Professional Documents
Culture Documents
GAMMA CAMERA
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kedokteran Nuklir
Dosen Pengampu : Ibu Yeti Kartikasari, ST, M.Kes
Disusun oleh:
Kelas : 2B
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rakhmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Gama Camera dengan baik meski banyak kekurangan didalamnya,
dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Yeti Kartikasari, ST, M.Kes selaku
Dosen mata kuliah Kedokteran Nuklir Dasar yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah pengetahuan tentang mata kuliah Kedokteran Nuklir Dasar . Kami juga
menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya saran demi perbaikan makalah yang telah
kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah yang telah kami susun dapat bermanfaat bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................... 2
D. Manfaat ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Prinsip Dasar dan Sejarah Gamma Camera .......................... 4
B. Komponen Dasar Gamma Camera ........................................ 5
C. Prinsip Pembentukkan Gambar Gamma Kamera ................. 9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan kedokteran nuklir berbanding lurus dengan
perkembangan dan penerimaan dgamma camera, yang merupakan salah
satu instrument yang menghasilkan image dari radiasi isotop . Kedokteran
nuklir didefinisikan sebagai suatu praktik yang menjadikan pasien
mengandung radioaktif untuk keperluan diagnosis dan terapi. Bahan
radioaktif yang biasa digunakan untuk pemeriksaan kedokteran nuklir
disebut dengan radionuklida atau radiofarmaka. Radiofarmaka atau
radionuklida ini diinjeksikan kedalam tubuh pasien (secara internal), atau
dicampurkan ke cairan organ tubuh yang diambil keluar tubuh (secara
eksternal). Kedua cara tersebut dinamakan teknik in vivo. Dalamm
pemeriksaan kedokterann nuklir, radioisotop yang masuk kedalam tubuh,
atau cairan tadi dimonitor dari luar dengan peralatan yang disebut
instrumentasi kedokteran nuklir. Ada dua jenis instrumentasi nukir yakni
keperluan diagnosis dan keperluan terapi. Pada kasus ini, salah satu
instrumentasi nuklir yaitu gamma kamera dapat di golongkan sebagai
instrumentasi nuklir jenis diagnostik.
Untuk kepentingan diagnosis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu
1. Foton ( gelombang elektromagnetik) muncul dari elektron energi tinggi
dengan positron yang kemudian menimbulkan peristiwa annihilasi dan
menghasilkann sinar gamma yang dapat dideteksi menggunakan alat
dari luar. Pada radionuklida tertentu, pancaran yang di deteksi adalah
sinar-x dalam energi antara 50-300 keV
2. Umur paruh bahan radionuklida yang digunakan berkisar antara
beberapa menit hingga mingguan. Pada umumnya diinginkan untuk
tinggal sebesar 5 rad pada organ target setelah proses diagnosis.
1
3. Perangkat instrumentasi nuklir haruslah bisa melakukan diskriminasi
dan memilih informasi yang hanya berasal dari radiasi gamma primer,
selain itu harus digunakan detector yang memliki respon tinggi pulsa
yang berbanding lurus terhadap energi radionuklida yang dideteksi.
4. Sistem instrumentasi yang digunakan haruslah memiliki unjuk kerja
yang bagus meliputi low price, linear, akurasi tinggi, respon energi
linear, sensivitas yang tinggi, bandwidth lebar. ( BATAN, 2009)
B. Rumusan Masalah
2
1. Apa yang dimaksud dengan gamma camera?
2. Bagaimana mekanisme kerja gamma camera ?
3. Apa radiofarmaka yang digunakan pada gamma camera?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang modalitas gama camera.
2. Untuk mengetahui cara kerja dari gamma camera.
3. Untuk mengetahui radiofarmaka yang digunakan pada gamma camera.
D. Manfaat
1. Untuk mengetahui tentang modalitas gama camera.
2. Untuk mengetahui cara kerja dari gamma camera.
3. Untuk mengetahui radiofarmaka yang digunakan pada gamma camera.
BAB II
3
PEMBAHASAN
4
B. Komponen Dasar Gamma Camera
5
Mempunyai bentuk kerucut. Mempunyai sebuah lubang
dengan jarak yang tetap dari objek ke detektor. Proyeksi
kolimator ini mirip dengan kamera konvensional sinar gamma
setelah melewati pin hole kolimator akan diterima detektor
dengan terbalik. Kolimator ini biasa digunakan untuk objek
yang sangat kecil, misal kelenjar tyroid.
2. Detektor
6
Detektor terdiri dari scintilasi kristal yang diletakkan di belakang
kolimator, terbuat dari Natrium Iodida (NaI) kristal ditambah
Thalium. NaI (Tl) ini akan mengeluarkan cahaya apabila
tertumbuk sinar gamma. Fungsi utama kristal ini ialah untuk
mengubah sinar gamma menjadi photon.
