Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
kronik. Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan proses
peradangan, nekrosis sel hati, usaha regenerasi dan terbentuknya fibrosis hati
hati bersifat reversible, namun pada sebagian besar pasien sirosis, proses
yang bersifat difus, ditandai fibrosis dan perubahan bentuk hati normal ke
Hati adalah organ yang terbesar yang terletak di sebelah kanan atas
rongga perut di bawah diafragma. Beratnya 1.500 gr atau 2,5 % dari berat
badan orang dewasa normal. Pada kondisi hidup berwarna merah tua karena
Hati terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan oleh
bagian utama yaitu : lobus kanan atas, lobus caudatus, dan lobus quadrates.
Hati dikelilingi oleh kapsula fibrosa yang dinamakan kapsul glisson dan
Hati disuplai oleh dua pembuluh darah yaitu : Vena porta hepatica
yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya akan nutrien seperti asam
amino, monosakarida, vitamin yang larut dalam air, dan mineral dan Arteri
oksigen.(AmirudinR,2006)
parenchym yang dialiri oleh pembuluh darah dan limfe. Parenchym hati
terdiri dari satu lapisan sel hati yang dipisahkan oleh sinusoid. Pada sinusoid
terdapat Kupffer cell yang bertindak sebagai makrofaq dan stellata cell
2.1.3. Epidemiologi
pasien - pasien yang berusia 45-54 tahun dan menyebabkan 30.000 kematian
Lebih dari 40% pasien sirosis hati asimptomatis. Pada keadaan ini,
infeksi virus kronik. Hasil penelitian lain menyebutkan perlemakan hati akan
3,5% dari seluruh pasien yang dirawat di bangsal penyakit dalam, atau rata-
wanita adalah 2,1 : 1 dan usia rata-rata 44 tahun. Rentang usia 13 – 88 tahun,
4.1% dari pasien yang dirawat di Bagian Penyakit Dalam dalam kurun waktu
tahun 2005 tercatat dari 193 kasus sirosis hati. Kurang lebih 50% kasus sirosis
sebanyak 819 (4%) dari seluruh pasien yang dirawat di Departemen Penyakit
2.1.4. Klasifikasi
Klasifikasi morfologi telah jarang dipakai karena sering tumpang tindih satu
merupakan penderita penyakit hati kronis yang disebabkan oleh virus hepatitis
ataupun obesitas. Beberapa etiologi lain dari penyakit hati kronis diantaranya
hepatosit atau epitel bilier, penyakit hati bawaan, penyakit metabolik seperti
hepatitis B merupakan penyebab tersering dari sirosis hati yaitu sebesar 40-
50% kasus, diikuti oleh virus hepatitis C dengan 30-40% kasus, sedangkan
2.1.5. Patogenesis
memproduksi matriks ekstraseluler. Sel ini bersama sel liposit dapat mulai
Sel-sel stelata yang aktif juga mempunyai sifat kontriksi yang dapat
1. Efek sekunder dari proses inflamasi dan subsekuensi dari respon imun.
HBV dan Schistoma sp. merupakan contoh agen-agen yang dapat memicu
tetrachloride adalah contoh agen yang dapat menyerang dan membunuh sel
luka. Baik dalam proses respon immun atau penyembuhan luka ,fibrosis
dipicu secara tidak langsung sebagai efek dari pelepasan citokin-citokin oleh
sel-sel inflammasi. Tetapi , zat-zat tertentu seperti etanol dan besi dapat
Manifestasi klinik dari sirosis hati disebabkan oleh dua hal utama yaitu
Pada pasien sirosis dapat mengalami keluhan dan gejala klinis akibat
komplikasi dari sirosis hatinya. Pada beberapa pasien komplikasi ini dapat
Alkali fosfatse, meningkat kurang dari 2-3 kali batas normal atas.
hepatosit.
Kelainan hematologi.
portal lebih besar dari 5 mmHg (Khalili,2012). Vena porta dimulai sebagai
dan vena lambung, dan berakhir di sinusoid hati. Darah pada vena porta
(Gallego, 2002 ; Wachsberg, 2002). Ketika darah porta mencapai hati, darah
akan menembus sistem darah kapiler yang sangat resisten di dalam sinusoid
hepatik. Tekanan portal merupakan fungsi dari aliran dan resistensi terhadap
aliran tersebut pada pembuluh darah hepatik, dan dijelaskan secara matematis
oleh adanya perubahan struktur pada hati akibat regenerasi hati, kompresi
tahanan terhadap aliran portal dan sekaligus peningkatan aliran masuk ke vena
(Wadhawan, 2006)
2.3. ASITES
minyak.
