You are on page 1of 24

TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN

BETTY NEUMAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Konsep Dasar Keperawatan

Dosen Pembimbing :
Ifa hafifah, Ns.,M.Kep

Disusun oleh

Kelompok 6

Nursyifa Aliya Rosyada 1710913410025


Muhammad Erfansyah 1710913420016
Eka Supriyatna 1710913420004
Fatmawati 1710913410007
Sari 1710913420027

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ALIH JENJANG
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional
yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan. Ilmu keperawatan adalah suatu
ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis,
psikologis , social dan spiritual. Pemenuhan dasar tersebut diterapkan dalam pemberian
asuhan keperawatan dalam praktik keperawatan professional . Untuk tercapainya suatu
keperawatan professional diperlukan suatu pendekatan yang disebut proses keperawatan
dan dokumentasi keperawatan sebagai data tertulis yang menjelaskan tentang
penyampaian informasi, penerapan sesuai standart praktik, dan pelaksanaan proses
keperawatan. Untuk menjalankan tugas keperawatan , banyak teori keperawatan yang
digunakan, salah satunya adalah Betty Neuman. Model konsep dan teori keperawatan
yang dijelaskan oleh Neuman adalah tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri
dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4
komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit dan
proses interpersonal.
Ilmu keperawatan terus berkembang, karena ilmu keperawatan merupakan ilmu
terapan yang selalu berubah. oleh karena itu penting bagi profesi keperawatan dalam
mengembangkan sebuah teori dan model keperawatan yang dapat digunakan untuk
memberikan pengetahuan untuk meningkatkan praktik, penuntun penelitian dan
kurikulum, serta mengidentifikasikan bidang dan tujuan dari praktik keperawatan.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Biografi Betty Neuman
2. Untuk mengetahui pengertian konsep teori
3. Untuk mengetahui pengertian model keperawatan
4. Untuk mengetahui konsep Teori dan Model Betty Neuman dalam Praktik
Keperawatan

1.3 Manfaat Penulisan


1. Bagi mahasiswa keperawatan, agar lebih mengetahui model aplikasi keperawatan
menurut Betty Neuman dalam bidang ilmu keperawatan.
2. Bagi penulis, agar dapat mendalami konsep teori dan model betty neuman dalam
praktik keperawatan
BAB II
ISI

