You are on page 1of 14

Kelainan Enzim pada Penyakit Hati

I. Pendahuluan
Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, mempunyai berat
sekitar 1.5 kg . Walaupun berat hati hanya 2-3% dari berat tubuh , namun hati
terlibat dalam 25-30% pemakaian oksigen. Sekitar 300 milyar sel-sel hati terutama
hepatosit yang jumlahnya kurang lebih 80%, merupakan tempat utama metabolisme
intermedier. Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan
sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah.
Ada beberapa fungsi hati yaitu : fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat,
fungsi hati sebagai metabolisme lemak, fungsi hati sebagai metabolisme protein,
fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah, fungsi hati sebagai metabolisme
vitamin, fungsi hati sebagai detoksikasi, fungsi hati sebagai fagositosis dan
imunitas, fungsi hemodinamik.1
Enzim adalah protein dan senyawa organik yang dihasilkan oleh sel hidup.
Enzim merupakan katalisator biologis yang mempercepat reaksi kimia di dalam sel
hidup. Reaksi itu bisa timbal balik. Enzim tersebut ada yang spesifik untuk suatu
reaksi tetapi ada pula suatu reaksi yang dapat dikatalisasi oleg bermacam-macam
enzim. Sekarang sudah dikenal ribuan enzim pada proses kimia tubuh. Enzim
terdiri atas bagian protesis yaitu bagian yang tidak mengandung protein tetapi
mengandung vitamin atau mineral dan bagian yang mengandung protein yang
terdiri atas polipeptida. Enzim umumnya terdapat di dalam sel dan bisa berada
dalam struktur yang spesifik seperti organel atau mitokondria atau juga atau juga
terdapat di dalam sitosol.2
Dalam keadaan normal terdapat keseimbangan antara pembentukan enzim
dengan penghancurannya. Walaupun terdapat keseimbangan antara penghancuran
dengen pembentukan enzim, akan selalu terdapat sedikit enzim yang keluar ke
ruangan ekstraselular. Apabila terjadi kerusakan sel atau peningkatan permeabilitas
membran sel, enzim akan banyak keluar ke ruang ekstra selular dan dapat
digunakan sebagai sarana untuk membuat diagnosis.2
1. Kelainan Enzim Pada Penyakit Hati
II.1. Definisi
Enzim adalah protein dan senyawa organik yang dihasilkan oleh sel hidup.
Enzim merupakan katalisator biologis yang mempercepat reaksi kimia di dalam sel
hidup. Enzim tersebut ada yang spesifik untuk suatu reaksi tetapi ada pula suatu
reaksi yang dapat dikatalisasi oleh bermacam-macam enzim. Sekarang sudah
dikenal ribuan enzim pada proses kimia tubuh. 2

1
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati

Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat


yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi
karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan
mempermudah terjadinya reaksi.3

Gambar 1. Mekanisme kerja enzim.


Diunduh dari http://www.wikipedia.com

II.2. Struktur dan Klasifikasi


Enzim terdiri atas bagian protesis yaitu bagian yang tidak mengandung
protein tetapi mengandung vitamin atau mineral dan bagian yang mengandung
protein yang terdiri atas polipeptida.2
Enzim terdiri atas 6 kelas yaitu : 2,4
1. Oksidoreduktase, yaitu enzim yang membantu dalam reaksi oksidasi
dan reduksi, misalnya LDH.
2. Transferase, mentransfer gugus fungsi misalnya alanin amino
transferase
3. Hidrolase, merupakan enzim-enzim yang menguraikan suatu zat
dengan pertolongan air. misalnya CHE
4. Liase, memutuskan berbagai ikatan kimia selain melalui hidrolisis dan
oksidasi, misalnya ALD
5. Isomerase, mengatalisis isomerisasi sebuah molekul tunggal misalnya
glukosa fosfat isomerase
6. Ligase, menggabungkan dua molekul dengan ikatan kovalen misalnya
piruvat karboksilase

