You are on page 1of 10

246

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

OLAH RAGA DAN POLA TIDUR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS)

Lisnawati
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
e-mail : bidan_lisna85@yahoo.com

ABSTRACT
PMS are a set of physical, emotional, and behavioral complaints and symptoms that occur in reproductive
women which appear cycles around 7-10 days before menstruation and disappears after menstrual blood
comes out at a level that is capable of affecting lifestyle and activity. The aim of this research is to know the
relationship of exercises and sleeping patterns with the occurrence of PMS at Cirebon Midwifery Student
Program. This research is a kind of observational analytic research with cross sectional approach. The
population is all female students of Cirebon Midwifery Study Program by purposive sampling, total 141
sample of people taken. The instrument used is the Shortened Premenstrual Assessment Form (SPAF)
questionnaire. Data analysis using chi-square. The results of the study showed that most respondents did
not exercise regularly (68.8%), most of them had poor sleep patterns (66%), most of them had moderate to
severe of PMS (68.8%). Data analysis shows that exercises and sleep patterns have a relationship with
PMS events.

Keywords: exercises, sleep patterns, Pre-Menstrual Syndrome (PMS)

ABSTRAK

Pra Menstrual Syndrome (PMS) adalah sekumpulan keluhan dan gejala fisik, emosional, dan
perilaku yang terjadi pada wanita reproduksi, yang muncul secara siklus dalam rentang
waktu 7-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang setelah darah haid keluar yang terjadi
pada suatu tingkatan yang mampu mempengaruhi gaya hidup dan aktivitas. Penelitian
bertujuan untuk mengetahui hubungan olah raga dan pola tidur dengan kejadian PMS pada
Mahasiswi Program Studi Kebidanan Cirebon. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah semua mahasiswi
Program Studi Kebidanan Cirebon dengan jumlah sampel 141 orang, diambil dengan cara
purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Shortened Premenstrual
Assessment Form (SPAF).Analisa data dengan menggunakan chi-square. Hasil penelitian
menunjukan sebagian besar responden tidak rutin dalam melakukan olahraga (68,8%) ,
sebagian besar responden mempunyai pola tidur yang buruk (66%),sebagian besar
responden mengalami gejala PMS sedang sampai dengan berat (68,8%).Analisa data
meunjukkan bahwa olah raga dan pola tidur memiliki hubungan dengan kejadian PMS.
Kata Kunci : olah raga, pola tidur, Premenstrual Syndrome (PMS)
247

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

PENDAHULUAN diketahui pasti akan tetapi berdasarkan


Kesehatan remaja menjadi fokus teori dari berbagai penelitian PMS
perhatian karena jumlah remaja yang kemungkinan bisa disebabkan oleh
cukup besar. Salah satu masalah faktor-faktor hormonal, kekurangan
kesehatan tersebut yaitu Premenstrual vitamin-vitamin tertentu, faktor
Syndrome (PMS). PMS adalah kombinasi lingkungan, dan keadaan psikologi. Secara
gejala yang terjadi sebelum menstruasi fisiologis maka saat fase luteal siklus
dan menghilang dengan keluarnya darah menstruasi akan terjadi
menstruasi, serta dialami oleh banyak ketidakseimbangan rasio hormon
wanita sebelum awitan setiap siklus estrogen dan progesteron, di mana
menstruasi (Damayanti, 2013). American estrogen akan menekan progesteron yang
College of Obstetricians and Gynecologist) menyebabkan gejala fisik berupa retensi
menyatakan bahwa sedikitnya 85% dari natrium, retensi cairan dan edema, serta
wanita menstruasi mengalami minimal gejala-gejala fisik lain (Brunner &
satu dari gejala PMS dan umumnya terjadi Suddarth, 2001 dalam Maulana, 2008).
pada wanita usia 14 – 50 tahun dengan
gejala yang bervariasi dan berubah – ubah Olahraga memiliki pengaruh terhadap
pada tiap wanita setiap terjadinya PMS, karena olahraga
bulannya.(Saryono, 2009). merupakan aktivitas fisik yang dapat
memperbaiki aliran darah dan pelepasan
Penelitian Essel (2007) melaporkan 23% hormon endhorphin, apabila seseorang
wanita Indonesia mengalami PMS dan tidak melakukan olahraga dapat
dari hasil penelitian lainnya dari berpengaruh terhadap tingkat gejala
260 orang wanita usia subur, ditemukan PMS(Holmes dkk., 2010 dalam Arantika
sebanyak 95% memiliki setidaknya satu Meidya Pratiwi 2014). Tidak sependapat
gejala PMS dengan tingkat PMS sedang dengan Damayanti (2013) yang
hingga berat sebesar 3,9%. Prevalensi mnenyatakan bahwa tidak terdapat
PMS di beberapa daerah di Indonesia hubungan antara olahraga dengan
bervariasi antara 25 % sampai 45 % kejadian PMS(Bakker,etc.2007;Brunner,
(Putri, 2013). Penyebab PMS belum Suddart.2001).
248