Interaksi photon gamma dengan kristal detektor akan
menyebabkan terjadinya efek penyerapan photoelektrik, sehingga
menghasilkan cahaya fluorosensi yang intensitasnya proposional
dengan kandungan energi dari photon gamma yang bersangkutan.
Semakin luas ukuran bidang kristal semakin luas pula bidang
pencitraan yang dimiliki kamera gamma.
Gambar 2. Detector
7
Gambar 3. Photo Multiplier Tube (PMT)
8
Pada prinsipnya alat/ pesawat kedokteran nuklir hanya digunakan
sebagai detector, yaitu menangkap radiasi yang dipancarkan oleh bahan
radioaktif dalam tubuh dan merubahnya menjadi data yang dapat dilihat
sebagai angka angka, warna ataupun grafik. Pemeriksaan pencitraan
kedokteran nuklir memerlukan gamma kamera yang mempunyai
detector dalam jumlah banyak. Satu gamma kamera terdiri dari
kolimator, detector, Photo Multiplier Tube (PMT), Catode Ray Tube
(CRT), Pulse Height Analizer (PHA) (Bailey,2014)
9
melakukan penajaman pada citra dengan hanya melewatkan sinar gamma
yang searah dengan timbal yang berisikan pipa- pipa kecil yang akan
menumbuk detector. Sinar gamma yang arahya miring akan menumbuk
pipa-pipa dan akan diabsorbsi sehingga tidak sampai ke detector (kristal
sintilasi). Jadi radiasi yang diterima oleh kolimator dengan posisi oblique
tidak dapat mempengaruhi pembentukan citra.
Gambar 5. Gambar sisi sebelah kiri ilustrasi gambaran dari dua titik
sumber radiasi tanpa menggunakan kolimator. Gambar sisi sebelah
kanan ilustrasi gambaran dari dua titik sumber radisi menggunakan
kolimator.
10
dengan jumlah total energy yang diterima dari kristal. Sinyal analog
koordinat X an Y dapat langsung dikirim ke peralatan penampil gambar atau
direkam oleh computer, sedangkan sinyal Z diolah oleh PHA. PHA
menyeleksi dan memisahkan signal- signal radiasi yang berasal dari sinar
hamburan dan yang berasal dari photopeak. Signal- signal yang sesuai akan
diteruskan ke system computer sedangkan yang tidak sesuai akan ditolak.
Sinyal sinyal analog (X,Y dan Z (PHA) yang telah dihasilkan pada
proses sebelumnya akan diproses oleh kartu antarmuka agar dapat diolah
lebihh lanjut oleh computer. Sinyal- sinyal analog X dan Y akan diubah
menjadi angka- angka digtal oleh Digital to Analog Converter (DAC).
Kemudian kombinasi kedua angka tersebut digunakan sebagai penunjuk
memori computer yang berfungsi sebagai pencacah kejadian. Sinyal dari
PHA digunkan entuk memvalidasi yaitu memberi informasi pada
computer apakah kejadian dapat diproses atau tidak. Jika dapat diterima,
maka akan terbentuk citra organ pada monitor computer dengan intensitas
dari titik-titik gambar (piksel) yang sebanding dengan hasil pencacahan
(Ardisasmita, 1993).
BAB III
PENUTUP
11
A. Simpulan
Dari pemaparan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Pesawat gamma kamera adalah salah satu modalitas diagnostic imaging
yang digunakan untuk menangkap radiasi radiofarmak yang telah
ditanam pada tubuh pasien.
2. Mekanisme kerja gamma kamera adalah dengan mendeteksi radiasi dari
radiofarmaka lalu mengubahnya menjadi cahaya tampak yang bersifat
analog dan diubah lagi menjadi sinyal listrik bersifat digital yang dapat
diolah oleh computer.
3. Radiofarmaka yang sering digunkan pada modalitas ini adalah Tc-99
dengan waktu paruh 6 hari.
B. Saran
1. Perlu dilakukan pengawasan yang ketat terhadap pasien yang baru saja
dilakukan diagnostic pada modalitas ini, karena pasien tertanam
radiofarmaka yang memancarkan radiasi gamma yang dapat
membahayakan bagi orang disekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
12
Ardisasmita, M. Syamsa. 1993. Peningkatan Kemampuan Kamera Gamma Analog
Menggunakan Sistem Berbasis Komputer PC dan Pengembangan Perangkat
Lunak Pengolahan Citra. Pusat Pengenbangan Teknologi Informasi dan
Komputasi: BATAN.
Bailey, D,L, J.L Humm, A. Todd-Pokropek, dan A. Van Aswegen. 2014. Nuclear
Medicine Physics. Vienna, Austria: International Atomic Agency (IAEA)
Vienna International Center.
13