You are on page 1of 15

Standar Kompetensi

Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

KEGIATAN PEMBELAJARAN I

Kompetensi dasar : 1.1 Menjelaskan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi
Negara
Indikator : - Menjelaskan pengertian Ideologi suatu bangsa dan negara
- Menguraikan proses perumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara
- Menjelaskan pengertian sila-sila dalam Pancasila sebagai
satu kesatuan yang bulat dan utuh.

A. Pentingnya Ideologi bagi bangsa dan negara


Ideologi berasal dari kata Idea, yang artinya pemikiran, konsep, atau gagasan dan kata
logos, yang artinya pengetahuan. Secara sederhana ideologi berarti pengetahuan tentang
ide-ide, keyakinan atau gagasan. Secara lebih luas, ideologi adalah seperangkat prinsip-
prinsip yang dijadikan dasar untuk memberikan arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam
melangsungkan dan mengembangkan kehidupan nasional suatu bangsa dan negara.
Menurut Ensiklopedia Wikipedia, ideologi adalah sekumpulan gagasan. Kata
"ideologi" ditemukan pertama kali oleh Atoine Destutt de Tracy pada akhir abad ke- 18
(1976). Pada waktu itu, De Tracy mengartikan kata "ideologi" sebagai "ilmu tentang
gagasan-gagasan yang mampu menunjukkan jalan yang benar menuju masa depan."
Dewasa ini, kata "ideologi" umumnya berarti sebuah gagasan atau pandangan yang
menyeluruh mengenai segala sesuatu. Dalam artian ini, ideologi sama artinya dengan
pandangan hidup (Weltanschauung). Lazimnya kata ideologi berhubungan dengan
sekumpulan gagasan atau pandangan hidup mengenai bagaimana sebuah bangsa diatur
atau ditata demi mencapai tujuannnya. Jadi, ideologi sangat berhubungan dengan politik.
Karena itulah, ketika menyebut ideologi, orang langsung menghubungkannya sebagai
ideologi politik. Kita akan membahas ideologi dalam hubungannya dengan kekuasaan.
Singkatnya, kita bisa mengatakan bahwa ideologi adalah sekumpulan gagasan atau
pandangan hidup mengenai bagaimana sebuah masyarakat diatur atau ditata demi
mencapai tujuannya. Atau, seperangkat gagasan atau prinsip yang menunjukkan
bagaimana suatu masyarakat dijalankan. Ideologi bisa juga berarti gagasan-gagasan dan
nilai-nilai yang tersusun secara sistematis yang diyakini kebenarannya oleh suatu
masyarakat dan diwujudkan di dalam kehidupan nyata. Dari berbagai pengertian itu, kita
bisa melihat kesamaannya.
 Adanya sekumpulan gagasan;
 Gagasan itu tersusun secara sistematis
 Gagasan itu diyakini kebenarannya
 Diwujudkan di dalam kehidupan nyata
Ada banyak ideologi di dunia ini. Ada dari ideologi-ideologi tersebut yang
sudah ditinggalkan, ada pula yang masih dipraktekkan sampai sekarang. Ideologi-ideologi
tersebut sangat mempengaruhi jalannya sebuah bangsa. Warna sebuah bangsa sangat
dipengaruhi oleh ideologi mana yang dipraktekkan. Sebagai contoh, ideologi Pancasila
sangat mempengaruhi ke arah mana bangsa ini di arahkan, dan apa tujuannya. Contoh-
contoh ideologi yang banyak dianut oleh bangsa-bangsa di dunia adalah, sebagai berikut :

a. Ideologi Liberal
Berdasarkan pandangan bangsa-bangsa yang negaranya menggunakan system
liberal ,memisahkan dan membedakan antara Negara dengan agama atau bersifat sekuler
Intisari dari ideology liberal bertitik tolak dari hak kebebasan manusia sejak
lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa , kecuali atas
persetujuannya.Hak asasi memiliki nilai-nilai dasar , yaitu kebebasan individu secara
mutlak .
Hal ini tidak sesuai dengan Ideologi Pancasila ,yang memandang manusia
sebagai mahluk Tuhan yang mengemban tugasnya sebagai mahluk pribadi dan sekaligus
mahluk social sehingga dalam kehidupan bermasyarakat wajib menyalaraskan
kepentingan pribadinya dengan kepentingan masyarakat.