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

Pola tidur merupakan salah satu faktor Data PMS diperoleh dari hasil pengisian
yang berhubungan dengan PMS, dimana Shortened Premenstrual Assessment Form
pola tidur yang baik dapat memperingan (SPAF) oleh responden. Kuesioner ini
terjadinya gejala PMS.Baik atau buruknya merupakan ringkasan dari Premenstrual
pola tidur dapat mempengaruhi sekresi Assessment Form (PAF) yang terdiri dari 95
berbagai hormon yang ada dalam tubuh pertanyaan (Allen dkk., 1991). SPAF
(Shecterdan Boivin, 2010 dalam merupakan kuesioner yang sudah
Kartikasari,I. 2015). Sesuai dengan dibakukan bersifat tetap dan sudah dan
Bakker, dkk(2010) bahwa pola tidur tidak sudah teruji validitas dan reabilitasnya
baik akan meningatkan keparahan dari (Allen dkk., 1991). Dimana berdasarkan
gejala PMS. penelitian yang dilakukan di korea,
diketahui bahwa keandalan dari kuesioner
Berdasarkan survei pendahuluan yang ini adalah 0,80 konsistensi internal
dilakukan pada mahasiswi Program Studi (croanbach alpha) adalah 0,91 dan korelasi
DIV Kebidanan Cirebon Tahun antara coeffeciency score adalah 0,92 (Lee
Akademik 2016/2017, dari 37 mahasiswi dkk.,2002). Disamping itu instrumen ini
terdapat 20 mahasiswi (54%) yang juga sudah digunakan oleh berbagai
mengalami PMS dan dirasakan sangat penelitian PMS diluar maupun didalam
mengganggu kegiatan belajar ataupun Negeri dan masih di gunakan sampai
aktivitas lain. sekarang(Kartiksari,2014; Karaman ,
dkk.2012).Analisa data dengan
METODE PENELITIAN menggunakan chi square.
Penelitian ini menggunakan desain
penelitian observasional analitik dengan HASIL
pendekatan cross sectional. Jumlah sampel Karakteristik responden berdasarkan
Kebiasaan Olahraga
sebanyak 141 orang mahasiswi, yang
diambil dengan menggunakan teknik
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa
purposive sampling. Variabel olah raga dan
sebagian besar responden tidak rutin
pola tidur menggunakan kuesioner (12
melakukan olahraga yakni sebanyak
pertanyaan) yang diisi oleh responden.
97 orang (68,8%).
249

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden


Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa
Berdasar Kebiasaan Olahraga di
Prodi DIV Kebidanan Cirebon sebagian besar responden mengalami
Kategori Jumlah %
kejadian PMS dengan kategori gejala
Olahraga
Rutin 44 31,2 sedang hingga berat yakni 97 orang
Tidak rutin 97 68,8
(68,8%).
Total 141 100

