You are on page 1of 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sindrom HELLP adalah kelainan multisistem yang merupakan komplikasi


kehamilan dengan pemeriksaan laboratorium hemolisis, disfungsi hepatik, dan
trombositopenia. Kelainan ini pertama kali dijelaskan oleh Weinstein pada tahun
1982, dan kemudian disebut sindrom HELLP yang merupakan akronim dari
hemolysis (H), elevated liver enzyme (EL), low platelets (LP).1,2
Sindrom HELLP terjadi pada kira-kira 0,5 sampai 0,9% dari semua
kehamilan dan 10 sampai 20% pada kasus dengan PEB. Sekitar 70% kasus sindrom
HELLP terjadi sebelum persalinan dengan frekuensi tertinggi pada usia kehamilan
27-37 minggu, 10% terjadi sebelum usia kehamilan 27 minggu, dan 20% setelah
37 minggu.. Gejala klinis yang biasanya muncul adalah nyeri perut kuadran kanan
atas atau nyeri epigastrik, mual, dan muntah.. Gejala-gejala tersebut biasanya
berlangsung terus menerus, dan intensitasnya dapat berubah dengan cepat. 1,2
Faktor risiko sindrom HELLP berbeda dengan preeklampsia. Pasien
sindrom HELLP secara bermakna lebih tua (rata-rata umur 25 tahun) dibandingkan
pasien preeklampsia-eklampsia tanpa sindrom HELLP (rata-rata umur 19 tahun).
Insiden sindrom ini juga lebih tinggi pada populasi kulit puih dan multipara.
Sindrom ini biasanya muncul pada trimester ketiga. 3,4
Kehamilan yang dipersulit oleh sindrom HELLP mungkin terkait dengan
komplikasi yang mengancam jiwa untuk ibu dan bayi. Wanita dengan riwayat
sindrom HELLP mempunyai kemungkinan 19-27% untuk mendapatkan risiko
sindrom ini pada kehamilan berikutnya dan berisiko sampai 43% untuk mengalami
pre eklampsia pada kehamilan berikutnya.2,13

You might also like