You are on page 1of 29

Makalah Fisika Dasar 1

Fluida Statis

KELAS 1B
NAMA :
1. Ida Ayu Sandra Kartika Putri (1313021016)
2. Ni Luh Yuliartini (1313021020)
3. Ni Made Dwi Surya Pratiwi (1313021035)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2013
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3. Tujuan ............................................................................................. 2
1.4. Manfaat ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Massa Jenis .......................................................................................... . 3
2.2 Tekanan Fluida .................................................................................... .. 4
2.2.1 Penerapan Konsep Tekanan dalam Kehidupan Sehari-hari…… 4
2.2.2 Tekanan Hidrostatis……………………………………………... 5
2.2.3 Hukum Pokok Hidrostatis………………………………………. 6
2.2.4 Tekanan Gauge………………………………………………..... 7
2.2.5 Tekanan Mutlak/Absolut………………………………………... 8
2.3 Hukum Pascal…………………………………………………..….... 8
2.4 Hukum Archimedes…………………………………………………. 11
2.4.1 Prinsip Archimedes…………………………………………….… 11
2.4.2 Penerapan Hukum Archimedes dalam Kehidupan Sehari-hari.. 15
2.5 Tegangan Permukaan…………………………………………........ 16
2.5.1 Konsep Tegangan Permukaan dan Persamaan Tegangan Permukaan
……………………………………………………………………. 16
2.5.2 Penerapan Tegangan Permukaan dalam Kehidupan Sehari-hari.. 17
2.6 Kapilaritas
2.6.1 Gaya Kohesi dan Adhesi…………………………………………. 18
2.6.2 Konsep Kapilaritas……………………………………………….. 18
2.6.3 Persamaan Kapilaritas…………………………………………… 20
2.6.4 Penerapan Kapilaritas dalam Kehidupan Sehari-hari…………… 20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... ... 22
DAFTAR PUSTAKA

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page i


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam fisika, fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Zat
fluida tersebut mencakup zat cair dan zat gas, karena zat tersebut memiliki
kemampuan untuk mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain dan tidak
mempertahankan bentuk yang tetap. Lain halnya dengan zat padat yang tidak
dapat mengalir seperti air dan udara, dan zat padat cenderung tegar dan
mempertahankan bentuknya. Sehingga zat padat tidak dapat digolongkan ke
dalam fluida (Alexander, 2008: 3).
Fluida adalah kumpulan molekul yang tersusun secara acak dan melekat
bersama-sama akibat suatu gaya kohesi lemah akibat gaya-gaya yang dikerjakan
oleh dinding-dinding wadah (Serway dan Jewett, 2009: 638). Tanpa disadari
dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melakukan konsep mekanika fluida.
Setiap hari kita menghirupnya, meminumnya atau bahkan terapung atau teggelam
di dalamnya.
Semua fenomena di atas merupakan konsep dari mekanika fluida. Konsep
tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu Fluida Statis (Fluida Diam) dan Fluida
Dinamis (Fluida Bergerak). Yang ditinjau dalam Fluida Statis adalah ketika fluida
yang sedang diam pada keadaan setimbang. Jadi kita meninjau fluida ketika tidak
sedang bergerak. Sedangkan pada Fluida Dinamis, kita akan meninjau fluida
ketika bergerak (Alexander, 2008: 3). Dalam makalah ini, kelompok kami akan
membahas konsep mengenai “Fluida Statis” (Fluida Diam) serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 1


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan, diantaranya sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan massa jenis?
2. Bagaimanakah konsep tekanan hidrostatis,gauge,dan tekanan mutlak dalam
tekanan fluida?
3. Apa saja penerapan Hukum Pascal dan Hukum Archimedes dalam kehidupan
sehari-hari?
4. Bagaimanakah konsep tegangan permukaan dalam fluida?
5. Apa saja manfaat dari konsep tegangan permukaan?
6. Bagaimanakah konsep dan manfaat kapilaritas dalam fluida?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan secara umum yang ingin dicapai dalam penulisan makalah
ini, yaitu sebagai berikut:
1. Mampu mendefinisikan pengertian massa jenis.
2. Mampu menganalisis konsep tekanan hidrostatis,gauge,dan tekanan mutlak
dalam tekanan fluida.
3. Mampu menjelaskan penerapan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mampu menjelaskan penerapan Hukum Pascal dan Archimedes dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Mampu menyebutkan manfaat dari konsep tegangan permukaan.
6. Mampu menganalisis konsep dan manfaat kapilaritas dalam fluida.

1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini, adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuann mengenai Fluida Statis
2. Memberikan tambahan wawasan mengenai Fuida Statis

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Massa Jenis

Massa jenis merupakan ukuran massa setiap satuan volume benda.


Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Kerapatan atau massa jenis didefinisikan sebagai perbandingan massa
terhadap volume suatu zat. Secara matematis dapat ditulis dalam persamaan:
Keterangan:
𝑚 𝜌 = massa jenis (kg/m3)
𝜌=
𝑉
𝑚= massa (kg)

𝑉 = volume (m3)

Massa jenis fluida pada dasarnya berbeda dengan massa jenis zat padat.
Misalnya kita lihat pada besi atau es batu yang memiliki massa jenis yang sama
pada setiap bagiannya. Berbeda dengan fluida, misalnya atmosfer atau air. Pada
atmosfer bumi, makin tinggi atmosfer dari permukaan bumi, massa jenisnya
semakin kecil. Sedangkan, pada air laut makin dalam massa jenisnya maka massa
jenisnya akan semakin besar. Massa jenis dari suatu fluida dapat bergantung pada
faktor lingkungan, seperti temperatur (suhu) dan tekanan.
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa
jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan
memiliki massa jenis yang sama (Gumelar, 2008: tanpa halaman).Mengukur
massa jenis zat cair secara langsung dapat menggunakan hidrometer.

Contoh Soal
Sebuah kerikil memiliki massa 40 gram. Bila volume kerikil 400 cm3, tentukan
massa jenis kerikil tersebut!
Penyelesaian:

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 3


Diketahui: m = 40 gr
V = 400 cm3
Ditanya: 𝜌=...?
Jawab:
𝑚
𝜌 =
𝑉
40
= = 0,01 gr/cm3
400

2.2 Tekanan Fluida


Tekanan didefinisikan sebagai gaya persatuan luas, dimana gaya F
dipahami bekerja tegak lurus terhadap permukaan A. Secara matematis, tekanan
dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini:

𝐹
𝑝=
𝐴

Keterangan:
p = tekanan [Pascal (Pa)]
F = gaya [Newton (N)]
A = luas permukaan [Meter persegi (m2)]

2.2.1 Penerapan Konsep Tekanan dalam Kehidupan Sehari-hari


Jika pemain ski dalam meluncur menggunakan sepatu luncur es, pisau
dalam sepatu luncur memberi tekanan besar pada lapisan salju, hingga lapisan
salju mencair dan pemain ski justru tidak dapat meluncur di atas salju. Oleh sebab
itu, pemain ski harus menggunakan sepatu ski atau lebih dikenal dengan papan ski
yang memiliki luas bidang cukup besar, seperti yang terlihat pada Gambar 2.4. Ini
dilakukan agar tekanan yang diberikan pemain ski yang berdiri pada sepatu ski
tidak membuat salju mencair, sehingga pemain ski dapat meluncur di atas salju.

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 4


Gambar 2.3 Sepatu luncur es Gambar 2.4 Papan ski
(Sumber: www.tessarahmadewi.multiply.com) (Sumber: www.world.kbs.co.kr)

2.2.2 Tekanan Hidrostatis


Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan ini
terjadi karena adanya berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan
tekanan. Tekanan sebuah cairan bergantung pada kedalaman cairan di dalam
sebuah ruang dan gravitasi juga menentukan tekanan air tersebut.
Besarnya tekanan hidrostatis tidak hanya tergantung pada bentuk bejana
dan jumlah zat cair dalam bejana, tetapi juga tergantung pada massa jenis zat cair,
percepatan gravitasi bumi dan kedalamannya. Secara matematis tekanan
hidrostatis pada suatu titik, diturunkan dari konsep tekanan pada persamaan :
Secara matematis tekanan hidrostatis pada suatu titik, diturunkan dari
konsep tekanan pada persamaan 2.2.
𝐹 𝑤
ph = = (2.3)
𝐴 𝐴
Karena, 𝑤 = 𝑚. 𝑔 = 𝜌 𝑉 𝑔 = 𝜌 𝐴 ℎ 𝑔 (2.4)
𝜌𝐴ℎ𝑔
Maka, 𝑝ℎ = (2.5)
𝐴

𝑝ℎ = 𝜌 𝑔 ℎ (2.6)

Keterangan:
ph = Tekanan Hidrostatis (N/m2)
h = Kedalaman/tinggi diukur dari permukaan fluida (m)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
𝜌 = massa jenis (kg/m3)

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 5


Sedangkan untuk menghitung perbedaan tekanan pada setiap kedalaman
yang berbeda, dapat dirumuskan :
Keterangan:
∆𝑝 = 𝜌 𝑔 ∆ℎ
∆𝑝 = perbedaan tekanan
∆ℎ = perbedaan ketinggian
Sadar atau tidak setiap hari kita selalu diselimuti oleh udara. Ketika kita
menyelam ke dalam air, semua bagian tubuh kita diselubungi oleh air. Semakin
dalam kita menyelam, semakin besar tekanan yang kita rasakan. Sebenarnya
setiap hari kita juga diselubungi oleh atmosfer yang selalu menekan seluruh
bagian tubuh kita seperti ketika kita berada di dalam air. Namun kita tidak pernah
merasakan tekanan atmosfer tersebut, hal ini disebabkan karena sel‐sel tubuh kita
mempertahankan tekanan dalam yang besarnya hampir sama dengan tekanan luar.
Hal ini yang membuat kita tidak merasakan efek perbedaan tekanan tersebut.
Jika tekanan udara luar/atmosfer (patm) mempengaruhi tekanan hidrostatis
maka tekanan total pada suatu titik adalah

Keterangan :
𝑝ℎ = 𝑝𝑎𝑡𝑚 + 𝜌 𝑔 ℎ patm = tekanan atmosfer (atm)
1 atm = 1,013 × 105 Pa

2.2.3 Hukum Pokok Hidrostatis


Semua titik yang terletak pada bidang datar yang sama di dalam zat cair
yang sejenis memiliki tekanan yang sama (Gambar 2.5). Pernyataan inilah yang
disebut sebagai Hukum Pokok Hidrostatis (Marthen, 2006: 233).

