You are on page 1of 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ATRITIS GOUT (ASAM URAT)

OLEH

LIA IN GREAT

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NURSE


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA, 2017
I. Pengertian
Asam urat merupakan kelainan metabolik yang disebabkan karena penumpukan purin atau
eksresi asam urat yang kurang dari ginjal.
Asam urat merupakan penyakit heterogen meliputi hiperurikemia, serangan artritis akut yang
biasanya mono-artikuler. Terjadi deposisi kristal urat di dalam dan sekitar sendi, parenkim
ginjal dan dapat menimbulkan batu saluran kemih (Edu S. Tehupeiory, 2000)

II. Etiologi
1. Faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.
2. Jenis kelamin dan umur
Prosentase Pria : Wanita yaitu 2 : 1 pria lebih beresiko terjadinya asam urat yaitu umur (30
tahun keatas), sedangkan wanita terjadi pada usia menopouse (50-60 tahun).
3. Berat badan
Kelebihan berat badan meningkatkan risiko hiperurisemia dan gout berkembang karena ada
jaringan yang tersedia untuk omset atau kerusakan, yang menyebabkan kelebihan produksi
asam urat.
4. Konsumsi alkohol
Minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan hiperurisemia, karena alkohol
mengganggu dengan penghapusan asam urat dari tubuh.
5. Diet
Makan makanan yang tinggi purin dapat menyebabkan atau memperburuk gout. Misalnya
makanan yang tinggi purin : kacang-kacangan, rempelo dll.
6. Obat-Obatan Tertentu
Sejumlah obat dapat menempatkan orang pada risiko untuk mengembangkan hiperurisemia
dan gout. Diantaranya golongan obat jenis diuretik, salisilat, niasin, siklosporin, levodova.

III. Patofisiologi
1. Presipitasi kristal monosodium urat, dapat terjadi di jaringan jika konsentrasi dalam
plasma lebih dari 9 mg/dl.
2. Respon leukosit polimorfonuklear (PMN) dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal
oleh leukosit.
1
2
3. Fagositosis, terbentuk fagolisosom dan akhirnya membran vakuol disekeliling kristal
bersatu dengan membran leukositik lisosom.
4. Kerusakan lisosom, terjadi robekan membram lisosom dan pelepasan enzim dan oksida
radikal ke dalam sitoplasma.
5. Kerusakan sel, terjadi respon inflamasi dan kerusakan jaringan.
6. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal
dihasilkan asam urat. Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam
urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh.
7. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang
berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri
atau bengkak.

IV. Tanda dan Gejala


1. Stadium Arthritis Gout Akut
a. Sangat akut, timbul sangat cepat dalam waktu singkat.
b. Keluhan utama: nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa
demam, menggigil dan merasa lelah.
c. Faktor pencetus: trauma lokal, diet tinggi purin (kacang-kacangan, rempelo dll),
kelelahan fisik, stres, diuretic.
d. Penurunan asam urat secara mendadak dengan allopurinol atau obat urikosurik dapat
menyebabkan kekambuhan.
2. Stadium Interkritikal
3. Stadium ini merupakan kelanjutan dari stadium akut dimana terjadi periode interkritikal
asimptomatik.
4. Stadium Arthritis Gout Menahun
5. Stadium ini umumnya pada pasien yang mengobati sendiri sehingga dalam waktu lama
tidak berobat secara teratur pada dokter. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di
sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan
keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium
urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya.
3
6. Tofus pada kaki bila ukurannya besar dan banyak akan mengakibatkan penderita tidak
dapat menggunakan sepatu lagi.

V. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboraturium
LED , CRP analisis cairan sendi asam urat darah dan urine 24 jam ureum, kreatinin..
Peningkatan kadar asam urat serum (hyperuricemia), Peningkatan asam urat pada urine 24
jam, Cairan sinovial sendi menunjukkan adanya kristal urat monosodium, Peningkatan
kecepatan waktu pengendapan
2. Pemeriksaan X-Ray
Pada pemeriksaan x-ray, menampakkan perkembangan jaringan lunak

VI. Penatalaksanaan
1. Non farmakologi
a. Pembatasan makanan tinggi purin (± 100-150 mg purin/hari.
b. Cukup kalori sesuai kebutuhan yang didasarkan pada TB n BB.
c. Tinggi karbohidrat kompleks (nasi, roti, singkong, ubi) disarankan tidak kurang dari
100 g/hari.
d. Rendah protein yang bersumber hewani.
e. Rendah lemak, baik dari nabati atau hewani.
f. Tinggi cairan. Usahakan dapat menghabiskan minuman sebanyak 2,5 ltr atau sekitar
10 gelas sehari dapat berupa air putih masak, teh, sirop atau kopi.
g. Tanpa alkohol, termasuk tape dan brem perlu dihindari juga. Alkohol dapat
meningkatkan asam laktat plasma yang akan menghambat pengeluaran asam urat
2. Farmakologi
a. Pengobatan fase akut, obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan inflamasi
(colchicine, indometasin, fenilbutazon, kortikostropin)
b. Pengobatan hiperurisemia, terbagi dua golongan, yaitu :
c. Golongan urikosurik (probenesid, sulfinpirazon, azapropazon, benzbromaron) dan
Inhibitor xantin (alopurinol ).
Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Identitas
b. Prosentase pria : wanita 2 : 1 Pada pria dominan terjadi pada pria dewasa ( 30 th
keatas)dan Wanita terjadi pada usia menopause ( 50 – 60 th ).
c. Keluhan utama nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa
demam, menggigil dan merasa lelah.
d. Pemeriksaan fisik
e. Identifikasi tanda dan gejala yang ada peda riwayat keperawatan
f. Nyeri tekan pada sendi yang terkena
g. Nyeri pada saat digerakkan
h. Area sendi bengkak (kulit hangat, tegang, warna keunguan)
i. Denyut jantung berdebar
j. Riwayat psikososial
k. Cemas dan takut untuk melakukan kativitas
l. Tidak berdaya gangguan aktivitas di tempat kerja

2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko gangguan mobilisasi b.d Kurangnya kemampuan merawat anggota keluarga yang
sakit reumatik
b. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d Kurangnya kemampuan merawat anggota keluarga yang
sakit reumatik
c. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan di rumah b.dkurangngnya
mengenal masalah kesehatan

3. Perencanaan dan Implementasi


a. Resiko gangguan mobilisasi b.d Kurangnya kemampuan merawat anggota keluarga yang
sakit reumatik.
Tujuan umum :
Setelah 3x kunjungan rumah, resiko gangguan mobilisasi klien tidak terjadi

4
5
Tujuan Khusus :
Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah, keluarga mampu mengenal masalah rheumatik
pada anggota keluarga. Dengan cara: Menyebutkan pengertian reumatik
Intervensi
1. Diskusikan bersama keluarga pengertian reumatik dengan menggunakan lembar balik
2. Tanyakan kembali pada keluarga.tentang pengertian reumatik
3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan keluarga
4. Menyebutkan penyebab reumatik
5. Diskusikan bersama keluarga tentang penyebab reumatik dengan menggunakan
lembar balik
6. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali penyebab reumatik
7. Beri reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga
8. Menyebutkan tanda dan gejala reumatik
9. Diskusikan dengan keluarga tentang tanda-tanda reumatik
10. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tanda-tanda reumatik
11. Beri reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Edisi
8 Vol 2, EGC, Jakarta.
Mansjoer , Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3. Jakarta : Media Aeusculapius.
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4, EGC,
Jakarta.
Suparyanto. Metabolisme Purin dan Pirimidin. http://dr-suparyanto-m.kes.blogspot.com(Online) 01
Juli 2012.

You might also like