Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
penyertaan-Nya saya dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek yang berjudul
“STABILITAS PRODUK MINUMAN MENGANDUNG SUSU RASA KRIM
STROBERI DENGAN ALTERNATIF PENSTABIL NABATI DI PT. INDOKUAT
SUKSES MAKMUR” Selama menjalani Program Kerja Praktek ini, saya telah mendapat
berbagai pengalaman dan relasi baru dengan semua kalangan staff office di PT. Indokuat
Sukses Makmur. Begitu pula dengan pengetahuan dan ketrampilan terutama mengenai
proses pengembangan sebuah produk di dalam suatu industri.
Saya ingin mengucapakan banyak terimakasih terutama untuk segala bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu dan membimbing saya dalam proses
pelaksanaan Program Kerja Praktek hingga saya dapat menyelesaikan laporan ini. Pada
kesempatan ini saya ingin mengucapkan rasa syukur dan terimakasih kepada:
1. Yesus Kristus, atas segala rahmat dan kemurahan-Nya yang tiada henti
2. Dr. V. Kristina Ananingsih, S.T, M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian,
Program Studi Teknologi Pangan
3. Dr. R. Probo Y. Nugrahedi, M.Sc., selaku dosen pembimbing akademik yang telah
menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan
4. Kak Veronica Gunawan selaku pembimbing lapangan yang telah membimbing saya
selama melakukan kerja praktek di PT. Indokuat Sukses Makmur
5. Kak Milka yang telah membantu memperoleh ijin untuk melakukan kerja praktek di
PT. Indokuat Sukses Makmur
6. Staf Tata Usaha Fakultas Teknologi Pangan yang telah membantu dalam urusan
administrasi mulai dari awal kerja praktek hingga terselesaikannya laporan kerja
praktek ini
7. Pak Irfan, Pak Karna, Pak Taufik, Kak Frisky, Kak Lukman, Kak Imam, dan Kak
Neti yang sudah membimbing saya di Laboratorium Fisikokimiawi PT. Indokuat
Sukses Makmur selama dua bulan
ii
8. Kak Irwandy yang sudah menemani saya dan teman-teman selama plant tour di
plant produksi PT. Indokuat Sukses Makmur
9. Kakak-kakak karyawan R&D dan staff office PT. Indokuat Sukses Makmur yang
banyak membagi pengalaman pada saya
10. Iik, Mama, Om dan keluarga terkasih yang telah memberikan dukungan baik berupa
materi, doa dan semangat selama pelaksanaan kerja praktek dan penulisan laporan
kerja praktek
11. Mariska, Sonia, dan Christine yang bersama-sama dengan saya menjalani kerja
praktek di PT. Indokuat Sukses Makmur
12. Seluruh karyawan dan security PT. Indokuat Sukses Makmur yang telah
memberikan informasi dan bantuan selama pelaksanaan kerja praktek, serta
13. Semua pihak yang telah terlibat dalam proses pelaksanaan Kerja Praktek yang tidak
dapat saya sebut satu per satu
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu berbagai kritik dan saran dari
pembaca dan semua pihak akan sangat membantu penulis dalam memperbaiki laporan ini.
Akhir kata, saya berharap dengan adanya laporan Kerja Praktek ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
4.1.1. Lab Scale ........................................................................................................ 15
4.1.2. Pilot Scale/ Pilot Plant ................................................................................... 15
4.1.3. Industrial Trial ............................................................................................... 16
4.2. Uji Stabilitas Produk .............................................................................................. 17
4.2.1. Uji pH ............................................................................................................. 17
4.2.2. Uji Sediment ................................................................................................... 17
4.2.3. Uji Sensori ...................................................................................................... 17
5. ALTERNATIF PENSTABIL NABATI PADA PRODUK MILKUAT BANTAL
STROBERI.................................................................................................................... 20
6. PEMBAHASAN ........................................................................................................... 28
7. KESIMPULAN ............................................................................................................. 31
8. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 32
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
1. PENDAHULUAN
1
2
2
2. PROFIL PERUSAHAAN
3
4
PT. Danone Dairy Indonesia diakuisisi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. mulai
tanggal 1 Januari 2015. Kemudian perusahaan ini berganti nama menjadi PT. Indokuat
Sukses Makmur terhitung mulai tanggal 28 Januari 2015 yang diikuti dengan akuisisi merk
dagang Milkuat. Hingga kini, perusahaan Indokuat berada di bawah naungan PT. Indolakto.
