Professional Documents
Culture Documents
SUCI EFNITA
2008730121
PEMBIMBING
KEPANITERAAN KLINIK
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2012
BAB I
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Y
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Cianjur
Pekerjaan : Kuli bengkel
Tgl MRS : 23 Januari 2012
Tgl Pemeriksaan : 24 Januari 2012
No RM : 492802
ANAMNESA
Keluhan Utama
Os merasa ada benjolan di lipat paha kiri hilang timbul
Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat ke dokter atau berobat dengan pengobatan alternatif.
Riwayat Psikososial
Pasien bekerja sebagai kuli bengkel dan sering mengangkat barang-barang atau beban
yang berat.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Vital Sign
TD : 130/90 mmHg
HR : 60 x/menit
RR : 18 x/menit
Suhu : 36,5o C
Status Generalis
Kepala : Normochepal
Mata : - Diameter Pupil : 3 mm / 3 mm
Refleks pupil : +/+, isokor
Konjungtiva : anemis -/-
Sklera : ikterik -/-
Telinga : Normotia, tidak ada deformitas, sekret (-), darah (-)
Hidung : Normotia, sekret (-), darah (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran thyroid (-)
Thorax
Paru-paru
Inspeksi : Normochest, pergerakan dada simetris, tidak ada luka bekas operasi
Palpasi : Tidak ada pergerakan dada yang tertinggal, nyeri tekan (-), vokal fremitus
sama simetris dekstra sinistra.
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : Vesikular (+/+) normal, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-), stridor (-/-)
Jantung
Ictus cordis tidak terlihat
BJ I dan II murni regular
Murmur (-), gallops (-)
Abdomen
Inspeksi : Abdomen datar
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), nyeri tekan 4 kuadran abdomen (-), tidak teraba
pembesaran hepar, ginjal dan splen
Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
RESUME
Laki-laki usia 46 tahun MRS dengan keluhan benjolan di lipat paha kiri sejak 4 bulan.
Benjolan tersebut dirasakan hilang timbul, benjolan timbul saat os berdiri, berjalan dan
beraktivitas, benjolan menghilang saat os istirahat. Benjolam disertai nyeri (-), pusing (-),
mual (-), muntah (-). BAB dan BAK normal, nafsu makan baik. Dari riwayat psikososial
didapatkan os bekerja sebagai kuli bengkel yang sering mengangkat barang-barang atau
beban yang berat.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital
TD : 130/90 mmHg
HR : 60 x/menit
RR : 28x/menit,
Suhu : 36,5o C
Status generalis dalam batas normal.
Status Lokalis a/r Inguinalis Sinistra
Terdapat benjolan berbentuk lonjong, konsistensi lunak, tes valsava (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KIMIA DARAH HASIL PEMERIKSAAN NILAI NORMAL
GDP 85 mg% 70 – 110 mg%
Ureum 34,4 mg% 10 – 50 mg%
Kreatinin 1,2 mg% P = 0,5 – 1,0 mg%
L = 0,5 – 1,1 mg%
SGOT 32 uI L < 40 ul
P < 31 uI
SGPT 11 uI L < 42 uI
P < 32 uI
SEROLOGI
HbsAg (-) Negatif
DIAGNOSIS KERJA
Hernia Inguinal Lateralis Sinistra Reponible
Hidrokel
PENATALAKSANAAN
Operatif : Herniorapphy
PROGNOSIS
Quoad Vitam : Ad Bonam
Quad Functionam : Ad Bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENDAHULUAN
Hernia berasal dari kata latin yang berarti ruptur. Hernia merupakan penonjolan isi
rongga abdomen melalui defek atau bagian lemah dinding abdomen. Hernia terdiri atas
cincin, kantong dan isi hernia. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi menjadi dua macam
yaitu hernia kongenital dan hernia didapat.
Dinding abdomen terdiri dari lapisan (dari dalam ke luar) peritoneum, lemak
subperitoneal, fascia transversalis, muskulus transversus abdominis, M. Obliqus internus,
M. Obliqus eksternus, lemak subkutaneus, kulit. Menurut sifatnya dibagi menjadi hernia
reponible dan hernia irreponible. Hernia reponible bila isi hernia dapat keluar masuk.
Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk kembali jika berbaring atau didorong
masuk ke perut, bila kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut
disebut dengan hernia irreponibel. Dikatakan hernia inkarserata atau hernia starngulata
jika isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat
kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya, terjadi gangguan passase atau vaskularisasi.
Secara klinis, hernia inkarserata yaitu hernia ireponibel dengan gangguan pasase
sedangkan hernia strangulata yaitu dengan gangguan vaskularisasi. Pada keadaan
sebenarnya telah terjadi pada saat jepitan dengan berbagai tingkat gangguan mulai dari
bendungan sampai nekrosis.
2.2 EPIDEMIOLOGI
Tujuh puluh lima persen dari semua hernia terjadi di inguinal. Hernia reponible lebih
banyak dibandingkan hernia irreponible yaitu dengan perbandingan sekitar 2:1, hernia
femoralis membuat sebuah proporsi yang jauh lebih kecil. Perbandingan hernia inguinal
pada perempuan dengan laki-laki adalah 7:1. Berdasarkan data yang diperoleh
didapatkan sekitar 750.000 herniorraphies inguinal dilakukan pertahun di Amerika
Serikat, dibandingkan dengan 25.000 untuk hernia femoralis, 166.000 untuk hernia
umbilical, 97.000 untuk hernia insisional dan 76.000 untuk aneka hernia dinding perut.
2.3 ETIOLOGI
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau didapat. Hernia dapat
dijumpai pada setiap usia lebih banyak pada pria ketimbang pada wanita. berbagai faktor
penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia pada anulus internus yang
cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Disamping itu diperlukan
pula faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup
lebar. Faktor yang sangat berperan adalah adanya prosessus vaginalis yang terbuka,
peninggian tekanan didalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia.
2.4 EMBRIOLOGI
Proses turunnya testis mengikuti prosessus vaginalis. Pada neonatus kurang lebih
90% prosessus vaginalis tetap terbuka sedangkan pada bayi umur satu tahun sekitar 30%
prosessus vaginalis belum tertutup. Tetapi kejadian hernia pada umur ini hanya berperan
beberapa persen. Tidak sampai 10% anak dengan prosessus vaginalis paten kontralateral
lebih dari setengah, sedangkan insiden hernia tidak melebihi 20%. Umumnya
disimpulkan bahwa adanya prosessus vaginalis yang paten bukan merupakan penyebab
tunggal terjadinya hernia tapi diperlukan faktor lain seperti anulus inguinalis yang cukup
besar.
Tekanan intraabdomen yang meninggi secara kronik seperti batuk kronik, hipertrofi
prostat, konstipasi dan ascites sering disertai hernia inguinalis. Insiden hernia meningkat
dengan bertambahnya umur mungkin karena meningkatnya penyakit yang meninggikan
tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya. Dalam keadaan
relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut kendur. Pada
keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih
ventrikel, sebaliknya bila otot dinding perut berkontraksi, kanalis inguinalis berjalan
lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus
ke dalam kanalis inguinalis. Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi akibat
kerusakan n.ilioinguinalis dan n. Iliofemoralis setelah apendektomi.
2.5 ANATOMI
Dinding abdomen terdiri dari lapisan (dari dalam ke luar) peritoneum, lemak
subperitoneal, fascia transversalis, muskulus transversus abdominis, M. Obliqus internus,
M. Obliqus eksternus, lemak subkutaneus, kulit.
- Anatomi Kanalis Inguinalis
Kanalis inguinalis dibentuk oleh kulit dan peritonium, bagian kulit akan membentuk
scrotum pada pria dan labia pada wanita. Kanalis inguinalis berbentuk panjang 4 cm dan
terletak 2-4 cm di atas ligamentum inguinalis
Batas-batas Kanalis Inguinalis
Anterior
Aponeurosis M. Obliqus eksteraus abdominis, dibagian lateralnya dibentuk oleh M.
