laporan keuangan. Sedangkan yang jumlahnya tidak
material dapat digabungkan sepanjang memiliki sifat atau
fungsi sejenis. Informasi dianggap material jika kelalaian
untuk mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam
mencatat (misstatement) mempengaruhi keputusan yang
diambil.
4. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan
material dan bias (jika dimaksudkan untuk mempengaruhi
suatu keputusan atau kebijakan untuk tujuan mencapai
suatu hasil tertentu).
5. Substansi mengungguli bentuk
Transaksi dan peristiwa dicatat dan disajikan sesuai dengan
substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk
hukumnya.
6. Pertimbangan Sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada
saat melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam
kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak
disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak
disajikan lebih rendah. Penggunaan pertimbangan sehat
tidak memperkenankan pembentukan asset atau
penghasilan lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau
beban lebih tinggi.

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
5 / 16
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 29 Oktober 2016


Pertemuan
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tana Paser
7

7. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan
harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan mengakibatkan
informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan, karena itu
tidak dapat diandalkan dan kurang mencukup jika ditinjau
dari segi relevansi.
8. Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan
koperasi antar periode untuk mengidentifikasikan
kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga
harus dapat membandingkan laporan keuangan antar
koperasi atau koperasi dengan badan usaha lain, untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan secara relatif.
9. Tepat Waktu
Informasi dalam laporan keuangan harus dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi para penggunanya.
Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan
keuangan dalam jangka waktu pengambilan keputusan.
10. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan
yang substansial. Dalam evaluasi manfaat dan biaya, entitas
harus memahami bahwa manfaat informasi mungkin juga
manfaat yang dinikmati oleh pengguna eksternal.

SISA HASIL USAHA

UU No 25 Tahun 1992 Pasal 45 telah mengatur Sisa Hasil Usaha


(SHU) dimana:
1. Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya,
penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam
tahun buku yang bersangkutan.
2. Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan
kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang
dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi,
serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian
dan keperluan lain dari koperasi, sesuai dengan keputusan
Rapat Anggota.

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
6 / 16
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 29 Oktober 2016


Pertemuan
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tana Paser
7

3. Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam


Rapat Anggota.

Lebih detail dalam PermenKopUKM No.


12/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Pedoman Umum Akuntansi
Koperasi Sektor Riil menjelaskan bahwa SHU adalah penjualan
barang/jasa sebagai pendapatan koperasi yang diperoleh dalam
satu periode akuntansi dikurangi dengan biaya operasional,
penyusutan dan biaya-biaya lain, termasuk pajak dalam satu
periode akuntansi bersangkutan.

SHU setelah dikurangi dengan cadangan pengembangan usaha


dibagikan kepada anggota, pengurus, pengawas, karyawan dan
pembagian lainnya sebagaimana diatur dalam anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga seperti dana pendidikan anggota
dan dana pembangunan daerah.

Dalam hal jumlah pembagian SHU telah diatur dengan jelas,


maka bagian SHU yang bukan menjadi hak koperasi, diakui
sebagai kewajiban lancar setelah mendapat persetujuan rapat
anggota tahunan. Bagian SHU yang merupakan hak koperasi
diakui sebagai cadangan dan merupakan ekuitas koperasi.

Apabila jumlah pembagiannya belum diatur secara jelas, maka


SHU dicatat sebagai SHU tahun berjalan serta harus dijelaskan
dalam catatan atas laporan keuangan.

Perhitungan Hasil Usaha adalah laporan yang menggambarkan


hasil usaha koperasi dalam satu periode akuntansi. Penyajian
akhir dari perhitungan hasil usaha disebut SHU. Ini bukan
semata-mata mengukur besaran laba melainkan juga
menggambarkan pelayanan kepada anggota dan transaksi
bisnis dengan non anggota.

Komponen dalam Perhitungan Hasil Usaha


1. Pendapatan dari Pelayanan Anggota
a. Adalah pendapatan atau penghasilan yang bersumber
dari aktivitas utama usaha koperasi dengan anggota.
Pelayanan ini terdiri dari:
1) Pelayanan Bruto Anggota yaitu pendapatan koperasi
yang timbul dari transaksi pelayanan ekonomi
kepada anggota.

