Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Radiofarmaka merupakan suatu obat yang biasa digunakan untuk diagnosis ataupun terapi.
Perbedaan antara radiofarmaka dengan obat biasa adalah terkandungnya radioisotop.
Radioisotop merupakan isotop yang bersifat tidak stabil sehingga akan memancarkan suatu
energi radioaktif untuk mencapai bentuk yang stabilnya. Pancaran radioaktif yang
ditimbulkan pada setiap jenis radioisotop yang digunakan pada radiofarmaka memiliki
karakteristik yang berbeda. Perbedaan pada pancaran radioaktif mempengaruhi tujuan
pengaplikasian radiofarmaka. Radioisotop yang memiliki sifat pemancar sinar gamma umum
digunakan untuk diagnosis sedangkan yang memancarkan sinar beta umum digunakan untuk
terapi. Karakteristik lain yang dilihat, antara lain sifat metal dan non metal radioisotop yang
menyebabkan perbedaan metode pembuatan radiofarmaka.
ABSTRACT
Radiopharmaceuticals are drugs commonly used for diagnosis or therapy.
Radiopharmaceutical and general of drugs are distinguished by radioisotopes contents.
Radioisotopes are unstable isotopes that will radiate a radioactive energy to achieve a stable
form. Radioactive emission generated on each type of radioisotope used in radiofarmaka has
different characteristics. Differences in radioactive emissions affect the purpose of applying
radiopharmaceuticals. Radioisotopes that have gamma ray transmitter properties common
used for diagnosis as well as those that emit beta rays common used for therapy. Other
characteristics seen is the nature of metal and non-metal radioisotopes that cause different
methods of making radiofarmaka.
memiliki harga yang lebih mahal jurnal melalui internet dari web terpercaya
dikarenakan proses pemurnian yang cukup seperti http://www.ncbi.nlm.nih.gov/,
sulit (Senduk, dkk., 2015). Isotop yang https://www.semanticscholar.org/, serta
digunakan bersifat tidak stabil sehingga https://onlinelibrary.wiley.com. Dengan
isotop tersebut akan berusaha menuju kata kunci pencarian yaitu radiofarmaka
bentuk yang stabilnya dengan cara serta radioisotop baik dalam bahasa Inggris
memancarkan energi radioaktifnya atau maupun bahasan Indonesia. Digunakan 11
biasa yang dikenal dengan kata peluruhan. jurnal yang terdapat karakteristik dari
Proses peluruhan radioaktif dari setiap radioisotop yang biasa digunakan dalam
jenis radioisotop yang digunakan itu pengobatan.
memiliki perbedaan (ANSTO, 2006). Oleh Hasil peninjauan dari berbagai
karena itu, setiap jenis radioisotop yang literatur yang digunakan, terdapat beberapa
digunakan memiliki karakteristik yang radioisotop yang biasa digunakan dalam
unik yang menjadi pembeda dalam tujuan bidang medis, baik digunakan sebagai
aplikasi penggunakan radiofarmaka. tujuan diagnosis maupun terapi. Dari
masing-masing radioisotop yang
POKOK BAHASAN digunakan memiliki karakteristik-
Metode yang digunakan dalam karakteristik tertentu. Berikut merupakan
penulisan review artikel ini adalah karakteristik dari radioisotop yang
berdasarkan studi literatur. Sumber digunakan dalam radiofarmaka serta tujuan
literatur yang digunakan adalah berupa mengaplikasikannya:
Tabel 1. Karakteristik Radioisotop dan pengaplikasiannya
Radio- Karakteristik
Sinar yang Aplikasi Referensi
isotop t½ Energi Aspek lain
diemisikan
99m
Tc 6 jam 140 keV sinar gamma Generator mudah Untuk (Papagiann
dibawa, bisa dibuat kit diagnosis opoulou,
kering, memiliki bentuk 2017)
kompleks yang
beragam, spesifik
terhadap organ target
sesuai dengan
desainnya.