2
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati

Gambar 2. Klasifikasi enzim


Dikutip dari Koolman, Color Atlas of Biochemistry, 2nd edition © 2005 Thieme

II.3. Distribusi Enzim Intra dan Ekstra Selular


Enzim umumnya terdapat di dalam sel dan bisa berada dalam struktur yang
sfesifik seperti organel atau mitokondria atau juga atau juga terdapat di dalam sitosol.2
Dalam keadaan normal terdapat keseimbangan antara pembentukan enzim
dengan penghancurannya. Walaupun terdapat keseimbangan antara penghancuran
dengen pembentukan enzim, akan selalu terdapat sedikit enzim yang keluar ke
ruangan ekstraselular. Apabila terjadi kerusakan sel atau peningkatan permeabilitas
membran sel, enzim akan banyak keluar ke ruang ekstra selular dan dapat digunakan
sebagai sarana untuk membuat diagnosis.2

II.4. Diagnosis Enzimatik pada Penyakit Hati

3
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati

Gejala penyakit hati sangat bervariasi dari yang tanpa gejala sampai pada
yang berat sekali. Kadang-kadang dapat ditemukan pula keadaan dengan gejala
kelainan hati sangat berat tetapi gejala yang dikeluhkan sangat sedikit. Untuk
menegakkan diagnosis pasti penyakit hati, kita tidak bisa hanya melihat salah satu
pemeriksanaan saja tetapi harus dimulai dengan memuat anamnesis yang baik,
melakukan pemeriksaaan fisik yang teliti dan diikuiti dengan pemeriksaan
biokimia, imunologi dan pemeriksaan penunjang lainnya serta juga pemeriksaaan
morfologi dan histopatologi hati. 2
Pemeriksaan enzim dapat dibagi dalam beberapa bagian:
1. Enzim yang berhubungan dengan kerusakan sel yaitu SGOT, SGPT, GLDH,
dan LDH
2. Enzim yang berhubungan dengan penanda kelostasis seperti gamma GT dan
fostafase alkali.
3. Enzim yang berhubungan dengan kapasitas sintesis hati misalnya
kolinesterase.
Pemeriksaaan-pemeriksaan lain yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis bisa
bermacam-macam, mulai dari uji untuk fungsi eksresi dan metabolisme seperti
bilirubin, bromsulfoftalein, indosianin hijau, galaktosa, pemeriksaaan elektroforesis
untuk melihat imunoglobulin dan juga pemeriksaan untuk serologis penanda virus.
Di samping itu masih diperlukan juga pemeriksaaan untuk amoniak, besi, tembaga,
porfirin, antibodi mitokondria, alfa feto protein dan sebagainya. Untuk pemeriksaan
penyaringan, dari sekian banyak enzim-enzim itu agaknya yang paling diperlukan
adalah enzim SGPT, gamma GT dan CHE; SGPT bisa dipakai untuk melihat
adanya kerusakan sel, gamma GT untuk melihat adanya kolestasis dan CHE untuk
melihat gangguan fungsi sintesis hati. Dalam menilai kelainan enzim kita harus
berhati-hati oleh karena seringkali tidak terdapat hubungan antara tingginya kadar
enzim dengan derajat yang terjadi. Sebagai contoh misalnya pada keadaan hepatitis
akut, dengan hanya sedikit terjadi kerusakan hati, peninggian enzimnya sangat
hebat. Pada keadaan infeksi akut tersebut yang terlihat mencolok adalah peninggian
SGPT yang lebih besar pada peninggian SGOT. Apabila terjadi kerusakan
mitokondria atau kerusakan parenkim sel maka yang terlihat meninggi adalah
GLDH dan SGOT, dimana SGOT nya akan lebih meningkat dibandingkan dengan
SGPT.
Tabel 1. Tes Fungsi Hati 5

