You are on page 1of 3

ANALISIS KASUS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN


A. ANALISIS ASET

a.1 Analisis Proporsi Kelompok Aset Terhadap Total Aset


KATEGORI 31 Des 14 % dari Total 31 Des 13 % dari Total
ASET Aset Aset
Aset Lancar 221.924.853.239,98 8,0% 121.845.048.707,16 4,9%
Investasi Jangka 39.262.741.099,04 1,4% 32.651.373.441,22 1,3%
Panjang
Aset Tetap 2.472.936.908.468,30 90% 2.256.055.001.614,01 90%
Dana Cadangan - 0% - 0%
Aset Lainnya 11.142.112.481,53 0,4% 72.031.522.470,35 2,9%
Jumlah Aset 2.745.266.615.288,85 2.482.582.946.232,74
Berdasarkan informasi dalam neraca

Jika dibandingkan dengan tahun 2013, maka komposisi aset untuk tahun 2014 dapat dikatakan lebih
baik karena perbedaan yang sangat tipis bisa terlihat dari total presentase masing-masing tahun
yaitu, 2014 (99,8%) dan 2013 (99,1%). Hal itu dapat dilihat adanya upaya pemerintah menjaga
likuiditas pada posisi yang lebih aman, peningkatan aset lancar, peningkatan investasi jangka
panjang dan aset tetap yang tidak dikurangi berarti tetap dari tahun ke tahun. Sementara itu aset
lainnya proporsinya menurun yaitu tahun 2014 (0,4%) dari tahun sebelumnya 2013 (2,9%)
perbedaanya yang cukup jauh. Selain itu, pemerintah daerah tidak menaruh dana cadangan yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan aset.

a.2 Analisis Modal Kerja (Working Capital)

Modal Kerja = Aset Lancar – Kewajiban Lancar

= Rp 221.924.853.239,98 – Rp 8.104.291.367,71

= Rp 213.820.561.872,27

Hal itu berarti pada akhir tahun 2014 atau awal tahun 2015 modal kerja pemerintah daerah adalah
sebesar Rp 213.820.561.872,27. Artinya modal keja tersebut sudah cukup besar jika dibandingkan
dengan utang lancar yang hanya sebesar Rp 8.104.291.367,71

a.3 Analisis Rasio Keuangan

1. Rasio Likuiditas
 Rasio Lancar = Aktiva Lancar

Utang Lancar

Rasio Lancar = Rp 221.924.853.239,98 = Rp 27,38

Rp 8.104.291.367,71

Dari perhitungan tersebut bisa disimpulkan bahwa setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin
dengan Rp 27,38 aktiva lancar. Semakin tinggi rasio lancar semakin besar kemampuan
pemerintah daerah untuk melunasi hutang-hutangnya.

 Rasio Kas = Kas + Efek(investasi jangka pendek)

Utang Lancar

Rasio Kas = Rp 144.157.822.521,07 + 0 = Rp 17,79


Rp 8.104.291.367,71

Kas didapat dari total kas keseluruhan. Dari perhitungan tersebut bisa disimpulkan bahwa
setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan Rp 17,79 uang kas dan yang segera menjadi kas.

 Rasio Cepat = Aktiva Lancar - Persediaan

Utang Lancar

Rasio Cepat = Rp 221.924.853.239,98 - Rp 60.460.600.073,31 = Rp 19,92

Rp 8.104.291.367,71

Dari perhitungan tersebut bisa disimpulkan bahwa setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin
dengan Rp 19,92 aktiva lancar yang paling lancar.

 Working Capital to Total Assets = Aktiva Lancar – Utang Lancar

Total Aktiva

WCTA = Rp 221.924.853.239,98 - Rp 8.104.291.367,71 = Rp 0,08

Rp 2.745.266.615.288,85

Dapat disimpulkan total aktiva dengan posisi modal kerja neto likuid. Artinya baik

2. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas = Total Aktiva

Total Utang

Rasio Solvabilitas = Rp 2.745.266.615.288,85

You might also like