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
7 / 16
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 29 Oktober 2016


Pertemuan
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tana Paser
7

2) Beban Pokok Pelayanan yaitu nilai beli yang


dikeluarkan ditambah biaya perolehan hingga
barang/jasa siap dijual dengan anggota dalam satu
periode akuntansi.
b. Total pelayanan anggota dikurangi dengan beban pokok
pelayanan merupakan pelayanan neto anggota (cost of
goods sold).
2. Pendapatan dari Bisnis dengan Non Anggota
a. Adalah pendapatan yang bersumber dari aktivitas usaha
koperasi dengan non anggota, terdiri dari:
1) Penjualan barang/jasa kepada non anggota, yaitu
pendapatan koperasi yang timbul dari transaksi
bisnis dengan pihak non anggota.
2) Harga Pokok Penjualan dengan Non Anggota untuk
koperasi konsumen atau koperasi pemasaran yaitu
nilai beli yang dikeluarkan ditambah biaya perolehan
hingga barang/jasa siap dijual dengan non anggota
dalam periode akuntansi. Sedangkan perhitungannya
sebagai berikut: persediaan awal ditambah
pembelian dan dikurangi persediaan akhir.
3) Beban pokok penjualan non anggota untuk koperasi
produsen yaitu harga pokok produk yang
dikeluarkan ditambah dengan biaya perolehan
hingga barang/jasa siap dijual dengan non anggota
dalam satu periode akuntansi.
b. Total penjualan barang/jasa kepada non anggota
dikurangi beban pokok penjualan pada non anggota
merupakan SHU Kotor (gross profit) non anggota.
c. Ilustrasi komponen perhitungan beban pokok penjualan
bagi koperasi konsumen/pemasaran:
Persediaan barang awal periode Rp xxx
Pembelian barang periode bersangkutan Rp xxx
Retur pembelian barang (Rp xxx)
Persediaan barang tersedia untuk dijual Rp xxx
Persediaan barang akhir periode (Rp xxx)
Beban Pokok/Harga Pokok Penjualan Rp xxx
d. Ilustrasi komponen perhitungan beban pokok penjualan
bagi kegiatan produksi barang/jasa:
1) Bahan Langsung
Persediaan bahan baku awal periode Rp xxx
Pembelian bahan baku periode
Rp xxx
bersangkutan

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
8 / 16
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 29 Oktober 2016


Pertemuan
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tana Paser
7

Persediaan bahan baku tersedia untuk


Rp xxx
digunakan
Persediaan bahan baku akhir periode (Rp xxx)
Biaya Pemakaian Bahan Baku Dalam
Rp xxx
Produksi
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp xxx
3) Biaya Overhead Pabrik Rp xxx
TOTAL BIAYA PRODUKSI Rp xxx
Persediaan barang dalam proses awal
Rp xxx
periode
Jumlah bahan dalam proses Rp xxx
Persediaan barang dalam proses akhir
(Rp xxx)
periode
BEBAN POKOK PRODUKSI Rp xxx
Persediaan barang jadi awal periode Rp xxx
Persediaan barang jadi akhir periode (Rp xxx)
BEBAN POKOK PENJUALAN Rp xxx
3. Sisa Hasil Usaha Kotor
Adalah penjumlahan dari peredaran usaha neto anggota
dan non anggota dikurangi harga pokok penjualan.
4. Beban Operasional
a. Adalah biaya yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas
operasional koperasi yang secara langsung maupun
tidak langsung dengan aktivitas usaha koperasi.
b. Komponen Beban Operasional meliputi:
1) Beban Usaha, adalah biaya-biaya yang dikeluarkan
oleh koperasi yang berkaitan langsung dengan
aktivitas usaha koperasi, meliputi beban penjualan
diantaranya:
 Beban Penjualan
 Beban Promosi
 Beban Distribusi
 Beban Penjualan lainnya
2) Beban Administrasi dan Umum, adalah biaya-biaya
yang dikeluarkan oleh koperasi yang berkaitan
dukungan administrasi untuk mendukung aktivitas
operasional koperasi, meliputi:
 Beban Gaji Karyawan
 Beban Alat Tulis Kantor
 Beban Sewa
 Beban Premi Asuransi
 Beban Transport
 Beban Perawatan dan Perbaikan Aset Tetap
 Beban Penyusutan dan Amortisasi

