You are on page 1of 34

MENGHITUN

G WARIS

Oleh : H. Ismail Nasution, Lc,


M.TH

SALAH SATU JUDUL PENTING PADA MATA KULIAH FIKIH


MAWARIS
PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSYIAH
STAIBR SIBUHUAN
03/02/2019 1
MACAM-MACAM HUKUM
WARIS

Hukum Waris KHI


Hukum Waris Fiqih Klasik
Hukum Waris Perdata
Hukum Waris Adat
Berdasarkan Kesepakatan
2
PENTINGNYA ILMU
MAWARIS

Menjalankan perintah Allah swt


Ilmu yang pertama dicabut dari dunia ini
Untuk mengendalikan manusia yang cenderung
bersifat serakah
Mengantisipasi niat jahat orang untuk
memanfaatkan kematian sebagai salah satu
jalan menjadi kaya secara tiba-tiba
Untuk memperlihatkan keadilan dalam
mendistribusikan harta orang yang meninggal.
3
DEFINISI

‫هو قواعد فقهية وحساهبية يعرف باه‬


‫نصيب كرل وارث من التكرة‬
“Undang-undang fiqih dan
perhitungan, yang dengan keduanya
itu (fiqih & Perhitungan) bisa diketahui
bahagian setiap ahli waris dari harta
peninggalan (si mait)” (Wahbah
Zuhaili) 4
‫‪DASAR HUKUM‬‬
‫‪QS. An-Nisa’ ayat 7, 11, 12, QS. Al-Anfal ayat 75 dan al-Ahzab ayat 6. Antara lain Ayatnya‬‬
‫‪adalah:‬‬

‫ت هواححهدة فهفلهههاه‬ ‫ي فهحإتن لكرنن نحساهء فهفوهق اثتفنهتَهف ت ح‬


‫ي فهفلهلهنن ثفللهثاه هماه تهفهرهك هوإحتن هكراهنه ت‬ ‫هة ت‬ ‫ليوحصيلكم اللنهل حف أهتوهلحدلكرتم حللنذهكرحر حمثتل هح ظ‬
‫ظ اتللنتفثهفيهف ت ح‬
‫ح‬ ‫ل‬ ‫ل‬
‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫د‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬
‫ث فهإتن‬ ‫س نماه تهفهرهك إتن هكراههن لههل هولهدد فهإتن هلت يهلكتن لههل هولهدد هوهوحرثههل هأبفههواهل فهللظمه الثفل ل‬ ‫ف هو هلبفههويته للكظل هواحد متنفلههماه الثسلد ل‬
‫ص ل ح‬‫النظ ت‬
‫هكراههن لهه إحخوةد فهحللظمحه الثسلد ح ح ح د ح ح‬
‫ضة‬ ‫ب لهلكتم نفهتفةعاه فهحري ه‬ ‫س متن بفهتعد هوصينة ليوصيِ هباه أهتو هديتدن آهباهلؤلكرتم هوهأبتفهناهلؤلكرتم هل تهتدلروهن أهيفثلهتم أهقتفهر ل‬ ‫ل‬ ‫ل ته‬
‫ف هماه تهفهرهك أهتزهوالجلكتم إحتن هلت يهلكتن هللنن هولهدد فهحإتن هكراههن هللنن هولهدد‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح ح‬
‫ص ل‬ ‫مهن اللنه إحنن اللنهه هكراههن هعليةماه هحكيةماه )‪ (11‬هولهلكتم ن ت‬
‫ي ح هباه أهتو هديتدن هوهللنن الثربللع ح نماه تهفهرتكرتَلتم إحتن هلت يهلكتن لهلكتم هولهدد فهحإتن هكراههن لهلكتم هولهدد‬ ‫ح ح حد ح‬ ‫ح‬
‫فهفلهلكلم الثربللع نماه تهفهرتكرهن متن بفهتعد هوصينة ليوص ه‬
‫ت فهلحلكظل‬ ‫ح ح حد‬ ‫ح‬
‫ث هكرهللهة أهحو اتمهرأهةد هولههل أهدخ أهتو ألتخ د‬ ‫صوهن ح هباه أهتو هديتدن هوإحتن هكراههن هرلجدل ليوهر ل‬ ‫فهفلهلهنن الثلملن نماه تهفهرتكرتَلتم متن بفهتعد هوصينة لتو ل‬
‫ث حمن بفعحد وحص يندة يو ح‬ ‫ك فهفهم لشرهكراهء حف ال ثفل ح‬ ‫ح ح‬ ‫واححدد حمتنفلهماه الثس لد ح‬
‫ضاهر‬‫غيفهر لم ه‬‫صىَ هباه أهتو هديتدن ه ت‬ ‫ت هت ه ل ه‬ ‫س فهإتن هكراهنلوا أهتكرثهفهر متن هذل ه ل ت ه ل‬ ‫ل‬ ‫ه‬ ‫ه‬
‫ح‬
‫هوصينة مهن الله هواللهل هعليدم هحليدم )‪ ) .(12‬النسآ ‪(12 - 11 :‬‬ ‫ح‬ ‫ن‬ ‫ح‬ ‫ن‬ ‫ح‬ ‫ح‬
‫‪:Hadis Rasul Saw‬‬

