Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN MAGANG
RADITIANI
NPM : 1006814276
Alhamdulillah, Puji syukur ke hadirat Allah SWT, terima kasih yang tak
terhingga kepada-NYA. Juga atas segala rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan magang ini memenuhi syarat untuk mencapai gelar
Sarjana pada Program Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Dalam pembuatan laporan magang ini penulis mengalami banyak kesulitan dan
segala keterbatasan, tetapi dengan segala bantuan, dorongan, dan semangat dari
berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT atas segala anugerah dan jawaban doa yang penulis dapatkan.
2. Ibu Aria Farahmita S.E.,MSM selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas
bimbingan dan waktu yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan magang ini. Terima kasih banyak Ibu.
3. Ibu A.A.A Ratna Dewi S.E.,M.Si.,Ak & ibu Viska Anggraita S.E.,M.S.Ak
selaku dosen penguji. Terima kasih atas masukan – masukan yang telah ibu
berikan.
4. PT Telkom Indonesia,Tbk khususnya Human Resources division & Finance
Billing and Collection Center. Terima kasih atas kesempatan magang yang
telah diberikan kepada penulis.
5. Ibu Nur & bapak Bambang selaku mentor penulis di tempat magang. Terima
kasih banyak atas ilmu, bimbingan, kesabaran, kebaikan, dan semangat yang
selalu ibu & bapak berikan kepada penulis selama penulis melaksanakan
kegiatan magang.
6. Mama dan Adik Argon. Terima kasih yang tidak terhingga penulis ucapkan
atas segala dukungan dan doa yang selalu diberikan kepada penulis. Radit
akan berusaha keras untuk membuat mama dan Argon bangga dan bahagia.
The three musketeers!!.
7. Teman – Teman perkuliahan penulis : Anita, Wilao, Mayang, Alin, Tidot,
Aisa, Ayu, Ilham, Rahmi, Ratih, Nindya. Terima kasih telah membuat
iv
Kata Kunci:
Penerapan PMK No.85/PMK.03/2012, PPN, Pemungut PPN, Pemungutan PPN,
Penyetoran PPN, Pelaporan PPN.
Key words:
Implementation of PMK No.85/PMK.03/2012, VAT, VAT Collector, VAT
Collection, VAT Remittance, VAT Reporting.
ix Universitas Indonesia
x Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
PENDAHULUAN
1. Memperoleh gambaran nyata dari teori – teori yang telah diterima selama
periode perkuliahan.
2. Memberikan pembekalan pengetahuan terhadap mahasiswa.
3. Mengasah kemampuan mahasiswa itu sendiri dalam menyelesaikan
masalah – masalah yang dihadapi oleh perusahaan sehari – hari.
1 Universitas Indonesia
1. Membedakan faktur pajak yang wajib pungut (WAPU) dan non WAPU.
Dikatakan wajib pungut berdasarkan PMK No.85/PMK.03/2012 tentang
penunjukan BUMN untuk memungut, menyetor, dan melaporkan PPN
adalah yang besaran nilai lebih dari RP 10.000.000.
Universitas Indonesia
2. Melakukan validasi faktur pajak masukan WAPU dan non WAPU dengan
memperhatikan nomor faktur pajak, tanggal faktur pajak, nomor NPWP,
nama dan alamat vendor, serta besar Dasar Pengenaan Pajak (DPP) dan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
3. Melakukan rekonsiliasi pajak masukan dan pajak keluaran menggunakan
aplikasi FINEST.
4. Menyiapkan dokumen – dokumen yang diperlukan untuk penyetoran dan
pelaporan PPN WAPU.
5. Menyiapkan SSP dan faktur pajak untuk dikembalikan ke vendor sebagai
bukti setor dan juga untuk arsip perusahaan.
6. Running e-spt 1111 untuk PPN.
Universitas Indonesia
sebesar 15% dari total penerimaan pajak. Dengan dikeluarkannya peraturan ini
memberikan keuntungan besar bagi dirjen pajak karena ada jaminan
dibayarkannya PPN atau PPnBM oleh BUMN.