b. Ideologi Sosialisme Komunis


Berkembangnya paham paham individualisme – Liberalisme yang berakibat
munculnya masyarakat kapitalis mengakibatkan penderitaan rakyat sehingga komunisme
muncul sebagai reaksi atas penindasan rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung
pemerintah .
Ideologi komunisme mendasarkan pada suatu keyakinan bahwa manusia pada
hakikatnya hanya mahluk social saja.Manusiaqpada hakikatnya sekumpulan relasi
sehingga yang mutlak adalah komunitas, bukannya individualitas
Negara yang berpaham komunisbersifat ateis bahkan antiteis , melarang dan
menekan kehidupan agama . Oleh karena itu , komunisme di Indonesia merupakan bahaya
laten (tersembunyi, terpendam , tidak hilang yang punya potensi untuk muncul kembali)
Dari uraian tersebut ideologi sangat penting bagi suatu bangsa, pentingnya ideologi
juga dapat dilihat dari fungsi ideologi itu sendiri. Selain fungsi yang telah diuraikan di
atas, ideologi juga berfungsi :
- Membentuk identitas suatu bangsa.
- Memisahkan in group (kita) dari put group (mereka).
- Mempersatukan orang dari berbagai agama ,ras, dan suku
- Mengatasi berbagai konflik atau ketegangan sosial.
- Memperkokoh berdirinya suatu bangsa.
Dengan demikian ideologi berfungsi sebagai "solidarity making" dengan
mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai yang lebih tinggi, misalnya semboyan
"kesatuan dalam perbedaan" dan "perbedaan dalam kesatuan". .
Bagi bangsa dan negara diperlukan adanya ideologi nasional, namun ideologi
nasional itu harus dihayati dan diamalkan oleh masyarakat, bangsa termasuk
pemimpinnya, apabila tidak maka ideologi itu hanya merupakan simbol yang tidak
memiliki arti apa-apa bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Kurangnya pengalaman ideologi nasional oleh masyarakat karena mereka tidak
memahami, mengerti, mempergunakan dan melaksanakan prinsip-prinsip dasar serta arah
tujuan yang dikandung ideologi tersebut sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara.
Bagi bangsa Indonesia, sudah jelas dan tegas bahwa yang menjadi ideologi nasional
kita adalah Pancasila seperti yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV.
Pancasila adalah dasar negara dan juga sebagai pandangan hidup bangsa ini memiliki
nilai-nilai yang memberikan arah dan tujuan yang jelas, yaitu menuju masyarakat adil dan
makmur berdasarkan pancasila membawa bangsa menuju masyarakat adil makmur yang
memiliki rasa "
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Ideologi nasional Indonesia yang tercermin dalam dan terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945 adalah ideologi perjuangan, yaitu ideologi yang sarat dengan jiwa dan
semangat perjuangan bangsa untuk mewujudkan negara merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur.
Negara kita menjadikan Pancasila sebagai ideologi nasional sesuai dengan cita-cita,
jiwa dan kepribadian bangsa. Bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai kebersamaan,
kekeluargaan, dan keseimbangan dalam segala kehidupan, yaitu politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan (poleksosbud hankam) serta memiliki nilai-nilai yang
lebih baik dibandingkan dengan ideologi-ideologi yang ada.
Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia dapat diartikan Pancasila merupakan
suatu konsep tentang sistem nilai yang secara individual maupun kebersamaan dipandang
sebagai prinsip hidup ideal yang dicita-citakan dan kita inginkan untuk mewujudkan
dalam kehidupan masyarakat dan negara kita Republik Indonesia.

B. Kronologi Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara


Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu melihat kenyataan proses
sejarahnya. Pancasila merupakan hasil perenungan, penelaahan dan kajian mendalam para
pendiri bangsa ini. Oleh karena itu kita perlu mengetahui bagaimana Pancasila dibahas,
dirumuskan dan ditetapkan.

1. Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemrdekaan Idonesia


(BPUPKI)
Sebagai kelanjutan dari janji Jepang tentang kemerdekaan Indonesia, maka
pada tanggal 29 April 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Anggotanya sebanyak 62 orang dan dilantik pada
tanggal 28 Mei 1945. Ketuanya adalah Dr. Radjiman Widyodiningrat.
Sidang I Badan Penyelidik Usaa-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI), yang berlangsung pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945, dibuka
oleh Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Widyodiningrat. Dalam sidang tersebut
beliau meminta kepada segenap peserta sidang untuk memikirkan tentang dasar negara
Indonesia merdeka.
Munculah respon atau tanggapan dari peserta sidang mengenai pemikiran dasar
negara Indonesia merdeka. Mereka yang mengajukkan konsep dasar negara Indonesia
adalah Mr. Muhmmad Yamin, Mr. Supomo dan Ir. Sukarno.

a.Mr. Muhmmad Yamin.


Tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin mendapat kesempatan terlebih dahulu
untuk mengajukan konsep dasar negara Indonesia merdeka . Dalam pidatonya di
depan sidang BPUPKI, beliau mengajukan konsep dasar negara Indonesia merdeka,
sebagai berikut :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan
b. Mr.Supomo.
Tanggal 31 Mei 1945, Mr. Supomo mendapat kesempatan untuk menyajikan
konsep dasar negara Indonesia merdeka. Dalam pidatonya di depan sidang
BPUPKI, beliau menyebutkan bahwa negara Idonesia berdasarkan ciri-ciri dan
prinsip-prinsip ini :
"Negara hendaknya tidak menyatu dengan bagian yang terbesar dari rakyat, juga
tidak dengan kelompok ekonomi terkuat, melainkan harus mengatasi semua
golongan dan kelompok dan semua individu. Untuk menyatukan dengan seluruh
lapisan dari rakyat secara menyeluruh atau secara intergal. Ini disebut paham
atau ide intregralistik. Negara Indonesia harus menjadi sebuah negara nasional,
negara kesatuan, yang mencakup semua agama dengan watak dan ciri-ciri
khasnya. Kalau kita mendirikan sebuah negara yang menyatu dengan seluruh
lapisan rakyat, melainkan sebuah negara yang menyatu dengan bagian yang
terbesar dari rakyat Indonesia, ialah umat Islam di Indonesia".
Selanjutnya Mr.Soepomo mengusulkan rumusan dasar negara Indonesia
yaitu :
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat

c. Ir. Sukarno
Tanggal 1 Juni 1945, Ir. Sukarno menyampaikan pidatonya di depan sidang
BPUPKI. Dalam pidatonya itu beliau menyampaikan kata-kata antara lain, sebagai
berikut :
"Kita hendak mendirikan suatu negara, semua buat semua, bukan buat satu
orang, bukan buat satu golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya".
Dalam kesempatan itu Ir. Sukarno mengusulkan dasar negara Indonesia
Merdeka, sebagai berikut :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Peri kemanusiaan atau Internasionalisme
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
2. Piagam Jakarta, 22 Juni 1945
Mereka yang masuk menjadi anggota Panitia Sembilan adalah :
1. Ir. Sukarno, sebagai Ketua
2. Drs. Muhammad Hatta
3. Mr. A.A Maramis
4. K.H. Wahid Hasyim
5. Abdul Kahar Muzakir
6. Abikusno Tjokrosujoso
7. Haji Agus Salim
8. Mr. Achmad Subardjo
9. Mr. Muhamaam Yamin
Pada tanggal 22 juni 1945 Panitia Sembilan berhasil merumuskan dokumen
Piagam Jakarta (Jakarta Charter), yakni Preambul yang berisi asas dan tujuan negara
Indonesia merdeka.
Adapun rumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka yang
tercantum dalam Piagam Jakarta itu adalah, sebagai berikut :
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Dalam Preambule dinyatakan : ". . . . kemerdekaan Indonesia suatu, susunan


Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada
Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya . . . .". Selain itu, disepakati bahwa Islam adalah agama negara, dan
Presiden Republik Indonesia harus seorang yang berasal dari agama Islam. Pada
tanggal 22 Juni 1945, kesepakatan tersebut ditandatangani bertepatan dengan hari jadi
kota Jakarta. Karena itu, dokumen tersebut dikenal dengan nama Piagam Jakarta.
Akan tetapi, dikemudian hari, persisnya sehari setelah kemerdekaan (18
Agustus 1945) kesepakatan itu dipersoalkan. Orang-orang Kristen yang sebagian besar
berada di wilaya Timur Indonesia menyatakan tidak bersedia bergabung dengan
Republik Indonesia kecuali jika bebarapa unsur dalam Piagam Jakarta dihapuskan.
Unsur-unsur Islam dalam Piagam Jakarta yang dipersoalkan adalah : ". . . .dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Para tokoh dari
Indonesia bagian Timur menghendaki agar ke tujuh kata tersebut dihapus. Selain itu,
mereka juga menuntut agar kata-kata "Islam sebagai agama negara" dan "Presiden
harus seorang muslim" juga dihapus.
Keinginan masyarakat wilayah timur nusantara memaksa para perumus dasar
negara kembali mengadakan musyawarah dalam rangka merumuskan kembali "dasar
ideologi dan konstitusi negara". Setelah melalui suatu proses yang melelahkan,
akhirnya kelompok Islam bersepakat untuk menghapus unsur-unsur Islam yang telah
mereka rumuskan dalam Piagam Jakarta. Dengan demikian, sila pertama berbunyi
"Ketuhanan yang Maha Esa".
Sejak diterima usul perubahan tersebut dan ditetapkannya UUD 1945 sebagai
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, maka dengan sendirinya 7 kata
dalam Piagam Jakarta hilang dari konstitusi. Hilangnya 7 kata dari Piagam Jakarta
dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 dinilai oleh sebagian besar umat
Islam sebagai sebuah pengorbanan besar umat Islam demi terwujudnya persatuan dan
kesatuan negara dan bangsa Indonesia. Sejak itu, dasar negara Indonesia yang
berkedaulatan rakyat adalah Pancasila, dengan lima sila : Ketuhanan yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, serta Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

3. Sidang II BPUPKI tanggal 10 sampai 16 Juli 1945


Dalam sidang ini BPUPKI merumuskan rancangan tentang konsep batang
tubuh UUD Negara Indonesia Merdeka.

4. Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan oleh Jepang. Sebagai gantinya
dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang beranggotakan 21
orang. PPKI diketuai oleh Ir. Sukarno dan diwakili oleh Drs. Muhammad Hatta.
Saat itu dunia sedang berada dalam suasana Perang Dunia II. Tentara Jepang
mulai terdesak kalah oleh tentara sekutu. Angkatan perang Amerika Serikat dua kali
melakukan pengeboman di Nagasaki dan Hirosima, yakni pada tanggal 7 dan 9
Agustus 1945. Akhirnya Jepang menyerah kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus
1945. Sejak saat itu, Jepang tidak lagi menjajah Indonesia. Sementara itu, di Indonesia
terjadi kekosongan (kevakuman). Kevakuman kekuasaan ini dimanfaatkan oleh rakyat
Indonesia untuk memproklamasikan diri sebagai negara yang merdeka.

5. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan penetapan


konstitusi
Pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 WIB, Indonesia mengumandangkan
Proklamasi Kemerdekaannya ke seluruh dunia. Proklamasi itu dibacakan oleh Ir.
Sukarno dan ditandatangani atas nama bangsa Indonesia oleh Sukarno dan Hatta di
jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Sejak hari proklamasi kemerdekaan tersebut, sejarah bangsa Indonesia
merupakan sejarah suatu bangsa yang masih muda dalam menyusun pemerintahan,
politik, dan administrasi negaranya. Landasan berpijaknya adalah konstitusi dan
ideologi yang diciptakan oleh bangsa Indonesi sendiri sesuai perkembangan budaya
masyarakat.
Itulah sebabnya, segera keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945
Panitia Persiapan Kemedekaan Indonesia (PPKI) menyelenggarakan sidang setelah
keanggotaannya ditambah dari jumlah semula ketika dibentuk, sehingga berjumlah 26
orang. Pada sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 itu berhasil menetapkan antara lain
sebagai berikut :
a. UUD Negara RI (UUD 1945) yang terdiri dari :
- Pembukaan yang memuat 4 alenia yang berisi pernyataan
kemedekaan yang terperinci, asas politik dalam dan luar negeri, tujuan negara,
dasar, ideologi, dan falsafah Pancasila.
Adapun rumusan Pancasila yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 pada alinea keempat adalah, sebagai berikut :
1. Ketuhanan yang Maha Esa;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan;
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Batang tubuh yang merupakan konstitusi tertulis yang
singkat dan supel. Singkat karena terdiri 37 pasal, 16 bab, 4 pasal aturan peralihan
dan 2 ayat aturan tambahan.
Supel karena bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman.
b. Memilih Ir. Sukarno dan Drs. Muhammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil
Presiden
c. Untuk sementara waktu pekerjaan Presiden sehari-hari dibantu oleh sebuah
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)

