Filsafat pendidikan esensialisme berfokus pada penyampaian warisan budaya dan sejarah kepada generasi muda di sekolah. Esensialisme percaya bahwa kultur memiliki inti pengetahuan umum yang harus diajarkan secara sistematis dan berdisiplin. Tujuan pendidikan adalah untuk mewariskan pengetahuan inti dan nilai-nilai kebudayaan agar siswa dapat hidup mandiri. Guru dianggap sebagai teladan yang menguasai subjek
Filsafat pendidikan esensialisme berfokus pada penyampaian warisan budaya dan sejarah kepada generasi muda di sekolah. Esensialisme percaya bahwa kultur memiliki inti pengetahuan umum yang harus diajarkan secara sistematis dan berdisiplin. Tujuan pendidikan adalah untuk mewariskan pengetahuan inti dan nilai-nilai kebudayaan agar siswa dapat hidup mandiri. Guru dianggap sebagai teladan yang menguasai subjek
Filsafat pendidikan esensialisme berfokus pada penyampaian warisan budaya dan sejarah kepada generasi muda di sekolah. Esensialisme percaya bahwa kultur memiliki inti pengetahuan umum yang harus diajarkan secara sistematis dan berdisiplin. Tujuan pendidikan adalah untuk mewariskan pengetahuan inti dan nilai-nilai kebudayaan agar siswa dapat hidup mandiri. Guru dianggap sebagai teladan yang menguasai subjek
Ernelia Novemita S 1612150013 David Jendy Tamelab 1612150033
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 2019 RANGKUMAN:
William C. Bagley sebagai pelopor esensialisme adalah seorang guru besar
pada “Teacher College”, Columbia University. Ia yakin bahwa fungsi utama sekolah adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah kepada generasi muda. Esensialisme, yang memiliki beberapa kesamaan dengan perennialisme, berpendapat bahwa kultur kita telah memiliki suatu inti pengetahuan umum yang harus diberikan di sekolah-sekolah kepada para siswa dalam suatu cara yang sistematik dan berdisiplin.
Berbicara tentang perubahan, esensialisme berpendapat bahwa perubahan
merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat diubah dalam kehidupan sosial. Mereka mengakui evolusi manusia dalam sejarah , namun evolusi itu harus terjadi sebagai hasil desakan masyarakat secara terus-menerus.
Menurut filsafat esensialisme, pendidikan sekolah harus bersifat praktis dan
memberi anak-anak pengajaran yang logis yang mempersiapkan mereka untuk hidup, sekolah tidak boleh mencoba mempengaruhi atau menetapkan kebijakan- kebijakan sosial.
Tujuan pendidikan adalah untuk meneruskan warisan budaya dan warisan
seajarah melalui pengetahuan inti yang terakumulasi dan telah bertahan dalam kurun waktu yang lama, serta merupakan suatu kehidupan yang telah teruji oleh waktu dan dikenal oleh semua orang. Pengetahuan tersebut bersama dengan skill, sikap, dan nilai-nilai yang memadai, akan mewujudkan elemen-elemen pendidikan yang essensial. Tugas siswa adalah menginternalisasikan atau menjadikan milik pribadi elemen-elemen tersebut. Kontribusi sekolah terutama bagaimana merancang sasaran mata pelajaran sedemikian rupa, terutama tujuan pelajaran apa yang dapat dipertanggungjawabkan, yang ada akhirnya memadai untuk mempersiapkan manusia hidup.
Kurikulum esensialis menekankan pengajaran fakta-fakta kurikulum itu
kurang memiliki kesabaran dengan pendekatan-pendekatan tidak langsung dan introspektif yang diangkat oleh kaum progresivisme. Beberapa orang esensialis bahkan memandang seni dan ilmu sastra sebagai embel-embel dan merasa bahwa pelajaran IPA dan teknik serta kejuruan yang sukar adalah hal-hal yang benar-benar penting yang diperlukan siswa agar dapat memberi kontribusi pada masyarakat.
Guru dianggap sebagai seseorang yang menguasai lapangan subjek khusus,
dan merupakan model contoh yang sangat baik untuk ditiru dan digugu. Guru merupakan orang yang menguasai pengetahuan, dan kelas berada di bawah pengaruh dan pengawasan guru. A. Pertanyaan dari Grace: 1. Apa pengertian dan contoh dari aliran esensialisme dalam kehidupan sehari-hari? Jawab: Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yg telah ada sejak peradaban umat manusia. Contoh: Siswa sebgai makhluk yang rasional yang memiliki prestasi dan keterampilan. Guru sebagai contoh dan teladan tentang pengetahuan. Orang tua menerapkan kedisiplinan terhadap anaknya.
2. Mengapa aliran filsafat esensialisme berakar pada filsafat idealisme
dan realisme? Jawab: Karena kedua aliran tersebut seperti corak esensialisme. Aliran Esensialisme bersumber dari filsafat idealisme dan realisme. Sumbangan yang diberikan keduanya bersifat eklektik. Artinya, dua aliran tersebut bertemu sebagai pendukung Esensialisme yang berpendapat bahwa pendidikan harus bersendikan nilai -nilai yang dapat mendatangkan kestabilan. Artinya, nilai-nilai itu menjadi sebuah tatanan yang menjadi pedoman hidup, sehingga dapat mencapai kebahagiaan.
3. Bagaimana perkembangan aliran esensialisme terhadap
pendidikan di Indonesia saat ini ? Jawab: Pada saat ini, konsep ini masih relevan diterapkan dalam pendidikan Indonesia. Wacana perluasan pentingnya pendidikan karakter, memperteguh posisi aliran filsafat esensialisme dalam menggali kembali nilai-nilai kearifan lokal yang telah lama tersisihkan. Bahwa selama ini, pendidikan kita mengarah pada ketidakjelasan konsep dikarenakan terlalu berorientasi pada nilai.