Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah neonatus dengan berat badan lahir
pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (2499 gram). (Abdul Bari
Saifuddin, 2001).
Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram atau
sama di sebut prematur (Buku Asuhan Keperawatan Perinatal Hal. 73). Tahun
1961 (WHO) telah mengganti istilah premature baby dengan low birt weight
baby (bayi dengan berat lahir rendah = BBLR). hal ini dilakukan karena
tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2.500 gram pada waktu lahir bayi
prematur (Hanifa Wiknjosastro, 1999).
a. Bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu.
b. Bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan dari 37 minggu – 42
minggu.
c. Bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu lebih.
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah
dibedakan dalam (Abdul Bari Saifuddin, 2001) :
a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1.500 gram - 2.500 gram.
b. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir kurang dari 1.500
gram.
c. Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), berat lahir kurang dari 1.000
gram.
WHO (1979) membagi umur kehamilan dalam 3 (tiga) kelompok :
2. Etiologi
a. Faktor Ibu
2) Usia
4) Faktor lain
b. Faktor Janin
3. Klasifikasi
a. Bayi berat lahir rendah kurang bulan (<37 minggu) disebut Prematur, dengan gejala:
Pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turun
b. Bayi berat lahir rendah cukup bulan (>37 minggu) disebut Dysmatur, dengan gejala:
Umur janin umumnya cukup tetapi beratnya kurang dari 2500 gram
1). Berat Badan Kurang dari 2.500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,
lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm.
4). Lanugo (bulu halus ) banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan
7). Genitalia belum sempurna, labia minora belun tertup oleh labia mayora
(pada wanita) pada pria testis belum turun.
8). Pembuluh darah kulit banyak terlihat peristaltik usus dapat terlihat.
13). Refleks tonus leher lemah, refleks isap kurang, refleks menelan kurang dan
refleks batuk masih lemah.
b. Komplikasi
1). Sindrom distest pernafasan, disebut juga penyakit membran hialin yang
melapisi alveolus perut.
2). Aspirasi pnemunia, keadaan ini disebabkan karena repleks menelan dan
batuk pada bayi prematur belum sempurna.
5. Penatalaksanaan
Mengingat belum sempurnanya kerja alat – alat tubuh yang perlu untuk
pertumbuhan, perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup
diluar maka yang perlu diperhatikan :
c. Pengawasan nutrisi; refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu
pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dan landasan dari proses keperawatan yang
mencakup proses pengumpulan informasi tentang status kesehatan klien secara
sistematis dan teru menerus yang meliputi unsur bio, psiko, sosio dan spiritual
secara menyeluruh dan mulai klien masuk runah sakit (Doenges Marylyn. E,
2001).
Hal – hal yang perlu dikaji pada klien dengan BBLR adalah :
a). Biodata
2. Diagnosa Keperawatan
a). Potensial terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya daya tahan tubuh.
b). Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan belum matang organ –
organ pencernaan.
d). Gangguan pola nafas berhubungan dengan belum matangnya organ – organ
pernafasan.
Intervensi Rasional
Mandiri Mandiri
6. Membantu mencegah
kejang berkenaan dengan
perubahan fungsi SSP yang
disebabkan oleh hipertermia.
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan usia dan berat
badan extreme (premature, dibawah 2.500 grm).
Intervensi Rasional
Mandiri Rasional
Intervensi Rasional
Mandiri Mandiri
Intervensi Rasional
Mandiri Mandiri
5. Evaluasi
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Tanggal masuk RS : 09-07-2017
1. Identitas klien
2. Identitas Ibu
b. Umur : 30 Thn
c. Pendidikan : SD
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Agama : Islam
3. Identitas Ayah
a. Nama : Tn. A
b. Umur : 31 Thn
c. Pendidikan : SD
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Agama : Islam
Klasifikasi data
q. Akral hangat
r. Dilakukan suction
25 – 30 cc / 2 jam
2 X 0,3 cc
C. Analisa Data
Suhu
badan Kelebihan panas
38,1oC
Bibir Hipertermi
kering dan
pucat
Kulit
kemerahan
Akral
hangat
Do: Klien
tampak: Aktivasi otot
KU lemah pencernaan
menurun
Berat
badan lahir
2000g Merangsang
Berat produksi HCL↑
badan saat
dikaji
2100g
Panjang
bayi : 39 Mual/muntah
cm
Lingkar
kepala : 26
Anoreksia
cm
Lingkar
Ketidakseimbanga
dada : 23
n nutrisi kurang
cm
dari kebutuhan
Lingkar tubuh
perut : 24
cm
Lingkar
lengan
atas : 6 cm
Lingkar
paha atas :
8 cm
Refleks
menelan
lemah
Refleks
hisap
lemah
Minum
ASI / PASI
lewat sonde
25 – 30 cc /
2 jam
San B
pleks 2 X
0,3 cc
Bayi
tampak
dirawat di
dalam
incubator.
3 Ds : orang BBLR
tua klien
a. bagaimana
Ketidaktahuan
keadaan
tentang penyakit
bayi saya anaknya.
b. kapan bayi
saya bisa
dibawah Kecemasan
pulang
c. Apakah
berat
badannya
sudah naik
d. sering
bertanya
kenapa
bayinya
masih
dipasang
infus.
a. cemas
dengan
kondisi
bayinya.
b. sering
menjenguk
bayinya.
c. Sering
berdoa
bersama
keluarga
demi
kesembuha
n bayinya.
d. Sering
menanyaka
n keadaan
bayinya.
D. Diagnosa Keperawatan
KU lemah
Pernapasan 68x/menit
Kulit kemerahan
Akral hangat
KU lemah
Panjang bayi : 39 cm
Lingkar kepala : 26 cm
Lingkar dada : 23 cm
Lingkar perut : 24 cm