2.1 Biografi Betty Neuman

Betty Neuman lahir di Lowell di Ohio pada tahun 1924. Ayahnya seorang
petani dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Dia anak kedua dari tiga bersaudara
dan merupakan anak perempuan satu-satunya. Ayahnya meninggal karena
penyakit Chronic Renal Failure ketika beliau berumur 11 tahun. Rasa cinta pada
tanah kelahiran membuat beliau bertekad untuk membangun desanya, Ohio. Latar
belakang kehidupan di pedesaan membantu dirinya mengembangkan rasa kasih
sayang terhadap orang-orang yang membutuhkan, seperti yang dilakukan
sepanjang kariernya. Setelah lulus SMA Neuman bekerja sebagai teknisi pada
perusahaan pesawat terbang dan sebagai juru masak di Ohio dalam rangka
menabung untuk pendidikannya dan membantu ibu serta adiknya. Adanya
program militer di keperawatan mempercepat masuknya Neuman ke sekolah
keperawatan.
Beliau pertama kali memperoleh pendidikan di People Hospital School of
Nursing yang sekarang berubah nama menjadi General Hospital Akron di Akron,
Ohio pada tahun 1947 dan beliau pindah ke Los Angeles untuk tinggal dengan
keluarganya di California. Di California Neuman bekerja dibanyak bagian
diantaranya perawat di sekolah, perawat industri, beliau juga memegang jabatan
penting yaitu sebgai staf keperawatan rumah sakit di California, dan sebagai
instruktur klinik di University of California Medical Center.
Pada tahun 1957 beliau menyelesaikan pendidikan sarjananya di University
of California dengan jurusan psikologi dan kesehatan masyarakat. Pada tahun
1966 beliau mendapat gelar Master dibidang kesehatan mental, konsultan
kesehatan masyarakat di University of California, dan menyelesaikan program
doktoralnya di jurusan Psikologi Klinik di Pacific Western University (Tomey and
Alligood, 2006). Pada tahun yang sama Neuman juga bekerja sebagai konsultan
kesehatan mental di sebuah rumah sakit dan aktif dalam terapi keluarga. Banyak
sekali pengalaman yang telah beliau dapat diantaranya menjadi dosen keperawatan
jiwa, konsultan dan organisasi, pemimpin konseling model Whole Person
Approach serta beliau telah membuat sebuah sistem model keperawatan di UCLA
dan memfokuskan sistem tersebut dalam masalah keperawatan.
Gelar sarjana muda didapat pada tahun 1957 di public health dan psykologi
dengan peringkat sangat baik. Gelar master diperoleh pada tahun 1966 pada
kesehatan mental, konsultasi kesehatan masyarakat dari Universitas California Los
Angelea(UCLA). Dia mendapatkan gelar doktornya dalam klinikal psykologi dari
Pacivic western University pada tahun 1985.
Neuman merupakan penggagas perkembangan keperawatan khususnya
dalam kesehatan mental. Neuman mengajarkan program kesehatan mental
komunitas pada perawat di level post-master di UCLA. Neuman mengembangkan
suatu metode pembelajaran yang terbuka dan model praktik untuk konsultasi
kesehatan mental pada akhir 1960 an, sebelum dia membuat “model system”.
Neuman mengajarkan dan mempraktekkan model yang kemudian dibuat dalam
bentuk buku yang berjudul Consultation and Community Organization in
Community Mental Health Nursing. (Neuman, Deloughery & Gebbie, 1971).
Neuman menjabarkan modelnya secara komperehensif (menyeluruh) dan
dinamis. Model tersebut merupakan sebuah tinjauan multidimensional terhadap
individu, kelompok (keluarga), dan masyarakat yang selalu berinteraksi dengan
ketegangan-ketegangan lingkungan. Pada prinsipnya, model tersebut
memfokuskan pada reaksi klien terhadap ketegangan dan faktor-faktor yang
mendukung rekonstitusi (mengembalikan keadaan jasmani) dan adaptasi. Model
yang sesuai adalah model yang berlaku untuk semua profesi yang ada
hubungannya dengan perawatan kesehatan.
Betty Neuman mulai mengembangkan model saat mengajar di komunitas
kesehatan mental di UCLA. Pada tahun 1972 Model keperawatannya pertama kali
diterbitkan sebagai 'Model untuk mengajar dengan pendekatan total ke masalah
pasien'. Tahun 1985 Menerima gelar doktor di bidang Psikologi Klinis dari Pacific
Western University. Tahun 1998 Menerima gelar doktor kehormatan kedua, ini
salah satu dari Grand Valley State University, Allendale, Michigan.
Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang
terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara
keseluruhan) meliputi aspek (variabel) fisiologis, psikologis sosiokultural,
perkembangan dan spiritual yang berhubungan dengan adanya respon-respon
sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun eksternal.
Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap
stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus input,
proses output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan
menggunakan perspektif sistem ini, maka kliennya bisa meliputi individu,
kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat lainnya dan dapat
diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan.
Tujuan dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara
optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai
sistem terbuka maka klien akan selalu berupaya untuk memperoleh,
meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara berbagai faktor, baik
didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk mengusahakannya. Neuman
menyebutkan gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak
negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui
respon dan gejala yang dapat diidentifikasi.
Evaluasi terbaru dari modelnya adalah komponen yang perlu untuk lebih
dikembangkan adalah variabel spiritual dan lingkungan yang diciptakan,
selanjutnya adalah pandangan Neuman tentang konsep kesehatan dan hubungan
antara klien dan lingkungan merupakan dua area yang perlu diidentifikasi dan
diklarifikasi untuk perkembangan selanjutnya. Fawcett menyarankan bahwa
klarifikasi dari konsep kesehatan melalui identifikasi sehat dan sakit sebagai batas
akhir dari satu rangkaian daripada melihatnya sebagai sesuatu yang terpisah. Ia
juga menambahkan bahwa interaksi antara klien dan lingkungan dipandang
sebagai sesuatu keseimbangan yang dinamis, tetap dan homeostatis sebagai bentuk
logik yang tidak tepat.

2.2 Konsep Teori


2.2.1 Pengertian
Konsep merupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak
yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep
keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan. Teori itu sendiri merupakan sekelompok konsep yang
membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu
proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah
diobservasi tetapi kurang absolute atau bukti secara langsung.
Teori keperawatan menurut Barnum dalam Aziz (2007) merupakan usaha-
usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan.
Melalui teori keperawatan dapat dibedakan apakah keperawatan termasuk disiplin
ilmu atau aktivitas lainnya.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari
struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk menerapkan
cara mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model
konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek
keperawatan, mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung
komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah
model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan
kepada kebutuhan semua pasien serta adanya pengetahuan dan keterampilan
dalam hal ini dibutuhkan oleh perawat dalam mengembangkan tujuannya.
2.2.2 Karakteristik Teori Keperawatan
Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model yang
berhubungan dengan konsep keperawatan, juga memiliki karakteristik di
antaranya pertama, teori keperawatan menidentifikasi dan menjabarkan konsep
khusus yang berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan sehingga teori
keperawatan didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ada di alam; kedua, teori
keperawatan juga digunakan berdasarkan alasan-alasan yang sesuai dengan
kenyataan yang ada; ketiga, teori harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam
mengembangkan model konsep keperawatan; keempat, dalam menunjang aplikasi,
teori harus sederhana dan sifatnya umum sehingga dapat digunakan pada kondisi
apapun dalam praktek keperawatan; kelima, teori dapat digunakan sebagai dasar
dalam penelitian keperawatan sehingga dapat digunakan dalam pedoman praktek
keperawatan.
2.2.3 Tujuan Teori Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu
keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin
dicapai diantaranya:
1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan
tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan,
baik bentuk tindakan atau bentuk model praktek keperawatan sehingga
berbagai permasalahan dapat teratasi.
2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk
memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan
kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah
keperawatan.
3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam
keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan
keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan
filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan
keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.