PT. Indolakto sendiri merupakan perusahaan yang berada di bawah PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk., yang bergerak di bidang dairy dengan merk produk Indomilk.
Produk yang kini diproduksi oleh PT. Indokuat Sukses Makmur antara lain Milkuat bantal
(pouch) rasa coklat dan krim stroberi, Milkuat LAB dengan rasa strawberry splash,
mandarin orange, dan cooling apel dengan tetap mengutamakan target pasar terdahulu
yaitu anak-anak.
Setiap karyawan memperoleh upah yang berbeda berdasarkan golongan, jabatan, dan masa
kerja yang didasarkan atas gaji pokok dan tunjangan-tunjangannya. Apabila karyawan staf
dan non staf bekerja melebihi dari batas jam kerja yang telah ditentukan maka mereka
berhak untuk memperoleh upah lembur. Namun ketentuan ini tidak berlaku bagi karyawan
staf yang memiliki jabatan seperti supervisor, manajer, dan kedudukan eksekutif lainnya.
6
Varian
No. Produk Varian Rasa Tempat Produksi
Kemasan
Bantal
- PT. Indokuat Sukses
(Pouch)
1 Krim stroberi Makmur
- 50 mL
- Co Manufacturing
- 60 mL
Milkuat Freezy
Bantal
- PT. Indokuat Sukses
(Pouch)
2 Coklat Makmur
- 50 mL
- Co Manufacturing
- 60 mL
Milkuat Freezy
- Strawberry
Splash
Botol - Cooling
3 Co Manufacturing
130 mL Apel
- Mandarin
Orange
Milkuat Freshy
- Strawberry
Splash
Botol - Cooling PT. Indokuat Sukses
4
70 mL Apel Makmur
- Mandarin
Orange
Milkuat Freshy
dengan tujuan untuk dikonsumsi manusia, baik setelah diproses maupun tidak. Senyawa
flavor artifisial merupakan senyawa flavor yang disintesis secara kimia dan belum
teridentifikasi dalam produk alami agar dapat dikonsumsi manusia, baik setelah diproses
maupun tidak.
Garam
Garam adalah salah satu mineral yang ditambahkan untuk meningkatkan cita rasa dan
mengikat rasa dari bahan lain di dalam produk. Bahan tambahan ini ditambahkan ke dalam
produk dalam jumlah sedikit.
Vitamin premix
Vitamin premix merupakan bahan tambahan pangan yang terdiri dari beberapa komponen
mikronutrient seperti vitamin A, D, B1, B2, B3, B5, B6, B9, dan B12 serta mineral. Bahan
ini ditambahkan untuk meningkatkan jumlah nutrisi dalam produk.
3. Pencampuran
Dalam tahap ini, di utamakan pencampuran bahan-bahan kering seperti susu bubuk
berlemak, susu bubuk tanpa lemak, krimer nabati, gula, dan pati termodifikasi
terlebih dahulu ke dalam triblender mixer. Kemudian dilakukan pencampuran
dengan larutan stabilizer serta air di dalam mixing tank. Beberapa parameter penting
yang harus diperhatikan selama proses pencampuran ini adalah pH air sebagai
pelarut, suhu, dan waktu pemasakan. Setelah 15 menit, ditambahkan bahan baku
lain yang belum dimasukkan pada awal pencampuran yakni flavor, minyak nabati,
dan vitamin premiks. Kemudian, produk akan dialirkan melalui strainer untuk
menyaring kontaminan fisik yang terbawa dari raw material dan proses
sebelumnya. Lalu produk akan didinginkan melalui plate cooler sebelum memasuki
tahap selanjutnya.