Gambar 2.5 Tekanan yang sama Gambar 2.6 Pipa U


(Sumber: http//yueembembem.blogspot.com) (Sumber: http//789science.blogspot.com)

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 6


Jika pipa bentuk U (Gambar 2.6) diisi dua fluida yang berbeda (misalnya air dan
minyak) maka pada bidang batas garis lurus akan berlaku:
𝑝1 = 𝑝2 (2.7)
𝜌1 𝑔 ℎ1 = 𝜌2 𝑔 ℎ2 (2.8)

𝜌1 ℎ1 = 𝜌2 ℎ2
(2.9)
Keterangan:
𝜌1 = massa jenis minyak (kg/m3)
𝜌2 = massa jenis air (kg/m3)
ℎ1 = ketinggian minyak (m)
ℎ2 = perbedaan keinggian air (m)

Contoh Soal
Sebuah pipa U yang memiliki luas penampang sama, mula-mula berisi air.
Kemudian salah satu ujungnya diisi minyak setinggi 10 cm. Tentukan tinggi
kenaikan air pada pipa yang lain!
Penyelesaian:
Diketahui: 𝜌𝑚 = 0,8 gr/cm3
ℎ𝑚 = 10 cm
𝜌𝑎𝑖𝑟 = 1 gr/cm3
Ditanya: ℎ𝑎𝑖𝑟 = . . . ?
Jawab:
𝑝1 = 𝑝2
𝜌𝑚 𝑔 ℎ𝑚 = 𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑔 ℎ𝑎𝑖𝑟
0,8 . 10 = 1 . ℎ𝑎𝑖𝑟
ℎ𝑎𝑖𝑟 = 8 cm

2.2.4 Tekanan Gauge


Tekanan gauge merupakan kelebihan tekanan di atas tekanan atmosfer.
Ketika ban diisi udara, tekanan ban pasti bertambah. Ketika tekanan ban menjadi

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 7


lebih besar dari 101 kPa, maka kelebihan tekanan tersebut disebut juga Tekanan
Gauge (Alexander, 2008: 13). Secara sistematis, dapat ditulis dalam persamaan:

𝑝𝑔
= 𝑝𝑎𝑏𝑠 − 𝑝𝑎𝑡𝑚

Keterangan:
𝑝𝑔 = tekanan gauge
pabs = tekanan absolut
patm = tekanan atmosfer
Dalam system satuan di Inggris satuan psig digunakan untuk satuan tekanan
gauge.

2.2.5 Tekanan Mutlak/Absolut


Tekanan absolut adalah jumlah tekanan atmosfer dengan tekanan terukur.
Dengan kata lain, tekanan absolut disebut juga tekanan total. Secara matematis
dapat ditulis:

𝑝𝑎𝑏𝑠 = 𝑝 + 𝑝𝑎𝑡𝑚

Keterangan:
𝑝𝑎𝑏𝑠 = tekanan absolut
p = tekanan yang diukur
𝑝𝑎𝑡𝑚 = tekanan atmosfer

2.3 Hukum Pascal


Penemu hukum Pascal adalah Blaise Pascal,
seorang fisikawan, matematikawan, penemu, dan penulis
asal Prancis. Ia yang pertama kali mengemukakan hukum
Pascal yang menyatakan bahwa Tekanan yang diberikan
Gambar 2.9 Blaise Pascal
(sumber:
http://www.blingcheese.co
m)

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 8


zat cair dalam ruang tertutup diteruskan ke segala arah dengan sama besar[

2.3.1 Penerapan Hukum Pascal


1. Dongkrak Hidrolik
Dongkrak Hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum
Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik.

Gambar 2.11 Dongkrak hidrolik (sumber: m-edukasi.net)

Saat pengisap kecil diberi gaya tekan, gaya tersebut akan diteruskan oleh
fluida (minyak) yang terdapat di dalam pompa. Akibatnya, minyak dalam
dongkrak akan menghasilkan gaya angkat pada pengisap besar dan dapat
mengangkat beban di atasnya. Jika pengisap 1 ditekan dengan gaya F1 maka zat
cair yang berada dalam ruang tertutup akan menekan ke segala arah dan sama
besar.

2. Rem Hidrolik

Gambar 2.12 prinsip kerja rem hidrolik


(sumber: bimbingan-otomotif.blogspot.com)
Pada peralatan rem hidrolik dalam mobil terdapat pipa-pipa hidrolik yang
berisi cairan berupa minyak rem. Pada ujung-ujung pipa ini terdapat piston
penggerak yaitu piston pedal dan piston cakram. Pipa dan piston inilah yang

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 9


memegang peranan penting dimana konsep dan strukturnya telah didesain
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan Prinsip Hukum Pascal, dengan tujuan
menghasilkan daya cengkram yang besar dari penginjakan pedal rem yang tidak
terlalu dalam. (Fuad M: www.readwansyah.wordpress.com)

3. Lift Hidrolik

Lift hidrolik pertama kali diperkenalkan oleh Leon Edoux. Lift hidrolik
menggunakan kinetik energi dari cairan yang dipompakan pada suatu kolom dan
energi tersebut diberikan pukulan yang tiba-tiba menjadi energi yang berbentuk
lain (energi tekan). Lift ini berfungsi untuk mentransfer energi mekanik menjadi
energi hidrolik. Pompa hidrolik bekerja dengan cara menghisap oli dari tangki
hidrolik dan mendorongnya kedalam sistem hidrolik dalam bentuk aliran (flow).