4
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati

Pemeriksaan Untuk Mengukur Hasil Pemeriksaan


Menunjukkan
Alkalin Fosfatase Enzim yg dihasilkan di Penyumbatan saluran
dalam hati, tulang & empedu, cedera hati &
plasenta; beberapa kanker
yg dilepaskan ke hati
bila terjadi cedera atau
pada aktivitas normal
tertentu, mis.
pertumbuhan tulang
atau kehamilan
Alanin Transaminase Enzim yg dihasilkan di Luka pada sel hati (mis.
(ALT) hati, yg dilepaskan ke hepatitis)
dalam darah jika sel hati
mengalami luka
Aspartat Enzim yg dilepaskan ke Luka di hati, jantung,
Transaminase dalam darah jika hati, otot atau otak
(AST) jantung, otot atau otak
mengalami luka
Bilirubin Komponen dari cairan Penyumbatan aliran
pencernaan (empedu) yg empedu, kerusakan hati,
dihasilkan oleh hati pemecahan sel darah
merah yg berlebihan
Gamma-glutamil Enzim yg dihasilkan Kerusakan organ,
Transpeptidase oleh hati, pankreas & keracunan obat,
ginjal; dilepaskan ke penyalahgunaan
dalam darah hika organ- alkohol, penyakit
organ tsb mengalami pankreas
luka
Laktik Dehidrogenase Enzim yg dilepaskan ke Kerusakan hati, jantung,
dalam darah jika organ paru-paru atau otak &
tertentu mengalami luka pemecahan sel darah
merah yg berlebihan
5-nukleotidase Enzim yg hanya Penyumbatan saluran
terdapat di hati; empedu atau gangguan

5
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati

dilepaskan ke dalam aliran empedu


darah jika hati
mengalami cedera
Albumin Protein yg dihasilkan Kerusakan hati
oleh hati & secara
normal dilepaskan ke
dalam darah;
salah satu fungsinya
adalah menahan cairan
dalam pembuluh darah
Alfa-fetoprotein Protein yg dihasilkan Hepatitis berat atau
oleh hati janin dan buah kanker hati atau kanker
zakar (testis) testis
Antibodi Mitokondrial Antibodi untuk Sirosis bilier primer &
melawan mitokondria, penyakit autoimun
merupakan komponen tertentu, mis. hepatitis
sel sebelah dalam menahun yg aktif
Waktu Protombin Waktu yg diperlukan
(Protombin Time) darah untuk membeku
(pembekuan
memerlukan vit. K &
bahan-bahan yg dibuat
oleh hati

II.5. Kelainan Enzim pada Hepatitis Viral Akut


Hepatitis viral akut bisa disebabkan oleh berbagai penyebab misalnya virus
Hepatitis A, B, C, D dan E mungkin juga F di samping juga disebabkan oleh virus-virus
lainnya seperti virus mononukleosis infeksiosa, demam kuning, cacar air, sitomegali, cacar,
herpes zoster, morbili dan demam berdarah.2
Gambaran klinik hepatitis virus berfariasi, mulai dari tidak merasakan apa-apa atau
hanya mempunyai keluhan sedikit saja sampai keadaan yang berat, bahkan, dan kematian
dalam beberapa hari saja. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan hiperbilirubinemia
ringan dan bilirubinuria. Bentuk hepatitis akut yang ikterik paling sering ditemukan dalam
klinis biasanya perjalanan jinak dan akan sembuh dalam waktu kira-kira 8 minggu.
Serangan Ikterus biasanya pada orang dewasa dimulai dengan suatu masa prodromal,

6
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati

kurang lebih 3-4 hari sampai 2-3 minggu, saat mana pasien umumnya merasa tidak enak
makan, menderita gejala digestive terutama anoreksia dan nausea dan kemudian ada panas
badan ringan, ada nyeri di abdomen kanan atas yang bertambah pada tiap guncangan
badan. Masa prodormal diikuti warna urin bertambah gelap dan warna tinja menjadi gelap,
keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus dan berkurangnya gejala : panas badan
menghilang, mungkin timbul bradikardi. Setelah kurang lebih 1-2 minggu masa ikterik,
biasanya pasien dewasa akan sembuh. Tinja menjadi normal kembali dan nafsu makan
pulih. Setelah kelihatannya sembuh rasa lemah badan masih dapat berlangsung selama
beberapa minggu.6,7
Pada keadaan hepatitis akut tanpa komplikasi, derajat kerusakan sel parenkimnya
relatif ringan akan tetapi peradangan sel yang terjadi berat. Pada keadaan hepatitis akut,
transaminase bisa meningkat sampai 2.000 unit/liter/, sedangkan fosfatase alkali dan
gamma GT hanya sedikit meningkat (Tabel 1). Biasanya kadar gamma GT rendah daripada
kadar SGOT. Kolinesterase akan menurun sedikit pada minggu kedua dan minggu keempat
untuk kemudian akan meningkat kembali pada masa penyembuhan. Menurut de Ritis
perbandingan antara SGOT dan SGPT adalah < dari 0,7.

