You are on page 1of 9

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat,
taufiq, ma’unah dan hidayah-Nya, dan ,mengucapkan shalawat atas Rasul-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ZAKAT ini tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada :
Semua pihak yang telah berpartisipasi membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Walaupun sudah dengan segenap kemampuan, usaha, dan pemikiran semaksimal
mungkin demi kesempurnaan karya ini, kami menyadari banyak kekurangan dan kesalahan.
sehingga kami sangat mengharapkan masukan atau kritik yang konstruktif dari para pembaca
yang budiman, demi perbaikan dan penyempurnaan pada penyusunan selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan keilmuan yang bermanfaat bagi
keilmuan islam kusunya, dan keilmuan secara umum terlebih lagi khususnya dunia akademisi di
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara. Amien

Ternate, 19 Juni 2016

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Islam dibangun di atas lima landasan: Syahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan

Muhamad utusan Alah, menegakan sholat, menunaikan zakat, puasa ramadhon dan

haji." (QS: Bukhori, Muslim).

Ini menunjukkan bahwa zakat merupakan bagian penting dalam kehidupan umat Islam.

Bahkan pada masa Khalifah Abu Bakar As-Siddiq orang-orang yang enggan berzakat

diperangi sampai mereka mau berzakat. Itu karena kewajiban berzakat sama dengan

kewajiban mendirikan sholat..

Kewajiban zakat atas muslim adalah di antara kebaikan Islam yang menonjol dan

perhatianya terhadap urusan para pemeluknya, hal itu karena begitu banyak manfaat

zakat dan betapa besar kebutuhan orang-orang fakir kepada zakat.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka pembahasan makalah ini akan difokuskan pada
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian zakat ?
2. Hukum menunaikan zakat
3. Apa syarat-syarat mengeluarkan zakat?
4. Apa saja macam-macam zakat?

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN ZAKAT

Secara lughoh atau bahasa, zakat memiliki beberapa arti, yaitu: An-Nama (tumbuh atau
berkembang), Ath-Thaharah(suci), dan Ash-Sholahu (baik).. Sedangkan secara istilah syara’, zakat berarti
suatu bentuk ibadah kepada Allah SWT dengan mengeluarkan sebagian hartanya dan hukumnya wajib
untuk dikeluarkan sesuai aturannya dan diberikan kepada golongan-golongan tertentu yang berhak
menerimanya.

َْ ‫منْ َأف َل‬


...ْ‫ح َقد‬ َ ‫َز َّك‬
َ ‫اها‬

“ Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya”


(Qs. Assams: 9)

Serta firman Allah SWT dalam Qs. At-Taubah ayat 103:


ِ ْ‫ص َد َقةْ َأم َوالِهِم‬
ُ ْ‫من‬
...ْ‫خذ‬ ُ ‫ط ِّه ُر‬
َ ْ‫هم‬ ِ َ ‫ب ِ َها َو ُت َز ِّكِيهِمْ ُت‬

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan
mereka,” (At Taubah: 103)
2. HUKUM MENUNAIKAN ZAKAT

Seperti dikemukakan dalam pengertian zakat sebelumnya, hukum menunaikan zakatadalah wajib.
Bahkan menunaikan zakat merupakan salah satu rukun dari lima rukun Islam yang fundamental.
Perintahnyapun selalu beriringan setelah mendirikan shalat. Seperti dalam firman Allah SWT Qs. Al
baqarah ayat 43:
ُ ِ ‫الة َو َأق‬
...‫يموا‬ َْ ‫ص‬ ُ ‫اة َو‬
َّ ‫آتوا ال‬ َْ ‫الز َك‬
َّ

“Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat.” (Al Baqarah: 43)

Adapun kedudukan zakat dalam rukun Islam dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Sebagaimana berikut:

Dari Abdullah bin Umar Radhiallahuanhuma dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam bersabda,
َ ِ‫م ُبن‬
ْ‫ي‬ َ ‫خمسْ َع َلى اإلِس‬
ُْ ‫ال‬ َ :‫ة‬ َ ْ‫ل َأن‬
ُْ ‫ش َها َد‬ َّْ ِ ‫للا إ‬
َْ ‫ل إ ِ َل‬
َْ ‫ه‬ ُْ ‫ن‬َّْ ‫مداْ َو َأ‬
َّ ‫ح‬
َ ‫ل ُم‬
ُْ ‫سو‬
ُ ‫للا َر‬
ِْ ُْ ‫ة َوإ ِ َق‬
‫ام‬ َ ‫ص‬
ِْ ‫ال‬ َّ ‫م ال‬
ُْ ‫صو‬
َ ‫َو‬
َ ‫ض‬
ْ‫ان‬ َ ‫اء َر َم‬ َّ ْ‫حج‬
ِْ ‫الز َكا‬
ُْ ‫ة َوإِي َت‬ َ ‫تِ َو‬
ْ ‫البَي‬
“Islam dibangun atas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan
bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan
puasa Ramadhan.” (Riwayat Bukhari no.8 dan Riwayat Muslim no. 16)

Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW menjelaskan,

Dan dari Ibnu ‘Abbas Radhiallahu’anhu bahwa beliau berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam
bersabda kepada Mu’adz bin Jabal Radhiallahu’anhu tatkala beliau Shallallahu’alaihi wasallam
mengutusnya ke negeri Yaman:

‫الكتاب أهل من قوما تأتي إنك‬، ‫ رواية وفي – للا إل إله ل أن شهادة إليه تدعوهم ما أول فليكن‬:
‫ للا يوحدوا أن إلى‬-، ‫كل في صلوات خمس عليهم افترض للا أن فأعلمهم لذلك أطاعوك هم فإن‬
‫وليلة يوم‬، ‫فترد أغنيائهم من تؤخذ صدقة عليهم افترض للا أن فأعلمهم لذلك أطاعوك هم فإن‬
‫فقرائهم على‬، ‫أموالهم وكرائم فإياك لذلك أطاعوك هم فإن‬، ‫بينها ليس فإنه المظلوم دعوة واتق‬
‫حجاب للا وبين‬
“Sesungguhnya engkau akan mendatangi Ahlul Kitab. Jika engkau telah sampai kepada mereka maka
ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tidak ada llah (yang berhak disembah) kecuali Allah dan
Muhammad adalah Rasullullah.” (Dalam riwayat lain: “Maka jadikan yang kamu seru pertama kali
kepada mereka adalah ibadah kepada Allah.”) (Dalam riwayat lain: “Supaya mereka mentauhidkan
Allah.”) “Kalau mereka menaatimu (Dalam riwayat lain: “Apabila mereka telah mengenal Allah”), maka
kabarkan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka shalat lima kali sehari
semalam. Apabila mereka telah menaatimu dalam perkara itu, kabarkanlah bahwa Allah mewajibkan
atas mereka zakat yang diambil dari orang- orang kaya mereka dan diberikan kepada para fakirnya. jika
mereka menaatimu dalam perkara itu, maka berhati-hatilah engkau terhadap harta mereka yang
bagus- bagus (jangan sampai engkau hanya mau mengambil dan mengutamakan harta mereka yang
bagus-bagus) sebagai zakat dan takutlah kamu terhadap doa orang yang teraniaya, karena
sesungguhnya tidak ada hijab (penghalang) antara dia dengan Allah.” (Riwayat Bukhari, hadits no.
1395; Riwayat Muslim hadits no. 19)

3. SYARAT MENGELUARKAN ZAKAT


1) Islam
Islam menjadi syarat kewajiban mengeluarkan zakat dengan dalil hadits Ibnu Abbas. Hadits
tersebut mengemukakan kewajiban zakat, setelah mereka menerima dua kalimat syahadat dan
kewajiban shalat.
2) Merdeka
Tidak mewajibkan zakat pada budak sahaya (orang yang tidak merdeka) atas harta yang
dimilikinya, karena kepemilikannya yang sedag dalam perjanjian pembebasan (al mukatib), tidak
diwajibkan menunaikan zakat dari hartanya, karena berhubungan dengan kebutuhan
membebaskan dirinya dari perbudakan.
3) Berakal dan baligh
Dalam hal ini masih diperselisihkan, yaitu berkaitan dengan permasalahan zakat harta anak kecil
dan orang gila. Yang rajah(kuat), anak kecil dan orang gila tidak diwajibkan mengeluarkan zakat.
4) Memiliki nishab
Ialah ukuran atau batas terendah yang telah ditetapkan oleh syar’I (agama) untuk menjadi
pedoman menentukan batas kewajiban mengeluarkan zakat bagi yang memilikinya, jika telah
sampai pada ukuran tersebut.

4. MACAM – MACAM ZAKAT

Zakat Fitrah
Zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim menjelang hari kemenangan yaitu hari raya Idul Fitri
pada bulan suci Ramadhan. Ukuran zakat yang dikeluarkan yaitu 2,5 kg dan berupa makanan pokok yang
ada di daerahnya masing-masing, seperti beras, sagu, gandum, kurma dan lainnya. Menurut Imam
Syafi’iyah ukuran zakat fitrah yakni:

 1 sha’ : 2 Qodah Mesir


 1 sha’ : 4 Mud
 1 mud :1⅓ kati Baghdad
 1 kati : 128 4/7 Dirham
 1 Dirham : 4 gram
 Jadi jumlah 1 sha’ sama dengan 2,743 Kg

Zakat Maal
Yakni zakat harta kekayaan yang dikeluarkan oleh setiap muslim. Contoh harta yang harus dizakati
seperti hasil pertambangan, peternakan, perniagaan, perkebunan, hasil laut, emas & perak, hara
temuan. Dan kesemua harta itu memiliki hitungan masing-masing. Adapun syarat dikeluarkannya zakat
adalah telah mencukupi haul atau mencapai satu tahun kecuali harta pertanian seperti buah-buahan
atau harta temuan, itu tidak harus menunggu hingga satu tahun.

