You are on page 1of 12

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Dosen Mapel : Ihsan Paewa

MAKALAH

ORGANISASI PERGERAKAN MASA PENDUDUKAN JEPANG

Di Susun oleh : Kelompok 2

Nur Afifah

Nurhaliza Arfah

Wijilia Sulo

Rishayanty

Muhammad Afif

Sunandar Matamboyo

Elton Paroke

SMA NEGERI SATU TOJO

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena bimbingannya sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Organisasi Pergerakan Masa Pendudukan Jepang”
Adapun makalah kami ini telah diusahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan
makalah ini.

Akhirnya kami sebagai penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat diambil
manfaatnya.

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan, oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk dapat menyempurnakan makalah ini.

Tongko,17 Jan. 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945)

Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe Fumimaro

sebagai Perdana Menteri Jepang. Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan

militer Tambelang tidak menghendaki melawan beberapa kecamatan sekaligus,

namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris

dan Belanda harus dihadapi sekaligus, apabila mereka ingin menguasai sumber daya

alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi,

yang sangat mereka butuhkan, baik untuk industri di Jepang, maupun untuk keperluan

perang.

Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang,


mengembangkan strategi perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh
kekuatan armadanya untuk dua operasi besar. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang
mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal
penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112
kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6
kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur,
tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik
Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii. Sedangkan kekuatan kedua,
sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung Angkatan Darat dalam
Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura, yang akan
dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11 Divisi
Infantri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi
direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo memimpin armada
yang ditugaskan menyerang Pearl Harbor.
Hari minggu pagi tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri
dari pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam
dua gelombang. Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal
perang besar serta merusak 6 kapal perang lain. Selain itu pengeboman Jepang tesebut
juga menghancurkan 180 pesawat tempur Amerika. Lebih dari 2.330 serdadu
Amerika tewas dan lebih dari 1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk
Amerika selamat, karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8
Desember 1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang.
Perang Pasifik ini berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-
negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki
Hindia Belanda adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak
bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa
dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara,
dan Sumatera sebagai sumber minyak utama.
B. Kedatangan Jepang ke Indonesia
Pada tanggal 8 Maret 1942, Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer
(Gubernur Jenderal Belanda), Letnan Jenderal Ter Poorten (Panglima tentara Hindia
Belanda), serta pejabat tinggi militer dan seorang penerjemah pergi ke Kalijati. Dari
pihak Jepang hadir Letnan Jenderal Imamura. Dalam pertemuan itu, Belanda
menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Dengan demikian, secara resmi masa
penjajahan Belanda di Indonesia berakhir. Jepang berkuasa di Indonesia. Bukan
kemerdekaan dan kesejahteraan yang didapat bangsa Indonesia. Situasi penjajahan
tidak berubah. Hanya kini yang menjajah Indonesia adalah Jepang.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Organisasi yang bersifat sosial Kemasyarakatan


