You are on page 1of 2

Nama: Amalia Fitri Permatasari

NIM: 17101153002
Kelas: HES VI-A

Dua Polisi di Polda NTB Dipecat Karena Tidak Disiplin

Senin (19/3/2018) di Lapangan Gajah Mada, Polda NTB terpaksa melakukan


tidakan tegas terhadap dua orang personelnya yang terbukti melanggar kode etik kepolisian
dengan memberikan sanksi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) alias pemecatan
dari institusi. Dua anggota tersebut ialah AKP Windy Tjahyadi, SE dan Briptu Randi
Purawana. Upacara PTDH dipimpin Wakapolda NTB Kombes Pol Drs Tajuddin M.H dengan
disaksikan seluruh jajaran di Polda NTB.
Menurut Kabid Propam Polda NTB, AKBP Nurodin melalui Kasubid Wabprof Bid
Propam Polda NTB, AKP Beni Hidayat, kedua personel tersebut sudah berulang kali
melakukan pelanggaran sehingga Polda NTB akhirnya menjatuhkan sanksi berupa
pemecatan. “Untuk AKP Windy Tjahyadi, dia sudah berulang kali melakukan pelanggaran
disersi atau tidak masuk kantor. Pada tahun 2016, yang bersangkutan juga dilaporkan istrinya
dalam kasus KDRT dan sudah ada vonis dari pengadilan negeri,” jelasnya.
Menurutnya, Subid Profesi sudah menyidangkan mengenai permasalahan ini dan dia
dikenakan dengan pasal etika anggota Polri sesuai PP No 1 Tahun 2003, pasal 12 mengenai
anggota polri yang dapat diberhentikan jika terlibat dalam tindak pidana. “Dari hasil sidang
yang digelar Komisi Kode Etik, yang bersangkutan direkomendasikan untuk PTDH yang
kemudian mendasari Keputusan Kapolri No Kep 113/I/2018,” jabarnya.
Sedangkan untuk Briptu Rendi Purwana, dia dikenakan pasal 13 pada PP No 2 tahun
2003. Dijelaskan juga bahwa yang bersangkutan sudah menerima lima kali Surat Keputusan
Hukuman Disiplin (SKHD). “Kasusnya disersi juga. Bahkan sudah disidangkan berulang
kali,” ujar AKP Beni Hidayat.
Ditegaskan dia, Polda NTB tidak akan mentoleransi pelanggaran yang dilakukan
anggota kepolisian terutama untuk kepentingan organisasi dan masyarakat.

ANALISIS:

Kedisiplinan merupakan amanat yang sangat penting untuk dilaksanakan bagi


mereka yang mengemban tugas dan tanggung jawab atas apa yang mereka lakukan sehari-
hari. Sebagai seorang polisi tentu harus bersikap disiplin, tidak boleh menyepelekan
pengabdiannya kepada masyarakat. Pelanggaran atas kedisplinan oknum polisi memang
layak mendapat teguran, sanksi, atau bahkan pencopotan jabatan. Disiplin bisa disebut
sebagai etika yang menghargai waktu, menghargai tugas/pekerjaan dan menghargai orang
lain. Melanggar kedisiplinan anggap saja juga melanggar suatu etika.
Kepolisian Negara Republik Indonesia tentunya memiliki Kode Etik dan berbagai
peraturan yang mengikat bagi aparatur penegak hukum, yakni Polisi. Mengenai masalah
pelanggaran kedisiplinan diatas, di dalam Peraturan Pemerintah No 2 Tahun 2003 dijelaskan
bahwa anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia wajib menaati ketentuan jam kerja
(Pasal 4 huruf M). Terlebih polisi tersebut sudah melanggar kedisiplinan berulang kali, dan
sudah disidang disiplin berulang kali oleh Ankum tetap saja tidak ada perubahan. Pada pasal
13 disebutkan bahwa Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dijatuhi hukuman
disiplin lebih dari 3 (tiga) kali dan dianggap tidak patut lagi dipertahankan statusnya sebagai
anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, dapat diberhentikan dengan hormat atau
tidak dengan hormat dari dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia melalui Sidang
Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu
pelanggaran kedua polisi tersebut berimbas pada jabatan mereka, yang pada akhirnya harus
diberhentikan dari jabatannya tersebut.

You might also like