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
9 / 16
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 29 Oktober 2016


Pertemuan
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tana Paser
7

 Biaya Listrik; Telepon; Air


 Biaya Administrasi Umum lainnya
 Beban Pendidikan Karyawan
 Beban Serba-serbi
3) Beban Perkoperasian, adalah biaya yang dikeluarkan
oleh koperasi yang tidak berkaitan dengan
pengembangan koperasi, diantaranya:
 Beban Gaji Pengurus/Pengawas dan biaya
lain yang berkaitan dengan perkoperasian
 Beban Rapat Organisasi
 Beban Pendidikan dan Latihan Anggota
Koperasi
 Beban Rapat Anggota
 Beban Perkoperasian
5. Pendapatan dan atau Beban Lainnya
a. Pendapatan Lainnya, adalah pendapatan yang diterima
sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan usaha yang
bukan merupakan aktivitas utama koperasi, diantaranya:
pendapatan bunga bank dari simpanan koperasi di bank,
pendapatan dividen, keuntungan penjualan aset dan
pendapatan di luar usaha lainnya.
b. Beban Lainnya, adalah beban yang dikeluarkan oleh
koperasi sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan
usaha yang bukan merupakan aktivitas utama koperasi,
diantaranya: beban pajak atas bunga, beban administrasi
bank, provisi kerugian penjualan aset dan beban di luar
usaha lainnya.
6. Beban Pajak Badan
Adalah beban pajak penghasilan badan yang dikeluarkan
koperasi berkaitan dengan ketentuan perpajakan.
7. Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak
Pos ini mencantumkan besaran sisa hasil usaha bersih
setelah pajak penghasilan badan.

Terkait dengan pembagian SHU, Arifin Sitio dan Halomoan


Tamba (2001) memberikan beberapa prinsip-prinsip pembagian
SHU sebagai berikut:
1. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.
Pada hakikatnya, SHU yang dibagi kepada anggota adalah
yang bersumber dari anggota sendiri. Sedangkan SHU yang
bukan berasal dari hasil transaksi dengan anggota pada
dasarnya tidak dibagi kepada anggota, melainkan dijadikan

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
10 / 16
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 29 Oktober 2016


Pertemuan
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tana Paser
7

sebagai cadangan koperasi. Dalam kasus koperasi tertentu,


bila SHI yang bersumber dari non anggota cukup besar,
maka rapat anggota dapat menetapkannya untuk dibagi
secara merata sepanjang tidak membebani likuiditas
koperasi. Oleh karena itu, langkah pertama dalam
pembagian SHU adalah memilahkan yang bersumber dari
hasil transaksi usaha dengan anggota dan yang bersumber
dari non anggota.
2. SHU Anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha
yang dilakukan anggota sendiri.
SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya
merupakan insentif dari modal yang diinvestasikannya dan
dari hasil transaksi yang dilakukannya dengan koperasi. Oleh
sebab itu, perlu ditentukan proporsi SHU untuk jasa modal
dan jasa transaksi usaha yang dibagi kepada anggota. Dari
SHU bagian anggota harus ditetapkan berapa persentase
untuk jasa modal misalkan 30% dan sisanya sebesar 70%
untuk jasa transaksi usaha. Sebenarnya belum ada formula
baku mengenai penentuan proporsi jasa modal dan jasa
transaksi usaha, tetapi hal ini dapat dilihat dari struktur
permodalan koperasi itu sendiri. Apabila total modal
koperasi sebagian besar bersumber dari simpanan anggota
(bukan donasi ataupun dana cadangan) maka disarankan
agar proporsinya terhadap pembagian SHU bagian anggota
diperbesar, tetapi tidak akan melebihi 50%. Hal ini perlu
diperhatikan untuk tetap menjaga agar karakter koperasi itu
sendiri, dimana partisipasi usaha masih lebih diutamakan.
3. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.
Proses perhitungan SHU per anggota dan jumlah SHU yang
dibagi kepada anggota harus diumumkan secara transparan,
sehingga setiap anggota dapat dengan mudah menghitung
secara kuantitatif berapa partisipasinya kepada koperasinya.
Prinsip ini pada dasarnya juga merupakan salah satu proses
pendidikan bagi anggota koperasi dalam membangun suatu
kebersamaan, kepemilikan terhadap suatu badan usaha, dan
pendidikan dalam proses demokrasi.
4. SHU anggota dibayar secara tunai.
SHU per anggota haruslah diberikan secara tunai, karena
dengan demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai
badan usaha yang sehat kepada anggota dan masyarakat
mitra bisnisnya.