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden


Berdasar Pola Tidur di Prodi Berdasar Kejadian PMS di Prodi
DIV Kebidanan Cirebon DIV Kebidanan Cirebon
Kategori Jumlah % Kategori PMS Jumlah %
Pola Tidur Tidak ada gejala 44 31,2
Baik 48 34 hingga ringan
Buruk 93 66 Gejala sedang 97 68,8
Total 141 100 hingga berat
Total 141 100
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa
Uji statistik dengan menggunakan uji Chi-
sebagian besar responden mempunyai
square diperoleh nilai ρ value sebesar 0,00.
pola tidur yang buruk, yakni 93 orang
Karena ρ value ≤ α, sehingga
(66%).
keputusannya H0 ditolak, artinya terdapat
hubungan antara Olahraga dengan
kejadian PMS
Hubungan Olahraga dengan Kejadian PMS
Tabel 4. Hubungan Olahraga dengan Kejadian PMS Mahasiswi di Prodi DIV Kebidanan
Cirebon
Kategori PMS Total P value
Olahraga Tidak ada gejala Gejala sedang
hingga ringan hingga berat
n % n % n %
Rutin 25 56,8 19 43,2 44 100
Tidak Rutin 19 19,6 78 80,4 97 100 0,00
Berdasarkan uji statistik dengan α, sehingga keputusannya H0 ditolak,
menggunakan uji Chi-square diperoleh artinya terdapat hubungan antara Pola
nilai ρ value sebesar 0,00. Karena ρ value ≤ Tidur dengan kejadian PMS.
250

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

Hubungan Pola Tidur dengan Kejadian PMS


Tabel 4. Hubungan Pola Tidur dengan Kejadian PMS Mahasiswi di Prodi DIV Kebidanan
Cirebon
Pola Tidur PMS Total P value
Tidak ada gejala Gejala sedang
hingga ringan hingga berat
n % n % n % 0,00
Rutin 27 56,3 21 43,8 48 100
Tidak Rutin 17 18,3 76 81,7 93 100
atau cemas sebanyak 10%. Dari uraian di
PEMBAHASAN
atas dapat disampaikan peneliti bahwa
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
semua gejala tersebut dia atas merupakan
sebagian besar Mahasiswi Program Studi
pengaruh hormon. Sesuai dengan
Kebidanan Cirebon mayoritas mengalami
Suparman (2011) bahwa remaja
PMS gejala sedang hingga berat sebanyak
mengalami gejala PMS seperti gejalan
97 orang (68,8%). Dari 10 item
fisik dan psikologis dikarenakan pengaruh
pertanyaan dalam kuesioner rata-rata
hormonal menjelang menstruasi. .
mahasiswi sering merasakan gejala-gejala
PMS setiap bulannya baik fisik maupun
Hubungan Olah Raga dengan
psikologis seperti gejala fisik dari
Kejadian PMS
5 pertanyaan yang sering dirasakan yaitu,
Sebagian besar mahasiswi Program Studi
perut merasa tidak nyaman pada saat
Kebidanan Cirebon tidak rutin dalam
akan menstruasi dialami oleh mahasiswi
melakukan olahraga. Banyak mahasisiwi
sebanyak 24%, payudara terasa nyeri
yang mengatakan tidak rutinnya olahraga
pada saat ditekan atau tanpa ditekan, dan
karena rutinitas yang banyak setiap hari
terjadi pembesaran menjelang menstruasi
nya jadi terkadang lupa atau malas
dirasakan sebanyak 22%, sakit punggung,
melakukan olahraga.
sendi dan otot dirasakan sebanyak 16%,
sedangkan gejala psikologis dari
Hasil penelitian aktivitas olahraga
5 pertanyaan rata-rata mengalami gejala
didapatkan hasil bahwa 44,4% responden
seperti sensitive terhadap penolakan,
berolahraga secara rutin dan 68,8%
mudah menangis, tersinggung sebanyak
berolahraga tidak rutin. Pada kelompok
28%, merasa dibawah tekanan tertekan
responden yang berolahraga rutin
251