a. Gerakan Tiga A
Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang membentuk
sebuah perkumpulan yang dinamakan Gerakan Tiga A (3A). Perkumpulan ini
dibentuk pada tanggal 29 Maret 1942. Sesuai dengan namanya, perkumpulan
ini memiliki tiga semboyan, yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung
Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Sebagai pimpinan Gerakan Tiga A, bagian
propaganda Jepang (Sedenbu) telah menunjuk bekas tokoh Parindra Jawa
Barat yakni Mr. Syamsuddin sebagai ketua dengan dibantu beberapa tokoh
lain seperti K. Sutan Pamuncak dan Moh. Saleh.
Jepang berusaha agar perkumpulan ini menjadi wadah propaganda yang
efektif. Oleh karena itu, di berbagai daerah dibentuk komite-komite. Sejak
bulan Mei 1942, perhimpunan itu mulai diperkenalkan kepada masyarakat
melalui media massa. Di dalam Gerakan Tiga A juga dibentuk subseksi Islam
yang disebut “Persiapan Persatuan Umat Islam”. Subseksi Islam dipimpin oleh
Abikusno Cokrosuyoso.
Ternyata sekalipun dengan berbagai upaya, Gerakan Tiga A ini kurang
mendapat simpati dari rakyat. Gerakan Tiga A hanya berumur beberapa
bulan saja. Jepang menilai perhimpunan itu tidak efektif. Bulan Desember
1942 Gerakan Tiga A dinyatakan gagal.
b. Pusat Tenaga Rakyat
“Gerakan Tiga A” telah gagal. Kemudian Jepang berusaha mengajak tokoh
pergerakan nasional untuk melakukan kerjasama. Jepang
kemudian mendirikan organisasi pemuda, Pemuda Asia Raya di bawah
pimpinan Sukardjo Wiryopranoto. Organisasi itu juga tidak mendapat
sambutan rakyat. Jepang kemudian membubarkan organisasi itu.
Dukungan rakyat terhadap Jepang memang tidak seperti awal kedatangannya.
Hal ini sangat mungkin juga karena sikap dan tindakan Jepang yang berubah.
Seperti telah disinggung di depan, Jepang mulai melarang pengibaran
bendera Merah Putih dan yang boleh dikibarkan hanya bendera Hinomaru
serta mengganti Lagu Indonesia Raya dengan lagu Kimigayo. Jepang mulai
membiasakan mengganti kata-kata banzai (selamat datang) dengan bakero
(bodoh). Masyarakat mulai tidak simpati terhadap Jepang.“Saudara tua”
tidak seperti yang mereka janjikan.
Sementara perkembangan Perang Asia Timur Raya mulai tidak
menggembirakan. Kekalahan Jepang di berbagai medan pertempuran telah
menimbulkan rasa tidak percaya dari rakyat. Oleh karena itu, Jepang harus
segera memulihkan keadaan. Jepang harus dapat bekerja sama dengan
tokoh-tokoh nasionalis terkemuka, antara lain Sukarno dan Moh. Hatta.
Karena Sukarno masih ditahan di Padang oleh pemerintah Hindia Belanda,
maka segera dibebaskan oleh Jepang. Tanggal 9 Juli 1942 Sukarno sudah
berada di Jakarta dan bergabung dengan Moh. Hatta.
c. MIAI dan Masyumi
Berbeda dengan pemerintah Hindia Belanda yang cenderung anti terhadap
umat Islam, Jepang lebih ingin bersahabat dengan umat Islam di Indonesia.
Jepang sangat memerlukan kekuatan umat Islam untuk membantu melawan
Sekutu. Oleh karena itu, sebuah organisasi Islam MIAI yang cukup berpengaruh
yang dibekukan oleh pemerintah kolonial Belanda, mulai dihidupkan kembali
oleh pemerintah pendudukan Jepang.Tepat pada tanggal 4 September 1942
MIAI diizinkan aktif kembali. Dengan demikian diharapkan MIAI segera
dapat digerakkan sehingga umat Islam di Indonesia dapat dimobilisasi untuk
keperluan perang.
Dengan diaktifkannya kembali MIAI, maka MIAI menjadi organisasi
pergerakan yang cukup penting di zaman pendudukan Jepang.MIAI
menjadi tempat bersilaturakhim, menjadi wadah tempat berdialog, dan
bermusyawarah untuk membahas berbagai hal yang menyangkut kehidupan
umat, dan tentu saja bersinggungan dengan perjuangan. MIAI senantiasa
menjadi organisasi pergerakan yang cukup diperhitungkan dalam perjuangan
membangun kesatuan dan kesejahteraan umat. Semboyan yang terkenal
adalah “berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali Allah dan janganlah
berpecah belah”.Dengan demikian pada masa pendudukan Jepang, MIAI
berkembang baik.Kantor pusatnya semula di Surabaya kemudian pindah ke
Jakarta.
d. Jawa Hokakai
Tahun 1944, situasi Perang Asia Timur Raya mulai berbalik, tentara Sekutu
dapat mengalahkan tentara Jepang di berbagai tempat. Hal ini menyebabkan
kedudukan Jepang di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Oleh karena itu,
Panglima Tentara ke-16, Jenderal Kumaikici Harada membentuk organisasi
baru yang diberinama Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa). Untuk
menghadapi situasi perang tersebut, epang membutuhkan persatuan dan
semangat segenap rakyat baik lahir maupun batin. Rakyat diharapkan memberikan
darma baktinya terhadap pemerintah demi kemenangan perang.
Kebaktian yang dimaksud memuat tiga hal: (1) mengorbankan diri, (2)
mempertebal persaudaraan, dan (3) melaksanakan suatu tindakan dengan
bukti.
Susunan dan kepemimpinan organisasi Jawa Hokokai berbeda
dengan Putera. Jawa Hokokai benar-benar organisasi resmi pemerintah.
Oleh karena itu, pimpinan pusat Jawa Hokokai sampai pimpinan daerahnya
langsung dipegang oleh orang Jepang. Pimpinan pusat dipegang oleh Gunseikan,
sedangkan penasihatnya adalah Ir. Sukarno dan Hasyim Asy’ari. Di tingkat daerah
(syu/shu) dipimpin oleh Syucokan/Shucokandan seterusnya sampai daerah ku oleh
Kuco, bahkan sampai gumi di bawah pimpinan Gumico.
Dengan demikian,Jawa Hokokai memiliki alat organisasi sampai ke desa-desa,
dukuh,bahkan sampai tingkat rukun tetangga (Gumi atau Tonari Gumi). Tonari