131
I 8,01 364 keV sinar gamma Harganya relatif tidak Untuk (Zhang, et
hari (γ) dan dan sinar mahal, sinar gamma diagnosis al., 2017)
0,608 beta yang dipancarkan dan terapi (Govindan
keV (β) menyebabkan radiasi &
yang berbahaya pada Goldenberg
keluarga pasien serta , 2010)
tenaga medis.
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 225
Karakteristik
Radio-
Sinar yang Aplikasi Referensi
isotop t½ Energi Aspek lain
diemisikan
123
I 13 jam 159 keV sinar gamma Efek yang ditimbulkan Untuk (Alzahrani,
tidak terlalu diagnosis et al., 2001)
membahayakan
68
Ga 67,7 - Sinar gamma Harga lebih murah Untuk (Aslani, et
menit dibandingkan diagnosis al., 2014)
radioisotop lain,
memiliki sifat alami
trivalen.
111
In 67 jam 172, 274 sinar gamma harga yang mahal Untuk (Nurlaila,
keV diagnosis 2007)
18
Flour 109,6 - sinar gamma Radionuklida non metal, Untuk (Wurdiyant
menit diproduksi melalui diagnosis o, dkk.,
macam-macam type 2009)
reaksi menggunakan (Soenarjo,
partikel bermuatan 2014)
dalam siklotron atau (Suryanto,
generator de Graff dkk., 2002).
186
Rhe- 90 jam 137 keV sinar gamma Radionuklida metal, Untuk (Uccelli, et
nium (γ) dan dan sinar sifat reaktor yang diagnosis al., 2017).
1074 beta menghasilkan 186 Re dan terapi
keV (β) memiliki spesifitas yang
rendah yang banyak
185
menghasilkan
Rhenium.
188
Rhe- 0,71 0,778 Sinar beta Radionuklida metal Untuk terapi (Guo, et al.,
nium hari MeV 2014)
(Soenarjo,
2014).
diagnosisnya (Alzahrani, et al., 2001). radiasi yang lebih kecil. Memiliki sifat
Waktu paruh 8 hari menyebabkan radiasi alami trivalen yang membuat cocok untuk
yang lama sehingga bisa membahayakan dilakukan pelabelan protein dan peptida
keluarga pasien juga tenaga kesehatan. dengan komponen 1,4,7,10-
Oleh karena itu, pasien harus dalam ruang tetraazacyclododecane-1,4,7,10-tetraacetic
yang terisolasi (Govindan and Goldenberg, acid (DOTA) (Aslani, et al., 2014).
2010). Iodium-131 sudah biasa digunakan Radioisotop Indium-111 banyak
tanpa disertai dengan molekul pembawa digunakan untuk diagnosis. Hal tersebut
(Chung and Cheon, 2014). sesuai dengan karakteristiknya yang
Radioisotop Iodium–123 adalah memancarkan emisi gamma. Indium-111
radioisotop yang cocok untuk diagnosis, biasa digunakan untuk menandai suatu
dikarenakan memancar emisi gamma yang antibodi. Karakteristik yang dimiliki oleh
ideal untuk dideteksi menggunakan kamera Indium-111 mengharuskan dalam
gamma. Selain itu, memiliki waktu paruh penandaan antibodi menggunakan senyawa
yang lebih sebentar dibandingkan dengan khelat bifungsi. Khelat bifungsi yang
iodium-131 membuat radioisotop ini lebih digunakan harus mudah disintesis, stabil,
cepat untuk dikeluarkan dari tubuh. serta dapat digunakan dengan metode yang
Radioisotop Iodium-123 adalah agen sederhana (Nurlaila, 2007). Penggunaan
pendeteksi yang sangat baik pada pasien Indium-111 dalam radiofarmaka jarang
differentiated thyroid cancer (DTC) digunakan dikarenakan harganya yang
daripada penggunaan Iodium-131 relatif mahal, untuk mengatasi masalah
(Alzahrani, et al., 2001). Iodium-123 bisa tersebut dibuat radiofarmaka menggunakan
digunakan untuk penandaan pada protein radioisotop teknesium-99m (Decristoforo
atau peptida (Nurlaila, 2007). et al., 2007).