Gambar 2.12 Lift hidrolik untuk mengangkat mobil


(sumber: http://indonetwork.co.id)
Misalkan suatu contoh jika sebuah mobil yang memiliki massa 1.200 kg
diangkat dengan lift hidrolik yang bekerja berdasarkan prinsip tekanan air. Jika
luas pengisap yaitu 20 cm2 dan luas alas pengangkat mobil adalah 400 cm2, maka
besarnya besarnya gaya yang diperlukan untuk mengangkat mobil dapat
ditentukan dengan persamaan 3.5 (g = 10 m/s2). (Kamajaya, 2003: 92)
F1 F2
=
A1 A2

F1 m.g
=
A1 A2

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 10


F (1.200 kg)(10 m/s 2 )
=
20 cm 2 400 cm 2
400 cm2.F = 240000 kg.m/s2.cm2
240000 kg.m/s 2 . cm 2
F=
400 cm 2
F = 600 kg.m/s2
Jadi, besarnya gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat mobil yang memiliki
massa 1200 kg yaitu sebesar 600 N.

4. Kursi Dokter Gigi

Gambar 2.13 Kursi Dokter Gigi yang menggunakan prinsip Hukum Pascal
(sumber: http://archive.kaskus.us)

Kursi dokter gigi termasuk salah satu alat yang memanfaatkan hukum
pascal. Cara kerjanya mirip dengan dongkrak hidrolik. Ketika pedal/tuas tertekan
atau diinjak oleh dokter gigi tekanan fluida dalam bejana berhubungan akan
diteruskan pada kursi pasien sehingga kursi mendapat gaya ke atas.

5. Roket Air

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 11


Gambar 2.14 Roket air (sumber: id.wikipedia.org)

Mengambil manfaat dari hukum Pascal tentang tekanan, seperti udara


yang dipompa, itu menciptakan banyak tekanan yang pada gilirannya akan
memaksa air keluar dari mulut pipa bagian bawah, roket kemudian meluncur
hingga 100 kaki di udara, sehingga cukup mudah untuk mengambil dan mencoba
lagi. Tekanan dari pompa yang diberikan di dalam botol akan diteruskan ke segala
arah dalam botol sehingga jika mulut bagian bawah botol dibuka akan menghasil
gaya sesuai dengan Hukum Ketiga Newton. Udara tekan ditambahkan yang
menciptakan sebuah gelembung yang mengambang diatas air dan kemudian
menekan volume udara di bagian atas botol.

2.4 Hukum Archimedes


Hukum Archimedes menyatakan bahwa suatu benda apabila dicelupkan
kedalam suatu zat cair, maka benda tersebut akan mendapat gaya keatas (F apung)
sebesar berat zat cair yang dipindahkan''
Maka,dapat dirumuskan :

Gaya apung = berat benda di udara – berat benda dalam zat cair

Archimedes mengaitkan antara gaya apung yang dirasakannya dengan


volume zat cair yang dipindahkan benda.

2.4.1 Prinsip Archimedes


Dalam kehidupan sehari‐hari, akan ditemukan bahwa benda yang
dimasukan ke dalam fluida seperti air misalnya, memiliki berat yang lebih kecil
daripada ketika benda tidak berada di dalam fluida tersebut. Akan sulit

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 12


mengangkat sebuah batu dari atas permukaan tanah tetapi batu yang sama dengan
mudah diangkat dari dasar kolam. Hal ini disebabkan karena adanya gaya apung
Gaya apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan fluida pada kedalaman yang
berbeda (Alexander, 2008: 24).
Gaya apung merupakan gaya ke atas dari fluida yang bekerja pada benda-
benda yang ditenggelamkan (Serway & Jewett, 2009: 647).Atau dengan kata lain,
gaya apung merupakan selisih antara gaya yang diberika fluida oleh fluida pada
bagian gaya (F2) dan gaya yang diberikan oleh fluida padaa bagian atas benda
(F1). Secara sistematis, dapat ditulis dalam persamaan:

Fa =  F g VBF

Keterangan :
Fa = gaya apung (N)

 F = massa jenis fluida (kg/m3)


g = percepatan gravitasi (m/s2)
VBF = volume benda yang berada di dalam fluida (m3)

Contoh soal
Sebuah patung emas dengan massa 9,65 kg dan massa jenis 19,3 x 103 kg/m3 akan
diangkat dari sebuah kapal yang tenggelam. Berapakah tegangan pada kabel
pengangkat ketika patung masih tercelup seluruhnya di dalam laut? (massa jenis
air laut 1,03 x 103 kg/m3).
Diketahui: m = 9,65 kg
 F = 1,03 x 103 kg/m3
 B = 19,3 x 103 kg/m3
Ditanya: T = …?
Jawab:
m 9,65kg
VBF = = 5 x 10-4 m3
B 19,03x10 3 kg / m 3
Fa =  F g VBF
= (1,03 x 103 kg/m3)(10 m/s2)( 5 x 10-4 m3) = 5,15 N
Pada keadaan seimbang berlaku

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 13


F = 0
T + Fa - mg = 0
T = mg - Fa
= (9,65 kg)( 10 m/s2) – 5,15 N
= 91,35 N
Jadi, tegangan kabel ketika patung tercelup seluruhnya di dalam air laut adalah
91,35 N.