C. Sila-sila dalam Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh
Pancasila adalah karya besar bangsa Indonesia, Pancasila tersebut benar-benar
merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang membedakan dengan kepribadian bangsa-
bangsa lain.
Selain itu, sila-sila dari Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh, bila
salah satu lepas maka bukan lagi Pancasila.
Sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat. Pancasila terdiri atas 5 sila
yang merupakan kesatuan yang bulat dan pada hakikatnya adalah satu dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Dalam hubungan kesatuan ini, sila pertama mendasari dan menjiwai sila
kedua, ketiga, keempat, dan kelima. Sila kedua dijiwai sila pertama, mendasari dan
menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima. Sila ketiga dijiwai oleh sila pertama dan kedua
serta bersama-sama menjiwai sila keempat dan kelima. Sila keempat dijiwai oleh sila
pertama, kedua, dan ketiga dan bersama-sama menjiwai sila kelima. Sila kelima dijiwai
oleh sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat.
Bentuk dan susunan Pancasila adalah hirarkis dan piramidal. Urut-urutan 5 (lima) sila
menunjukkan suatu rangkaian di mana tiap-tiap sila yang di belakang sila lainnya
merupakan pengkhususan sila-sila di mukanya (Notonegoro, 1962). Dalam susunan
hirarki dan piramidal ini, perumusan sila-sila Pancasila berbentuk sebagai berikut :
a. Ketuhanan yang Maha Esa; meliputi dan menjiwai sila kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab; adalah kemanusiaan yang berketuhanan yang
Maha Esa, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran perwakilan, dan yang berkeadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Persatuan Indonesia; adalah persatuan yang berketuhanan yang Maha Esa, yang
berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan yang berkeadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan; adalah kerakyatan yang berketuhanan yang Maha Esa, yang
berperikemanusiaan yang adil dan beradab, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; adalah keadilan sosial yang
berketuhanan yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berpersatuan Indonesia, dan yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN II

Kompetensi Dasar : 1.2 Menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Negara


dan Ideologi Negara
Indikator : - Menunjukkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sosial budaya bangsa Indonesia
- Menguraikan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap
sila Pancasila

Uraian Materi :
A. Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sosial budaya bangsa
Indonesia
Nilai merupakan sesuatu yang berguna bagi manusia bersifat abstrak namun perlu
ditanamkan dengan sepenuh hati dan dapat mempengaruhi jiwa raga seseorang. Nilai
termasuk dalam ranah filsafat, sesuatu dikatakan bernilai apabila berguna, benar, indah,
baik dan sebagainya, misalnya : Cinta tanah air dan bangsa yang digagas dalam Konggres
Pemuda pada tahun 1928, maknanya sangat bernilai karena berguna dan berharga untuk
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Nilai adalah sesuatu dinamis karena berkembang sesuai perkembangan dan
kemajuan zaman. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarakan
sikap dan perilaku manusia yang menjadi petunjuk yang mengarahkan tingkah laku
manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Rumusan Pancasila yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 aline IV
merupakan perwujudan nilai-nilai hukum yang menjadi Dasar Negara Indonesia.
Bagi bangsa Indonesia, kelima sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang
bulat dan utuh yang harus dilaksanakan secara bulat dan utuh juga, apabila dipandang sila
per silanya yang berdiri sendiri, maka Pancasila itu bersifat universal artinya hampir
semua bangsa beradab mengakui hal tersebut, nilai dalam tiap-tiap sila dalam Pancasila
mempunyai nilai yang sangat luhur dan mulia dalam kehidupan manusia dalam arti yang
universal.
Nilai-nilai Pancasila dalam kehiudpan sosial budaya Indoensia dapat ditunjukan
sebagai berikut :
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama ini dimaksudkan bawa seluruh rakyat Indonesia mengakui dan percaya
adanya Tuhan yang Maha Esa. Ketuhahan Yang Maha Esa mengandung dua makna
yaitu Ketuhahan dan Yang Maha Esa. Ketuhaan berasal dari kata Tuhan yaitu Allah
yang maha pencipta segala kejadian semua makhluk sedang Yang Maha Esa berarti
tidak ada yang menyamainya atau mepersekutukannya.
Jadi arti sila pertama Pancasila adalah bahwa bangsa Indonesia percaya dan taqwa
terhadap Tuhan yang Maha Esa. Kepercayaan tersebut bersifat aktif artinya setiap
warga Negara wajib menjalankan segala perintah dan larangan-NYA menurut agama
atau kepercayaan masing-masing.