‫وعن أب هريرة أن النب صلىَ ال عليه وسلم قاهل‪ " :‬تعلموا الفرائض وعلموهاه فإناه نصف العلم وهو ينسىَ وهو أول‬
‫شئ ينزع من امت " رواه ابن ماهجه والدارقطن‬

‫‪5‬‬
‫‪HUKUM MEMPELAJARI‬‬
‫‪DAN MENERAPKANNYA‬‬

‫‪Hukum Mempelajarinya dalah Wajib Kifayah‬‬


‫‪Hukum Menerapkannya adalah Fardu ‘Ain‬‬
‫‪Alasannya, antara lain:‬‬

‫ت هتتحريِ حمتن‬ ‫ك حلدود اللنحه ومن يحطحع اللنه ورسولهه يتدحختله جنناه د‬ ‫ح‬
‫ه هه ل ل ل ل ه‬ ‫ت ه ل ل هه ت ل‬ ‫ل‬
‫ت‬
‫ك التهفتولز التهعحظيلم )‪ (13‬هوهمتن‬ ‫هتتَحهاه اتلهنتفهاهر خاهلححدين حفيهاه وهذلح‬
‫ته هل ه ه ه ه ه‬
‫ص اللنهه هوهرلسولههل هويفهتَهفهعند لحلدوهدهل يلتدحختلهل هناهةرا هخاهلحةدا حفيههاه هولهله‬‫يفهتع ح‬
‫ي )النسآء ‪( 14-13‬‬ ‫ب لمحه د‬ ‫هعهذا د‬
‫‪6‬‬
CATATAN

Tidak masalah jika:


Setelah para hali waris mengetahui bagian
masing-masing menurut syari’at, namun
mereka sepakat untuk membaginya secara
kekeluargaan.
Apabila setelah masing-masing mengetahui
bagiannya secara syari’at kemudian diantara
mereka ada yang memberikan bagiannya
kepada ahli waris lain yang lebih
membutuhkan.
7
SYARAT DAN RUKUN
WARIS
SYARAT:
1. Orang yang mewariskan harta sudah meninggal dunia, baik disaksikan
secara nyata maupun ditetapkan secara hukum.
2. Ahli waris masih hidup ketika yang mewariskan meninggal dunia, baik
secara nyata maupun ditetapkan secara hukum.
3. Tidak ada halangan bagi para ahli waris untuk memperoleh harta
warisan.
4. Ada orang yang ahli faraid dan bersedia membaginya secara hukum
islam.
RUKUN:
5. Orang yang mewariskan. Yaitu orang yang meninggal dunia.
6. Ahli waris, yaitu orang yang punya hubungan dengan si mait baik
keturunan, pernikahan atau pemerdekaan.
7. Harta warisan yang akan dibagi.

8
SEBAB MEWARISI &
PENGHALANGNYA

SEBAB MEWARISI:
1. Hubungan nasab.
2. Hubungan pernikahan.
3. Hubungan memerdekakan.
4. Hubungan agama.
PENGHALANG KEWARISAN:
1. Membunuh pewaris
2. Berlainan agama
3. Berlaian status sosial (budak)
9
AHLI WARIS
NENEK NENEK KAKEK

PAMAN PAMAN
IBU AYAH K SA

ISTRI SUAMI
ANAK P ANAK P
K SA

SDRA
SDRI SI SDRI SA SDRI K MAIT SDRA K
SA
SDRA SI

ANAK ANAK
ANAK SDR SA
PR
ANAK LK SDR K

MU’TIQA
MU’TIQ H

CUCU CUCU
PR LK

10
AHLI WARIS TERBAGI
2 (DUA)

Ahlul Furud adalah ahli waris yang mendapat kadar (angka) bagian
tertentu sesuai dengan yang ditentukan syara’. Bagian-bagian tersebut
dapat dibagi menjadi dua kelompok:
Kelompok pertama adalah: ½, ¼, 1/8
Kelompok kedua adalah: 1/3, 2/3, 1/6

Ashabah adalah Ahli waris yang tidak memilki ketentuan bagian.