2.3 Konsep Model


2.3.1 Pengertian
Model keperawatan adalah jenis model konseptual yang menerapkan
kerangka kerja konseptual terhadap pemahaman keperawatan dan bimbingan
praktik keperawatan. Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang
terjadi dalam suatu lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang
individu berupa menciptakan perubahan yang adaptif dengan menggunakan
sumber-sumber yang tersedia. Model konseptual keperawatan mencerminkan
upaya menolong orang tersebut mempertahankan keseimbangan melalui
pengembangan mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stressor ini.
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area
fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai
pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya
merupakan sumber awal masalah tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi
individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan
tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal.
Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya
sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan
seseorang (klien).
Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai
mahluk biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan
kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus
penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama
lain, seperti penekanan pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau
aspek komplementer.
2.3.2 Teori keperawatan dan model konseptual
1. Orientasi system.
a. Sistem periaku dari Johnson
b. Model konseptual sistem dari Neuman
2. Orientasi perkembangan.
Model konseptual perawatan diri dari Orem
3. Orientasi interaksi dan system.
a. Model adaptasi dari Roy
b. Model sistem terbuka dari King
4. Orientasi sistem dan perkembangan.
Model proses kehidupan dari Roger.

2.4 Konsep Teori dan Model Betty Neuman dalam Praktik Keperawatan
2.4.1 Teori dan Model Betty Neuman dalam Praktik Keperawatan
Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah model konsep
Health Care System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas
keperawatan yang ditunjukan kepada penekanan penurunan stress dengan
memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan
dengan sasaran pelayanan adalah komunitas.
Garis pertahanan diri pada komunitas tersebut meliputi garis pertahanan
fleksibel, yaitu ketersediaan dana pelayanan kesehatan, iklim dan pekerjaan dan
lain-lain, garis pertahanan normal yang meliputi ketersediaan pelayanan, adanya
perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat pendapatan, rumah yang
memenuhi syarat kesehatan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan garis
pertahanan resistan yang meliputi adanya ketersediaan pelayanan kesehatan,
tingkat pendidikan masyarakat, transportasi, tempat rekreasi dan cakupan dari
imunisasi di daerah yang ada. Intervensi keperawatan diarahkan pada garis
pertahanan dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan tersier. Model
ini bertujuan agar terjadi stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang
dinamis. Sehingga Betty Neuman menggambarkan peran perawat dapat bersifat
menyeluruh dan saling ketergantungan (interdependensi).
Betty Neuman dalam memahami konsep keperawatan ini memiliki dasar
pemikiran yang terkait dengan komponen paradigma yaitu memandang manusia
sebagai suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dan merupakan
satu kesatuan dari variable yang utuh diantaranya fisiologis, psikologis,
sosiokultural dan spiritual, juga memandang pelayanan keperawatan akan
dipengaruhi lingkungan sekitar klien serta memandang sehat sebagai kondisi
terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dan merupakan keseimbangan
yang dinamis dari menghindari stressor.
Secara umum fokus dari model konsep keperawatan menurut Neuman ini
berfokus pada respon terhadap stressor serta faktor-faktor yang mempengaruhi
proses adaptasi pada pasien. Untuk itu tindakan keperawatan yang seharusnya
dilakukan menurut Neuman adalah mencegah atau mengurangi adanya reaksi
tubuh akibat stressor. Upaya tersebut dapat juga dinamakan pencegahan primer,
sekunder dan tersier.
Pencegahan primer berfokus pada penguatan pertahanan tubuh dapat
meliputi berbagai tindakan keperawatan melalui identifikasi faktor-faktor resiko
yang potensial dan aktual yang terjadi akibat stresor tertentu seperti