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Enzim Pada Kasus Penyakit Hati


SGOT SGPT Gamma GT GLDH CHE n
Hepatitis 164 281 125 6,75 3510 86
Akut (17-1650) (30-2070) (15-291) (1,1-35,5) (1370-5870)
Sisoris Hati 45 + 22,5 46 + 23 62 + 33 2+2 3216 + 1341 20

Kolesistitis 26 + 5 48 + 8 129 + 97 2+1 4755 + 593 3


Hepatitis 482 + 680 681 + 887 114 + 69 18 + 11 4955 + 1550 13

Kalau kita melakukan pemeriksaaan monitoring tiap 2 sampai dan 4 minggu, akan
terlihat bahwa gamma GT dan SGPT adalah paling akhir kembali menjadi normal (lihat
diagram). Kalau misalnya penurunan tidak terjadi dalam waktu 6 -12 minggu, diagnosis
hepatitis kronik akan ditegakkan apabila kelainan tersebut masih terjadi setelah 6 bulan.
Pada Hepatitis viral akut tipe kolestatik gejalanya biasanya lebih berat, dengan
peningkatan biliburin, fosfatase alkali dan gamma GT serta GTDH. Biasanya CHE juga
akan menurun. Pada perjalanan penyakit biasanya biliburin akan sangat terlambat sekali
menurun walaupun SGOT dan SGPT sudah menurun atau menjadi normal.
Apabila perjalanan penyakit memburuk akan terjadi koma hepatik, biasanya akan
disertai oleh penurunan SGOT dan SGPT yang cepat sekali disertai dengan peningkatan
GLDH dan LDH. Hal ini menandakan akan adanya kerusakan parenkim hati yang berat.

7
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati

Gambar 3. Gambar
Pola Enzim pada
Hepatitis Akut di
RSCM

II.6. Kerusakan Hati Toksik


Berbagai-bagai obat dan bahan makanan dapat merupakan zat yang toksik serta
menyebabkan kelainan hati. Diagnosis dalam keadaan ini sulit sekali dan gejalanya
biasanya ditandai dengan peninggian gamma GT.2
II.7. Kerusakan pada Hati yang disebabkan oleh Obat
Disamping alkohol, diperkirakan ada lebih dari 250 obat merupakan obat yang
hepatoksik. Gangguan hati oleh karena obat-obatan ini bisa merupakan toksik langsung
yang tergantung kepada dosis obat atau bisa juga merupakan reaksi alergi yang tergantung
pada masing-masing individu.
Meskipun hepatitis akibat obat cenderung akut, tapi jika tidak disadari dapat
menyebabkan kerusakan permanen menjadi hepatitis kronis. Secara umum, ada 3 jenis
hepatitis yang diinduksi obat:
1. Tipe toksik Pada kelompok ini, reaksi hepatotoksik akibat obat tertentu dapat dialami
setiap orang yang mengkonsumsinya. Obat tersebut memang sudah diketahui dapat
menimbulkan efek hepatotoksik.8
2. Idiosinkrasi metabolik. Proses metabolisme obat pada individu kelompok ini berbeda
dengan kebanyakan orang. Dimana metabolit atau produk yang dihasilkan bersifat toksik
ke hati. Jadi, memang lain dari yang seharusnya dan biasanya. Ini terjadi pada 0.1-2%
orang dan diperberat dengan adanya riwayat kebiasaan mengkonsumsi alkohol. 8
3. Idiosinkrasi imunologik
Pada kelompok ini, tubuh menganggap produk hasil metabolisme sebagai benda
asing sehingga terjadilah reaksi imun. Terjadi kurang lebih 1 per 10,000 (0.01%) dan dua
kali lebih sering pada perempuan.8

8
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati

Dari ketiga tipe di atas, bisa kita ketahui bahwa efek hepatotoksik obat ini ada yang
bisa diprediksi dan ada yang tidak. Bisa diprediksi jika diketahui mekanisme kerjanya,
metabolit yang dihasilkannya maupun kaitannya dengan jumlah dosis.