4. Proses Sterilisasi
Tahapan proses sterilisasi pada produksi Milkuat bantal ini adalah preheating,
homogenisasi, sterilisasi, dan pendinginan. Preheating merupakan pemanasan tahap
awal sebelum dilakukannya proses sterilisasi. Selanjutnya produk akan
dihomogenisasi dengan menggunakan alat homogenizer untuk menyeragamkan
ukuran partikel globula lemak pada susu sehingga emulsi pada susu menjadi stabil.
Produk keluar lalu lalu didinginkan hingga suhunya menurun bertahap mencapai
suhu ruang.
5. Penyimpanan Aseptik
Produk yang telah disterilisasi selanjutnya disimpan ke dalam aseptic tank dengan
suhu dan tekanan tertentu. Kemudian dilakukan proses selanjutnya yaitu aseptic
filling dan aseptic packaging.
6. Pengemasan Aseptik (Aseptic Filling)
Untuk mengoptimalkan umur simpan dan kualitas produk, maka proses UHT ini
dikombinasikan dengan dengan proses pengemasan aseptik. Prinsip dari
pengemasan aseptik ini adalah memasukkan produk ke dalam kemasan steril, di
mana kondisi ruangan dari proses pengemasan juga harus dikonsidiksan tetap steril.
Kebersihan dari pipa-pipa yang menghubungkan tempat penyimpanan produk,
mesin pengemasan, serta kondisi ruangan juga akan terus dipantau. Produk yang
berada di dalam aseptic tank akan ditransfer ke mesin filling aseptic pouch. Salah
satu senyawa yang digunakan untuk menjaga kemasan Milkuat bantal tetap steril
adalah hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida merupakan salah satu senyawa yang
paling efektif pada suhu yang tinggi dengan batas minimum penggunaan sebesar
30% dan maksimal residu sebesar 0,5 ppm. Selain itu, senyawa-senyawa yang
sering digunakan sebagai bahan sterilisasi antara lain klorin, iodin, ozon, oxonia,
dan sinar ultraviolet. (David et al. 1996). Setelah proses pengemasan steril, produk
akan dilewatkan di bawah sensor yang memberikan kode sesuai jam produksi,
nomor batch, dan tanggal kadaluarsa secara otomatis.
7. Pengemasan Karton
Produk Milkuat yang telah dikemas dijalankan di atas konveyor dan dipak secara
manual ke dalam karton. Kemudian karton akan dilewatkan pada top sealing dan
diteruskan ke bagian finish good. Pada kemasan karton ini juga tertera kode
produksi dan tanggal kadaluarsa produk yang diprint secara otomatis.
8. Penggudangan
Kemasan karton yang diterima di bagian finish good disusun secara rapi di atas
pallet. Pihak QC akan mengecek secara sampling produk Milkuat sebelum
13
didistribusikan kepada konsumen. Beberapa uji tersebut antara lain tes fisik, kimia,
dan mikrobiologi.
14
Susu bubuk
Flavor, minyak berlemak, susu
nabati, vitamin bubuk tanpa lemak,
premiks krimer nabati, gula,
pati termodifikasi
15
16
produksi hasil formulasi dalam skala besar ke depannya. Tujuan dilakukannya produksi
skala pilot ini adalah untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi selama proses produksi
skala besar atau skala industri. Selain itu, produksi skala pilot ini lebih murah secara
ekonomi untuk dijadikan percobaan dibandingkan dengan produksi skala besar. Segala
hambatan dan kemungkinan kegagalan produk masih dapat diatasi melalui hasil evaluasi
dari skala pilot ini.