mengidentifikasi adanya stressor, mencegah reaksi tubuh karena adanya stressor
serta mendukung koping pada pasien secara konstruktif. Pencegahan sekunder
berfokus pada penguatan pertahan dan sumber internal melalui penetapan prioritas
dan rencana pengobatan pada gejala-gejala yang tampak, menurut Neuman
meliputi berbagai tindakan perawatan yang dapat mengurangi atau menghilangkan
gejala penyakit serta reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor dan pencegahan
tersier untuk memberikan penguatan pertahan tubuh terhadap stresor melalui
pendidikan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan untuk membantu dalam
mencegah terjadinya masalah yang sama dapat meliputi pengobatan secara rutin
dan teratur serta pencegahan terhadap adanya kerusakan lebih lanjut dari
komplikasi suatu penyakit.
Neuman meyakini bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara utuh.
Tujuan dari keperawatan adalah membantu individu, keluarga dan kelompok
dalam mencapai dan mempertahankan tingkat kesehatan yang optimal. Perawat
mengkaji mengatur dan mengevaluasi sistem klien. Perawatan berfokus pada
variabel-variabel yang mempengaruhi respon klien terhadap stresor.
Betty neuman (1972) mendefinisikan manusia secara utuh merupakan
gabungan dari konsep holistik dan pendekatan sistem terbuka. Bagi Neuman,
manusia merupakan makhluk dengan kombinasi kompleks yang dinamis dari
fisiologi, sosiokultural dan variabel perkembangan yang berfungsi sebagai sistem
terbuka. Sebagai sistem terbuka, manusia berinteraksi, beradaptasi dengan dan
disesuaikan oleh lingkungan, yang digambarkan sebagai stesor. Lingkungan
internal terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi (interpersonal) yang
berasal dari dalam diri klien. Lingkungan eksternal segala sesuatu pengaruh yang
berasal dari luar diri klien (interpersonal). Pembetukan lingkungan yang aman,
yang mungkin terbentuk oleh mekanisme yang di sadari maupun yang tidak
disadari. Tiap lingkungan memiliki kemungkinan terganggu oleh stresor yang
dapat merusak sistem. Model Neuman mencakup stresor interpersonal,
intrapersonal, daan ekspersonal.
Konsep utama yang teridentifikasi adalah pendekatan holistik, sistem
terbuka (meliputi fungsi, input dan out put, feed back, negentropy, egentropy dan
stabilitas), lingkungan, lingkungan yang dibuat, sehat, sakit, sistem klien
(meluputi lima variable klien, struktur dasar, garis pertahanan, garis pertahanan
normal, garis pertahanan fleksibel), stressor, tingkat reaksi, pencegahan dan
intervensi dan rekontruksi. Adapun maksud dari konsep-konsep utama tersebut
adalah :
Pendekatan Holistik
Klien sebagai suatu system dapat didefinisikan sebagai orang, keluarga,
kelompok, masyarakat atau sosial. Klien digambarkan sebagai sesuatu yang utuh
bagian dari interaksi dinamis. Model ini mempertimbangkan semua variabel yang
secara simultan mempengaruhi klien: fisiologi, psikologi, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual.
Sistem Terbuka
Elemen-elemen system secara continue bertukar informasi dan energi dalam
suatu organisasi yang kompleks. Stress dan reaksi terhadap stress adalah
komponen dasar pada suatu system terbuka.
Fungsi atau Proses :
Klien sebagai system bertukar energi, informasi, berbagai hal dengan
lingkungannya dan menggunakan sumber energi yang didapat untuk bergerak
kearah stabilitas yang utuh.
Input dan Out put
Klien sebagai suatu system, input dan output adalah zat-zat, energy, informasi
yang saling bertukar antara klien dan lingkungan.
Feed Back:
Sistem output dalam bentuk zat, energi, dan informasi memberikan sebagai feed
back untuk input selanjutnya untuk memperbaiki tindakan untuk merubah,
meningkatkan, atau menstabilkan system.
Negentropy
Suatu proses pemanfaatan energy konservasi yang membantu kemajuan system
kearah stabilitas atau baik.
Entropy
Suatu proses kehabisan energi atau disorganisasi yang menggerakkan sistem
kearah sakit atau kemungkinan kematian.
Stability :
Suatu keinginan keadaan seimbang antara penanggulangan system dan stressor
untuk memelihara tingkat kesehatan yang optimal dan integritas.
Enviroment :
Kekuatan internal atau eksternal disekitarnya dan mempengaruhi klien setiap
saat sebagai bagian dari lingkungan.
Created Enviroment :
Suatu pengembangan yang tidak disadari oleh klien untuk mengekspresikan