Radioisotop Galium-68 banyak Flour-18 merupakan radioisotop
digunakan dalam Positron Emission yang penggunaannya semakin populer
Tomography (PET) / pemeriksaan dengan adanya pengembangan emission
penggambaran medis di rumah sakit. tomography untuk tujuan diagnosis.
Galium-68 bisa diproduksi dalam Banyak reaksi nuklir untuk menghasilkan
generator basah yang kecil sehingga cepat Flour-18 sehingga radioisotop ini banyak
diproduksi dengan harga yang lebih murah tersedia. Di sisi lain, setiap cara untuk
dibandingkan dengan radioisotop yang memproduksi Flour-18 ini memiliki
lain. Galium-68 memiliki waktu paruh tingkat kesulitan yang berbeda. Dan
yang rendah sehingga cocok untuk pilihlah reaksi yang menghasilkan
digunakan pada manusia dengan efek radioisotop Flour-18 yang cukup besar
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 228
dengan energi yang tidak terlalu tinggi radioisotop pengemisi yang ideal. Rhenium
(Suryanto, dkk., 2002). Flour-18 bisa digunakan untuk deteksi dan terapi
merupakan radioisotop non metal yang pada tumor dengan hasil yang spesifik.
lebih mudah untuk diberikatan dengan Rhenium ini bahkan bisa mengobati
molekul target karena tidak membutuhkan glioma tepatnya pada sel U87-hNIS baik
suatu penghubung untuk mengikat secara invitro maupun invivo. Namun,
radionuklida dengan molekul substratnya. tidak digunakan untuk deteksi dan terapi
Flour-18 digunakan untuk mendiagnosis pada kelenjar tiroid karena Rhenium-188
karena memancarkan emisi gamma, contoh akan tertahan di kelenjar tiroid yang
radiofarmaka flour-18 yang telah tersedia menyebabkan organ tersebut tidak bisa
adalah 18F-Florbetapir untuk diagnosis terorganifikasi (Guo, et al., 2014).
penyakit alzeimer (Soenarjo, 2014). Rhenium-188 merupakan suatu metal yang
Selain Iodium, Rhenium juga sulit untuk berikatan dengan protein atau
memiliki 2 massa atom yang berbeda peptida sehingga membutuhkan sejenis
dengan emisi yang dipancarkan juga ligand yang memiliki gugus fungsi ganda
berbeda. Rhenium-186 memancarkan sebagai penghubungan radioisotop dengan
emisi gamma serta beta namun biasa substrat atau menggunakan metode khusus
digunakan untuk pencitraan (diagnosis). (Soenarjo, 2014).
Selain itu, Rhenium-186 sulit didapatkan
karena reator penghasil Rhenium-186 tidak SIMPULAN
spesifik menghasilkan Rhenium-186 saja Karakteristik dari jenis radioisotop
melainkan banyak dihasilkan pula mempengaruhi tujuan penggunakan
Rhenium-185, sedangkan pada radioisotop radiofarmaka. Radioisotop yang
Rhenium-188 dihasilkan dengan generator memancarkan emisi gamma secara umum
dengan sistem yang sama dengan generator bisa digunakan untuk diagnosis sedangkan
Teknesium-99m (Uccelli, et al., 2017). radioisotop yang memancarkan emisi beta
Rhenium-188 memancarkan emisi beta umum digunakan untuk terapi. Radioisotop
sehingga bisa diaplikasikan untuk terapi. dengan waktu paruh yang tidak terlalu
Rhenium-188 memiliki waktu paruh yang lama ideal untuk digunakan karena efek
lebih sebentar dibandingkan dengan radiasi yang ditimbulkan tidak terlalu
radioisotop Iodium-131 yang berfungsi besar. Sifat metal dan non metal pada
sama yaitu untuk diagnosis dan terapi. radioisotop mempengaruhi metode
Selain itu pula, Rhenium-188 memiliki penandaan pada protein atau peptida.
energi yang lebih kecil dibandingkan
Iodium-131 sehingga dijadikan sebagai
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 229