Professional Documents
Culture Documents
KEGIATAN PEMBELAJARAN I
Kompetensi dasar : 1.1 Menjelaskan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi
Negara
Indikator : - Menjelaskan pengertian Ideologi suatu bangsa dan negara
- Menguraikan proses perumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara
- Menjelaskan pengertian sila-sila dalam Pancasila sebagai
satu kesatuan yang bulat dan utuh.
a. Ideologi Liberal
Berdasarkan pandangan bangsa-bangsa yang negaranya menggunakan system
liberal ,memisahkan dan membedakan antara Negara dengan agama atau bersifat sekuler
Intisari dari ideology liberal bertitik tolak dari hak kebebasan manusia sejak
lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa , kecuali atas
persetujuannya.Hak asasi memiliki nilai-nilai dasar , yaitu kebebasan individu secara
mutlak .
Hal ini tidak sesuai dengan Ideologi Pancasila ,yang memandang manusia
sebagai mahluk Tuhan yang mengemban tugasnya sebagai mahluk pribadi dan sekaligus
mahluk social sehingga dalam kehidupan bermasyarakat wajib menyalaraskan
kepentingan pribadinya dengan kepentingan masyarakat.
c. Ir. Sukarno
Tanggal 1 Juni 1945, Ir. Sukarno menyampaikan pidatonya di depan sidang
BPUPKI. Dalam pidatonya itu beliau menyampaikan kata-kata antara lain, sebagai
berikut :
"Kita hendak mendirikan suatu negara, semua buat semua, bukan buat satu
orang, bukan buat satu golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya".
Dalam kesempatan itu Ir. Sukarno mengusulkan dasar negara Indonesia
Merdeka, sebagai berikut :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Peri kemanusiaan atau Internasionalisme
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
2. Piagam Jakarta, 22 Juni 1945
Mereka yang masuk menjadi anggota Panitia Sembilan adalah :
1. Ir. Sukarno, sebagai Ketua
2. Drs. Muhammad Hatta
3. Mr. A.A Maramis
4. K.H. Wahid Hasyim
5. Abdul Kahar Muzakir
6. Abikusno Tjokrosujoso
7. Haji Agus Salim
8. Mr. Achmad Subardjo
9. Mr. Muhamaam Yamin
Pada tanggal 22 juni 1945 Panitia Sembilan berhasil merumuskan dokumen
Piagam Jakarta (Jakarta Charter), yakni Preambul yang berisi asas dan tujuan negara
Indonesia merdeka.
Adapun rumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka yang
tercantum dalam Piagam Jakarta itu adalah, sebagai berikut :
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
C. Sila-sila dalam Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh
Pancasila adalah karya besar bangsa Indonesia, Pancasila tersebut benar-benar
merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang membedakan dengan kepribadian bangsa-
bangsa lain.
Selain itu, sila-sila dari Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh, bila
salah satu lepas maka bukan lagi Pancasila.
Sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat. Pancasila terdiri atas 5 sila
yang merupakan kesatuan yang bulat dan pada hakikatnya adalah satu dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Dalam hubungan kesatuan ini, sila pertama mendasari dan menjiwai sila
kedua, ketiga, keempat, dan kelima. Sila kedua dijiwai sila pertama, mendasari dan
menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima. Sila ketiga dijiwai oleh sila pertama dan kedua
serta bersama-sama menjiwai sila keempat dan kelima. Sila keempat dijiwai oleh sila
pertama, kedua, dan ketiga dan bersama-sama menjiwai sila kelima. Sila kelima dijiwai
oleh sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat.
Bentuk dan susunan Pancasila adalah hirarkis dan piramidal. Urut-urutan 5 (lima) sila
menunjukkan suatu rangkaian di mana tiap-tiap sila yang di belakang sila lainnya
merupakan pengkhususan sila-sila di mukanya (Notonegoro, 1962). Dalam susunan
hirarki dan piramidal ini, perumusan sila-sila Pancasila berbentuk sebagai berikut :
a. Ketuhanan yang Maha Esa; meliputi dan menjiwai sila kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab; adalah kemanusiaan yang berketuhanan yang
Maha Esa, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran perwakilan, dan yang berkeadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Persatuan Indonesia; adalah persatuan yang berketuhanan yang Maha Esa, yang
berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan yang berkeadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan; adalah kerakyatan yang berketuhanan yang Maha Esa, yang
berperikemanusiaan yang adil dan beradab, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; adalah keadilan sosial yang
berketuhanan yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berpersatuan Indonesia, dan yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN II
Uraian Materi :
A. Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sosial budaya bangsa
Indonesia
Nilai merupakan sesuatu yang berguna bagi manusia bersifat abstrak namun perlu
ditanamkan dengan sepenuh hati dan dapat mempengaruhi jiwa raga seseorang. Nilai
termasuk dalam ranah filsafat, sesuatu dikatakan bernilai apabila berguna, benar, indah,
baik dan sebagainya, misalnya : Cinta tanah air dan bangsa yang digagas dalam Konggres
Pemuda pada tahun 1928, maknanya sangat bernilai karena berguna dan berharga untuk
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Nilai adalah sesuatu dinamis karena berkembang sesuai perkembangan dan
kemajuan zaman. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarakan
sikap dan perilaku manusia yang menjadi petunjuk yang mengarahkan tingkah laku
manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Rumusan Pancasila yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 aline IV
merupakan perwujudan nilai-nilai hukum yang menjadi Dasar Negara Indonesia.