Mustahiq Zakat
Yaitu orang-orang yang berhak menerima zakat. Adapun mustahiq zakat harta ada delapan ashnaf
sesuai dalam firman Allah Q.S. At-Taubah ayat 60, yakni:

Fakir – Adalah orang-orang yang tidak memiliki harta untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari dan tak
mampu bekerja ataupun berikhtiar.
Miskin – Adalah orang-orang yang memiliki penghasilan, namun tidak mencukupi kebutuhan hidupnya
sehari-hari atau kekurangan.
Amil – Mereka adalah orang-orang yang bertugas untuk mengumpulkan dan membagi-bagikan zakat
kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Bisa juga disebut dengan panitia zakat.
Muallaf – Orang yang baru masuk kedalam Agama Islam dan masih membutuhkan bimbingan karena
keimanannya masih lemah.
Gharim – Yakni orang yang memiliki hutang piutang, namun tidak mampu untuk membayarnya.
Hamba Sahaya – Atau disebut juga budak. Yakni orang-orang yang belum merdeka dan dimerdekakan.
Sabilillah – Adalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT, seperti para syuhada’, para ulama,
ustadz ustadzah yang mengarkan ilmu agama di pesantren ataupun di musholla dll.
Ibnu Sabil – Yakni orang-orang musafir atau yang sedang dalam perjalanan seperti contoh, orang yang
sedang bertholabul ‘ilmi, melakukan dakwah dls.

Namun, terjadi perbedaan pendapat di kalangan imam madzhab, yaitu tentang kewajibanzakat bagi
budak mukatab. Imam Hianafi berpendapat, bahwa wajib zakat se-persepuluh atas tumbuh-tumbuhan si
mukatab, namun tidak pada hartanya yang lain. Ats-tsawri berpendapat, bahwa wajib zakat atas
mukatab secara mutlak. Dan Imam Maliki, Imam Syafi’i, serta Imam Hambali berpendapat, bahwa tidak
diwajibkan atas budak mukatab menunaikan zakat.

Perbedaan pendapat juga terjadi tentang kewajiban zakat bagi orang yang murtad (keluar dari agama
Islam). "Orang murtad yang semasa keislamanya telah diwajibkan membayar zakat, maka kewajiban
tersebut tidak gugur lantaran kemurtadannya", demikian menurut tiga imam mazhab. Sedang Imam
Hanafi berpendapat: kewajiban tersebut dianggap telah gugur.

5. HIKMAH ZAKAT

Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda, trasendental dan horizontal. Oleh sebab
itu zakat memiliki banyak arti dalam kehidupan ummat manusia, terutama Islam. Zakat
memiliki banyak hikmah, baik yng berkaitan dengan Sang Khaliq maupun hubungan sosial
kemasyarakatan di antara manusia, antara lain :
1. Menolong, membantu, membina dan membangun kaum dhuafa yang lemah papa dengan
materi sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.Dengan kondisi tersebut mereka
akan mampu melaksanakan kewajibannya terhadap Allah SWT
2. Memberantas penyakit iri hati, rasa benci dan dengki dari diri orang-orang di sekitarnya
berkehidupan cukup, apalagi mewah. Sedang ia sendiri tak memiliki apaapa dan tidak ada
uluran tangan dari mereka (orang kaya) kepadanya.
3. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, emurnikan jiwa (menumbuhkan akhlaq
mulia menjadi murah hati, peka terhadap rasa kemanusiaan) dan mengikis sifat bakhil (kikir)
serta serakah. Dengan begitu akhirnya suasana ketenangan bathin karena terbebas dari
tuntutan Allah SWT dan kewajiban kemasyarakatan, akan selalu melingkupi hati.

BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN
Zakat dibagi menjadi 2, yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah merupakan zakat yang
dikeluarkan umat Islam pada sebagian bulan Ramadhan dan sebagian bulan Syawal untuk
mensucikan jiwa. Sedangkan zakat mal adalah zakat harta yang dimiliki seseorang karena sudah
mencapai nisabnya.
Hukum mengeluarkan zakat adalah wajib.
Yang dibayarkan zakat fitrah yaitu berupa makanan pokok sebesar 3,1 liter atau 2,5 kg atau bisa
juga dibayarkan dengan uang senilai makanan pokok yang harus dibayarkan. Sedangkan yang
dibayarkan zakat mal berupa binatang ternak, emas dan perak, biji-bijian dan buah-buahan,
rikaz, dan hasil tambang.
SARAN

 Sebaiknya kita menunaikan ibadah zakat untuk menyempurnakan rukun Islam kita.
 Kita harus membayar zakat agar kita dapat menolong orang yang lemah dan menderita.
 Kita harus membayar zakat di waktu dan orang yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
http://kalsel.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=162480
http://pdfcontact.com/download/7194234/
http://www.berita.grandong.com/2011/02/badan-amil-zakat-baz-kota-palopo.html
http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/08/03/15711/baznas-kenaikan-potensi-zakat-di-
indonesia-mencapai-rp-217-trilyun/

You might also like