Yang menjadi tantangan bagi BUMN adalah pasal 7 ayat 2,disebutkan
bahwa BUMN wajib menyetorkan PPN yang telah dipungut ke kantor pos atau
bank persepsi dalam waktu maksimal tanggal 15 bulan berikutnya. Jika
penyetoran tidak dilaksanakan tepat waktu konsekuensi yang diterima oleh
BUMN cukup berat yaitu bunga 2% per bulan dari besarnya pajak terutang
kepada negara. Berdasarkan penilaian sementara dari beberapa sumber
perusahaan, hal ini dinilai cukup merepotkan karena PT Telkom Indonesia,Tbk
diharuskan bekerja cepat dalam menangani PPN WAPU.
Maka untuk mengetahui bagaimana penerapan PMK
No.85/PMK.03/2012tentang penunjukan BUMN untuk memungut, menyetor,
dan melaporkan PPN di suatu BUMN dalam hal ini PT Telkom Indonesia,Tbk
dan masalah – masalah apa saja yang dihadapi, maka penulis tertarik untuk
mengambil topik tersebut.
Universitas Indonesia
Laporan magang ini terbagi kedalam lima bab. Dengan rincian sebagai
berikut:
1. Bab 1 Pendahuluan
Di dalam bab ini penulis memaparkan mengenai latar belakang
pelaksanaan program magang,tujuan pelaksanaan program magang,
tempat dan waktu pelaksanaan magang, pelaksanaan kegiatan magang,
latar belakang penulisan laporan magang, perumusan masalah, ruang
lingkup penulisan laporan magang, dan sistematika penulisan.
2. Bab 2 Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini, penulis menjabarkan mengenai gambaran umum perusahaan
tempat penulis melaksanakan program magang yang menjadi sumber
informasi dalam penulisan laporan magang ini. Gambaran umum
perusahaan ini meliputi sejarah perusahaan,visi dan misi perusahaan,
wilayah operasional,struktur perusahaan, struktur anak perusahaan.
3. Bab 3 Landasan Teori
Pada bab ini dibahas mengenai teori – teori yang digunakan penulis dalam
rangka penyusunan laporan magang, yaitu teori – teori yang berkaitan
dengan pajak secara umum dan Pajak Pertambahan nilai (PPN).
Universitas Indonesia
4. Bab 4 Pembahasan
Pada bab ini akan dipaparkan mengenaiproses pengajuan pembayaran,
penyetorandanpelaporan PPN WAPU di PT Telkom Indonesia,Tbk dan
juga analisis terkait masalah – masalah yang dihadapi dalam penerapan
PMK No.85/PMK.03/2012 mengenai penunjukan BUMN untuk
memungut, menyetor dan melaporkan PPN atau PPnBM.
5. Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab terakhir ini mengungkapkan kesimpulan dan saran – saran yang
dibuat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang didapat penulis
selama pelaksanaan kegiatan magang yang mungkin bermanfaat bagi
perusahaan.
Universitas Indonesia
7 Universitas Indonesia
1. Telecommunication
Telekomunikasi merupakan bagian bisnis legacy PT Telkom Indonesia,
Tbk. Sebagai ikon bisnis perusahaan, PT Telkom Indonesia, Tbk melayani
sambungan telepon kabel tidak bergerak Plain Ordinary Telephone
Service (POTS), telepon nirkabel tidak bergerak, layanan komunikasi data,
broadband, satelit, penyewaan jaringan dan interkoneksi, serta telepon
seluler yang dilayani oleh Telkomsel. Layanan telekomunikasi PT Telkom
Indonesia, Tbk telah menjangkau beragam segmen pasar mulai dari
pelanggan individu sampai dengan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
serta korporasi.
2. Information
Layanan informasi merupakan model bisnis yang dikembangkan PT
Telkom Indonesia, Tbk dalam ranah New Economy Business (NEB).
Layanan ini memiliki karakteristik sebagai layanan terintegrasi bagi
kemudahan proses kerja dan transaksi yang mencakup Value Added
Services (VAS) dan Managed Application/IT Outsourcing (ITO), e-
Payment dan IT enabler Services (ITeS).