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
11 / 16
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 29 Oktober 2016


Pertemuan
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tana Paser
7

SHU yang diterima oleh anggota bersumber dari 2 (dua)


kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu:
1. SHU Atas Jasa Modal
Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota
sebagai pemilik maupun investor, karena jasa atas modalnya
(simpanan) tetap diterima dari koperasinya sepanjang
koperasi tersebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang
bersangkutan.
2. SHU Atas Jasa Usaha
Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik
juga sebagai pemakai atau pelanggan.

SHU Koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang ditetapkan


dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Koperasi itu
sendiri, umumnya dapat terdiri dari:
1. Cadangan Koperasi
2. Jasa Anggota
3. Alokasi Pengurus
4. Alokasi Pendidikan Anggota
5. Alokasi Sosial
6. Alokasi Pembangunan Lingkungan/Daerah

Komponen di atas bukanlah aturan baku yang harus diikuti.


Setiap koperasi dapat menentukan sendiri komponen untuk
ditetapkan dalam Anggaran Dasar yang disepakati oleh Rapat
Anggota, termasuk alokasi proporsi kuantitatif masing-masing
komponen.

Untuk menghitung pembagian SHU per Anggota dapat digunakan rumus (Sitio & Tamba,
2011):

SHU per anggota = SHU Jasa Usaha Anggota + SHU Jasa Modal Anggota

Va Sa
SHU pa = x JUA + x JMA
VUK TMS

= Va
SHU Usaha per anggota x JUA
VUK

= Sa
SHU Modal per anggota x JMA
TMS

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
12 / 16
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 29 Oktober 2016


Pertemuan
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tana Paser
7

Keterangan:
SHU pa = SHU per Anggota
Va = Volume [Usaha] Anggota
VUK = Volume Usaha Koperasi
JUA = Jasa Usaha Anggota
Sa = Simpanan Anggota
TMS = Total Modal Simpanan
JMA = Jasa Modal Anggota

Dari rumus di atas, dapat dipahami bahwa SHU yang diterima


masing-masing anggota akan sangat berbeda, terkadang
perbedaan tersebut akan sangat menyolok. Ini semua kembali
kepada karakteristik koperasi dimana partisipasi anggota
merupakan hal yang penting, anggota merupakan pemilik
sekaligus pelanggan dari koperasinya. Semakin aktif partisipasi
dan kontribusi anggota terhadap koperasi maka nilai SHU yang
diperoleh akan semakin besar, demikian pula sebaliknya. Inilah
yang membedakan koperasi dengan badan usaha lainnya.

DAFTAR BACAAN

Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.
12/Per/M.UMKM/IX/2015 tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Sektor Riil

Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.
13/Per/M.UMKM/IX/2015 tentang Pedoman Akuntansi Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi

Sitio, Arifin & Tamba, Halomoan (2001). Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta: Penerbit Erlangga.
ISBN 979-688-174-8

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
13 / 16
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 29 Oktober 2016


Pertemuan
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tana Paser
7

CONTOH PERHITUNGAN
1. Diketahui data-data akun dari Koperasi WEPE MANDIRI berikut ini:
URAIAN 30 Sept 2015 30 Sept 2014
Pelayanan Bruto Anggota 24.568.102 20.875.174
Beban Pokok Pelayanan Anggota (6.192.014) (3.017.843)
Penjualan pada non anggota 10.397.301 4.075.963
Beban Pokok Penjualan (2.016.835) (982.650)
Beban Usaha 1.067.034 1.527.561
Beban Administrasi dan Umum 367.094 1.678.230
Beban Perkoperasian 9.023.185 15.783.900
Pendapatan Lain 182.089 12.530.891
Beban Lain (762.012) (9.567.083)
Beban Bunga (310.674) (730.821)
Pajak Penghasilan (924.519) (251.636)

Buatlah laporan PERHITUNGAN HASIL USAHA berdasarkan data-data tersebut!