Mengapung, Tenggelam, dan Melayang

Perhatikan gambar berikut.

gabus
es kayu

tenggela tenggelam
m 8,5
11
timah kuningan terapung terapung terapung
0,9 0,5 0,25

massa jenis relatif air


Gambar 2.19 Berbagai benda dengan massa jenis relatif berbeda mengalami peristiwa berbeda 1,0
ketika
dijatuhkan ke dalam suatu wadah berisi air. (Sumber: Dok. Penulis)

Ilustrasi pada Gambar 2.19 menunjukkan apakah suatu benda mengapung,


tenggelam, atau melayang hanya ditentukan oleh massa jenis benda dan massa
jenis zat cair atau fluida. Jika massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis
fluida, benda akan mengapung di permukaan fluida. Jika massa jenis benda lebih
besar daripada massa jenis fluida, benda akan tenggelam di dasar wadah fluida.
Jika massa jenis benda sama dengan massa jenis fluida, benda akan melayang
dalam zat cair di antara permukaan dan dasar wadah fluida. Jadi,
syarat mengapung B < F (2.10)

syarat tenggelam B > F (2.11)

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 14


syarat melayang B = F (2.12)
Peristiwa mengapung, tenggelam, dan melayang juga dapat dijelaskan
berdasarkan konsep gaya apung dan berat benda. Pada suatu benda yang tercelup
sebagian atau seluruhnya dalam fluida, bekerja gaya apung ( Fa ). Dengan
demikian, pada benda yang tercelup dalam fluida bekerja dua
buah gaya: gaya berat w dan gaya apung Fa . Pada benda yang mengapung dan

melayang terjadi keseimbangan antara berat benda w dan gaya apung Fa , sehingga
berlaku
F = 0
Fa - w = 0
atau w = Fa (2.13)
Pada benda yang tenggelam, berat w lebih besar daripada gaya apung Fa .

Syarat mengapung atau melayang: w = Fa

Syarat tenggelam: w > Fa


Perhatikan:
Syarat mengapung sama dengan syarat melayang, yaitu berat benda sama
dengan gaya apung (persamaan 2.13). Perbedaan keduanya terletak pada volume
benda yang tercelup dalam fluida. Pada peristiwa mengapung (Gambar 2.21b),
hanya sebagian benda yang tercelup dalam fluida, sehingga VBF < VB . Pada
peristiwa melayang (Gambarr 2.21a), seluruh benda tercelup dalam fluida,
sehingga VBF = VB (Marthen, 2006: 243).

w = Fa w= VBF < VB
Fa w
VBF = VB

(a)
Gambar 2.20 Benda dicelupkan
dalam fluida.
(sumber: sukasains.wordpress.com )
(a)
(b)
Gambar 2.21 (a) melayang, (b) mengapung.
(Sumber: Dok. Penulis)

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 15


Berdasarkan konsep gaya apung, syarat benda mengapung dinyatakan oleh
persamaan 2.23 di mana pada peristiwa mengapung, volume benda yang tercelup
dalam fluida lebih kecil daripada volume benda seluruhnya ( VBF < VB ). Secara
matematis dapat ditulis: (  B VB ) g =  F VBF g

(2.14)
 F VBF
B =
VB

Persamaan di atas berlaku untuk benda yang mengapung dalam satu jenis fluida.
Untuk benda yang mengapung dalam dua jenis fluida atau lebih digunakan
persamaan yang mirip dengan persamaan 2.27, hanya pembilang  FVBF
diperoleh dari penjumlahan.

 FiV BFi
B 
VB
 F1VBF1   F 2VBF 2   F 3VBF 3  ...
=
VB (2.15)
Keterangan:
𝜌𝐵 = massa jenis benda (kg/m3)
𝜌𝐹 = massa jenis fluida (kg/m3)
𝑉𝐵 = volume benda (m3)
𝑉𝐵𝐹 = volume benda dalam fluida (m3)

2.4.2 Penerapan Hukum Archimedes dalam Kehidupan Sehari-hari.

1. Kapal Laut

Agar kapal laut tidak tenggelam badan kapal harus terbuat dari besi
berongga. Hal ini bertujuan agar volume air laut yang dipindahkan oleh badan
kapal menjadi lebih besar. Berdasarkan persamaan besarnya gaya apung
sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan, sehingg gaya apungnya
menjadi sangat besar. Gaya apung inilah yang mampu melawan berat kapal,
sehingga kapal tetap dapat mengapung di permukaan laut. Jika dijelaskan

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 16


berdasarkan konsep massa jenis, maka massa jenis
rata-rata besi berongga dan udara yang menempati
rongga masih lebih kecil daripada massa jenis air laut.
Itulah sebabnya kapal laut dapat mengapung di atas
permukaan laut

2. Kapal Selam
Sebuah kapal selam memiliki tangki pemberat yang terletak di antara lambung
sebelah dalam dan lambung sebelah luar. Tangki ini
dapat diisi udara atau air. Tentu saja udara lebih
ringan daripada air. Mengatur isi tangki pemberat
berarti mengatur berat total kapal. Sesuai dengan
konsep gaya apung, maka berat total kapal selam

Gambar 2.22 Kapal Selam


akan menentukan apakah kapal selam akan
Sumber:http//arcaforum.blogs
ot.com)
mengapung atau menyelam.