Setelah ahlul furudl mengambil bahagiannya maka sisa dari harta itu
diberikan kepada ahli waris yang ashabah. Ashabah bisa mendapat
semua harta jika tidak ada ahlul furudl, tetapi ashabah bisa tidak
mendapat harta sama sekali apabila ahlul furudl menghabiskan harta
tersebut,
Ashabah terbagi 3: Ashabah binafsih, asabah bigairih, asabah ma’a
gairih.

11
AHLUL FURUD &
ASHABAH
NO AHLI FURUD NO AHLI FURUD NO AHLI FURUD

1 Suami 6 Cucu Perempuan 11 Saudari seayah


2 Ayah 7 Ibu 12 Saudari seibu
3 Kakek 8 Nenek dari pihak ibu 13 Istri

4 Saudara seibu 9 Nenek dari pihak ayah

5 Anak 10 Saudari kandung


Perempuan

N AHLI ASABAH NO AHLI ASABAH NO AHLI ASABAH


O
1 Anak laki-laki 6 Anak saudara seayah 11 Mu’tiq
2 Cucu laki-laki 7 Paman kandung 12 Mu’tiqah
3 Saudara 8 Paman seayah
kandung
4 Saudara seayah 9 Anak paman kandung

5 Anak sdr kand 10 Anak paman seayah


12/09/2015 12
PENTING DILAKUKAN
SEBELUM MENGHITUNG
HARTA WARISAN
1. Tentukan mana harta simait, pisahkan harta
pinjaman, perkongsian, harta gono-gini atau
bahkan harta yang bersumber dari yang haram.
2. Sepakati berapa harga harta benda yang
ditinggalkan.
3. Bayar biaya pengurusan jenazah, hutang,
wasiat, dan kifarat simait dengan harta
peninggalannya.
4. Setelah no 1 sampai no 4 selesai maka sisa
harta itulah yang dinamakan harta waris yang
akan dibagi kepada para ahli waris.

13
LANGKAH-LANGKAH
MENGHITUNG HARTA
WARISAN
1)Pastikan berapa harta yang
akan dibagi secara Rupiah.
2)Tentukan siapa saja yang
menjadi ahli waris.
3)Menentukan bagian masing-
masing ahli waris (Tunggu di
slide selanjutnya).
4)Menentukan Asal Masalah 14
ASAL MASALAH
ASAL MASALAH (POKOK MASALAH) ADALAH
ANGKA YANG DIBUAT MEMBAGI HARTA
WARISAN.
UNTUK MENENTUKAN ASAL MASALAH ADA TIGA
KETENTUAN YAITU:
Sebelumnya kita tentukan asal masalah, kita
harus ingat bahwa bagian ahlul furud ada dua
kelompok:
1) 1/2, 1/4, 1/8
2) 1/3, 2/3, 1/6
15
PERTAMA
Jika dalam suatu pembagian hanya satu
ahlul furudl, maka pecahan bagian itu jadi
asal masalah.
Misal:
NO AHLI WARIS BAGIA ASAL Rp
N MASALA
H
8

1 Istri 1/8 1
2 Anak laki-laki A Sisa = 7

16
KEDUA
Jika dlm suatu pembagian terdapat lebih dari satu
ahlul furud, dan masih dari kelompok yang sama,
maka pecahan terkecilnya jadi asal masalah. Misal:

NO AHLI WARIS BAGIAN ASAL Rp. 16 Jt.