Produksi skala pilot merupakan tahap pertengahan dalam proses pengembangan produk
baru. Dengan adanya tahap pilot, kita dapat memperoleh informasi yang dapat membantu
mengambil keputusan untuk pengembangan proses skala industri. Tahap ini merupakan
jembatan untuk mendesain proses produksi skala besar karena produksi skala industri
sendiri akan lebih sulit dirancang langsung dari tahap laboratorium. Dari hasil skala pilot
ini, departemen R&D akan pengujian mutu produk secara berkala. Produk-produk ini
nantinya juga diberi beberapa perlakuan yang berbeda, seperti penyimpanan di dalam oven
suhu 40oC dan lemari pendingin pada suhu 4oC. Pengujian mutu produk dilakukan per
minggu dan dibandingkan dengan sampel yang disimpan di dalam oven dan lemari
pendingin. Dari hasil pengujian mutu produk tersebut, akan ditentukan apakah produk
terebut dapat diproduksi dalam skala industri.
4.2.1. Uji pH
Pada uji ini dilakukan pengukuran pH pada masing-masing produk trial dengan perlakuan
suhu oven (accelerated shelf life) sebesar 40oC. Setiap minggunya, satu buah produk
Milkuat akan diambil secara acak kemudian diuji dengan menggunakan pH meter. Pertama-
tama, pH meter yang akan digunakan dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan
larutan pH 4 dan pH 7. Setelah data kalibrasi disimpan, ujung elektroda dicelupkan ke
dalam produk Milkuat bantal yang akan diuji kemudian pH meter akan membaca pH dari
produk secara otomatis.
uji tersebut antara lain: Uji Sensori Stability, Uji Triangle, dan Uji Tingkat Kesukaan
(Preference). Pada uji sensori stability dilakukan penilaian terhadap atribut flavor, off-note,
dan overall. Khusus untuk uji sensori stabilty, hanya para staf departemen R&D yang
menjadi panelis. Setiap staf R&D akan memiliki score sheet yang akan diisi penilaian
mereka terhadap kualitas flavor, off-note, dan overall dari produk yang diberi perlakuan
oven (sensory accelerate) dan dari produk yang diberi perlakuan suhu ruang (sensory
longstab). Kedua produk dengan perlakuan berbeda ini nantinya akan dibandingkan dengan
produk yang disimpan di dalam lemari pendingin sebagai kontrol. Pengujian sensory
accelerate dilakukan setiap minggu, sedangkan sensory longstab dilakukan setiap satu
bulan sekali. Pertama, panel leader akan menyiapkan beberapa cup yang telah ditempeli
dengan label berupa kombinasi angka dan huruf secara acak. Lalu, masing-masing cup akan
diisi dengan sampel dan ditata pada sebuah tray berukuran sedang kemudian diletakkan
pada meja masng-masing staf R&D beserta form penilaian. Setiap staf R&D akan
mencicipi sampel kontrol (penyimpanan suhu refrigerator) dan sampel yang diuji secara
bergantian lalu panelis akan memberikan skor pada lembar penilaian yang telah ada.
Sedangkan untuk kedua uji lainnya, yaitu uji triangle dan uji tingkat kesukaan (preference)
tidak hanya departemen R&D yang menjadi panelis, melainkan seluruh tim office beserta
tim Quality and Control. Minimal panelis yang dibutuhkan pada sekali uji triangle dan uji
tingkat kesukaan (preference) adalah 30 orang. Pertama, dilakukan preparasi cup sensori
dengan memberikan label berupa kombinasi angka dan huruf secara acak. Kemudian
masing-masing sampel dimasukkan ke dalam cup dan ditata pada tiap-tiap tray kecil dan
dibagikan pada panelis beserta form untuk penilaian. Pada uji triangle, satu orang panelis
akan memperoleh 3 buah sampel yang terdiri dari 1 buah sampel berbeda dan 2 buah
sampel yang sama. Setiap panelis akan diminta untuk mencicipi semua sampel dari kiri ke
kanan secara berurutan kemudian menebak mana produk yang berbeda dari ketiga sampel
yang ada. Sedangkan pada uji tingkat kesukaan (preference) panelis akan memperoleh 2
buah sampel dimana 1 buah sampel merupakan produk existing dan 1 sampel lainnya
merupakan produk hasil pengujian lab. Setiap panelis akan diminta untuk mencicipi semua
19
sampel dari kiri ke kanan secara berurutan kemudian memberikan penilaian mana produk
yang paling disukai dari kedua sampel yang ada.
