You are on page 1of 4

FILSAFAT PENDIDIKAN ESENSIALISME

21 Januari 2019
Philosophy of Cristian Education

Disusun oleh :

Grace Sarmauli T 1612150011


Ernelia Novemita S 1612150013
David Jendy Tamelab 1612150033

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2019
RANGKUMAN:

William C. Bagley sebagai pelopor esensialisme adalah seorang guru besar


pada “Teacher College”, Columbia University. Ia yakin bahwa fungsi utama
sekolah adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah kepada generasi muda.
Esensialisme, yang memiliki beberapa kesamaan dengan perennialisme,
berpendapat bahwa kultur kita telah memiliki suatu inti pengetahuan umum yang
harus diberikan di sekolah-sekolah kepada para siswa dalam suatu cara yang
sistematik dan berdisiplin.

Berbicara tentang perubahan, esensialisme berpendapat bahwa perubahan


merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat diubah dalam kehidupan sosial.
Mereka mengakui evolusi manusia dalam sejarah , namun evolusi itu harus terjadi
sebagai hasil desakan masyarakat secara terus-menerus.

Menurut filsafat esensialisme, pendidikan sekolah harus bersifat praktis dan


memberi anak-anak pengajaran yang logis yang mempersiapkan mereka untuk
hidup, sekolah tidak boleh mencoba mempengaruhi atau menetapkan kebijakan-
kebijakan sosial.

Tujuan pendidikan adalah untuk meneruskan warisan budaya dan warisan


seajarah melalui pengetahuan inti yang terakumulasi dan telah bertahan dalam
kurun waktu yang lama, serta merupakan suatu kehidupan yang telah teruji oleh
waktu dan dikenal oleh semua orang. Pengetahuan tersebut bersama dengan skill,
sikap, dan nilai-nilai yang memadai, akan mewujudkan elemen-elemen pendidikan
yang essensial. Tugas siswa adalah menginternalisasikan atau menjadikan milik
pribadi elemen-elemen tersebut. Kontribusi sekolah terutama bagaimana
merancang sasaran mata pelajaran sedemikian rupa, terutama tujuan pelajaran apa
yang dapat dipertanggungjawabkan, yang ada akhirnya memadai untuk
mempersiapkan manusia hidup.

Kurikulum esensialis menekankan pengajaran fakta-fakta kurikulum itu


kurang memiliki kesabaran dengan pendekatan-pendekatan tidak langsung dan
introspektif yang diangkat oleh kaum progresivisme. Beberapa orang esensialis
bahkan memandang seni dan ilmu sastra sebagai embel-embel dan merasa bahwa
pelajaran IPA dan teknik serta kejuruan yang sukar adalah hal-hal yang benar-benar
penting yang diperlukan siswa agar dapat memberi kontribusi pada masyarakat.

Guru dianggap sebagai seseorang yang menguasai lapangan subjek khusus,


dan merupakan model contoh yang sangat baik untuk ditiru dan digugu. Guru
merupakan orang yang menguasai pengetahuan, dan kelas berada di bawah
pengaruh dan pengawasan guru.
A. Pertanyaan dari Grace:
1. Apa pengertian dan contoh dari aliran esensialisme dalam
kehidupan sehari-hari?
Jawab:
Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai
kebudayaan yg telah ada sejak peradaban umat manusia.
Contoh:
Siswa sebgai makhluk yang rasional yang memiliki prestasi dan
keterampilan.
Guru sebagai contoh dan teladan tentang pengetahuan.
Orang tua menerapkan kedisiplinan terhadap anaknya.

2. Mengapa aliran filsafat esensialisme berakar pada filsafat idealisme


dan realisme?
Jawab:
Karena kedua aliran tersebut seperti corak esensialisme. Aliran
Esensialisme bersumber dari filsafat idealisme dan realisme.
Sumbangan yang diberikan keduanya bersifat eklektik. Artinya, dua
aliran tersebut bertemu sebagai pendukung Esensialisme yang
berpendapat bahwa pendidikan harus bersendikan nilai -nilai yang dapat
mendatangkan kestabilan. Artinya, nilai-nilai itu menjadi sebuah
tatanan yang menjadi pedoman hidup, sehingga dapat mencapai
kebahagiaan.

3. Bagaimana perkembangan aliran esensialisme terhadap


pendidikan di Indonesia saat ini ?
Jawab:
Pada saat ini, konsep ini masih relevan diterapkan dalam pendidikan
Indonesia. Wacana perluasan pentingnya pendidikan karakter,
memperteguh posisi aliran filsafat esensialisme dalam menggali
kembali nilai-nilai kearifan lokal yang telah lama tersisihkan. Bahwa
selama ini, pendidikan kita mengarah pada ketidakjelasan konsep
dikarenakan terlalu berorientasi pada nilai.

B. Pertanyaan dari Ernelia :

C. Pertanyaan dari Jendy :

You might also like