Di Amerika utara dan Eropa, 90% kasus asites disebabkan oleh sirosis,
penyakit keganasan dan gagal jantung kongestif. Sekitar 50% pasien sirosis
Pada sirosis, ada 5 faktor utama yang terlibat yaitu hipertensi portal,
aldosteron.
angiotensin dan epinefrin. Hal tersebut akan menyebabkan retensi air dan
sirosis hati. Hampir sekitar 80% kejadian asites disebabkan oleh sirosis hati.
Di Amerika Utara dan Eropa, 90% dari kasus asites disebabkan oleh sirosis,
Gejala klinis utama dari asites adalah pertambahan lingkar perut yang
sering bersamaan dengan oedema tungkai bawah. Pasien asites baru terlihat
secara fisik bila jumlah cairan asites ± 1500 cc. Pada pasien dengan cairan
asites yang banyak ,fungsi pernafasan dan aktivitas fisik dapat terganggu.
( large ascites).
Efusi pleura sering dijumpai pada pasien dengan asites. Efusi biasanya
ringan sampai sedang dan lebih sering terjadi di lapangan paru kanan
(Cardenas, 2006)
dasar pemeriksaan cairan asites adalah hitung jenis sel leukosit, total protein
a. Inspeksi
cairan akan berubah menjadi merah muda jika terdapat sel darah merah > 10
000/μl, dan menjadi merah jika sel darah merah >20 000/μl. Cairan asites
yang berwarna merah akibat trauma akan bersifat tidak homogen dan akan
Cairan asites yang normal biasanya mengandung < 500 leukosit/mm3 dan
Dua persen penderita sirosis mengalami perdarahan cairan asites (sel darah
dan non-hipertensi portal (SAAG <1,1 g/dl). Cara penghitungan SAAG adalah
dengan menghitung jumlah albumin cairan asites dikurangi jumlah albumin serum.
Hal tersebut erat hubungannya dengan tekanan vena porta. Pemeriksaan ini 97%
akurat untuk membedakan asites dengan atau tanpa hipertensi portal. Beberapa
penyebab asites berdasarkan pembagian menurut nilai SAAG dapat dilihat pada
keganasan.
tanpa adanya sumber infeksi atau inflamasi yang jelas dari intraabdomen
mortalitasnya sudah dapat ditekan sekitar 20% - 30% (Hillebrand DJ, 2000;
sirosis hati dengan asites berkisar 10% sampai 25% dengan tingkat mortalitas
70% - 80%. Angka kekambuhan antara 40% - 70% setelah infeksi bersih
spontan yang tidak teratasi dengan pengobatan sangat tingggi yaitu diatas
80% ( Chugh,2015 )
dewasa dan merupakan komplikasi yang sangat umum terjadi pada pasien
dengan sirosis hepatis. Selain itu , peritonitis bakterial spontan dapat terjadi
2013).
yang berhasil diisolasi dari cairan asites pasien Peritonitis bakterial spontan
adalah bakteri dari saluran pencernaan. Hal tersebut menjadi dasar teori
terjadi migrasi transmural bakteri dari lumen usus. Bakteri dari usus halus
pertahanan tubuh host. Asites menyebabkan dilusi cairan kaya protein yang
pada pasien sirosis, terutama dikaitkan dengan waktu transit usus yang
Kouaouzidis, 2011)
fungsi hati pada penderita sirosis hati, yang dipublikasikan oleh Child (1964).
Pugh dkk (1973) memodifikasi kriteria Child, dimana variabel status nutrisi
SKOR 1 2 3
skleroterapi.
bentuk batang seperti Escherichia coli (70%) dan Klebsiella spp (10%).
Bakteri gram positif dijumpai pada 25% kasus Peritonitis bakterial spontan
kelompok yaitu:
parasentesis.
Kadang- kadang sulit di kenali atau bahkan tampak jelas seperti gejal sepsis.
Gambaran klinis yang terlihat dapat berupa demam, gangguan status mental ,
gejala bisa sama dengan kondisi lain pada sirosis seperti hepatik ensefalopati.
Oleh karena itu, pemeriksaan cairan asites sangat penting untuk menegakkan
diagnosis. Berikut adalah tabel yang menunjukkan tanda dan gejala klinis
(Cardenas, 2006)
asites menggunakan alat automated cell counter yang mahal . Oleh karena itu,
yang ada dalam PMNL yang dilepaskan bila PMNL lisis dalam proses
negative predictive value 90% atau lebih tinggi. Penelitian- penelitian itu
Sirosis hati
Saluran
pernafasan, bakterinemia
saluran
kemih, IV
Asites
Peritonitis bakterial
spontan