3. Media
Media merupakan salah satu model bisnis PT Telkom Indonesia,Tbk yang
dikembangkan sebagai bagian dari NEB. Layanan media ini menawarkan
Pay TV untuk gaya hidup digital yang modern
4. Edutainment
Edutainment menjadi salah satu layanan andalan dalam model bisnis NEB
PT Telkom Indonesia, Tbk dengan menargetkan segmen pasar anak muda.
PT Telkom Indonesia, Tbk menawarkan beragam layanan di antaranya
Ring Back Tone (RBT), SMS Content, portal dan lain-lain.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Direktur Utama
Arief Yahya
Direktur
Direktur Direktur Direktur Direktur
Human
Direktur Enterprise Compliance Network Direktur
Capital And Information
Keuangan And Whole And And Risk And Konsumer
General
Honesti Sale Technology Management Solution Sukardi
Affair
Basyir M Awaludin Priyantono Indra Utoyo Ririek Rizkan Silalahi
Adriansyah Chandra
Rudito
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
LANDASAN TEORI
16 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Menurut Waluyo (2011) PPN mempunyai beberapa sifat, tipe dan prinsip
pemungutaan. Berikut adalah sifat pemungutan atau karakteristik yang dikenal
dengan legal character :
Universitas Indonesia
1. Bendahara Pemerintah.
2. Kontraktor Kontrak Kerja Sama Pengusahaan Minyak dan Gas Bumi
(KKS Migas) dan kontraktor atau pemegang kuasa/izin pengusahaan
sumber daya panas bumi.
3. Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
28 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Kode Transaksi 01 03
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Penerimaan Input FP di
tagihan SAP &
FINEST
Tagihan
Rekanan
FP &SSP
3.0 4.0
Rekon FP
Arsip FP & SSP dengan Memo Jurnal Membuat
FINEST &
buat memo SPB
jurnal
SPB
Kantor
Pusat
Universitas Indonesia
Selain itu untuk pengisian faktur pajak, rekanan harus mengisi kode
transaksi faktur pajak dengan angka 03, hal ini menunjukkan bahwa PPN
dipungut oleh pemungut selain bendahara pemerintah dalam hal ini PT
Telkom Indonesia,Tbk. Dan PT Telkom Indonesia,Tbk dalam melakukan
Universitas Indonesia
berikut :
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Fungsi lain aplikasi FINEST ini adalah untuk mendeteksi jika ada
faktur pajak dengan identitas rekanan dan nomor dokumen yang double.
Jika ada faktur pajak dengan nomor dokumen yang telah digunakan
sebelumnya oleh pihak rekanan, maka data tidak dapat dientry ke FINEST,
jadi mengurangi risiko pembayaran PPN dilakukan dua kali.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
terpusat (pada server Direktorat Jenderal Pajak) sebagai bukti bahwa setoran telah
tercatat sebagai penerimaan negara dan diserahkan kepada wajib pajak/wajib
bayar/wajib setor/bendahara melalui bank persepsi atau kantor pos pada saat
melakukan penyetoran. Setelah proses penyetoran selesai dilakukan oleh PT
Telkom Indonesia, para rekanan akan meminta lembar kedua faktur pajak dan
SSP lembar kesatu dan ketiga mereka kepada PT Telkom Indonesia,Tbk sebagai
bukti pungutan dan penyetoran PPN WAPU.
Mulai bulan ketiga penerapan PMK No.85/PMK.03/2012 tentang
penunjukan BUMN untuk memungut, menyetor, dan melaporkan PPN PT Telkom
Indonesia,Tbk melakukan kerja sama dengan Bank BNI dalam melakukan
penyetoran PPN WAPU. Bank BNI membuat sistem yang dinamakan BNI E-Tax
Payment. BNI E-Tax Payment menurut Bank BNI adalah “an integrated
electronic services with Modul Penerimaan Negara (MPN) that gives many
advantages for customers and their business partners in tax payment process with
bulk services”. Dengan menggunakan BNI E-Tax Payment ini PT Telkom
Indonesia mengharapkan akan mendapatkan beberapa kemudahan diantaranya :
1. Lebih cepat dalam mengirim data setoran PPN WAPU.
2. Improving process.
3. PT Telkom Indonesia,Tbk tidak perlu pergi ke kantor pos atau
bank untuk melakukan penyetoran.