2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab


Sila kedua terdiri dari 3 unsur yaitu manusia , adil dan beradab. Manusia adalah
cuiptaan tuhan yang tidak dibeda-bedakan. Manusia dibekali cipta, rasa dan karsa.
Manusia memiliki hak yang sama sehingga tidak ada yang dapat membatasi anatar
manusia untuk saling bersahabat.
Adil mengandung pengertian objektif nyata. Manusia yang adil adalah manusia yang
bertindak tidak melebihi kewenangannya baik dalam kapasitasnya sebagai pejabat,
maupun kodratnya sebagai sesama manusia.
Beradab artinya berbudaya. Manusia yang eradab adalah manusia yang memiliki
budaya yang meruoakan hasil olah piker manusia dan dijadikan pedoman berperilaku.
Secara utuhsila Kemanusiaan yang adil dan beradab berarti manusia berhak memenuhi
keinginannya namun demikian harus taat terhadap keterbatasan dan tanggungjawab
sebagai manusia dalam lingkungannnya.

3. Sila Persatuan Indonesia


Negara Indonesiaterdiri atas berbagai suku bangsa, oleh sebab itu perlu dikembangkan
semangat nasionalisme. Dasar kebangsaan Indoensia harus dapat mengatasi paham
kesukuan. Namun demikian paham kebangsaan Indonesia bukanlah paham yang
sempit namun paham yang menuju persaudaraan dunia artinya menghendaki bangsa-
bangsa yanga da didunia saling menghormati dan menghargai.
Persatuan Indoensia mengandung pengertian persatuan yang utuh, yang hidup
bersama-sama mendiami wilayah Indoensia untuk hidup bebas dalam NKRI.

4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/ perwakilan
Sila ini merupakan perwujudan demokrasi rakyat yang telah mendarah daging dalam
kehidupan bansga Indonesia. Adanya pengakuan kekuasaan ditangan rakyat dan
ditempuh mekanisme perwakilan dalam perwujudannya. Inti sila keempat ada 4 yaitu
kerakyatan, hikmat kebijaksanaan permusyawaratan dan perwakilan. Kerakyatan
artinya pengakuan bahwa kekauasaan ditangan rakyat sedang hikmat kebijaksanaan
artinya dalam mengemukana pendapat dilandasi akal sehat dengan pertimbangan
persatuan dan kesatuan bangsa sedang permusyawaratan artinya ciri khas bansga
Indonesia dimana dalam menyelesaikan permasalahan mengedepankan musyawarah
mufakat.Perwakilan artinya bentuk keikutsertaan rakyat ditempuh mekanisme
perwakilan.

5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Sila ini menjelaskan adanya tekad bangsa Indonesia dalam rangka memwujudkan
kesejahteraan bangsa, menghapus kemiskinan dan mewujudkan keadilan. Secara
umum sila kelima berarti bahwa setiap rakyat Indonesia memperoleh perlakuan yang
adil dalam setiap bidang kehidupan.

B. Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila


Ideologi dapat pula diartikan gagasan berdasarkan pikiran tertentu yang ingin
diwujudkan, gagasan tersebut adalah sesuatu yang dicita-citakan, yang berisi hal-hal paling
benar, paling baik, paling indah dan sebagainya.
Setiap bangsa pastilah memiliki ideologi nasional yang berbeda-beda, ideologi
nasional yang dipilih itu mencerminkan identitas untuk jati diri bangsa yang bersangkutan.
Bagi bangsa Indonesia memilih dan menetapkan Pancasila sebagai ideologi nasionalnya
bukanlah meniru bangsa yang lain dan bukan pula perpaduan ideologi-ideologi yang ada di
dunia, Ia digali dari budaya bangsa Indonesia sendiri, oleh karena itu Pancasila adalah ciri
khas milik bangsa Indonesia.
Sebagai ideologi nasional, Pancasila merupakan gagasan dan cita-cita bangsa
Indonesia, perwujudan dari gagasan dan cita-cita tersebut adalah kegiatan pembangunan
dalam segala aspek kehidupan.
Pelaksanaan pembangunan itu harus bersendikan nilai-nilai Pancasila secara utuh,
bulat dalam kegiatan pembangunan, oleh karena itu pembangunan nasional dapat dikatakan
wujud pengamalan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai dalam
sila Pancasila adalah kristalisasi dan nilai-nilai luhur yang bersumber dari tradisi, kebudayaan,
agama, dan sejarah, Ia merupakan watak dan jiwa kepribadian bangsa.
: Nilai-nilai luhur Pancasila sebagai ideologi nasional dapat dijabarkan sebagai berikut
a. Ketuhanan yang Maha Esa
- Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaannya terhadap Tuhan
yang Maha Esa.
- Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab.
- Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan yang Maha Esa.
- Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan yang Maha Esa yang dipercayai
dan diyakini.
- Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
- Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha
Esa kepada orang lain.