Tabel 3. Pola Enzimologi pada Berbagai Penyakit Hati


SGOT SGPT SGOT/SGPT SGOT/GGT
Hepatitis Akut 20 – 50 Kali N 20 – 50 Kali N 0,7 >1
Sisoris Hepatitis 5 – 10 Kali N 5 – 10 Kali N -1 <1
CPH 5 – 10 Kali N 5 – 10 Kali N 0,7 >1
CAH 5 – 10 Kali N 5 – 10 Kali N >1 <1
Perlemakan Hati 2 – 5 Kali N 2 – 5 Kali N <1 <1
Kolesistisi 2 – 5 Kali N 2 – 5 Kali N <1 >1
Kelainan enzim yang terjadi tergantung kepada macam-macam obat tersebut dan
gangguan yang diakibatkannya. Pada gangguan hati yang disebabkan oleh halotan,
kelainan yang terjadi adalah peninggian GLDH dan SGOT sedang Gamma GT dan AIP
nya normal. Kelainan yang terjadi disini adalah kerusakan hati nekrosis sentral. Pada obat
yang menyupresi tiroid seperti metimazol akan terjadi penyumbatan saluran empedu
dengan ditandai oleh peninggian gamma GT dan AIP dan GLDH. Pada Kerusakan hati
akibat obat-obatan kontrasepsi akan terlihat sedikit peninggian SGOT dan SGPT serta
fosfatase alkali kolinnesterase seringkali menurun sedangkat GLDH dan Gamma GT, ALP
dan GLDH tanpa atau dengan peninggian SGPT dan SGOT yang ringan merupakan
penanda terjadinya hepatitis akibat obat.2

II.8 Hepatitis Kronik


Hepatitis kronik merupakan keadaan dimana serangkaian penyekit hati dengan
berbagai macam akibat terjadi dan memburuk, dimana proses inflamasi dan nekrosis
berlanjut lebih dari 6 bulan. 9
Bentuk paling ringan adalah yang tidak progresif atau progresif ringan, dan bentuk
terberat dapat menyebabkan perubahan struktur hati, atau meninggalkan jaringan parut,
yang dapat berlanjut menjadi sirosis. Walaupun diagnosis hepatitis kronik merupakan
diagnosis hispatologis pola enzim yang terjadi dapat pula membantu untuk menegakkan
diagnosis (Tabel 1 dan 2). 2,9
Hepatitis kronik terdiri atas :
1. Hepatitis kronik persisten
2. Hepatitis kronik aktif
3. Sirosis Hati.
Pada Kelainan Hepatitis kronik persisten biasanya hanya didapatkan peninggian
SGOT dan SGPT yang tidak terlalu hebat. Bisanya SGOT dan SGPT meningkat sampai 2-
3 kali normal, sedangkan Gamma GT biasanya lebih kecil dari SGOT. Fosfatase alkali,

9
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati

GLDH, CHE dan enzim koagulasi masih dalam batas-batas normal. Prognosis penyakit ini
biasanya baik.
Pada hepatitis kronik aktif kerusakan hepatoselularnya lebih berat. SGOT dan
SGPT dapat meningkat sampai 5 kali atau 10 kali di atas angka normal. Gamma GT
biasanya didapatkan lebih rendah dan SGOT. Apabila kerusakan sel lebih berat dapat pula
ditemukan peninggian GLDH.
Pada sirosis hati akan ditemukan peninggian SGOT, SGPT yang sangat bervariasi.
Pada umumnya akan didapatkan gamma GT lebih tinggi dan SGOT. Perbandingan antara
SGOT dan SGPT atau rasio dan Ritis biasanya di atas 1. Kolinesterase akan menurun
terutama apabila kerusakan hati makin berat. Enzim untuk pembekuan darah juga akan
menurun.

II.9. Penyakit Saluran Empedu dan Sirosis Bilier.