system secara simbolik dari keseluruhan system. Tujuannya adalah menyediakan
suatu arena aman untuk system fungsi klien. Dan untuk membatasi klien dari
stressor.
Client sistem :
Lima Variabel (fisiologi, psokologi, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual)
klien dalam berinteraksi dengan lingkungan bagian dari klien sebagai system.
Basic Clien Structure :
Klien sebagai system terdiri dari pusat inti yang dikelilingi oleh lingkaran
terpusat. Pusat diagram dari lingkaran menghadirkan faktor kehidupan dasar
atau sumber energi klien. Inti struktur ini terdiri dari faktor kehidupan dasar
yang umum untuk seluruh anggota organisme. Seperti sebagai faktor bawaan
atau genetik.
Lines of Resistance :
Serangkaian yang merusak lingkaran disekitar struktur inti dasar disebut garis
pertahanan, lingkaran ini menyediakan sumber-sumber yang membantu klien
mempertahankan melawan suatu stressor. Sebagai contoh adalah respon system
imun tubuh. Ketika garis pertahanan efektif, klien dapat menyusun system
kembali. Jika tidak efektif maka kematian dapat terjadi. Jumlah pertahanan
stressor ditentukan oleh interrelationship kelima variable sistem klien.
Normal line defence :
Garis pertahanan normal adalah suatu model diluar lingkaran padat. Hal itu
menghadirkan suatu keadaan stabil untuk individu atau system. Itu dipelihara
dari waktu ke waktu dan melayani sebagai suatu standar untuk mengkaji
penyimpangan dari kebiasaan baik klien. Itu semua meliputi variabel system dan
perilaku seperti kebiasaan pola koping seseorang, gaya hidup, dan tahap
perkembangan. Pelebaran dari garis normal merefleksikan suatu peningkatan
keadaan sehat, pengecilan, suatu penyusutan keadaan kesehatan.
Garis Pertahanan Fleksibel :
Garis lingkaran patah-patah terluar dinamakan garis pertahanan fleksibel. Hal ini
dinamis dan dapat berubah dengan cepat dalam waktu yang singkat. Hal ini
dipersepsikan sebagai penahan yang melindungi terhadap stressor dari
pecahnya/berubahnya kondisi kesehatan yang stabil yang di presentasikan
sebagai garis pertahanan normal. Hubungan antara variabel (fisiologi, psikologi,
sosoikultural, perkembangan, dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat
kemampuan individu untuk menggunakan pertahanan garis fleksibel untuk
melawan kemungkinan dari reaksi stressor seperti gangguan tidur. Neuman
menggambarkan pertahanan garis fleksibel meluas, hal ini akan memberikan
pertahanan yang lebih besar dalam waktu yang singkat terhadap invasi stressor.
Demikian sebaliknya, akan memberikan lebih sedikit pertahanan.
Kesejahteraan (Wellness) :
Keadaan sejahtera merupakan kondisi ketika tiap bagian dari sistem klien
berinteraksi secara harmoni dengan seluruh sistem. Kebutuhan sistem terpenuhi.
Sakit (Illness) :
Sakit terjadi ketika kebutuhan tidak terpenuhi yang mengakibatkan keadaan
tidak seimbang dan penurunan energi.
Stressor
Stressor adalah kekuatan yang secara potensial dapat mengakibatkan gangguan
pada sistem yang stabil. Stressor dapat berupa :
1. Kekuatan intrapersonal yang ada pada tiap individu, seperti respon
kondisional seseorang.
2. Kekuatan interpersonal yang terjadi antara satu atau lebih individu, seperti
harapan peran.
3. Kekuatan ekstrapersonal yang terjadi diluat individu, seperti keadaan
finansial.
Tingkat reaksi :
Tingkat reaksi merupakan jumlah energy yang diperlukan oleh klien untuk
menyesuaikan terhadap stressor.
Pencegahan sebagai intervensi :
Intervensi adalah tindakan yang bertujuan untuk membantu klien menahan,
mencapai, atau mempertahankan stabilitas system. Intervensi dapat terjadi
sebelum dan sesudah garis perlindungan dan perlawanan yang dilakukan pada
fase reaksi dan rekonstitusi. Intervensi didasarkan pada kemungkinan atau
faktual dari tingkat reaksi, sumber daya, tujuan, dan hasil antisipasi. Neuman
mengidentifikasi tiga level intervensi :
1. Pencegahan primer, pencegahan primer dilakukan ketika stressor dicurigai
atau diidentifikasi. Reaksi belum terjadi tetapi tingkat resiko diketahui.
Neuman menyatakan sebagai berikut :
Pelaku atau pengintervensi akan berusaha untuk mengurangi kemungkinan
pertemuan individu dengan stressor, atau dengan kata lain usaha untuk
memperkuat seseorang bertemu dengan stressor, atau menguatkan garis
pertahanan fleksibel untuk menurunkan kemungkinan reaksi.
2. Pencegahan sekunder, pencegahan sekunder meliputi intervensi atau