JAWABAN

PERHITUNGAN HASIL USAHA


KOPERASI WEPE MANDIRI
Posisi 30 Sept 2015 & 2014

URAIAN 30 Sept 2015 30 Sept 2014


PENDAPATAN
Pelayanan Bruto Anggota 24.568.102 20.875.174
Beban Pokok Pelayanan Anggota (6.192.014) (3.017.843)
Pelayanan Neto Anggota (a) 18.376.088 17.857.331
Pendapatan dari Non Anggota
Penjualan pada non anggota 10.397.301 4.075.963
Beban Pokok Penjualan (2.016.835) (982.650)
Laba/Rugi Non Anggota (b) 8.380.466 3.093.313
SHU KOTOR (a+b) 26.756.554 20.950.644
BEBAN OPERASIONAL
Beban Usaha 1.067.034 1.527.561
Beban Administrasi dan Umum 367.094 1.678.230
Beban Perkoperasian 9.023.185 15.783.900
Total Beban Operasional (c) 10.457.313 18.989.691

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
14 / 16
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 29 Oktober 2016


Pertemuan
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tana Paser
7

SHU OPERASIONAL ((a+b)-c) 16.299.241 1.960.953


PENDAPATAN & BEBAN LAIN
Pendapatan Lain 182.089 12.530.891
Beban Lain (762.012) (9.567.083)
SHU Sebelum Bunga & Pajak 15.719.318 4.924.761
Beban Bunga (310.674) (730.821)
SHU SEBELUM PAJAK 15.408.644 4.193.940
Pajak Penghasilan (924.519) (251.636)
SHU SETELAH PAJAK 14.484.125 3.942.304

2. Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, Rapat Anggota Tahunan sepakat membagi SHU
2015 tersebut dengan komposisi pembagian sebagai berikut:
 Cadangan Koperasi 30%
 Jasa Pelayanan Anggota 25%
 Jasa Modal Anggota 20%
 Alokasi Pendidikan Anggota 10%
 Alokasi Sosial 10%
 Alokasi Pengurus 5%
Hitunglah alokasi SHU-nya berdasarkan data dari no. 1!

JAWABAN

Komposisi SHU sesuai AD Koperasi WEPE MANDIRI:


Cadangan Koperasi 30% 4.345.238
Jasa Pelayanan Anggota 25% 3.621.031
Jasa Modal Anggota 20% 2.896.825
Alokasi Pendidikan Anggota 10% 1.448.413
Alokasi Sosial 10% 1.448.413
Alokasi Pengurus 5% 724.206
14.484.125

3. Dalam Anggaran Dasar Koperasi ditetapkan bahwa Cadangan Koperasi, selain diambil
dari komposisi SHU, juga diambil dari hasil transaksi non anggota. Hitunglah berapa
total Cadangan Koperasi WEPE MANDIRI berdasarkan hasil dari no. 1 & 2!

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
15 / 16
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 29 Oktober 2016


Pertemuan
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tana Paser
7

JAWABAN

Cadangan Koperasi = Transaksi Non Anggota + Alokasi SHU


= 8.380.466 + 4.345.238
= 12.275.704

4. Berikut ini adalah perincian transaksi dari para anggota koperasi WEPE MANDIRI:
Nama Anggota Total Simpanan Pelayanan Usaha
Tuan Pewe 1.100.000 5.512.826
Nona Wupi 8.850.000 4.594.022
Nyonya Powi 800.000 3.675.218
Tuan Piwe 500.000 1.837.609
Nona Wapo 700.000 1.837.609
Nyonya Piwe 19.350.000 918.804

Hitunglah berapa SHU yang diterima oleh tiap-tiap anggota, berdasarkan komposisi
SHU pada soal no. 1 dan 2!

JAWABAN

SHU yang diterima oleh tiap-tiap anggota sebagai berikut:

Tuan Pewe
= 1.100.000
SHU Modal Tuan Wepe x 2.896.825
31.300.000
= 101.805

SHU Usaha Tuan Wepe = 5.512.826


x 3.621.031
18.376.088
= 1.086.309

Total SHU Tuan Wepe = 101.805 + 1.086.309


= 1.188.115

Untuk anggota lainnya, ayo silakan dihitung sendiri ya ... A

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
16 / 16

You might also like