4. Mudah pengawasannya.
Dengan menggunakan BNI E-Tax Payment ini PT Telkom Indonesia,Tbk
tidak perlu direpotkan dengan penyetoran menggunakan SSP rekanan karena
pihak Bank BNI yang menyediakan SSP dalam bentuk elektronik. Penyetoran
PPN WAPU PT Telkom Indonesia,Tbk dilakukan dengan cara mengisi file sesuai
dengan template yang diminta oleh Bank BNI, kemudian file disimpan dalam
bentuk csv. Template BNI E-Tax Payment ini berisi :
1. NPWP rekanan
2. kode akun
3. kode jenis setoran
4. nama WAPU
5. NPWP WAPU
Universitas Indonesia
6. alamat WAPU
7. No faktur pajak PPN DN
8. Jumlah PPN
9. Periode PPN
Setelah proses upload selesai dan uang sejumlah PPN WAPU terutang
telah ditransfer ke rekening Bank BNI sesuai dengan jam yang ditentukan, maka
penyetoran PPN WAPU PT Telkom Indonesia,Tbk dianggap telah selesai. Setelah
tanggal 15 SSP elektronik masing – masing rekanan PT Telkom Indonesia,Tbk
sudah dapat didownload di BNI E-Tax Payment yang kemudian akan diberikan ke
masing – masing rekanan. Setelah menggunakan BNI E-Tax Payment mayoritas
rekanan meminta dikirimkan SSP mereka melalui email sebagai bukti penyetoran
yang dilakukan oleh PT Telkom Indonesia, Tbk. Tetapi faktur pajak tetap harus
diminta langsung ke bagian pajak PT Telkom Indonesia,Tbk.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
faktur pajak dan SSP rekanan. Format daftar nominatif PPN WAPU adalah
sebagai berikut :
Gambar 4.9 Daftar Nominatif Faktur Pajak dan Surat Setoran pajak
Sumber : daftar nominatif PPN WAPU September PT Telkom Indonesia,Tbk
Selain itu dengan adanya daftar nominatif faktur pajak dan SSP ini juga
mengubah ketentuan pembuatan faktur pajak dan SSP. Yang sebelumnya faktur
pajak dibuat tiga rangkap, mulai oktober hanya dua rangkap dengan peruntukan
sebagai berikut :
Universitas Indonesia
pihak kantor pos, pihak PT Telkom Indonesia,Tbk harus mendatangi kantor pos
dengan membawa SSP rekanan dengan jumlah yang sangat banyak untuk
keperluan validasi. Setelah validasi selesai dilakukan, tax officer PT Telkom
Indonesia,Tbk masih harus menggabungkan kembali SSP tersebut dengan faktur
pajak masing – masing rekanan dan juga mengcopy bukti penyetoran dari kantor
pajak untuk dikembalikan ke rekanan sebagai bukti penyetoran PPN WAPU.
Sistem penyetoran seperti ini juga dinilai bagian pajak PT Telkom Indonesia,Tbk
sangat merepotkan terutama jika beberapa rekanan PT Telkom Indonesia,Tbk
meminta bukti penyetoran pada hari yang bersamaan.
Karena merasa proses penyetoran melalui kantor pos dinilai oleh PT
Telkom Indonesia,Tbk sangat merepotkan, maka akhirnya PT Telkom
Indonesia,Tbk memutuskan untuk bekerja sama dengan pihak Bank BNI selaku
bank persepsi dengan menggunakan BNI E-Tax Payment dalam melakukan
penyetoran PPN WAPU. BNI E-Tax Payment ini memberikan kemudahan bagi
PT Telkom Indonesia,Tbk dalam melakukan pembayaran PPN WAPU
dikarenakan layanan pembayaran pajak ini dilakukan secara elektronik dan
platform Bank BNI terhubung secara online dengan Modul Penerimaan Negara
(MPN) sehingga PT Telkom Indonesia,Tbk tidak perlu datang ke bank persepsi
ataupun kantor pos untuk menyetorkan PPN WAPU dan PT Telkom
Indonessia,Tbk juga dapat memonitor penyetoran PPN WAPU mereka.