Gumi dibentuk untuk mengorganisasikan seluruh penduduk dalam kelompok-
kelompok yang terdiri atas 10 - 20 keluarga. Para kepala desa dan kepala dukuh
atau ketua RTbertanggung jawab atas kelompok masing-masing.
B. ORGANISASI SEMIMILITER
a. Seinendan ( barisan pemuda)
Seinendan merupakan organisasi pemuda yang dibentuk pada tanggal 29 April
1943, tepat pada hari ulang tahun Kaisar Jepang. Seinendan merupakan organisasi
kepemudaan yang bersifat semimiliter. Organisasi tersebut langsung berada di
bawah pimpinan gunseikan. Tujuan pembentukan organisasi tersebut adalah untuk
mendidik dan melatih pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah
airnya dengan kekuatan sendiri. Namun, sebenarnya maksud tersembunyi
pembentukan organisasi tersebut adalah untuk mendapatkan tenaga cadangan
sebanyak-banyaknya yang diperlukan bagi kemenangan perang Jepang.
Pada awalnya, Seinendan beranggotakan pemuda-pemuda Asia yang berusaia
antara 15-25 tahun. Namun, usia anggotanya kemudian diubah menjadi 14-22
tahun. Pada awalnya anggota Seinendan sebanyak 3.500 orang yang berasal dari
seluruh Jawa. Jumlah tersebut berkembang menjadi 500.000 orang pemuda pada
akhir masa pendudukan Jepang.
b. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
Keibodan juga merupakan organisasi pemuda yang dibentuk bersamaan
dengan pembentukan Seinendan. Berbeda dengan Seinendan, dalam pembentukan
Keibodan tersebut tampak bahwa pemerintah pendudukan Jepang berusaha agar
tidak terpengaruh oleh golongan nasionalis. Bahkan kaum nasionalis pada tingkat
bawah pun tidak mempunyai hubungan dengan Keibodan, karena badan ini
langsung ditempatkan di bawah pengawasan polisi. Selain Jawa, kedua badan
tersebut juga dibentuk di Sumatra dan daerah-daerah yang berada di bawah
kekuasaan angkatan laut. Di Sumatra, Keibodan dikenal dengan nama Bogodan.
Di Kalimantan terdapat badan serupa yang disebut Borneo Konan Hokokudan.
Selain golongan pemuda, juga dilakukan pengorganisasian kaum wanita. Pada
bulan Agustus 1943 dibentuk Fujinkai (himpunan wanita). Usia minimum dari
anggota Fujinkai adalah 15 tahun. Wanita-wanita tersebut juga diberikan latihan-
latihan militer.
c. Syuisyintai (Barisan Pelopor)
Barisan Pelopor dibentuk pada tanggal 1 November 1944. Organisasi
semimiliter ini dibentuk sebagai hasil keputusan sidang ketiga dari Chuo Sangi In
(Dewan Pertimbangan Pusat. Barisan Pelopor dipimpin oleh Ir. Soekarno.
Sedangkan wakilnya yaitu R.P. Suroso, Otto Iskandardinata dan dr. Buntaran
Martoatmojo. Tokoh nasionalis yang duduk dalam Barisan Pelopor berusaha
memanfaatkan kesempatan itu sebaik-baiknya untuk menanamkan semangat
nasionalisme di kalangan para pemuda. Para pemuda dikerahkan untuk
mendengarkan pidato para tokoh nasionalis. Di dalam pidatonya, para tokoh
nasionalis selalu menyelipkan kata-kata untuk membangkitkan semangat cinta
tanah air di kalangan para pemuda.
d. Hizbullah
Pada tanggal 15 Desember 1944 berdiri pasukan sukarelawan pemuda Islam
yang dinamakan Hizbullah (tentara Allah) yang dalam istilah Jepangnya disebut
Kaikyo Seinen Teishintai. Hizbullah mempunyai tugas pkok, yaitu sebagai
berikut:
- Sebagai tentara cadangan dengan tugas dan program, antara lain : melatih
diri, jasmani maupun rohani dengan segiat-giatnya.; membantu tentara Dai
Nippon; menjaga bahaya udara dan mengintai mata-mata musuh;
menggiatkan dan menguatkan usaha-usaha untuk kepentingan perang.
- Sebagai pemuda Islam dengan tugas dan program, antara lain :
menyiarkan agama Islam, memimpin umat Islam agar taat menjalankan
agama Islam, dan membela agama dan umat Islam Indonesia.
C. ORGANISASI MILITER
a. Heiho
Heiho (Pasukan Pembantu Prajurit Jepang) adalah organisasi yang
beranggotakan prajurit Indonesia untuk melaksanakan pertahanan militer, baik di
Angkatan Darat maupun di Angkatan Laut.
Heiho dibentuk berdasarkan instruksi bagian Angkatan Darat Markas Besar
Umum Kerajaan jepang pada tanggal 2 September 1942 yang kemudian pada
bulan April 1945 menjadi cikal bakal organisasi ini.
Tujuan didirikannya Heiho yakni sebagai pembantu kesatuan angkatan perang
dan dimasukkan sebagai bagian dari tentara Jepang.
Adapun kegiatannya yaitu :
- Membangun pertahanan.
- Menjaga kamp pertahanan.
- Membantu tentara Jepang dalam peperangan.
Organisasi ini memang dikhususkan untuk bidang kemiliteran sehingga
jauh lebih terlatih dibanding organisasi-organisasi lainnya. Heiho sendiri juga
dibagi menjadi beberapa bagian, baik di angkatan darat, angkatan laut maupun
bagian kepolisian.Heiho juga memanfaatkan pasukannya sebagai tenaga kasar
yang dibutuhkan dalam peperangan, contohnya memelihara berbagai senjata
perang dan memindahkan senjata dan peluru dari gudang ke atas truk.
Untuk menjadi anggota Heiho tidaklah mudah, ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi.
Syarat-syarat tersebut antara lain yaitu :
- Berusia antara 18 sampai 25 tahun.
- Berbadan sehat baik jasmani maupun rohani.
- Berkelakuan dan berkepribadian baik.
- Berpendidikan minimal sekolah dasar.
Jumlah anggota Heiho mencapai sekitar 42.000 orang (sejak berdiri hingga akhir
masa pendudukan Jepang). Dari total tersebut, 25.000 orang diantaranya adalah
penduduk dari Jawa. Namun begitu, tidak ada seorang pun yang berpangkat
pejabat (perwira), karena pangkat pejabat hanya untuk orang-orang Jepang saja.

