Professional Documents
Culture Documents
I. Pendahuluan
Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, mempunyai berat
sekitar 1.5 kg . Walaupun berat hati hanya 2-3% dari berat tubuh , namun hati
terlibat dalam 25-30% pemakaian oksigen. Sekitar 300 milyar sel-sel hati terutama
hepatosit yang jumlahnya kurang lebih 80%, merupakan tempat utama metabolisme
intermedier. Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan
sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah.
Ada beberapa fungsi hati yaitu : fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat,
fungsi hati sebagai metabolisme lemak, fungsi hati sebagai metabolisme protein,
fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah, fungsi hati sebagai metabolisme
vitamin, fungsi hati sebagai detoksikasi, fungsi hati sebagai fagositosis dan
imunitas, fungsi hemodinamik.1
Enzim adalah protein dan senyawa organik yang dihasilkan oleh sel hidup.
Enzim merupakan katalisator biologis yang mempercepat reaksi kimia di dalam sel
hidup. Reaksi itu bisa timbal balik. Enzim tersebut ada yang spesifik untuk suatu
reaksi tetapi ada pula suatu reaksi yang dapat dikatalisasi oleg bermacam-macam
enzim. Sekarang sudah dikenal ribuan enzim pada proses kimia tubuh. Enzim
terdiri atas bagian protesis yaitu bagian yang tidak mengandung protein tetapi
mengandung vitamin atau mineral dan bagian yang mengandung protein yang
terdiri atas polipeptida. Enzim umumnya terdapat di dalam sel dan bisa berada
dalam struktur yang spesifik seperti organel atau mitokondria atau juga atau juga
terdapat di dalam sitosol.2
Dalam keadaan normal terdapat keseimbangan antara pembentukan enzim
dengan penghancurannya. Walaupun terdapat keseimbangan antara penghancuran
dengen pembentukan enzim, akan selalu terdapat sedikit enzim yang keluar ke
ruangan ekstraselular. Apabila terjadi kerusakan sel atau peningkatan permeabilitas
membran sel, enzim akan banyak keluar ke ruang ekstra selular dan dapat
digunakan sebagai sarana untuk membuat diagnosis.2
1. Kelainan Enzim Pada Penyakit Hati
II.1. Definisi
Enzim adalah protein dan senyawa organik yang dihasilkan oleh sel hidup.
Enzim merupakan katalisator biologis yang mempercepat reaksi kimia di dalam sel
hidup. Enzim tersebut ada yang spesifik untuk suatu reaksi tetapi ada pula suatu
reaksi yang dapat dikatalisasi oleh bermacam-macam enzim. Sekarang sudah
dikenal ribuan enzim pada proses kimia tubuh. 2
1
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati
2
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati
3
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati
Gejala penyakit hati sangat bervariasi dari yang tanpa gejala sampai pada
yang berat sekali. Kadang-kadang dapat ditemukan pula keadaan dengan gejala
kelainan hati sangat berat tetapi gejala yang dikeluhkan sangat sedikit. Untuk
menegakkan diagnosis pasti penyakit hati, kita tidak bisa hanya melihat salah satu
pemeriksanaan saja tetapi harus dimulai dengan memuat anamnesis yang baik,
melakukan pemeriksaaan fisik yang teliti dan diikuiti dengan pemeriksaan
biokimia, imunologi dan pemeriksaan penunjang lainnya serta juga pemeriksaaan
morfologi dan histopatologi hati. 2
Pemeriksaan enzim dapat dibagi dalam beberapa bagian:
1. Enzim yang berhubungan dengan kerusakan sel yaitu SGOT, SGPT, GLDH,
dan LDH
2. Enzim yang berhubungan dengan penanda kelostasis seperti gamma GT dan
fostafase alkali.
3. Enzim yang berhubungan dengan kapasitas sintesis hati misalnya
kolinesterase.
Pemeriksaaan-pemeriksaan lain yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis bisa
bermacam-macam, mulai dari uji untuk fungsi eksresi dan metabolisme seperti
bilirubin, bromsulfoftalein, indosianin hijau, galaktosa, pemeriksaaan elektroforesis
untuk melihat imunoglobulin dan juga pemeriksaan untuk serologis penanda virus.
Di samping itu masih diperlukan juga pemeriksaaan untuk amoniak, besi, tembaga,
porfirin, antibodi mitokondria, alfa feto protein dan sebagainya. Untuk pemeriksaan
penyaringan, dari sekian banyak enzim-enzim itu agaknya yang paling diperlukan
adalah enzim SGPT, gamma GT dan CHE; SGPT bisa dipakai untuk melihat
adanya kerusakan sel, gamma GT untuk melihat adanya kolestasis dan CHE untuk
melihat gangguan fungsi sintesis hati. Dalam menilai kelainan enzim kita harus
berhati-hati oleh karena seringkali tidak terdapat hubungan antara tingginya kadar
enzim dengan derajat yang terjadi. Sebagai contoh misalnya pada keadaan hepatitis
akut, dengan hanya sedikit terjadi kerusakan hati, peninggian enzimnya sangat
hebat. Pada keadaan infeksi akut tersebut yang terlihat mencolok adalah peninggian
SGPT yang lebih besar pada peninggian SGOT. Apabila terjadi kerusakan
mitokondria atau kerusakan parenkim sel maka yang terlihat meninggi adalah
GLDH dan SGOT, dimana SGOT nya akan lebih meningkat dibandingkan dengan
SGPT.