MASALA 16/4=4 Jt
H
4

1 Suami 1/4 1 4 Jt
2 Anak 1/2 2 8 Jt
Perempuan
3 Saudara A sisa = 1 4 Jt
12/09/2015 17
KETIGA
Jika ahlul furud lebih dari satu dan
berbeda kelompok maka asal
masalahnya harus melalui tiga
langkah berikut secara berurutan:
1) Jika ada 1/8 maka asal
masalahnya 24.
2) jika 1/4 maka asal masalahnya
12.
3) Jika ada 1/2 maka asal
12/09/2015 18
MISALNYA
N AHLI WARIS BAGIAN ASAL Rp
O MASALAH
24

1 Istri 1/8 3
2 2 Anak perempuan 2/3 16
3 saudara A Sisa= 5
N AHLI WARIS BAGIAN ASAL Rp
O MASALAH
12

1 Suami 1/4 3
2 Anak Perempuan 1/2 6
3 Cucu Perempuan 1/6 2
4 Saudara A Sisa = 1
12/09/2015 19
Bagian-bagian
ahli waris
1) Bagian suami
Salah satu dari dua persi:
1. Mendapat 1/2 jika tidak ada anak atau cucu simait
2. Mendapat 1/4 jika ada anak atau cucu simait
2) Bagian istri
Salah satu dua persi:
3. Mendapat 1/4 jika tidak ada anak atau cucu simait
4. Mendapat 1/8 jika ada anak atau cucu simait.
3) Bagian anak laki-laki
Salah satu dari dua persi:
5. Menjadi ashabah binafsihi apabila tidak ada anak perempuan
6. Menjadi ashabah bil ghair apabila beserta anak perempuan

20
4) Bagian anak perempuan
Salah satu dari tiga persi:
1. Mendapat 1/2 apabila ia sendiri,tidak ada anak laki-laki.
2. Mendapat 2/3 apabila mereka ada dua orang atau lebih, tidak ada
anak laki-laki.
3. Menjadi ashabah bil ghair apabila ada anak laki-laki

5) Cucu Laki-laki
Salah satu dari tiga persi:
4. Menjadi Ashabah binafisihi apabila tidak ada anak laki-laki atau
cucu perempuan
5. Menjadi Ashabah bil ghair apabila ada cucu perempuan. Dengan
syarat tidak ada anak laki-laki
6. Gugur apabila ada anak laki-laki

21
6) Cucu Perempuan.
Salah satu dari lima persi:
1. Mendapat 1/2 apabila ia sendiri, tidak ada salah satu
dari anak laki-laki, anak perempuan, dan cucu laki-laki.
2. Mendapat 2/3 apabila mereka dua orang atau lebih,
tidak ada salah satu dari anak laki-laki, anak
perempuan, dan cucu laki-laki.
3. Mendapat 1/6 , apabila ia beserta dengan seorang
anak perempuan. Tidak ada anak laki-laki dan cucu
laki-laki.
4. Menjadi ashabah bil ghair apabila ia beserta cucu laki-
laki. Tidak ada anak laki-laki.
5. Ia gugur apabila ada anak laki-laki atau dua orang
anak perempuan.

22
7) Ayah
Salah satu dari tiga persi:
1. Menjadi ‘ashabah binafsih apabila tidak ada anak maupun cucu
2. Mendapat 1/6 apabila ada anak laki-laki atau cucu laki-laki
3. Mendapat 1/6 ditambah ‘ashabah apabila ada anak perempuan
atau cucu perempuan. Tidak ada anak laki-laki atau cucu laki-laki.

8) Ibu
Bagian ibu dari harta warisan salah satu dari tiga persi:
1. Mendapat 1/3 apabila tidak ada salah satu dari anak, cucu,
bebrapa saudara/I, ayah atau salah satu suami/istri.
2. Mendapat 1/6 apabila ada salah satu dari anak, cucu, beberapa
saudara/i.
3. Mendapat 1/3 setelah suami/istri mengambil bagian. apabila ia
beserta ayah, dan salah satu suami/istri, dan tidak ada anak
ataupun cucu.

23
9) Bagian Kakek
Sama seperti ayah, tetapi ia gugur jika ada ayah. 
10) Bagian nenek dari pihak ayah
Salah satu dari dua persi:
1. Mendapat 1/6 apabila tidak ada ayah atau ibu.
2. Gugur apabila ada ayah atau ibu.

11) Bagian nenek dari pihak ibu


Salah satu dari dua persi:
3. Mendapat 1/6 apabila tidak ada ibu.
4. Gugur apabila ada ibu

24
12) Bagian saudara kandung
Salah satu dari tiga persi:
1. Menjadi ‘ashabah binafsih apabila tidak ada salah satu dari anak laki-laki, cucu laki-laki,
saudari, dan ayah/kakek.
2. Menjadi ‘shabah bil gair apabila ada saudari kandung, dan tidak ada salah satu dari anak
laki-laki, cucu laki-laki ataupun ayah/kakek
3. Gugur apabila ada salah satu dari anak laki-laki, cucu laki-laki atau ayah/kekek.