Bagi bangsa Indonesia, kelima sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang
bulat dan utuh yang harus dilaksanakan secara bulat dan utuh juga, apabila dipandang sila
per silanya yang berdiri sendiri, maka Pancasila itu bersifat universal artinya hampir
semua bangsa beradab mengakui hal tersebut, nilai dalam tiap-tiap sila dalam Pancasila
mempunyai nilai yang sangat luhur dan mulia dalam kehidupan manusia dalam arti yang
universal.
Nilai-nilai Pancasila dalam kehiudpan sosial budaya Indoensia dapat ditunjukan
sebagai berikut :
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama ini dimaksudkan bawa seluruh rakyat Indonesia mengakui dan percaya
adanya Tuhan yang Maha Esa. Ketuhahan Yang Maha Esa mengandung dua makna
yaitu Ketuhahan dan Yang Maha Esa. Ketuhaan berasal dari kata Tuhan yaitu Allah
yang maha pencipta segala kejadian semua makhluk sedang Yang Maha Esa berarti
tidak ada yang menyamainya atau mepersekutukannya.
Jadi arti sila pertama Pancasila adalah bahwa bangsa Indonesia percaya dan taqwa
terhadap Tuhan yang Maha Esa. Kepercayaan tersebut bersifat aktif artinya setiap
warga Negara wajib menjalankan segala perintah dan larangan-NYA menurut agama
atau kepercayaan masing-masing.
c. Persatuan Indonesia
- Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan, dan keselamatan
bangsa dan Negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
- Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan bangsa apabila
diperlukan.
- Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
- Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
- Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
- Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
- Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Kompetensi Dasar : 1.3 Menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalm kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Indikator : - Menjelaskan pentingnya sikap positif terhadap Pancasila dalam
kehidupan berbangsa.
Kompetensi Dasar : 1.4 Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat.
Indikator : - Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan
politik
- Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan
sosial.
- Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan
ekonomi
Uraian Materi :
1. Sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan politik
Sikap positif terhadap pancasila dalam kehidupan politik adalah sikap kita dalam
kedudukan sebagai warga Negara dalam kapasitas sebagai insan politik. Sikap tersebut
tertutama merupakan pengamalan sila III dan sila IV Pancasila. Siakp tersebut berkaitan
dengan pandangan kita sebagai bagian tak terpisahkan dari warga Negara Indonesia secara
keseluruhan dan sikap kita dalam rangka melaksanakan kedaulatan rakyat. Contoh-contoh
sikap tersebut antara lain :
- Menempatkan persatuan dan kesatuan serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
- Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara.
- Cinta tanah air dan bangsa.
- Bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia
- Mengembangkan persatuan atas dasar Bhineka Tunggal Ika guna
meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
- Menunjukkan sikap mengakui persamaan kedudukan, hak dan kewajiban
dengan selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara.
- Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
- Melaksanakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
umum.
- Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan hati nurani yang luhur.
- Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan yang Maha Esa, menjunjung harkat dan martabat manusia serta nilai
kebenaran dan keadilan.
Dalam mengatasi permasalahan untuk kepentingan bersama menurut sila IV Pancasila
dapat kita wujudkan dengan mengadakan musyawarah, dengan musyawarah tersebut
sikap positif yang muncul adalah menghargai perbedaan pendapat yang terdapat di
masyarakat, menjauhkan sikap memaksakan kehendak kehendak terhadap orang lain, kita
hendaknya mau berunding atau bermusyawarah untuk menyelesaikan permasalahan.
2. Sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan sosial.
Sikap positif kita terhadap Pancasila dalam kehidupan sosial yaitu sikap kita dalam
kedudukan kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang sangat beraneka ragam baik
suku, agama , ras , golongan , bahasa dan lain-lain. Sikap yang perlu dikembangkan
antara lain :
- Menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Mengembangkan sikap hormat menghormati dan meningkatkan kerjasama
antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina
kerukunan hidup.
- Tidak boleh memaksakan agama dan kepercayaan kepada orang lain.
- Bangsa Indonesia menghayati kemerdekaannya sebagai rahmat Allah yang
maha kuasa sehingga ketuhanan yang Maha Esa dijadikan Dasar Negara.
- Bersikap toleransi antar umat beragama yang berbeda-beda.
- Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa.
- Tidak membeda-bedakan suku, keturunan, agama dan kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan, warna kulit, dan sebagainya.
- Saling mencintai sesame manusia.
- Bersikap tenggang rasa.
- Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
- Berani membela kebenaran dan keadilan.
- Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia,
karena itu dikembangkan hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.