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

menyatakan bahwa tidak ada gejala olahraga yang rutin setiap minggunya
hingga gejala ringan 56,8% sedangkan sehingga banyak mahasiswi yang
kelompok olahraga yang tidak rutin cenderung mengalami PMS sedang
mengalami PMS sedang hingga berat sampai berat. Selain itu ditambah dengan
yakni 80,4 %. Berdasarkan hasil uji Chi- waktu olahraga rutin yang tidak ideal
square diperoleh ρvalue 0,00 (<0,05), dalam melakukan olahraga
menunjukan bahwa H0 ditolak atau (Maulana,R.2008).Sesuai dengan Saryono
hipotesis penelitian diterima yaitu ada et al (2008) menyatakan bahwa olahraga
hubungan antara olahraga dengan sangat berpengaruh terhadap terjadinya
kejadian PMS. Artinya mahasiswi yang PMS, karena dengan olahraga rutin dan
tidak rutin melakukan olahraga akan berkelanjutan dapat terjadi peregangan
cenderung mengalami gejala PMS lebih otot-otot sehingga melancarkan aliran
banyak dibandingkan yang melakukan darah dan pelepasan Endhophinkarena
olahraga rutin. Hal ini sesuai tinjauan hormon Endhophin memacu rasa rilek .
teori menurut Saryono dan Sejati (2009) Hal ini membuktikan olahraga yang
yang menyatakan bahwa pada sebagian teratur mencegah dan mengurangi PMS
besar wanita, olahraga mampu karena apabila tidak melakukan olahraga
mengurangi gejala PMS yaitu mengurangi rutin hormon estrogen akan lebih tinggi
kelelahan, stres dan meningkatkan sehingga kemungikinan akan terjadi PMS
kesehatan tubuh. lebih besar.

Olahraga meningkatkan rangsang Penelitian ini sesuai dengan dengan


simpatis, yaitu suatu kondisi yang penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi
menurunkan detak jantung dan (2012) terhadap mahasisiwi Program
mengurangi sensasi cemas sehingga Studi DIV Pendidik Fakultas Kedokteran
responden yang berolahraga rutin dapat Universitas sebelas Maret Surakarta yang
mengurangi gejala-gejala PMS. Banyaknya menyatakan bahwa ada hubungan yang
rutinitas serta tugas yang dikerjakan bermakna antara olahraga dengan
setiap harinya oleh mahasisiwi kebidanan kejadian PMS dengan nilai P value = 0,00.
membuat mahasiswi mengabaikan pola
252

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

Hubungan Pola tidur dengan tidur sering merasa terganggu, dan tiba-
kejadian PMS tiba terbangun ditengah malam, dan
Sebagian besar mahasiswi Program kemudian sulit untuk tidur kembali, .
Studi Kebidanan Cirebon memiliki pola Walaupun mahasiswi banyak yang
tidur yang buruk. Hal tersebut dilihat dari mengalami masalah dalam pola tidur akan
komponen utama dalam kuesioner seperti tetapi mereka tidak mengkonsumsi obat-
pada kualitas tidur buruk sebanyak 22%, obatan yang dapat membantu untuk tidur
letensi tidur (kesulitan memulai tidur ) karena adanya pengetahuan pada diri
sebanyak 16%, gangguan tidur sebanyak mereka bahwa dengan mengkonsumsi
32%, penggunaan obat tidur 6%, dan obat-obatan tersebut akan menjadi suatu
gangguan aktivitas disiang hari sebanyak kebiasaan yang tidak baik. Pola tidur yang
24%. Dikatakan pola tidur buruk karena buruk juga berpengaruh pada aktivitas
rata-rata mahasiswi memiliki kualitas tidur disiang hari seperti banyaknya mahasiswi
yang kurang baik , seperti kebiasaan tidur yang mengantuk pada saat belajar dikelas,
larut malam. Dari hasil wawancara menyetir, dan kegiatan lainnya.
dengan responden disampaikan bahwa
mereka sulit tidur (insomnia) dan Responden dengan pola tidur baik,
membutuhkan waktu yang lama untuk menyatakan tidak ada gejala hingga hanya
merasakan tidur yang lelap ± 2 jam, gejala PMS ringan ; sedangkan responden
selain itu pada saat sedang melakukan dengan pola tidur buruk , mayoritas
praktik di RS atau Puskesmas sering kali responden mengalami PMS sedang
tidak tidur, sehingga pola tidur tidak hingga berat.
terjadwal dengan baik. Rata-rata
mahasiswi memiliki durasi tidur 5-6 jam. Berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh
Sering kali juga terjadi pada saat tidur ρvalue 0,00 (<0,05), yang menunjukan
terbangun karena ingin ke toilet, bahwa H0 ditolak atau hipotesis penelitian
mengalami mimpi buruk 2-3 kali dalam diterima yaitu ada hubungan antara pola
seminggu. Kejadian tersebut di atas tidur dengan kejadian PMS. Hasil
disebabkan karena tidur yang tidak penelitian ini sejalan dengan penelitian
tenang, sedang mengalami stres, sehingga yang serupa dengan menggunakan
253