Tabel 1. Tes Fungsi Hati 5
4
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati
5
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati
6
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati
kurang lebih 3-4 hari sampai 2-3 minggu, saat mana pasien umumnya merasa tidak enak
makan, menderita gejala digestive terutama anoreksia dan nausea dan kemudian ada panas
badan ringan, ada nyeri di abdomen kanan atas yang bertambah pada tiap guncangan
badan. Masa prodormal diikuti warna urin bertambah gelap dan warna tinja menjadi gelap,
keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus dan berkurangnya gejala : panas badan
menghilang, mungkin timbul bradikardi. Setelah kurang lebih 1-2 minggu masa ikterik,
biasanya pasien dewasa akan sembuh. Tinja menjadi normal kembali dan nafsu makan
pulih. Setelah kelihatannya sembuh rasa lemah badan masih dapat berlangsung selama
beberapa minggu.6,7
Pada keadaan hepatitis akut tanpa komplikasi, derajat kerusakan sel parenkimnya
relatif ringan akan tetapi peradangan sel yang terjadi berat. Pada keadaan hepatitis akut,
transaminase bisa meningkat sampai 2.000 unit/liter/, sedangkan fosfatase alkali dan
gamma GT hanya sedikit meningkat (Tabel 1). Biasanya kadar gamma GT rendah daripada
kadar SGOT. Kolinesterase akan menurun sedikit pada minggu kedua dan minggu keempat
untuk kemudian akan meningkat kembali pada masa penyembuhan. Menurut de Ritis
perbandingan antara SGOT dan SGPT adalah < dari 0,7.
Kalau kita melakukan pemeriksaaan monitoring tiap 2 sampai dan 4 minggu, akan
terlihat bahwa gamma GT dan SGPT adalah paling akhir kembali menjadi normal (lihat
diagram). Kalau misalnya penurunan tidak terjadi dalam waktu 6 -12 minggu, diagnosis
hepatitis kronik akan ditegakkan apabila kelainan tersebut masih terjadi setelah 6 bulan.
Pada Hepatitis viral akut tipe kolestatik gejalanya biasanya lebih berat, dengan
peningkatan biliburin, fosfatase alkali dan gamma GT serta GTDH. Biasanya CHE juga
akan menurun. Pada perjalanan penyakit biasanya biliburin akan sangat terlambat sekali
menurun walaupun SGOT dan SGPT sudah menurun atau menjadi normal.
Apabila perjalanan penyakit memburuk akan terjadi koma hepatik, biasanya akan
disertai oleh penurunan SGOT dan SGPT yang cepat sekali disertai dengan peningkatan
GLDH dan LDH. Hal ini menandakan akan adanya kerusakan parenkim hati yang berat.
7
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati
Gambar 3. Gambar
Pola Enzim pada
Hepatitis Akut di
RSCM
8
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati
Dari ketiga tipe di atas, bisa kita ketahui bahwa efek hepatotoksik obat ini ada yang
bisa diprediksi dan ada yang tidak. Bisa diprediksi jika diketahui mekanisme kerjanya,
metabolit yang dihasilkannya maupun kaitannya dengan jumlah dosis.
9
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati
GLDH, CHE dan enzim koagulasi masih dalam batas-batas normal. Prognosis penyakit ini
biasanya baik.
Pada hepatitis kronik aktif kerusakan hepatoselularnya lebih berat. SGOT dan
SGPT dapat meningkat sampai 5 kali atau 10 kali di atas angka normal. Gamma GT
biasanya didapatkan lebih rendah dan SGOT. Apabila kerusakan sel lebih berat dapat pula
ditemukan peninggian GLDH.
Pada sirosis hati akan ditemukan peninggian SGOT, SGPT yang sangat bervariasi.
Pada umumnya akan didapatkan gamma GT lebih tinggi dan SGOT. Perbandingan antara
SGOT dan SGPT atau rasio dan Ritis biasanya di atas 1. Kolinesterase akan menurun
terutama apabila kerusakan hati makin berat. Enzim untuk pembekuan darah juga akan
menurun.
10
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati
11
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati
II.14. Hiperbilirubinemia
Bila terjadi peninggian kadar bilirubin tanpa ada peningkatan enzim lain harus
dipikirkan kemungkinan kelainan congenital seperti penyakit Rotor, Dubin Johnson
atau penyakit hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi lainnya.
12
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati
KESIMPULAN
Enzim merupakan katalisator biologis yang mempercepat reaksi kimia di
dalam sel hidup
Enzim terdiri atas bagian protesis yaitu bagian yang tidak mengandung protein
tetapi mengandung vitamin atau mineral dan bagian yang mengandung protein
yang terdiri atas polipeptida.
Enzim umumnya terdapat di dalam sel dan bisa berada dalam struktur yang
spesifik seperti organel atau mitokondria atau juga atau juga terdapat di dalam
sitosol
Apabila terjadi kerusakan sel atau peningkatan permeabilitas membran sel,
enzim akan banyak keluar ke ruang ekstra selular dan dapat digunakan sebagai
sarana untuk membuat diagnosis
Walaupun pola enzim amat amat membantu dalam menegakkan diagnosis
gangguan hati tetapi pemeriksaan yang lengkap disertai pemeriksaan
penunjang lain seringkali harus dilakukan.
Kadang kala walaupun semua pemeriksaan sudah dilakukan, diagnosis,
diagnosis pasti belum dapat juga ditegakkan.
Dalam hal ini kita harus membuat diagnosis seperti memperhatikan gambaran
mosik, sehingga biarpun ada bagian yang hilang atau tidak ada gambaran
keseluruhan masih dapat dibuat suatu kesimpulan diagnosis.
DAFTAR PUSTAKA
13
Kelainan Enzim pada Penyakit Hati
14