5. ALTERNATIF PENSTABIL NABATI PADA PRODUK MILKUAT BANTAL
STROBERI
Untuk memenuhi dan menjamin kontinuitas ketersediaan bahan baku, PT. Indokuat Sukses
Makmur telah bekerjasama dengan beberapa produsen bahan baku yang ada untuk
menunjang proses produksi menjadi lebih baik. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan
bahwa sewaktu-waktu proses produksi bahan baku dari beberapa produsen bahan baku ini
mengalami kesulitan untuk memasok dan memenuhi kebutuhan konsumennya. Karena itu
sangat penting bagi setiap industri makanan dan minuman untuk memiliki alternatif
pemasok bahan baku termasuk di PT. Indokuat Sukses Makmur. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, R&D sebagai pihak yang memiliki tugas melakukan riset dan
penelitian akan menseleksi berbagai produk dari beberapa pemasok yang berbeda untuk
menemukan alternatif bahan baku yang akan digunakan bila suatu saat terjadi kekurangan
stok dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku produk Milkuat. Dari sekian banyak
alternatif bahan baku yang ada, akan dipilih satu yang paling mendekati dengan existing
product baik dari segi fisik, kimia maupun sensori yang ada.
Salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan produk Milkuat bantal adalah pati
termodifikasi. Pati jenis ini merupakan pati yang telah dimodifikasi berdasarkan sifat fisik
alami dan sifat kimianya. Terdapat berbagai macam cara modifikasi pati yang dapat
dilakukan, antara lain memotong rantai struktur molekul pati kemudian menyusunnya
kembali, proses oksidasi, dan melakukan substitusi beberapa gugus kimia yang terdapat
pada molekul pati. Proses modifikasi pati ini bertujuan untuk memperbaiki atau merubah
sifat dari pati agar menjadi lebih baik. Hasil dari modifikasi pati ini akan menghasilkan
gugus kimia baru, atau perubahan ukuran, bentuk, maupun struktur molekul dari pati.
Berikut merupakan tabel berbagai tipe pati beserta pemanfaatannya:
20
21
Tabel 2. Beberapa Tipe Pati Termodifikasi serta Sifat dan Pemanfaatannya untuk Pangan
Pati termodifikasi memiliki kemampuan yang baik dalam meningkatkan mutu produk
minuman mengandung susu ini. Salah satu tipe pati yang digunakan dalam produk Milkuat
adalah pati reaksi silang yang memiliki sifat sebagai stabilizer produk. Selain pati
termodifikasi, produk Milkuat juga ditambahkan dengan non dairy creamer sebagai
penambah tekstur creamy, menstabilkan pH, dan meningkatkan warna alami dari produk
yang ada (Rosida D. et al, 2016). Adanya penambahan pati termodifikasi, akan
mengoptimalisasi kinerja dari non dairy creamer dan mencegah terjadinya creaming akibat
sifatnya yang kurang stabil terhadap proses pemanasan. Kedua bahan baku ini akan
membentuk kestabilan emulsi yang lebih baik pada produk Milkuat sehingga produk dapat
diterima dengan baik oleh konsumen (Safitri & Purwantiningrum 2013). Pati termodifikasi
yang ditambahkan ini telah mengalami perubahan dari berbagai segi termasuk perubahan
ukuran partikel sehingga dapat meningkatkan kestabilan emulsi. Emulsifier yang telah
mengalami perubahan ukuran partikel dapat mengurangi tegangan permukaan dan
22
Setelah melalui tahap industrial scale, produk Milkuat bantal dengan alternatif pati ini diuji
dari segi fisikokimia maupun sensorinya. Dengan perlakuan suhu oven (40oC) atau disebut
dengan accelerated shelf life sampel produk Milkuat bantal ini diuji secara berkala setiap
minggunya hingga minggu ke-6. Pengujian dari segi fisik maupun kimia dilakukan melalui
Uji pH dan Uji Sediment. Produk yang telah diproduksi sebelumnya diberi nama existing
product, sedangkan produk dengan pergantian jenis pati termodifikasi yang ada disebut
sebagai trial product. Data hasil pengamatan pH yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar
4.