b. PETA
PETA (Pembela Tanah Air) adalah organisasi militer yang dibentuk Jepang
dengan tujuan menambah kesatuan tentara guna memperkuat organisasi
sebelumnya, yaitu Heiho.
Walaupun Jepang semakin terdesak karena perang melawan Sekutu, Jepang
tetap berusaha mempertahankan Indonesia dari serangan sekutu. Karena Heiho
dipandang belum memadai, maka dibentuklah suatu organisasi militer yang
dinamai PETA (Pembela Tanah Air).
PETA didirikan secara resmi pada tanggal 3 Oktober 1943 atas usulan dari
Gatot Mangkupraja kepada Letnan Jenderal Kumakici Harada (Panglima Tentara
Jepang ke-16). Pembentukan PETA ini didasarkan pada peraturan pemerintah
Jepang yang disebut dengan Osamu Seinendan nomor 44.
Banyak pemuda-pemuda yang tergabung dalam Seinendan mendaftarkan diri
menjadi anggota PETA. Anggota PETA yang bergabung berasal dari berbagai
elemen masyarakat.Karena kedudukannya yang bebas (fleksibel) dalam struktur
organisasi Jepang, PETA diperbolehkan untuk melakukan perpangkatan sehingga
ada orang Indonesia yang menjadi seorang perwira. Hal ini menyebabkan
masyarakat tertarik pada organisasi ini dan kemudian bergabung menjadi anggota
PETA. Hingga akhir masa pendudukan Jepang di Indonesia, jumlah anggota
PETA berkisar 37.000 orang di Jawa dan 20.000 orang di Sumatera. Di Sumatera,
organisasi ini lebih dikenal dengan Giyugun (prajurit sukarela).
Orang-orang PETA ini menghasilkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas
dari Indonesia, terutama di bidang kemiliteran. Pada masa-masa selanjutnya, para
pemimpin tersebut mampu membawa perubahan terhadap kondisi tanah air
Indonesia.
Adapun tokoh-tokoh PETA yang terkenal dan membawa pengaruh besar
diantaranya yaitu, Jenderal Sudirman, Jenderal Gatot Subroto, Supriyadi dan
Jenderal Ahmad Yani.
Perbedaan Antara Heiho dengan PETA