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

kuesioner PSQI, menemukan bahwa KESIMPULAN


PMS memiliki hubungan dengan pola 1. Sebagian besar responden tidak
tidur (Cheng dkk.,2013, dalam Karaman rutin dalam melakukan olahraga
2012). Dimana pola tidur yang baik (tidur (68,8%)
tanpa gangguan) ternyata dapat 2. Sebagian besar responden
meringankan gejala PMS. Artinya mempunyai pola tidur yang buruk
mahasiswi yang mengalami pola tidur (66%)
tidak baik akan berpeluang mengalami 3. Sebagian besar responden
gejala PMS baik sedang maupun berat. mengalami gejala PMS sedang
sampai dengan berat (68,8%).
Buruknya latensi tidur dan kualitas tidur 4. Olah raga dan pola tidur memiliki
pada mahasiswi kebidanan dapat hubungan dengan kejadian PMS
disebabkan karena rutinitas yang berlebih Saran
(praktik lapangan, jadwal yang yang tidak Penelitian ini dapat digunakan sebagai
banyak tugas). Selain itu juga dipengaruhi dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang
dari penggunaan media elektronik variabel lain yang mempengaruhi kejadian
khusunya handphone. Sesuai dengan PMS dengan menggunakan teknik
Meilani (2014) bahwa terdapat hubungan kualitiatif agar penggalian datanya lebih
antara frekuensi penggunaan handphone optimal.
dan durasi penggunaannya dengan
kulitas tidur. Sesuai pula dengan teori
REFERENSI
Shechter dan Boivin (2010) bahwa tidur
Allen, dkk.(1991). The Shortened
merupakan salah satu faktor yang
Premenstrual Assessment Form. J
memiliki keterkaitan dengan PMS,
Reprod Med, 36, 769-72.
dimana pola tidur yang baik (tidur tanpa
Bakker ,F.C ., Kahan , T,L.,Trinder, J.dan
gangguan) ternyata dapat memperingan
Colrain, I. M.(2007). Sleep Quality
gejala PMS.
And The Sleep Electroencephalogram In
Women With Severe Premenstrual
Syndrome of Journal .Sleep, 30, 1283-
1291
254

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

Brunner & Suddarth. (2001). Buku Ajar Lee ,dkk.(2002). The Standardization Of
Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta: The Shortened Premenstrual
EGC. Assessment Form And
Cheng, S. H,. Shih , C. C,. Yang . Y. K,. Applicability On The Internet . J
Chen, K. T. Chang, Y. H. Dan Korean Neuropsychiatr Assoc , 41, 8
Yang, Y. C. (2013). Factors Maulana, R. (2008). Hubungan Karakteristik
Associated With Premenstrual Syndrome Wanita Usia Produktif dengan
A survey Of New Female University Premenstrual Syndrome (PMS) di Poli
Students. Kaohsiung Journal Of Medical Obstetri dan Gynekology RSUD dr.
Sciences 29,6 Zainoel Abidin Banda Aceh. Jurnal
Damayanti, S.(2013). Faktor –faktor yang Kedokteran
berhubungan dengan Premenstrual Meilani.(2014). Pengaruh Penggunaan Media
Syndrome pada mahasiswa DIV Elektronik Terhadap Kualitas Tidur
Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Siswa-Siswi SMA Santo Thomas I
Kesehatan U’budiyah Bunda. Jurnal Medan. Skripsi , Universitas
Keperawatan. Sumatera Utara.
Http://180.241122.205/Docti/SIT Pratiwi,A.M.(2014). Aktivitas Olahraga
IDAMAYANTI-Skripsi- dengan Kejadian Sindrom Premenstruasi
Maya.Pdf.Diakses Pada Tanggal 05- pada Anggota Perempuan UKM
11-2016 INKAI UNS Sekolah Tinggi Ilmu
Karaman H. I. O., Tanriverdi , G. Dan Kesehatan Alma Ata
Degimenci , Y. (2012 ). Subjective Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya
Sleep Quality In Premenstrual Syndrome No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul
. Jurnal Gynecological Endocrinologi Yogyakarta. Diakses pada tanggal
Kartikasari,I. (2014) Faktor-faktor yang 23-11-2016
berhubungan dengan kejadian Putri, R. P. D. P. (2013).Hubungan antara
Premenstruasi Syndrome pada sisiwi Derajat Sindrom Pramenstruasi dan
SMA 112 Jakarta Tahun 2015. Aktivitas Fisik dengan Perilaku
Jurnal Kebidanan Makan pada Remaja Putri.
255

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

Universitas Diponegoro Semarang.


