You are on page 1of 3

September 2014

F INANCIAL L ITERACY Volume 1, GPKI-DPAU

B ASELINE SURVEY
Grup Pengembangan Keuangan Inklusif
Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM (DPAU) - Bank Indonesia
Jl. MH Thamrin No.2, Gedung D Lt. 8, Jakarta Pusat 10350. www.bi.go.id

Pendahuluan FINANCIAL LITERACY BASELINE SURVEY


Survei World Bank tahun 2010 menunjukkan Pendahuluan 1
Hasil Financial Literacy Baseline Survey 1-2
separuh penduduk Indonesia tidak memiliki akses
atas layanan lembaga keuangan formal. Hal ini
mengindikasikan bahwa sistem keuangan belum Melalui beberapa pertanyaan yang disusun untuk
berjalan secara optimal serta masih adanya ruang rumah tangga, dapat diketahui informasi umum
untuk perbaikan dalam rangka peningkatan akses mengenai rumah tangga dan karakteristik sosial,
masyarakat kepada layanan lembaga keuangan. ekonomi dan demografi setiap anggota rumah
Dalam rangka pelaksanaan program Keuangan tangga. Sedangkan untuk pada kuisioner individual,
Inklusif1, Bank Indonesia (BI) bersama pemerintah dapat diketahui informasi tentang pengetahuan, sikap
menyusun Strategi Nasional Keuangan Inklusif dan perilaku individu yang berkaitan dengan
(SNKI) yang salah satu pilar utamanya adalah keuangan. Metode analisa yang digunakan adalah
Edukasi Keuangan yang bertujuan untuk Principal Component Analysis (PCA) yang dilanjutkan
meningkakan tingkat melek keuangan masyarakat dengan analisa regresi.
Indonesia (financial literacy). Survey Financial
Literacy Baseline Survey (FLBS) adalah survey yang
Hasil Financial Literacy
dilakukan pada tahun 2012 oleh BI bekerjasama
dengan Lembaga Demografi Universitas Indonesia. Baseline Survey (FLBS)
Survey ini dilakukan untuk memperoleh baseline
Jumlah responden dalam survey ini seluruhnya
data nasional mengenai financial literacy. FLBS
mencapai 1.920 responden yang berusia antara 18-
mengacu pada Financial Literacy Questionnaires
79 tahun dimana jumlah responden laki-laki dan
milik Organisation for Economic Cooperation and
perempuan berimbang pada sebagian propinsi dan
Development (OECD) yang disesuaikan dengan
dari sisi kelompok usia paling banyak adalah
kondisi Indonesia. FLBS dilakukan di 5 (lima)
kelompok usia 18-34 tahun. Jika dilihat dari tingkat
propinsi yaitu Sumatera Selatan, Jawa Barat,
pendidikannya, masyarakat pada kelima propinsi
Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat dan
tersebut didominasi tamatan SD, SMP dan SMA.
Sulawesi Selatan. Pemilihan wilayah survey
Selanjutnya terkait dengan pendapatan, hasil survey
berdasarkan potensi ekonomi yang dikembangkan
memperlihatkan pola yang sama disetiap propinsi,
Masterplan Percepatan dan Perluasan
dimana setengah dari respondennya memiliki
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), proporsi
pendapatan sampai dengan lima juta rupiah perbulan.
Produk Domestik Bruto (PDRB) dan penyerapan
tenaga kerja. Dalam pelaksanaannya, survey ini
dilakukan untuk melihat tingkat financial literacy “Aksesibilitas bukan satu-satunya
dalam rumah tangga dan secara individual. faktor yang menyebabkan responden
tidak berhubungan dengan bank.”
1Hak setiap orang untuk memiliki akses dan layanan penuh dari
lembaga keuangan secara tepat waktu, nyaman, informatif, dan
terjangkau biayanya, dengan penghormatan penuh kepada harkat __________________________bersambung ke hal 2
dan martabatnya. (Strategi Nasional Keuangan Inklusif, 2012)
2 Financial Literacy Baseline Survey

Selain informasi tersebut, dapat kita ketahui lebih


dari 40 persen responden telah melakukan
perencanaan dan pengelolaan keuangan dalam
untuk kebutuhan rumah tangganya.