HEIHO
1. Organisasi Heiho secara resmi ditempatkan pada struktur organisasi tentara
Jepang, baik Angkatan Darat maupun Angkatan Laut.
2. Heiho bertugas untuk mengumpulkan pajak dari rakyat.
3. Didirikannya Heiho bertujuan untuk membantu tentara Jepang berperang
melawan Sekutu.
4. Tidak ada orang Indonesia yang berpangkat perwira dalam Heiho, karena
pangkat perwira hanya untuk orang Jepang (tidak diperbolehkan jadi perwira).
PETA
1. Organisasi PETA tidak secara resmi ditempatkan pada struktur organisasi
tentara Jepang, namun langsung di bawah pemerintahan Jepang.
2. Organisasi PETA bertugas sebagai mata-mata Jepang, baik itu dalam
membela atau mempertahankan tanah air Indonesia dari serangan Sekutu.
3. Organisasi PETA bertujuan untuk membantu tentara Jepang berperang
melawan Sekutu (sama dengan Heiho).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Beberapa negara pernah menjajah Indonesia sangat lama hingga berabad-abad,
Namun ada juga yang hanya menjajah selama beberapa tahun. Pemerintah penjajah
kadang juga berjasa dalam pembangunan beberapa fasilitas umum seperti jalan,
jembatan, perkebunan, rel kereta api, saluran irigrasi, dan beberapa fasilitas lain.
Namun penjajahan tetap saja harus dihentikan karena menimbulkan penderitaan bagi
negara yang dijajah, namun di lain pihak negara yang menjajah akan semakin
makmur.
B. SARAN
Dalam makalah ini, saya berharap supaya kita sebagai bangsa Indonesia dapat
memahami peristiwa sejarah mengenai Pendudukan Jepang di Indonesia. Selain itu
agar kita tetap menjaga dan melestarikan sumber kekayaan alam seperti rempah-
rembah dan yang lainya, yang mana dahulu bangsa Jepang memonopilinya
Demikian makalah yang dapat saya buat, semoga bermanfaat dan dapat
mendapatkan nilai yang memuaskan. Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan,
tanda koma, titik, spasi, dll. Sekian Terima Kasih.

You might also like