treatment awal sesudah gejala dari stress telah terjadi. Sumber daya internal
dan eksternal digunakan agar sistem stabil dengan menguatkan garis internal
resistensi, mengurangi reaksi, dan meningkatkan faktor resistensi.
3. Pencegahan tersier, pencegahan tersier terjadi sesudah treatment atau
pencegahan sekunder. Pencegahan ini difokuskan pada penyesuaian kearah
kestabilan sistem yang optimal. Tujuan utamanya yaitu meningkatkan
resistensi terhadap stressor untuk membantu mencegah terjadinya kembali
reaksi atau regresi. Proses ini mendorong untuk kembali pada tipe siklus ke
pencegahan primer. Sebagai contoh akan dihindarinya suatu stressor yang
telah diketahui akan membahayakan klien.
Rekonstitusi :
Rekonstitusi terjadi mengikut treatment reaksi stressor. Hal ini
menggambarkan kembalinya sistem stabil dimana tingkat kesejahteraannya lebih
tinggi atau lebih rendah dari sebelumnya untuk melawan stressor.
Hal ini mencakup faktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal, dan
lingkungan yang berhubungan dengan variable sistem klien (fisiologi, psikologi,
sosiokultural, perkembangan, dan spiritual).
2.4.2 Empat komponen Sentral Dalam Paradigma Keperawatan Menurut Teori Betty
Neuman
1. Manusia
Manusia sebagai klien atau sistem klien, model sistem Neuman menyatakan
konsep klien sebagai sistem yang dapat berupa individu, keluarga,
kelompok, komunitas, atau kelompok sosial tertentu. Sistem klien adalah
gabungan hubungan yang dinamik antara faktor fisiologi, psokologi,
sosiokultural, perkembangan, dan spiritual. Sistem klien digambarkan
sebagai perubahan atau pergerakan konstan yang hidup sebagai system
terbuka dalam hubungan timbak balik dengan lingkungan.
2. Kesehatan
Neuman mempertimbangkan kerjanya sebagai model sejahtera. Dia
memandang kesehatan sebagai kodisi yang terus menerus dari sehat menuju
sakit yang secara alamiah dinamis dan secara konstan seseorang berubah
untuk mencapai kondisi sehat yang optimal atau stabil yang diindikasikan
seluruh kebutuhan sistem terpenuhi. Menurunnya kondisi sehat merupakan
akibat dari tidak terpenuhi kebutuhan sistem. Klien berada dalam kondisi
dinamis baik sehat atau sakit dalam beberapa tahap yang diberikan pada
waktu itu.
3. Keperawatan
Neuman menyatakan bahwa keperawatan adalah memperhatikan semua
aspek manusia. Dia juga menggambarkan bahwa keperawatan adalah profesi
yang unik yang memperhatikan semua variabel yang mempengaruhi respon
individu terhadap stress. Persepsi perawat mempengaruhi terhadap
pelayanan yang diberikan sehingga Neuman menyatakan bahwa persepsi
antara pemberi pelayanan dan pasien harus dikaji. Dia mengembangkan
instrument pengkajian dan intervensi untuk membantu melakukan tugas
tersebut.
4. Lingkungan
Lingkungan dan manusia diidentifikasi sebagai dasar fenomena dari
model sistem Neuman, bahwa hubungan manusia dengan lingkungan adalah
hubungan yang timbal balik. Lingkungan didefinisikan sebagai semua faktor
internal dan eksternal yang berada disekelilingi manusia dan berinteraksi
dengan manusia dan klien. Stressor (intrapersonal, interpersonal, dan
ekstrapersonal) adalah signifikan terhadap konsep lingkungan dan
digambarkan sebagai kekuatan lingkungan yang berinteraksi dengan dan
secara potensial dapat mengubah stabilitas sistem.
Neuman mengidentifikasi tiga lingkungan yang relevan sebagai berikut :
a. Lingkungan Internal adalah intrapersonal dengan semua interaksinya
yang terjadi pada klien
b. Lingkungan Eksternal adalah interpersonal atau ekstrapersonal dengan
semua interaksinya yang terjadi di luar klien.
c. Lingkungan yang diciptakan adalah perkembangan tidak sadar dan
digunakan klien untuk membantu mekanisme pertahanan.
Hal ini merupakan komponen utama pada intrapersonal. Lingkungan
yang diciptakan adalah kondisi dinamis yang diatur atau memobilisasi
varibel-variabel sistem untuk menciptakan efek yang ditentukan sehingga
dapat membantu klien mengatasi stressor lingkungan yang mengancam
dengan melakukan perubahan pada diri sendiri atau situasi. Contohnya
respon menolak (variabel fisiologi), dan semangat untuk survive pada siklus
kehidupan (variabel perkembangan). Lingkungan yang diciptakan secara
terus menerus mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perubahan oleh keadaan
sehat yang dipersepsikan klien.
2.4.3 Proses Keperawatan Betty Neuman