3. Balon Udara
Pada Gambar 2.23, ditunjukkan sebuah balon udara yang diisi dengan gas
panas. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut. Mula-mula balon diisi dengan
gas panas sehingga balon menggelembung dan volumenya bertambah.
Bertambahnya volume balon berarti bertambah pula volume udara yang
dipindahkan oleh balon.
mbar 2.23 Balon Udara
mber:http//abdi-husairi. Ini berarti, gaya apung bertambah besar. Suatu saat gaya apung sudah lebih besar
spot.com)
daripada berat total balon sehingga balon mulai bergerak naik. Awak balon udara
terus menambah gas panas sampai balon itu mencapai ketinggian tertentu.
Setelah ketinggian yang diinginkan tercapai, awak balon mengrangi gas panas
sampai tercapai gaya apung sama dengan berat balon. Pada saat itu balon

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 17


melayang di udara. Sewaktu awak balon ingin menurunkan ketinggian, sebagian
isi gas panas dikeluarkan dari balon. Ini menyebabkan volume balon berkurang,
yang berarti gaya apung berkurang. Akibatnya, gaya apung lebih kecil daripada
berat balon dan balon bergerak turun.

2.5 Tegangan Permukaan

2.5.1 Konsep Tegangan Permukaan dan Persamaan Tegangan Permukaan

Tegangan permukaan merupakan gaya yang diakibatkan oleh suatu


benda yang bekerja pada permukaan zat cair sepanjang permukaan yang
menyentuh benda itu.
Pada Gambar 2.27 menunjukkan contoh lain dari tegangan permukaan.
Sebuah kawat yang dibengkokkan membentuk huruf U. Seutas kawat kedua yang
berbentuk lurus dikaitkan pada kedua kaki kawat U, di mana kawat kedua tersebut
bisa digerakkan.

Gambar 2.27 Kawat kedua cenderung meluncur ke atas.


(Sumber: http//agnes-sahabat.blogspot.com)

Jika kawat ini dimasukan ke dalam larutan sabun, maka setelah dikeluarkan pada
permukaan kawat tersebut akan terbentuk lapisan air sabun. Karena kawat lurus
dapat digerakkan dan massanya tidak terlalu besar, maka lapisan air sabun akan
memberikan gaya tegangan permukaan pada kawat kedua sehingga kawat kedua
bergerak ke atas (perhatikan arah panah pada Gambar 2.27). Untuk

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 18


mempertahankan kawat kedua tidak bergerak (kawat berada dalam
kesetimbangan), maka diperlukan gaya total yang arahnya ke bawah, di mana
besarnya gaya total adalah F = w + T. Dalam kesetimbangan, F = gaya tegangan
permukaan yang dikerjakan oleh lapisan air sabun pada kawat lurus.
Misalkan panjang kawat kedua adalah l. Karena lapisan air sabun yang
menyentuh kawat kedua memiliki dua permukaan, maka gaya tegangan
permukaan yang ditimbulkan oleh lapisan air sabun bekerja sepanjang 2l.
Tegangan permukaan pada lapisan sabun merupakan perbandingan antara Gaya
Tegangan Permukaan (F) dengan panjang permukaan di mana gaya bekerja (d).
Untuk kasus ini, panjang permukaan adalah 2l. Secara matematis, ditulis:

F
 =
d (2.16)

Dalam kasus ini d = 2l, sehingga

F (2.17)
 =
2l

Keterangan:
l = Panjang permukaan/batang (m)
 = Tegangan permukaan (N/m)
F = Gaya tegangan permukaan (N)
Karena tegangan permukaan merupakan perbandingan antara Gaya
tegangan permukaan dengan Satuan panjang, maka satuan tegangan permukaan
adalah Newton per meter (N/m) atau dyne per centimeter (dyn/cm).
1 dyn/cm = 10-3 N/m = 1 mN/m

Contoh Soal
Sebatang jarum jahit sepanjang 5 cm dapat terapung di atas permukaan larutan
aseton pada suhu 20°. Bila tegangan muka permukaan aseton pada suhu tersebut
22,8.10-3 N/m. Tentukan massa jarum (g= 10 m/s2).
Diketahui: l = 5 cm = 5. 10-2 m

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 19


𝛾 = 22, 8.10-3
g = 10 m/s2
Ditanya:
m = …?
Jawab:
m.g
𝛾=
l
m.10
22, 8.10-3 =
5.10  2
2m
22, 8.10-3 =
10  2
2m = 22, 8.10-5 = 11,4,10-5 kg
m = 11,4.10-2 gram