Diakses pada tanggal 14-11-2016
Saryono.(2009). Sindrom Pramenstruasi.
Pustaka Pembangunan Nusantara :
jakarta
Shechter, A. Dan Boivin, D . B .(2010).
Sleep, Hormones , and Cicardian
Rhythms throughout the Menstrual Cycle
in Healthy Women and Women With
Premnestrual Dysphoric Disorder .
International Journal of Endocrinology
2010:17
Suparman.(2011). Premenstrual Syndrome.
Jakarta: EGC

You might also like

  • Skenario 4 - ELena
    Skenario 4 - ELena
    Document17 pages
    Skenario 4 - ELena
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • Blok 16 Fix
    Blok 16 Fix
    Document20 pages
    Blok 16 Fix
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • Skenario 2 Fendy
    Skenario 2 Fendy
    Document29 pages
    Skenario 2 Fendy
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • Skenario 2
    Skenario 2
    Document31 pages
    Skenario 2
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • Florence
    Florence
    Document17 pages
    Florence
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • Blok 17 1
    Blok 17 1
    Document13 pages
    Blok 17 1
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • Blok 16 Makalah
    Blok 16 Makalah
    Document15 pages
    Blok 16 Makalah
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • Status
    Status
    Document8 pages
    Status
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • Plenob4 JBUs
    Plenob4 JBUs
    Document25 pages
    Plenob4 JBUs
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • Status
    Status
    Document8 pages
    Status
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • Makalah Kelompok 3
    Makalah Kelompok 3
    Document13 pages
    Makalah Kelompok 3
    FarahDwitaAngelina
    No ratings yet
  • Blok 17 1
    Blok 17 1
    Document13 pages
    Blok 17 1
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • Padas
    Padas
    Document8 pages
    Padas
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • Status Padas ELENA Bedah
    Status Padas ELENA Bedah
    Document6 pages
    Status Padas ELENA Bedah
    Minati Puspawardani
    No ratings yet
  • Padas
    Padas
    Document8 pages
    Padas
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • Oftalmopati Graves
    Oftalmopati Graves
    Document20 pages
    Oftalmopati Graves
    jukunk
    100% (2)
  • Ipd Roykedona
    Ipd Roykedona
    Document13 pages
    Ipd Roykedona
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • pblb17 JBUs
    pblb17 JBUs
    Document20 pages
    pblb17 JBUs
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • Skenario 2
    Skenario 2
    Document31 pages
    Skenario 2
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • Sken 6 - Hepatitis Akut
    Sken 6 - Hepatitis Akut
    Document23 pages
    Sken 6 - Hepatitis Akut
    Resi Septiani
    No ratings yet
  • PBL Reni 1
    PBL Reni 1
    Document13 pages
    PBL Reni 1
    irenfaustineliu
    No ratings yet
  • Referat BPPV Menda
    Referat BPPV Menda
    Document19 pages
    Referat BPPV Menda
    Santi Lestari
    No ratings yet
  • Stroke
    Stroke
    Document14 pages
    Stroke
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • Isi Evrog Ester
    Isi Evrog Ester
    Document43 pages
    Isi Evrog Ester
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • Makalah Kelompok 3
    Makalah Kelompok 3
    Document13 pages
    Makalah Kelompok 3
    FarahDwitaAngelina
    No ratings yet
  • Blok 20
    Blok 20
    Document9 pages
    Blok 20
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • Stroke
    Stroke
    Document14 pages
    Stroke
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • OSCE Uro
    OSCE Uro
    Document2 pages
    OSCE Uro
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet
  • Baku KATA PENGANTAR
    Baku KATA PENGANTAR
    Document1 page
    Baku KATA PENGANTAR
    Alexandro Hawula
    No ratings yet
  • Kesehatan Gigi
    Kesehatan Gigi
    Document6 pages
    Kesehatan Gigi
    Thesy Lakonawa
    No ratings yet