Pada kelainan saluran empedu yang terlihat mencolok adalah peninggian fosfatase
alkali dan gamma GT. Peninggian SGOT dan SGPT dapat terlihat pada penyumbatan akut
atau juga apabila terdapat bendungan yang sudah lama sehingga terjadi kerusakan
parenkhim hati. Pada kelainan batu empedu biasanya tidak akan ditemukan peninggian
SGOT dan SGPT.
Kolangitis akan ditandai oleh peninggian suhu badan serta kenaikan ALP, LAP dan
gamma GT. Pada sirosis bilier juga akan ditemukan peninggian ALP, LAP, gamma GT
serta bilirubin serum. Kolesterol dan fosfolipid juga akan meningkat. Kolinesterase dan
enzim pembekuan hanya akan menurun bila proses sudah lanjut.
Apabila terjadi sumbatan saluran empedu, komplikasi yang ditakutkan adalah
terjadinya kolangitis. Oleh karena itu perlu segera dilakukan tindakan untuk
menghilangkan penyebab terjadinya bendungan tersebut.
Pada pasien dengan sirosis bilier primer, dapat terjadi peningkatan
aminotransferases alanine aminotransferase (ALT) dan aspartate aminotransferase (AST),
namun, peningkatan yang signifikan dari alkaline phosphatase (ALP),  -glutamyl
transpeptidase (GGTP), dan immunoglobulin levels (terutama immunoglobulin M [IgM])
merupakan hasil yang sering ditemukan. Kadar lemak dan kolesterol dapat meningkat,
dengan peningkatan kadar HDL. 11
II.10. Perlemakan hati
Perlemakan Hati (Fatty Liver) merupakan pengumpulan lemak (lipid) yang berlebihan
di dalam sel-sel hati. Penyebab dari fatty liver adalah sebagai berikut:10

10
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati

1. Kegemukan (obesitas) 8. Fibrosis kistik (bersamaan


2. Kencing manis (diabetes)
dengan kurang gizi)
3. Bahan kimia dan obat-obatan
9. Kelainan bawaan pada
(contohnya alkohol,
metabolisme glikogen,
kortikosteroid, tetrasiklin,
galaktose, tirosin atau
asam valproat, metotreksat,
homosistin
karbon tetraklorid, fosfor 10. Kekurangan rantai-medium
kuning) arildehidrogenase
4. Kurang gizi dan diet rendah 11. Kekurangan kolesterol
protein esterase
5. Kehamilan 12. Penyakit penumpukan asam
6. Keracunan vitamin A
fitanik (penyakit Refsum)
7. Operasi bypass pada usus
13. Abetalipoproteinemia
kecil 14. Sindroma Reye.

Pada perlemakan hati dapat ditemukan peninggian transaminase 2-3 kali


normal. Biasanya kadar garam empedu ada dalam batas normal. Dapat ditemukan
juga peningkatan kadar aspartate aminotransferase (AST) atau ALT sampai 10 kali
lipat. Namun kadar AST dan ALT ini juga dapat ditemukan normal pda pendrita
perlamakan hati atau perlemakan hati non alkoholik. Kadar Alkaline phosphatase juga
dapat meningkat pada pasien dengan perlemakan hati non alkoholik. Dapat juga
ditemukan hiperlipidemia.2,12
II.11. Tumor Hati
Pada tumor hati kelainan yang sering ditemukan adalah peninggian fosfatase
alkali dan juga gamma GT. Kadar enzim SGOT dan SGPT pada karsinoma
hepatoselular pada waktu permulaan tidak memperlihatkan kenaikan kecuali apabila
penyakit dasarnya adalah sirosis hati. Apabila tumor makin besar dan kerusakan hati
makin hebat dapat pula ditemukan peninggian SGOT dan SGPT.
Kelainan pada metastasis tumor di hati tergantung pada luasnya penyebaran
dan besarnya masa tumor. Rasio de Ritis biasanya di atas 1 dan bisa mencapai 4,
GLDH akan meningkat sehingga rasio antara SGOT dan SGPT dibagi dengan GLDH
akan menurun sampai di bawah 15 atau dalam keadaan lanjut sampau di bawah 10.
Pada metastasis tumor di hati kelainan yang mencolok terlihat adalah peninggian
fosfatase alkali dan gamma GT. Peninggian fosfatase alkali akan lebih meningkat
pada metastasis tumor tulang.

11
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati

II.12. Bendungan Hati


Pada bendungan hati akut dapat terjadi kerusakan parenkim hati. Pada keadaan
ini dapat terjadi peninggian enzim transaminase dan GLDH yang cukup tinggi. Pada
keadaan yang kronik dapat pula terjadi peninggian transaminase dan bilirubin. Pada
USG akan terlihat pelebaran pembuluh darah dan penebalan dinding kandung empedu
(edema).