A. Diagnosa Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identifikasi, klasifikasi dan evaluasi 5 variabel klien menurut Betty
Neuman
b. Identifikasi stresor dan faktor interpersonal, intrapersonal,
ekstrapersonal pada pasien
c. Identifikasi dan bedakan persepsi antara klien dan caregiver
d. Mencoba untuk menyelesaikan perbedaan perceptual
2. Buatlah diagnosa keperawatan yang mencakup diagnosa actual atau
potensial
B. Tujuan Keperawatan
1. Hasil yang diharapkan, prilaku yang diharapkan untuk menangani
masalah actual atau potensial pada klien (diputuskan bersama oleh klien
dan caregiver).
2. Rencana keperawatan, tindakan yang dilakukan oleh klie, caregiver atau
orang lain dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan.
C. Evaluasi
1. Intervensi actual
2. Evaluasi
a. Analisis respon pasien
b. Penentuan pencapaian hasil yang diharapkan
c. Jika tujuan tidak tercapaikan, tentukan penyebabnya
d. Rumuskan lagi tujuan keperawatan sesuai kebutuhan pasien
2.4.4 Aplikasi Teori dan Model Betty Neuman
Penerapan teori Betty Neuman dalam pengkajian lansia dengan diabetes mellitus
di desa margalaksana kecamatan cilawu kabupaten garut
Dengan menerapkan teori Betty Neuman dalam pengkajian lansia dengan
DM, meliputi lima aspek yaitu aspek perkembangan, fisiologis, psikologis, sosial-
kultural dan spiritual.
Pembahasan :
Teori Betty Neuman sangat memungkinkan digunakan dalam
pengkajian praktik keperawatan di komunitas dengan agregat lansia dengan DM.
Pengkajian lansia hendaknya dilakukan secara holistik meliputi bio-psiko-sosial-
kultural dan spiritual. Dalam penerapan teori Betty Newman aspek pengkajiannya
sudah secara holistik yang meliputi : aspek perkembangan, aspek fisiologis, aspek
psikologis, aspek social-kulturas, serta aspek spiritual. Dalam pengelolaannya pun
Teori Betty Newman sudah membuat tingkatan intervensi dengan melihat garis
pertahanan klien (komunitas) yang terganggu, fleksibel (intervensi primer),
normal (intervensi sekunder), dan resisten (intervensi tertier).
Aspek perkembangan lansia. Di Indonesia batasan usia Lansia dibagi
menjadi 3 kelompok yaitu : 1) Usia 45-55 tahun disebut sebagai pralansia, 2) Usia
56-66 tahun disebut sebagai lansia madya, dan Usia > 60 tahun disebut sebagai
lansia akhir. Secara teoritis setelah seseorang berusia 30 tahun maka fungsi tubuh
akan mengalami kemunduran sebanyak 1% tiap tahunnya. Berdasarkan usianya
lansia akan mengalami proses degeneratif yang menyebabkan perubahan dan
penurunan fungsi tubuhnya, sehingga berdampak pada kesehatan fisik, mental,
sosial, ekonomi dan kemampuan produktivitasnya. Dalam menghadapi proses
penuaan dan perawatan terhadap masalah kesehatannya, lansia memerlukan
bantuan dan dukungan dari keluarga (family care giver). Dari hasil penelitian
lansia yang dirawat oleh keluarganya sebanyak 94%, sebanyak 2% lansia di rawat
oleh tetangganya dan sebanyak 2% lansia tidak ada yang merawat.
Kemunduran fungsi tubuh yang lainnya yaitu dalam hal penurunan fungsi
kognitif. Kemunduran fungsi ini nantinya akan berdampak pada pengetahuan,
sikap dan perilaku tentang penyakit DM. Hasil penelitian menunjukkan lansia
yang pernah mendapatkan informasi kesehatan tentang DM sebanyak 23%,
sedangkan sebanyak 77% lansia belum pernah mendapatkan informasi kesehatan
tentang DM. Kurangnya informasi yang didapat menyebabkan sebanyak 91%
lansia memiliki pengetahuan tentang DM yang rendah, sebanyak 72% lansia
memiliki sikap yang negatif terhadap perawatan DM, dan sebanyak 100% lansia
memiliki perilaku yang negatif terhadap penyakit DM.
Aspek Fisiologis, proses degeneratif pada lansia tidak bisa dihindari dan
pasti akan terjadi, namun yang bisa dilakukan adalah mencegah supaya proses
degeneratif tersebut berjalan lambat. Demikian juga dengan kejadian DM, secara
teoritis kejadian DM akan meningkat sejalan dengan usia, hal ini dikarenakan
banyak faktor beberapa diantaranya adalah karena penurunan fungsi pankreas
dalam memproduksi hormon insulin, faktor kegemukan, diit yang tinggi glukosa
dan lain sebagainya. Salah satu cara untuk menurunkan faktor resiko DM pada
lansia adalah dengan beraktivitas, bisa dengan tetap bekerja maupun dengan
berolah raga. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas lansia yang masih bekerja
sebanyak 39%, sedangkan yang tidak bekerja sebanyak 61%, dalam hal olah raga
sebanyak 42% lansia melakukan oleh raga secara rutin dan sebanyak 58% lansia