Faktor lainnya yang menjadi perhatian dalam


melihat financial literacy dalam survey ini adalah
dengan melihat seberapa banyak responden
pernah berhubungan secara formal dengan bank. Salah satu komitmen Bank Indonesia dalam
meningkatkan Financial Literacy
Sekitar 35 persen responden merupakan nasabah
bank yang juga menggunakan jasa/produk bank
yang ditawarkan, sedangkan sisanya tidak pernah risk aversion atau kehati-hatian individu dalam
berhubungan atau tidak lagi aktif menjadi mengambil keputusan keuangan. Hubungan yang

nasabah. Ditinjau dari sisi aksesibilitas, mayoritas positif dimana jika ketiga variabel tersebut
mengalami peningkatan maka meningkat pula
responden kurang dari 50 persen berada dalam
financial literacy-nya.
wilayah jangkauan kantor bank atau tinggal dalam
jarak 1-5 kilometer dari kantor bank terdekat.
Hal ini bertolak belakang dengan jarak tempat
Melalui beberapa informasi tersebut, dapat terlihat
tinggal dengan kantor bank, yang berkorelasi
bahwa aksesibilitas bukan satu-satunya faktor
negatif. Secara umum pola pergerakan tingkat
yang menyebabkan responden belum pernah
financial literacy pada kelima propinsi tidak seragam
berhubungan dengan bank, tetapi terdapat faktor
jika didasarkan pada faktor pendapatan rumah
lain yang mempengaruhi seperti pendapatan dan
tangga, namun jika dilihat dari faktor usia kelima
tingkat pendidikan responden.
propinsi mengalami pergerakan yang sama
berbentuk “U” terbalik.
Dalam FLBS yang dilakukan oleh BI dan Lembaga
Demografi UI ini juga dapat diketahui bahwa
Dengan memperhatikan hasil FLBS yang
perempuan memiliki tingkat financial literacy
dilaksanakan di lima provinsi, intervensi kebijakan
yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Selain itu
yang dilakukan untuk meningkatkan score literasi
terdapat perbedaan kondisi tingkat financial
keuangan harus dapat dilakukan secara customized,
literacy jika didasarkan pada usia. Terdapat tiga
menyesuaikan dengan karakteristik sosial, ekonomi,
variabel yang memiliki kesamaan hubungan
demografi, dan skala prioritas daerah. Semenjak
dengan tingkat financial literacy yaitu, tingkat
tahun 2008 BI telah memiliki beberapa program
pendidikan, tingkat pendapatan rumah tangga dan
dalam rangka mendukung peningkatan financial
literacy melalui edukasi keuangan berupa Kampanye
Nasional Ayo Ke Bank dan Gerakan Indonesia
Menabung (GIM), integrasi pendidikan keuangan
“Perempuan memiliki tingkat dalam kurikulum sekolah, penyampaian informasi
financial literacy yang lebih tinggi melalui website, produk TabunganKu dan
membangun jaringan antar institusi. Melalui
dibandingkan laki-laki.”
gambaran awal dari hasil FLBS ini diharapkan dapat
dijadikan dasar untuk penetapan dan
penyempurnaan kebijakan edukasi keuangan dalam
rangka melaksanakan kebijakan keuangan inklusif
oleh BI.
Bank Indonesia
Jl. MH Thamrin No. 2
Jakarta Pusat,10350

Telp:
021-29810000
Ext.1838

Fax:
021-2310792

E-Mail:
DPAU-GPKI@bi.go.id

Website:
www.bi.go.id

Grup Pengembangan Keuangan Inklusif


Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM
Bank Indonesia
Jl. MH Thamrin No.2, Gedung D Lt.8
Jakarta Pusat 10350

Lembaga Demografi
Uninversitas Indonesia

You might also like