II.13. Kelainan pada Kehamilan


Pada kehamilan normal fosfatase alkali dapat meninggi sampai 2 atau 3 kali
normal sedangkan bilirubin dan enzim lainnya tidak meninggi. Pada kehamilan
trimester 3, peninggian bilirubin indirek harus menimbulkan perhatian akan
kemungkinan adanya sindrom HELLP di samping kritis hemolisis darah. Bila di
samping fosfatase alkali ditemukan pula peninggian SGOT dan SGPT harus
dipikirkan kelainan hepatitis viral akut atau bila disertai pula dengan nyeri darah
kanan atas, harus dipertimbangkan suatu perlemakan hati pada kehamilan. Kelainan
perlemakan hati pada kehamilan harus diperhatikan bila terjadi muntah-muntah pada
pasien dengan kehamilan trimester terakhir.

II.14. Hiperbilirubinemia
Bila terjadi peninggian kadar bilirubin tanpa ada peningkatan enzim lain harus
dipikirkan kemungkinan kelainan congenital seperti penyakit Rotor, Dubin Johnson
atau penyakit hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi lainnya.

12
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati

KESIMPULAN
 Enzim merupakan katalisator biologis yang mempercepat reaksi kimia di
dalam sel hidup
 Enzim terdiri atas bagian protesis yaitu bagian yang tidak mengandung protein
tetapi mengandung vitamin atau mineral dan bagian yang mengandung protein
yang terdiri atas polipeptida.
 Enzim umumnya terdapat di dalam sel dan bisa berada dalam struktur yang
spesifik seperti organel atau mitokondria atau juga atau juga terdapat di dalam
sitosol
 Apabila terjadi kerusakan sel atau peningkatan permeabilitas membran sel,
enzim akan banyak keluar ke ruang ekstra selular dan dapat digunakan sebagai
sarana untuk membuat diagnosis
 Walaupun pola enzim amat amat membantu dalam menegakkan diagnosis
gangguan hati tetapi pemeriksaan yang lengkap disertai pemeriksaan
penunjang lain seringkali harus dilakukan.
 Kadang kala walaupun semua pemeriksaan sudah dilakukan, diagnosis,
diagnosis pasti belum dapat juga ditegakkan.
 Dalam hal ini kita harus membuat diagnosis seperti memperhatikan gambaran
mosik, sehingga biarpun ada bagian yang hilang atau tidak ada gambaran
keseluruhan masih dapat dibuat suatu kesimpulan diagnosis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. Anatomi dan Fisiologi Hati. Diunduh dari


http://www.nh2pharma.blogspot.com, diakses tanggal 14 Juni 2010
2. Akbar N. Kelainan Enzim Pada Penyakit Hati. Dalam: Sudoyo A, Setiyohadi
B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid 1 Edisi IV. Jakarta. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FK UI.2006.h426-8

13
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati

3. Anonim. Enzim. Diunduh dari http://www. metabolismelink.freehostia.com,


diakses tanggal 16 Juni 2010.
4. Murray R, Granner D, Rodwell V. Dalam: Enzymes Mechanism Of Action.
Harper's Illustrated Biochemistry 27th Edition. Indianna. McGraw Hill,
2006.chapter 7
5. Anonim, Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Hati dan Kandung Empedu,
diunduh dari http://www.medicastore.com, diakses tanggal 16 Juni 2010.
6. Ashari I. Hepatitis Viral Akut. Diunduh dari http://www.irwanashari.com,
diakses tanggal 17 Juni 2010.
7. Acute viral hepatitis, diunduh dari http://www.emedicine.com, diakses tanggal
17 Juni 2010.
8. Widyawati T. Kerusakan Hati Akibat Obat, diunduh dari
http://triwidyawati.com/kerusakan-hati-akibat-obat-part-1/, diakses tanggal 18
Juni 2010.
9. Braunwald, Fauci, Kasper. Dalam Chronic Hepatitis. Harrison Principles of
Internal Medicine 17th Edition. Indianna. McGraw Hill, 2006.
10. Anonim. Perlemakan Hati, diunduh dari http://www.medicastore.com, diakses
tanggal 16 Juni 2010.
11. Cirrhosis, diunduh dari http://www.emedicine.com, diakses tanggal 17 Juni
2010.
12. Primary Billiary Cirrhosis diunduh dari http://www.emedicine.com, diakses
tanggal 17 Juni 2010.

14

You might also like