Obliqus internus
Posterior
Dibagian lateral dibentuk oleh aponeurosis M. Transversus abdominis dan fascia
transversalis. Di bagian medialnya dibentuk oleh aponeurosis M. Obliqus internus
Inferior
Dibentuk oleh ligamentum inguinalis poupart serta Ligamentum lacunare Gimbernat
Isi Kanalis Inguinalis
Pria
Berisi funikulus spermatikus yang mengandung matriks jaringan ikat yang
berhubungan dengan jaringan ikat peritoneal.
Terdiri :
1. Duct (vas) deferens
2. Tiga arteri : Spermatika interna (testikularis), Spermatika eksterna (cremasteric),
Arteri deferensial
3. Satu vena : Pleksus pampiniformis
4. Tiga nervus : cabang genital N. Genitofemoralis, N. Ilioinguinalis, serabut simpatis
dari pleksus Hypogastrikus
5. Tiga fascia (lapisan)
- Fascia spermatica eksterna, lanjutan dari fascia innominata
- Lapisan cremaster berlanjut menjadi fascia dan serabut otot M. Obliqus internus
- Fascia spermatika interna, perpanjangan dari fascia transversalis
Wanita
1. Ligamentum Rotundum dari uterus
2. Cabang genital dari N. Genitofemorale
3. Vena cremasterica
4. N. Ilioinguinalis
Bagian-bagian Hernia
Pintu hernia terdiri dari lapisan- lapisan dinding perut dan pangggul, jadi tebentuk dari
otot, tendon, jaringan perut dan juga tulang. Penamaan berdasarkan lokasi pintu atau
tempat masuknya.
Kantung hernia yaitu peritoneum parietalis. Terdiri dari kolum, korpus dan basis. Kantung
hernia dapat terdiri dari 2 kantung (bilokularis) dan salah satu kantungnya dapat terletak di
dalam atau diantara dinding perut (Zwerchsackform).
Kanal hernia, membentang antara cincin interna dan eksterna. Kanal ini dapat berjalan
horizontal ataupun miring. Pada hernia inguinalis, kanalnya adalah kanalis inguinalis.
Isi hernia, dapat bermacam-macam, misalnya usus halus, omentum, caecum, ovarium. Bila
isinya divertikulum meckel maka disebut Hernia Littre, bila isinya sebagian dinding usus
disebut Hernia Richler.
Dapat mencederai
n.illioinguinal
2.7 PATOFISIOLOGI
- Anamnesis
Pasien mengeluh ada tonjolan di lipat paha ,pada beberapa orang adanya nyeri dan
membengkak pada saat mengangkat atau ketegangan.seringnya hernia ditemukan
pada saat pemeriksaan fisik misalnya pemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja.
Beberapa pasien mengeluh adanya sensasi nyeri yang menyebar biasanya pada hernia
ingunalis lateralis, perasaan nyeri yang menyebar hingga ke scrotum. Dengan
bertambah besarnya hernia maka diikuti rasa yang tidak nyaman dan rasa nyeri,
sehingga pasien berbaring untuk menguranginya.
Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala yang sedikit dibandingkan
hernia ingunalis lateralis.dan juga kemungkinannya lebih berkurang untuk menjadi
inkarserasi atau strangulasi.
- Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan hernia, pasien harus diperiksa dalam keadaan berdiri dan berbaring
dan juga diminta untuk batuk pada hernia yang kecil yang masih sulit untuk dilihat
kita dapat mengetahui besarnya cincin eksternal dengan cara memasukan jari ke
annulus jika cincinnya kecil jari tidak dapat masuk ke kanalis inguinalis dan akan
sangat sulit untuk menentukan pulsasi hernia yang sebenarnya pada saat batuk. Lain
halnya pada cincin yang lebar hernia dapat dengan jelas terlihat dan jaringan tissue
dapat dirasakan pada tonjolan di kanalis ingunalis pada saat batuk dan hernia dapat
didiagnosa.