Berdasarkan PMK No.85/PMK.03/2012 tentang penunjukan BUMN untuk
memungut, menyetor, dan melaporkan PPN atau PPnBM, pihak rekanan
diwajibkan membuat faktur pajak dan Surat Setoran Pajak (SSP) untuk keperluan
penagihan, namun dengan PT Telkom Indonesia,Tbk menggunakan BNI E-Tax
Payment, SSP rekanan dibuatkan oleh pihak Bank BNI dalam bentuk elektronik
SSP. Pembuatan elektronik SSP oleh pihak Bank BNI pada awalnya menjadi
pertanyaan pihak rekanan apakah menjadi bertentangan dengan ketentuan yang
ada di PMK No.85/PMK.03/2012 tentang tentang penunjukan BUMN untuk
memungut, menyetor, dan melaporkan PPN atau PPnBM. Namun Pihak BNI telah
meminta persetujuan ke Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan terkait
pembuatan elektronik SSP. Pembuatan elektronik SSP didukung dengan
dikeluarkannya surat S-65/PJ.02/2012 tentang elektronik SSP pada tanggal 27 Juli
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Selain itu dampak lain penggunaan BNI E-Tax Payment juga membuat
beberapa rekanan menjadi malas datang ke PT Telkom Indonesia,Tbk untuk
menggambil faktur pajak mereka dikarenakan SSP rekanan dapat dikirimkan
melalui e-mail. Hal ini mengakibatkan adanya penumpukan faktur pajak rekanan
di bagian pajak PT Telkom Indonesia,Tbk.
Untuk mengatasi masalah – masalah yang terjadi, PT Telkom
Indonesia,Tbk sebaiknya melakukan beberapa langkah berikut:
1. PT Telkom Indonesia,Tbk berkomunikasi kepada pihak BNI untuk
membicarakan kemungkinan penambahan menu khusus agar form
SSP rekanan dapat didownload sekaligus sehingga kinerja tax officer
menjadi lebih cepat dan mudah.
2. PT Telkom Indonesia,Tbk harus mengingatkan rekanan untuk
mengambil faktur pajak mereka ketika rekanan meminta SSP, hal ini
untuk mengurangi penumpukan faktur pajak rekanan di PT Telkom
Indonesia,Tbk.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
dikeluarkan oleh KPP akan mencantumkan jumlah denda yang harus dibayarkan
oleh PT Telkom Indonesia,Tbk dan kapan tanggal jatuh tempo pembayaran.
Selain itu menurut beberapa sumber PT Telkom Indonesia,Tbk kurang
sempurnanya bulan pertama pelaksanaan PMK No.85/PMK.03/2012 tentang
penunjukan BUMN untuk memungut, menyetor, dan melaporkan PPN atau
PPnBM di PT Telkom Indonesia,Tbk dikarenakan sosialisasi yang dilakukan
secara tiba – tiba. Peraturan ini dibuat pada tanggal 6 juni 2012 kemudian
diumumkan oleh Direktorat Jenderal Pajak pada tanggal 20 juni 2012 dan mulai
diberlakukan pada tanggal 1 Juli 2012. Menurut penilaian beberapa sumber PT
Telkom Indonesia,Tbk hal ini hanya memberikan spare waktu yang sangat sempit
untuk PT Telkom Indonesia,Tbk dalam mempersiapkan diri. Karena belum
matang dalam hal persiapan pelaksanaan peraturan inilah yang menyebabkan PT
Telkom Indonesia,Tbk terkena sanksi bunga.
Untuk mengurangi risiko sanksi bunga 2% perusahaan sebaiknya
melakukan perbaikan yang cukup mendasar pada perusahaan, diantaranya adalah :
1. membuat Standard Operating Procedure SOP) untuk penerimaan
tagihan rekanan di unit bisnis. Contohnya setiap unit bisnis yang
menerima tagihan dari vendor harus:
a. Memeriksa dokumen penagihan dari rekanan.
b. Membuat bukti penerimaan dokumen penagihan rekanan.
c. Mengcopy dokumen penagihan rekanan untuk keperluan
arsip unit bisnis kemudian sesegera mungkin
menyerahkannya faktur pajak dan SSP rekanan yang asli
kepada bagian financial support.
d. Melakukan filling copy dokumen penagihan dengan baik.