2.5.2 Penerapan Tegangan Permukaan dalam Kehidupan Sehari-hari


Tegangan permukaan air berhubungan dengan kemampuan air membasahi
benda. Makin kecil tegangan permukaan air, makin baik kemampuan air untuk
membasahi benda, ini berarti kotoran-kotoran pada benda lebih mudah larut dalam
air. Prinsip inilah yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan fisika sehari-hari.
Tegangan permukaan air dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi suhu air,
makin kecil tegangan permukaan air, dan ini berarti makin baik kemampuan air
untuk membasahi benda. Karena itu, mencuci dengan air panas menyebabkan
kotoran pada pakaian lebih mudah larut dan cucian menjadi lebih bersih.
Detergen sintetis modern dibuat untuk meningkatkan kemampuan air
membasahi kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu dengan menurunkan
tegangan air.
Antiseptik yang dipakai untuk mengobati luka, selain memiliki daya
bunuh kuman yang baik, juga memiliki tegangan permukaan yang rendah
sehingga antiseptik dapat membasahi seluruh luka. Jadi, alkohol dan hampir
semua antiseptik memiliki tegangan permukaan yang rendah.

2.6 Kapilaritas

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 20


2.6.1 Gaya Kohesi dan Adhesi
Gaya Kohesi merupakan gaya tarik menarik antara molekul dalam zat
yang sejenis, sedangkan gaya tarik menarik antara molekul zat yang tidak sejenis
dinamakan Gaya Adhesi.
Gaya adhesi dan gaya kohesi berpengaruh pada peristiwa Kapilaritas.
Misalnya jika ditinjau dari cairan yang berada dalam sebuah gelas. Ketika gaya
kohesi molekul cairan lebih besar daripada gaya adhesi (gaya tarik menarik
antara molekul cairan dengan molekul gelas) maka permukaan cairan akan
membentuk lengkungan ke atas (konveks).
2.6.2 Konsep Kapilaritas
Kapilaritas merupakan peristiwa naik atau turunya zat cair dalam pipa
kapiler. Kapilaritas disebabkan adanya gaya adhesi atau kohesi antara zat cair
dengan dinding celah itu. Akibatnya, bila pembuluh kaca dimasukkan dalam zat
cair, permukannya menjadi tidak sama. Apabila gaya kohesi cairan lebih besar
dari gaya adhesi, maka permukaan cairan akan melengkung ke atas. Ketika kita
memasukan tabung atau pipa tipis (pipa yang diameternya lebih kecil dari wadah),
maka akan terbentuk bagian cairan yang lebih tinggi. Dengan kata lain, cairan
yang ada dalam wadah naik melalui kolom pipa tersebut (Gambar 2.30). Hal ini
disebabkan karena gaya tegangan permukaan total sepanjang dinding tabung
bekerja ke atas. Ketinggian maksimum yang dapat dicapai cairan adalah ketika
gaya tegangan permukaan sama atau setara dengan berat cairan yang berada
dalam pipa. Jadi, cairan hanya mampu naik hingga ketinggian di mana gaya
tegangan permukaan seimbang dengan berat cairan yang ada dalam pipa.

Gambar 2.30 Terdapat bagian yang lebih tinggi dari permukaan wadah.
(Sumber: www.egiemeyskaputri.wordpress.com)

Sebaliknya, jika gaya adhesi lebih besar daripada gaya kohesi cairan, maka
permukaan cairan akan melengkung ke bawah (Gambar 2.31). Ketika kita

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 21


memasukan tabung atau pipa tipis (pipa yang diameternya lebih kecil dari wadah),
maka akan terbentuk bagian cairan yang lebih rendah.

Gambar 2.31 Terdapat bagian yang lebih rendah dari permukaan wadah.
(Sumber: www.egiemeyskaputri.wordpress.com)

Efek ini dikenal dengan istilah gerakan kapiler atau kapilaritas dan pipa
tipis tersebut dinamakan pipa kapiler. Pembuluh darah kita yang terkecil juga bisa
disebut pipa kapiler, karena peredaran darah pada pembuluh darah yang kecil juga
terjadi akibat adanya efek kapilaritas. Demikian juga fenomena naiknya leleh lilin
atau minyak tanah melalui sumbu. Selain itu, kapilaritas juga diyakini berperan
penting bagi perjalanan air dan zat bergizi dari akar ke daun melalui pembuluh
xylem yang ukurannya sangat kecil. Bila tidak ada kapilaritas, permukaan tanah
akan langsung mengering setelah turun hujan atau disirami air. Efek penting
lainnya dari kapilartas adalah tertahannya air di celah-celah antara partikel tanah
(Alexander, 2008: 40).