- Perbedaan hil dan him pada pemeriksaan fisik sangat sulit dlakukan dan ini tidak
terlalu penting mengingat groin hernia harus dioperasi tanpa melihat jenisnya. Hernia
ingunalis pada masing-masing jenis pada umumnya memberikan gambaran yang
sama . hernia yang turun hingga ke skrotum hampir sering merupakan hernia
ingunalis lateralis.9
- Pada inspeksi
Pasien saat berdiri dan tegang, pada hernia direct kebanyakan akan terlihat
simetris,dengan tonjolan yang sirkuler di cicin eksterna. Tonjolan akan menghilang
pada saat pasien berbaring . sedangkan pada hernia ingunalis lateralis akan terlihat
tonjolan yang yang bebentuk elip dan susah menghilang padaa saat berbaring.9
- Pada palpasi
Dinding posterior kanalis ingunalis akan terasa dan adanya tahanan pada hernia
inguanalis lateralis. Sedangkan pada hernia direct tidak akan terasa dan tidak adanya
tahanan pada dinding posterior kanalis ingunalis. Jika pasien diminta untuk batuk
pada pemeriksaan jari dimasukan ke annulus dan tonjolan tersa pada sisi jari maka itu
hernia direct. Jika terasa pada ujung jari maka itu hernia ingunalis lateralis. Penekanan
melalui cincin interna ketika pasien mengedan juga dapat membedakan hernia
direct dan hernia inguinalis lateralis. Pada hernia direct benjolan akan terasa pada
bagian depan melewati Trigonum Hesselbach’s dan kebalikannya pada hernia
ingunalis lateralis. Jika hernianya besar maka pembedaanya dan hubungan secara
anatomi antara cincin dan kanalis inguinalis sulit dibedakan. Pada kebanyakan pasien,
jenis hernia inguinal tidak dapat ditegakkan secara akurat sebelum dilakukan operasi.
- Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Untuk mendukung ke arah adanya strangulasi, sebagai berikut:
Leukocytosis dengan shift to the left yang menandakan strangulasi.
Elektrolit, BUN, kadar kreatinine yang tinggi akibat muntah-muntah dan menjadi
dehidrasi.
Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari traktus genitourinarius yang
menyebabkan nyeri lipat paha.8
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan radiologis tidak diperlukan pada pemeriksaan rutin hernia.
Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan adanya massa pada lipat paha
atau dinding abdomen dan juga membedakan penyebab pembengkakan testis.8
Pada pemeriksaan radiologis kadang terdapat suatu yang tidak biasa terjadi, yaitu
adanya suatu gambaran massa. Gambaran ini dikenal dengan Spontaneous Reduction
of Hernia En Masse. Adalah suatu keadaan dimana berpindahnya secara
spontan kantong hernia beserta isinya ke rongga extraperitoneal. Ada 4 tipe
pembagian reduction of hernia en masse :
1. Retropubic
2. Intra abdominal
3. Pre peritoneal
2. 9 PENATALAKSANAAN
Penanganan DI IGD
Mengurangi hernia.
Memberikan sedasi yang adekuat dan analgetik untuk mencegah nyeri. Pasien harus
istirahat agar tekanan intraabdominal tidak meningkat.
Menurunkan tegangan otot abdomen.
Posisikan pasien berbaring terlentang dengan bantal di bawah lutut.
Pasien pada posisi Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20° terhadap hernia inguinalis.
Kompres dengan kantung dingin untuk mengurangi pembengkakan dan menimbulkan
proses analgesia.
Posisikan kaki ipsi lateral dengan rotasi eksterna dan posisi flexi unilateral (seperti kaki
kodok)
Posisikan dua jari di ujung cincin hernia untuk mencegah penonjolan yang
berlanjutselam proses reduksi penonjolan
Usahakan penekanan yang tetap pada sisi hernia yang bertujuan untu mengembalikan isis
hernia ke atas. Jika dilakukan penekanan ke arah apeks akan menyebabkan isis hernia
keluar dari pintu hernia.