2. unit bisnis yang akan melakukan pemesanan BKP/JKP kepada
rekanan hendaknya melakukan kordinasi terlebih dahulu dengan
bagian Cash mengenai ketersediaan dana unit bisnis mereka.
Universitas Indonesia
Dengan ditetapkannya
ditetapkannya PT Telkom Indonesia,Tbk sebagai WAPU PPN
menjadikan PT Telkom Indonesia,Tbk selain memiliki kewajiban menyampaikan
SPT Masa PPN 1111 untuk keperluan pajak keluaran pajak masukan pada
umumnya, pihak PT Telkom Indonesia,Tbk juga memiliki kewajiban untuk
menyampaikan SPT Masa PPN khusus pemungut PPN yaitu SPT 1107 PUT. SPT
Masa PPN 1107 PUT ini berfungsi sebagai sarana bagi PT Telkom Indonesia,Tbk
untuk mempertanggungjawabkan PPN yang dipungut atas penyerahan barang
kena pajak dan atau jasa kena pajak
pajak dari pihak rekanan.
Pada awal pelaksanaan PMK No.85/PMK.03/2012 tentang tentang
penunjukan BUMN untuk memungut, menyetor, dan melaporkan PPN atau
PPnBM, PT Telkom Indonesia,Tbk dalam melaporkan SPT 1107 PUT terkait
PPN WAPU diharuskan melampirkan faktu
fakturr pajak lembar ketiga dan SSP lembar
kelima milik rekanan. Namun kemudian ketentuan ini dirubah, PT Telkom
Indonesia,Tbk tidak diwajibkan lagi melampirkan faktur pajak dan SSP milik
rekanan, diganti menjadi melampirkan daftar nominatif dari faktur pajak dan SSP
rekanan. Berdasarkan hasil tanya jawab penulis dengan pihak PT Telkom
Indonesia,Tbk perubahan ini cukup memberikan kemudahan kepada perusahaan
dalam melaksanakan kewajiban melaporkan PPN WAPU. Selain itu dengan
adanya daftar nominatif ini juga mengak
mengakibatkan
ibatkan adanya penyederhanaan
pembuatan faktur pajak dan SSP rekanan.
Kantor KPP
Corporate
Cabang
Universitas Indonesia
pelaporan SPT Masa PPN 1107 PUT dilakukan secara terpusat oleh pihak
Corporate PT Telkom Indonesia,Tbk di Bandung. Jadi setiap bulan pihak PT
Telkom Indonesia,Tbk region Jakarta hanya mengirimkan daftar nominatif SPT
1107 PUT dan hasil running e-SPT PPN 1111 dalam satu periode masa PPN,
kemudian pihak Corporate PT Telkom Indonesia,Tbk akan mengcompile data-
data yang dikirimkan dari masing – masing kantor cabang dan kemudian
membuat SPT Masa PPN dan melaporkannya ke KPP BUMN.
Menurut pengamatan penulis terkait pelaporan PPN WAPU PT Telkom
Indonesia,Tbk ke pihak Corporate tidak terdapat masalah yang berarti,
dikarenakan bagian pajak memiliki komunikasi dan kordinasi yang baik dengan
pihak Corporate, sehingga pelaporan SPT Masa PPN PT Telkom Indonesia,Tbk
selalu dilakukan tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan perpajakan.
Universitas Indonesia
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
49 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Undang - Undang RI No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 28 Tahun 2007
Undang - Undang RI No. 49 Tahun 2009 tentang perubahan ketiga atas Undang –
Undang No. 8 tahun 1983 tentang pajak pertambahan nilai barang dan jasa
dan pajak penjualan atas barang mewah.
Peraturan Pemerintah RI No.1 Tahun 2012 tentang pelaksanaan Undang –
Undang No. 8 tahun 1983 tentang pajak pertambahan nilai barang dan jasa
dan pajak penjualan atas barang mewah sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang – Undang No. 42 tahun 2009 tentang
perubahan ketiga atas Undang – Undang No. 8 tahun 1983 tentang pajak
pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah.
Waluyo.(2011). Perpajakan Indonesia Buku 1 (Edisi 10).Jakarta: Salemba Empat.
52 Universitas Indonesia