You are on page 1of 2

Senyawa anorganik didefinisikan sebagai senyawa pada alam yang pada

umumnya menyusun material / benda tak hidup. Semua senyawa yang berasal dari
makhluk hidup digolongkan dalam senyawa organik, sedangkan yang berasal dari
mineral digolongkan dalam senyawa anorganik. Pada waktu itu diyakini bahwa
senyawa organik hanya dapat terjadi oleh adanya pengaruh dari daya yang dimiliki
makhluk hidup (vital force atau vis vitalis). Secara garis besar alasan yang melandasi
pemisahan bidang kajian kimia organik dan kimia anorganik adalah : jumlah senyawa
organik jauh lebih banyak daripada senyawa anorganik. Dan semua senyawa organik
mengandung atom karbon, yang mempunyai keunikan dalam hal kemampuannya
membentuk rantai dengan sesama atom karbon, dan mempunyai sifat-sifat khas.
Perbedaan senyawa organik dan anorganik : 1. Secara praktik, senyawa organik
berfungsi sebagai bahan bakar. Sedangkan senyawa anorganik tidak berfungsi sebagai
bahan bakar. 2. Titik lebur (melting point) dan titik didih (boiling point) dari senyawa
organik lebih rendah dari pada senyawa anorganik. Contoh: Senyawa organik
(napthalen) memiliki boiling point 218 derajat Celcius. Sedangkan senyawa anorganik
(sodium klorida) memiliki boiling point 1465 derajat Celcius. 3. Kelarutan senyawa
organik bernilai lebih kecil dari pada kelarutan senyawa anorganik. 4. Senyawa organik
menunjukkan gejala isomerisasi, sedangkan senyawa anorganik sebaliknya. Isomer
adalah senyawa-senyawa dengan rumus molekul yang sama tetapi memiliki rumus
bangun yang berbeda. 5. Senyawa organik reaksinya terjadi secara molekuler sehingga
reaksi berjalan lambat, sedangkan senyawa anorganik reaksinya secara ionik sehingga
reaksinya berjalan lebih cepat. 6. Berat molekul senyawa organik (dengan susunan yang
kompleks) bernilai lebih dari 1000 gram/mol, sedangkan berat molekul senyawa
anorganik bernilai kurang dari 1000 gram/mol.
Dalam praktikum kali ini akan mengidentifikasi senyawa anorganik yang ada
pada sampel Tanah kebun, NaCl, Susu bubuk instan, CaCO3, Air sumur, dan bagian
tumbuhan (batang, daun, akar, bunga). Dalam menentukan identifikasi senyawa
tersebut yang pertama kali dilakukan adalah preparasi sampel dengan cara memanaskan
cawan porselen dalam oven pada 105° C selama satu jam agar cawan bebas dari
pengotor yang akan mempengaruhi berat atau tidaknya saat proses penimbangan,
setelah itu didinginkan dan dimasukkan sampel Tanah kebun, NaCl, Susu bubuk
instan, CaCO3, dan bagian tumbuhan (batang, daun, akar, bunga) dengan cawan yang
berbeda kemudian dipanaskan kembali dalam oven dengan suhu 105° C selama 1 jam
agar sampel menjadi kering dan terbebas pula dari pengotornya. Setelah dipanaskan
selama 1 jam, cawan dan sampel ditimbang beratnya. Didinginkan kembali beberapa
menit, lalu dipanaskan kembali pada oven selama 1 jam dengan suhu 200° C,
pemanasan kembali dilakukan untuk mengetahui perbandingan berat sampel pada suhu
105° dan 200° C, sehingga adanya berat sampel yang hilang, dan diperoleh berat
sampel akhir. Pada sampel air sumur perlakuan awal yang dilakukan berbeda dengan
sampel yang lainnya, pertama sampel air sumur di destilasi dengan mengisi setengah
dari labu destilasi, kemudian dilakukan proses destilasi hingga analit dalam labu
destilasi menyisakan tiga per empatnya, pada saat itu dihentikan proses destilasi.
Kemudian pindahkan analit dalam labu destilasi ke dalam cawan porselen dan
dipanaskan dalam oven selama satu jam pada suhu 105° C, didinginkan, dan
dipanaskan lagi selama 1 jam dalam oven pada suhu 200° C. Dilakukan pemanasan
sampel air sumur yang ada di labu destilasi, bukan dari hasil destilasi adalah karna hasil
dari destilasi merupakan air yang murni, bebas dari pengotornya ataupun zat lain,
sehingga tidak bisa dijadikan sampel untuk percobaan.

You might also like