Konsul ke ahli bedah jika usaha reduksi tidak berhasil dalam 2 kali percobaanm
Teknik reduksi spontan memerlukan sedasi dam analgetik yang adekuat dan posisikan
Trendelenburg, dan kompres dingin selam a20-30 menit.7
Konsul bedah jika :
Reduksi hernia yang tidak berhasil
Adanya tanda strangulasi dan keadaan umum pasien yang memburuk
Hernia ingunalis harus dioperasi meskipun ada sedikit beberapa kontraindikasi .
penanganan ini teruntuk semua pasien tanpa pandang umur inkarserasi dan strangulasi
hal yang ditakutkan dibandingkan dengan resiko operasinya.
Pada pasien geriatri sebaiknya dilakukan operasi elektif agar kondisi kesehatan saat
dilakukan operasi dalam keadaan optimal dan anestesi dapat dilakukan. Operasi yang
cito mempunyai resiko yang besar pada pasien geriatri.
Jika pasien menderita hyperplasia prostate akan lebih bijaksana apabila dilakukan
penanganan terlebih dahulu terhadap hiperplasianya. Mengingat tingginya resiko infeksi
traktus urinarius dan retensi urin pada saat operasi hernia.
Karena kemungkinannya terjadi inkarserasi, strangulasi, dan nyeri pada hernia maka
operasi yang cito harus di lakukan. Pelaksanaan non operasi untuk mengurangi hernia
inkerserasi dapat dicoba. Pasien di posisikan dengan panggul dielevasikan dan di beri
.analgetik dan obat sedasi untuk merelaxkan otot-otot.
Operasi hernia dapat ditunda jika massa hernia dapat dimanipulasi dan tidak ada gejala
strangulasi.
Pada saat operasi harus dilakukan eksplorasi abdomen untuk memastikan usus masih
hidup, ada tanda-tanda leukositosis.
Gejala klinik peritonitis, kantung hernia berisi cairan darah yang berwarna gelap.7
Indikasi operasi :
- Hernia inguinalis lateralis pada anak-anak harus diperbaiki secara operatif tanpa
penundaan, karena adanya risiko komplikasi yang besar terutama inkarserata, strangulasi,
yang termasuk gangren alat-alat pencernaan (usus), testis, dan adanya peningkatan risiko
infeksi dan rekurensi yang mengikuti tindakan operatif.
- pada pria dewasa, dilakukan operasi elektif atau cito terutama pada keadaan inkarserata
dan strangulasi. Pada pria tua, ada beberapa pendapat (Robaeck-Madsen, Gavrilenko)
bahwa lebih baik melakukan elektif surgery karena angka mortalitas, dan morbiditas
lebih rendah jika dilakukan cito surgery.
1. Konservatif :
- Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan
tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan tekanan lambat dan menetap
sampai terjadi reposisi
- Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi Trendelenburg,
pemberian sedatif parenteral, kompres es di atas hernia, kemudian bila berhasil, anak
boleh menjalani operasi pada hari berikutnya.
- Bantal penyangga, bertujuan untuk menahan hernia yang telah direposisi dan harus
dipakai seumur hidup. Namun cara ini sudah tidak dianjurkan karena merusak kulit dan
otot abdomen yang tertekan, sedangkan strangulasi masih mengancam
2. Operatif
-Anak-anak à Herniotomy :
Karena masalahnya pada kantong hernia,maka dilakukan pembebasan kantong hernia
sampai dengan lehernya, dibuka dan dibebaskan isi hernia, jika ada perlekatan lakukan
reposisi, kemudian kantong hernia dijahit setinggi-tinggi mungkin lalu dipotong.
Karena herniotomi pada anak-anak sangat cepat dan mudah, maka kedua sisi dapat
direparasi sekaligus jika hernia terjadi bilateral
DAFTAR PUSTAKA
1. Robert J, Fitzgibbons, JR, Charles J Filipin, etc. Schwartz’s, Principle of surgery 8 th ed,
Mc Graw Hill, 2008, pp 1353 – 1392
2. Debas, Haile T., MD. Abdominal wall, Peritoneum, and Retroperitoneum.
Gastrointestinal Surgery, Pathophysiology and Management. USA : Springer. 2003.
3. Town, Court M. JR., MD., etc. Hernias. Stabiston Textbook of Surgery, The Biological
Basic of Modem Surgical Practice. 18 th ed. USA : 2008