tidak melakukan olah raga secara rutin. Setelah dilakukan pengkajian tentang
resiko DM pada lansia dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 76% lansia
kondisinya sehat, sebanyak 20% lansia memiliki resiko terkena DM dan sebanyak
4% lansia menderita DM.
Aspek psikologis, persepsi lansia tentang kebutuhan dan kepuasan terhadap
fasilitas pelayanan kesehatan berbeda-beda pada lansia. Persepsi ini mendasari
apakah dengan kondisi DM lansia akan pergi ke Pelayanan kesehatan atau tidak,
dan membaiknya kondisi fisiknya setelah pergi ke pelayanan kesehatan mendasari
tingkat kepuasan terhadap pelayanan kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan
persepsi lansia tentang DM sebanyak 7% lansia mengatakan DM merupakan
penyakit ringan tidak harus segera ditangani, dan sebanyak 93% lansia
mengatakan DM merupakan penyakit berat yang harus segera ditangani. Dalam
hal kondisi psikologis, sebanyak 41% kondisi psikologis lansia negatif dan
sebanyak 59% kondisi psikologis lansia positif. Dalam hal kepuasan terhadap
pelayanan kesehatan sebanyak 98% lansia puas dengan pelayanan kesehatan yang
ada dan sebanyak 2% lansia merasa kurang puas dengan pelayanan kesehatan.
Aspek sosial-kultural. budaya merupakan kekayaan disuatu daerah yang
diwariskan secara turun temurun, lahir dari adanya hubungan sosialisasi dengan
masyarakat. Budaya mempengaruhi derajat kesehatan lansia dalam hal keyakinan
terhadap praktik kesehatan dan pemilihan pelayanan kesehatan. Dari hasil
penelitian didapatkan sebanyak 11% lansia memiliki budaya atau keyakinan yang
bertentangan dengan kesehatan, dan sebanyak 89% lansia memiliki budaya sesuai
dengan kesehatan. dalam hal pemilihan pelayanan kesehatan sebanyak 83% lansia
mempercayai pengobatan tradisional, dan sebanyak 17% lansia tidak
mempercayai.
Aspek spiritual. Dalam menghadapi masalah kesehatan dan kematian, tiap
orang akan menunjukkan respon yang berbeda-beda. Agama merupakan aspek
penting yang dimiliki seseorang, karena agama mampu memberikan ketenangan
batin dalam menghadapi permasalahan yang ada. Aspek spiritual yang ada pada
lansia harusnya mengalami peningkatan sebanding dengan peningkatan usia,
karena sejalan dengan teori perkembangan manusia usia lansia merupakan tahap
akhir dari kehidupan manusia, dimana manusia mengalami pertumbuhan,
perkembangan dan akhirnya mati. Semakin tua seseorang maka masalah
kesehatan akan semakin kompleks dan lebih dekat dengan kematian. Hal ini
sejalan dengan temuan pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebanyak
100% lansia beragama islam, sebanyak 96% lansia melaksanakan ibadah secara
rutin, dan sebanyak 87% lansia masih aktif dalam kegiatan keagamaan yang ada
dilingkungannya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah model konsep
Health Care System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan
yang ditunjukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis
pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan
adalah komunitas. Empat komponen sentral dalam paradigma keperawatan menurut
teori Betty Neuman yaitu Manusia, kesehatan, keperawatan dan lingkungan.

3.2 Saran
Setelah mempelajari konsep keperawatan model Betty Neuman yang menekankan
pada penurunan stress diharapkan perawat mengetahui tindakan yang akan diberikan
jika menghadapi pasien yang memberikan respon karena adanya stressor terhadap
pasien dan akibat yang kemungkinan apa saja yang bisa terjadi terhadap pasien tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Zakieh. 2017. Penerapan model sistem Betty Neuman dalam asuhan keperawatan
pasien/ klien dengan multiple sclerosis. Diakses pada tanggal 29 September 2017.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5565031/#!po=58.6538

Aziz Alimul Hidayat, A. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya: Salemba
Medika

Luthfa, Iskim. 2015. Penerapan teori Betty Neuman dalam pengkajian lansia dengan
diabetes mellitus di desa margalaksana kecamatan cilawu kabupaten garut.
Diakses pada tanggal 25 September 2017. https://ppnijateng.org/wp-
content/uploads/2017/01/Keperawatan-Komunitas_-Vol-3-No-1.27-32.pdf

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta: EGC

http://www.fik.unipdu.ac.id/download/konseptual-model-konseptual-keperawatan-
komunitas-betty-neumanartikel-4-2015-03-16.doc diakses pada tanggal 25
September 2017

You might also like