2.6.3 Persamaan Kapilaritas


Ketinggian maksimum yang dapat dicapai cairan ketika cairan naik
melalui pipa kapiler terjadi ketika gaya tegangan permukaan seimbang dengan
berat cairan yang ada dalam pipa kapiler. Untuk membantu menurunkan
persamaan, perhatikan Gambar 2.30.
Tampak bahwa cairan naik pada kolom pipa kapiler yang memiliki jari-jari
r hingga ketinggian h. Gaya yang berperan dalam menahan cairan pada ketinggian
h adalah komponen gaya tegangan permukaan pada arah vertikal : F cos θ. Bagian
atas pipa kapiler terbuka sehingga terdapat tekanan atmosfer pada permukaan
cairan. Panjang permukaan sentuh antara cairan dengan pipa adalah 2 π r (keliling
lingkaran). Dengan demikian, besarnya gaya tegangan permukaan komponen
vertikal yang bekerja sepanjang permukaan kontak adalah:

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 22


F =  2π r cos θ

Keterangan:
F = gaya tegangan permukaan (N)
 = tegangan permukaan (N/m)
r = jari-jari pipa kapiler (m)
θ = sudut kontak
Contoh Soal
Jika pembuluh xylem memiliki radius 0,001 cm. Hitung tinggi air akan naik.
(0,072 N/m, g = 9,8 m/s2 dan sudut = 0°).
Diketahui: r = 0,001 cm = 10-5
cosθ = 1
 = 72. 10-3 N/m
g = 9,8 m/s2
 air = 103 kg/m3
Ditanya: h = …?
2 cos 
Jawab: h =
rg
2.72.10 3.1
=
10 3.10 5 9,8
= 1,47 m

2.6.4 Penerapan Kapilaritas dalam Kehidupan Sehari-hari


Salah satu fenomena yang menarik yang berhubungan dengan kapilaritas
dapat diamati pada lampu minyak (Gambar 2.32). Lampu minyak terdiri dari
wadah yang berisi bahan bakar dan sumbu. Sebagian sumbu dicelupkan dalam
wadah yang berisi minyak tanah, sedangkan sebagian lagi
dibungkus dalam pipa kecil. Pada ujung atas pipa tersebut,

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 23


disisakan sebagian sumbu. Jika menggunakan lampu minyak, maka sumbu yang
terletak di ujung atas pipa kecil tersebut harus dibakar. Sumbu tersebut bisa
menyala dalam waktu yang lama karena minyak tanah yang berada dalam wadah
merembes ke atas, hingga mencapai ujung sumbu yang terbakar.
Gambar 2.33 Lampu
minyak)
(Sumber:
http//littlecolourfulmac
aw.blogspot.com)

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 24


BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
1. Massa jenis adalah ukuran massa setiap volume benda.
2. Tekanan hidrostatis memberikan tekanan ke segala arah, bekerja pada
permukaan secara tegak lurus.
3. Tekanan gauge adalah tekanan absolut dikurangi tekanan atmosfer.
4. Tekanan absolut adalah jumlah tekanan atmosfer dengan tekanan terukur.
5. Penerapan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari dalam dilihat pada
papan ski.
6. Hukum Pascal berbunyi: “Tekanan yang dierikan pada saat zat cair dalam
ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah”.
7. Dalam kehidupan sehari-hari, penerapan hukum Pascal dapat dijumpai pada:
dongkrak hidrolik,dan rem hidrolik
8. Hukum Archimedes berbunyi: “Gaya apung yang bekerja pada suatu benda
yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan
berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut”.
9. Dalam kehidupan sehari-hari, penerapan hukum Archimedes dijumpai pada:
kapal laut, kapal selam, dan balon udara
10. Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair yang cenderung untuk
menegang sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis.
11. Dalam kehidupan sehari-hari, penerapan konsep kapilaritas dapat dijumpai
pada detergen sintetis modern dan antiseptik.
12. Dalam kehidupan sehari-hari, penerapan konsep kapilaritas dapat dijumpai
pada lampu minyak.
3.2 Saran
Adapun saran yang kami sampaikan dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Mahasiswa hendaknya mampu memformulasikan hukum dasar fluida statis.
2. Mahasiswa hendaknya mampu menerapkan hukum dasar fluida statis pada
masalah fisika sehari-hari.

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 25


DAFTAR PUSTAKA
Fuad, Muhammad. 2010. Penerapan/aplikasi Hukum Pascal dan Hukum
Archimedes dalam kehidupan sehari-hari. [online]. Tersedia dalam:
http://readwansyah.wordpress.com. Diakses pada 21 November 2011
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (Terjemahan).Edisi Kelima.
Jakarta: Erlangga.
Halliday, David; Resnick, Robert; Walker, Jearl. Dasar-Dasar Fisika Versi
Diperluas Jilid Satu. (diedit oleh Syarifudin, Mike Damayanti, Yayan
Wulandari). Tanggerang: Binarupa Aksara Publisher.
Hidayat, Basuki. 2002. PR Fisika Kelas 1 SLTP. Klaten: PT Intan Pariwara
Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA kelas XI, Semester 2. Jakarta:
Erlangga
Kamajaya, K. 2003. Fisika untuk SMU Kelas II. Bandung:
Grafindo Media Pratama
Myers, Josie. 2011. What Is Pascals Law. [online]. Tersedia dalam:
http://www.wisegeek.com/what-is-pascals-law.htm. Diakses pada 22 Oktober
2011
San, Alexander. 2008. Fluida Statis. Edisi Kedua [online]. Tersedian pada:
http://www.gurumuda.com. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2011.
Serway dan Jewett. 2009. Fisika (Terjemahan). Jakarta: Salemba Teknika.
Siti dan Rokhim. Tanpa tahun. Fisika untuk SMA kelas XI, Semester 2. Solo:
CV. Sindhunata.

FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 26


FISIKA DASAR 1_FLUIDA STATIS Page 27

You might also like