b. Kemanusiaan yang adil dan beradab


- Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagi makhluk Tuhan yang Maha Esa.
- Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban setiap manusia
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya.
- Mengembangkan sikap saling mencinta sesama manusia.
- Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa slira.
- Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
- Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
- Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
- Berani membela keadilan dan kebenaran.
- Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
- Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain.

c. Persatuan Indonesia
- Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan, dan keselamatan
bangsa dan Negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
- Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan bangsa apabila
diperlukan.
- Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
- Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
- Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
- Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
- Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan
- Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
- Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
- Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
- Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
- Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
- Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
- Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi atau golongan.
- Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
- Keputusan diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
- Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan permusyawaratan.

e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


- Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotong-royongan.
- Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
- Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
- Menghormati hak orang lain.
- Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
- Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
- Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
- Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bertentangan dengan atu
merugikan kepentingan umum.
- Suka bekerja keras.
- Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
- Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan keadilan sosial.
Ideologi Pancasila adalah milik bangsa Indonesia, dengan ideologi tersebut bangsa
Indonesia tetap bersatu dalam wadah NKRI, walaupun terdiri dari suku bangsa yang beragam,
adapt istiadat yang berbeda, bahasa daerah yang bervariasi dan memeluk agama yang
berbeda, dengan ideologi Pancasila bangsa Indonesia mampu menyelesaikan persoalan dan
cobaan yang dihadapi sejak proklamasi sampai sekarang.
KEGIATAN PEMBELAJARAN III

Kompetensi Dasar : 1.3 Menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalm kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Indikator : - Menjelaskan pentingnya sikap positif terhadap Pancasila dalam
kehidupan berbangsa.

Sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara


Menunjukkan sikap positif berarti menunjukkan perilaku dan perbuatan baik dan
konkrit dalam kehidupan sehari-hari contohnya : Anak berbakti kepada orang tua, Taat
melaksanakan ibadah.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sikap positif terhadap Pancasila dapat
ditunjukkan sebagai berikut :
A. Sila ketuhanan yang Maha Esa
- Menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Mengembangkan sikap hormat menghormati dan meningkatkan kerjasama
antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina
kerukunan hidup.
- Tidak boleh memaksakan agama dan kepercayaan kepada orang lain.
- Bangsa Indonesia menghayati kemerdekaannya sebagai rahmat Allah yang
maha kuasa sehingga ketuhanan yang Maha Esa dijadikan Dasar Negara.
- Bersikap toleransi antar umat beragama yang berbeda-beda.
B. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
- Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa.
- Tidak membeda-bedakan suku, keturunan, agama dan kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan, warna kulit, dan sebagainya.
- Saling mencintai sesame manusia.
- Bersikap tenggang rasa.
- Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
- Berani membela kebenaran dan keadilan.
- Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia,
karena itu dikembangkan hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
C. Sila persatuan Indonesia
- Menempatkan persatuan dan kesatuan serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
- Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara.
- Cinta tanah air dan bangsa.
- Bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia
- Mengembangkan persatuan atas dasar Bhineka Tunggal Ika guna
meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
D. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam per-
musyawaratan perwakilan
- Menunjukkan sikap mengakui persamaan kedudukan, hak dan kewajiban
dengan selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara.
- Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
- Melaksanakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
umum.
- Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan hati nurani yang luhur.
- Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan yang Maha Esa, menjunjung harkat dan martabat manusia serta nilai
kebenaran dan keadilan.

E. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


- Menyadari hak dan kewajibannya
- Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap
kegotongroyongan dan kekeluargaan.
- Bersikap adil terhadap sesame.
- Menghormati hak orang lain.
- Suka bekerja keras.
- Menghargai hasil karya orang lain.
- Mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
KEGIATAN PEMBELAJARAN IV

Kompetensi Dasar : 1.4 Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat.
Indikator : - Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan
politik
- Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan
sosial.
- Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan
ekonomi

Uraian Materi :
1. Sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan politik
Sikap positif terhadap pancasila dalam kehidupan politik adalah sikap kita dalam
kedudukan sebagai warga Negara dalam kapasitas sebagai insan politik. Sikap tersebut
tertutama merupakan pengamalan sila III dan sila IV Pancasila. Siakp tersebut berkaitan
dengan pandangan kita sebagai bagian tak terpisahkan dari warga Negara Indonesia secara
keseluruhan dan sikap kita dalam rangka melaksanakan kedaulatan rakyat. Contoh-contoh
sikap tersebut antara lain :
- Menempatkan persatuan dan kesatuan serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
- Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara.
- Cinta tanah air dan bangsa.
- Bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia
- Mengembangkan persatuan atas dasar Bhineka Tunggal Ika guna
meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
- Menunjukkan sikap mengakui persamaan kedudukan, hak dan kewajiban
dengan selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara.
- Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
- Melaksanakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
umum.
- Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan hati nurani yang luhur.
- Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan yang Maha Esa, menjunjung harkat dan martabat manusia serta nilai
kebenaran dan keadilan.
Dalam mengatasi permasalahan untuk kepentingan bersama menurut sila IV Pancasila
dapat kita wujudkan dengan mengadakan musyawarah, dengan musyawarah tersebut
sikap positif yang muncul adalah menghargai perbedaan pendapat yang terdapat di
masyarakat, menjauhkan sikap memaksakan kehendak kehendak terhadap orang lain, kita
hendaknya mau berunding atau bermusyawarah untuk menyelesaikan permasalahan.
2. Sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan sosial.
Sikap positif kita terhadap Pancasila dalam kehidupan sosial yaitu sikap kita dalam
kedudukan kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang sangat beraneka ragam baik
suku, agama , ras , golongan , bahasa dan lain-lain. Sikap yang perlu dikembangkan
antara lain :
- Menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Mengembangkan sikap hormat menghormati dan meningkatkan kerjasama
antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina
kerukunan hidup.
- Tidak boleh memaksakan agama dan kepercayaan kepada orang lain.
- Bangsa Indonesia menghayati kemerdekaannya sebagai rahmat Allah yang
maha kuasa sehingga ketuhanan yang Maha Esa dijadikan Dasar Negara.
- Bersikap toleransi antar umat beragama yang berbeda-beda.
- Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa.
- Tidak membeda-bedakan suku, keturunan, agama dan kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan, warna kulit, dan sebagainya.
- Saling mencintai sesame manusia.
- Bersikap tenggang rasa.
- Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
- Berani membela kebenaran dan keadilan.
- Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia,
karena itu dikembangkan hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3. Sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan ekonomi


Sebuah Negara berdiri dalam rangka mewujudkan kesejahteraan warganya.
Demikian juga negera kesatuan republic Indonesia. Representasi dari cuta-cita bangsa
Indoensia adalah rakyat yang berkeadilan sosial dalam segala bidang. Nilai-nilai Pancasila
harus dapat diwujudkan oleh masyarakat dalam kehidupan ekonomi.
Untuk memajukan kesejateraan umum yang merupakan salah satu tujuan nasional
bangsa Indonesia, dapat dilaksanakan dengan melaksanakan pembangunan, dalam
melaksanakan pembangunan diperlukan partisipasi masyarakat, partisipasi tersebut
merupakan sikap positif dalam melaksanakan pembangunan bangsa, dengan menampilkan
perbuatan luhur yang mencerminkan sikap kegotongroyongan dalam masyarakat
merupakan pengalaman Pancasila khususnya sila V yaitu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia dalam menikmati hidup layak dan sejahtera.
Perwujudan sikap positif dalam bidang ekonomi antara lain :
- Menyadari hak dan kewajiban sbagai warga masyarakat
- Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap
kegotongroyongan dan kekeluargaan.
- Bersikap adil terhadap sesama
- Menghormati hak orang lain.
- Suka bekerja keras.
- Menghargai hasil karya orang lain.
- Mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

You might also like