13) Bagian saudari kandung


Salah satu dari lima persi:
4. Mendapat ½ apabila hanya sendirian, dan tidak ada salah satu dari saudara kandung,
anak, cucu, ayah/kakek.
5. Mendapat 2/3 apabila mereka dua orang atau lebih, tidak ada salah satu dari saudara
kandung, anak, cucu, ayah/kakek.
6. Menjadi ‘ashabah ma’al gair apabila ada satu orang anak perempuan atau satu orang
cucu perempuan. artinyaMendapat ½ jika beserta seorang anak perempuan atau seorang
cucu perempuan, mendapat 1/3 jika beserta dengan dua orang atau lebih anak
perempuan atau cucu perempuan, dengan syarat tidak ada salah satu dari anak laki-laki,
cucu laki-laki, ayah, kakek atau saudara kandung.
7. Menjadi Asabah bil gair apabila ada saudara kandung, dan tidak ada salah satu dari anak
laki-laki, cucu laki-laki, ayah/kakek.
8. Ia gugur apabila ada salah satu dari anak laki-laki, cucu laki-laki, ayah/kakek.
25
14) Bagian saudara seayah
Bagiannya sama dengan saudara kandung, namun ia gugur jika
ada saudara kandung, atau saudari kandung yang asabah ma’al
gair.
15) Saudari seayah
Bagian saudari seayah sama dengan saudari kandung, namun ia
gugur jika ada saudari kandung yang ashabah ma’al gair.

16) Bagian saudara seibu dan saudari seibu


Salah satu dari tiga persi:
1. Mendapat 1/3 apabila dua orang atau lebih dengan sayarat
tidak ada salah satu dari anak, cucu, ayah/kakek.
2. Mendapat 1/6 apabila ia sendiri dan dengan syarat tidak ada
salah satu dari anak, cucu, ayah, kakek.
3. Gugur apabila ada salah satu dari anak, cucu, ayah, kakek.
12/09/2015 26
17) Bagian anak laki-laki dari saudara kandung
Salah satu dari dua:
1. Ia menjadi ‘ashabah bi nafsih apabila tidak ada salah satu
dari anak laki-laki, cucu laki-laki, ayah, kakek, saudara
kandung, beberapa saudara/i seayah.
2. Ia gugur apabila ada salah satu yang di atas.

18) Bagian anak laki-laki dari saudara seayah


Salah satu dari dua persi:
1. Ia menjadi ‘ashabah bi nafsih apabila tidak ada salah satu
dari anak laki-laki, cucu laki-laki, ayah, kakek, saudara
kandung, beberapa saudara/i seayah, anak saudara
kandung.
2. Ia gugur apabila ada salah satu yang di atas.
27
19) Bagian paman kandung
Bagian paman kandung salah satu dari dua:
1. Ia menjadi ‘ashabah binafsih dengan syarat tidak ada salah satu dari anak
laki-laki, cucu laki-laki, ayah/kakek, saudara kandung beberapa saudara/i
seayah, anak saudara kandung, anak saudara seayah.Ia gugur kalau ada
salah satu yang disebutkan di atas.

20) Bagian paman seayah


2. Ia menjadi ‘ashabah binafsih dengan syarat tidak ada salah satu dari anak
laki-laki, cucu laki-laki, ayah/kakek, saudara kandung beberapa saudara/i
seayah, anak saudara kandung, anak saudara seayah, paman kandung.
3. Ia gugur apabila ada salah satu yang disebutkan di atas.
 
21) Bagian anak paman kandung
4. Ia menjadi ‘ashabah binafsih dengan syarat tidak ada salah satu dari anak
laki-laki, cucu laki-laki, ayah/kakek, saudara kandung beberapa saudara/i
seayah, anak saudara kandung, anak saudara seayah, paman kandung,
paman seayah.
5. Ia gugur apabila ada salah satu yang disebutkan di atas.
28
22) Bagian anak paman seayah
1. Menjadi ‘ashabah binafsih dengan syarat tidak ada salah
satu dari anak laki-laki, cucu laki-laki, ayah/kakek, saudara
kandung beberapa saudara/i seayah, anak saudara
kandung, anak saudara seayah, paman kandung, paman
seayah, anak paman kandung.
2. Gugur apabila ada salah satu yang disebut di atas.

23) Bagian laki-laki yang memerdekakan & perempuan


yang memerdekakan
3. Menjadi ‘ashabah binafsih dengan syarat tidak ada salah
satu dari anak laki-laki, cucu laki-laki, ayah/kakek, saudara
kandung beberapa saudara/i seayah, anak saudara
kandung, anak saudara seayah, paman kandung, paman
seayah, anak paman kandung, anak paman seayan.
4. Gugur apabila ada salah satu yang disebutkan di atas
29
LATIHAN
I
Seorang meninggal dunia meninggalan waris seorang istri,
dua anak perempuan dan seorang ayah, harta yang
ditinggalkan setelah dikeluarkan semua yang bersangkutan
dengannya adalah Rp. 480 Juta. Hitunglah bagian masing-
masing!
ASAL
NO AHLI WARIS BAGIAN MASALAH Rp
24
Istri 1/8 3 60 Jt
2 Anak 2/3 16 320 Jt
Perempuan
Ayah 1/6+A 4+1 (sisa) 100 Jt
=5
Harta Rp. 480 Jt 24/480Jt= 20 Jt

30
Latihan II

Seorang meninggal dunia, meninggalkan ahli waris sbb:


1) Suam 2) Ayah 3) Ibu 4) Anak Laki-laki
Harta yang ada sbb:
Kalung emas bawaan almarhumah senilai Rp: 10 Juta
Motor MegaPro milik suami senilai Rp: 15 Juta
Rumah yang dihitung milik bersama (harta gono-gini) senilai Rp: 600 Jt
Rekening bersama di Bank Mu’amalat dengan saldo Rp: 300 Jt
Pengeluaran pasca meninggal dunianya almarhumah:
Biaya pengurusan jenazah Rp: 10 Juta
Hutang jula-jula bersama Rp: 10 Juta
Wasiat sedekah almarhumah Rp: 10 Juta
Sebutkan bahagian masing-masing ahli waris!

31
Catatan penting I
1. Harta gono-gini adalah harta pencarian bersama bagi suami-istri.
Jika salah satu suami istri meninggal maka harta selama mereka
berumahtangga dibagi dua terlebih dahulu, setengah milik yang
meninggal setengah milik yang masih hidup.
2. Anak angkat tidak mempunya hak waris. Hanya berpeluang jika
ada wasiat atau hibah dari almarhum.
3. Aul terjadi jika jumlah bagian lebih banyak dari asal masalah.
4. Rad terjadi jika jumlah asal masalah lebih banyak dari bagian.
5. Mewasiatkan harta hanya boleh apabila tidak mencapai 1/3 dari
harta yang peninggalan.
6. Mewasiatkan harta kepada salah seorang ahli waris tidak sah
apabila seorang saja ahli waris yang lain tidak setuju.
7. Ahli waris pengganti tidak ada dalam fiqih klasik namun ada pada
KHI, untuk menghindari perbedaan pendapat lebih baik membuat
12/09/2015 32
CATATAN PENTING II
Apabila sama-sama ada:
1. Anak laki-laki dengan anak perempuan
2. Cucu laki-laki dengan cucu perempuan
3. Saudara dengan saudari
4. Saduara seyah dengan saudari seayah

Maka status bagiannya adalah asabah bil gair. Artinya bagian satu orang
laki-laki sama dengan bagian dua orang perempuan, dengan kata lain
laki-laki dihitung dua kepala sedangkan perempuan tetap satu kepala.

33
‫شكرا على اهتمامك‬
‫‪Nama : H. Ismail Nasution, Lc, M.TH‬‬
‫‪TTL : Pinarik, 04 Juli 1985‬‬
‫‪Alamat : Lk VI Sibuhuan‬‬
‫‪Profesi : Dosen‬‬
‫‪HP : 085276405050‬‬

‫عسلى سمهن سجههل سهه سسههلل‬ ‫ال ههعل ههم ك هل لههه سصهع ل‬
‫ب س‬
‫علهسمهه‬
‫عسلى سمهن س‬ ‫س‬
‫ال هسعالههم سكال هك سهعبسهة يسأ ههتيسها ال هبهسعسداهء سويسهزسههد هفيسها‬
‫ال ههقسرسباهء‬

‫ثسسمسرهة ال ههعل ههم أ سهن يههعسمسل هبهه سوثسسمسرهة ال هسعسمهل أ سهن يههؤسجسر س‬
‫عل سيههه‬

‫‪12/09/2015‬‬ ‫‪34‬‬

You might also like