Dari Gambar 4., dapat dilihat hasil pengukuran pH pada produk Milkuat existing dan
produk Milkuat trial. Pada minggu awal penyimpanan, kedua produk Milkuat memilki pH
yang relatif tinggi (mendekati netral). Namun ketika memasuki minggu ke-6, pH dari kedua
produk mengalami penurunan. Produk Milkuat existing mengalami penurunan pH dari 7
menjadi 6,30. Sedangkan pada produk Milkuat trial mengalami penurunan pH dari 6,90
23
menjadi 6,20. Selain itu dapat diamati pula bahwa nilai pH pada produk Milkuat existing
lebih tinggi dibandingkan dengan produk Milkuat trial di setiap minggunya.
Selain dilakukan Uji pH, terdapat pula Uji Sediment yang dilakukan untuk penentuan
kualitas produk selama pengujian umur simpan. Data hasil pengamatan Uji Sediment pada
kedua produk Milkuat dapat dilihat pada Gambar 5.
Dari Gambar 5., dapat dilihat hasil pengukuran total sediment pada produk Milkuat existing
dan produk Milkuat trial. Pada minggu awal penyimpanan, produk Milkuat existing
memiliki total sediment yang lebih rendah dibandingkan dengan Milkuat trial. Pada
minggu terakhir penyimpanan, produk Milkuat trial memiliki total sedimen hingga 0,60
sedangkan Milkuat existing hanya 0,40. Secara keseluruhan produk Milkuat trial memiliki
total sediment yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk Milkuat existing.
Pengujian selanjutnya adalah Uji Sensori yang meliputi beberapa atribut seperti flavor, off-
note, dan. overall quality Pada pengujian sensori stability ini digunakan prinsip QDA
(Quantitative Descriptive Analysis). Metode evaluasi sensori ini digolongkan ke dalam uji
24
deskirptif. Dalam uji ini panelis akan diberikan selembar kertas (scoresheet) berisikan
atribut-atribut produk yang akan dinilai. Untuk atribut flavor dan overall quality, skala
penilaian dimulai dari angka satu (1) hingga tujuh (7), sedangkan untuk atribut off note
skala penilaian dimulai dari angka nol (0) hingga tujuh (7). Berikut merupakan tabel skala
atibut mutu penilaian uji sensori
Selain memperoleh form, panelis juga akan mendapat satu set sampel trial product dan satu
set sampel existing product (sebagai kontrol). Prinsip dari pengujian ini adalah panelis
mencicipi setiap sampel yang telah disediakan kemudian memberikan skor kepada masing-
masing atribut sampel trial product berdasarkan perbandingan dengan existing product
yang ada. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam preparasi sampel uji sensori ini
adalah homogenisasi sampel, suhu penyajian sampel, dan penggunaan kode digit dalam
penamaan masing-masing cup. Ketiganya penting diperhatikan untuk mengurangi kebiasan
pada sampel tertentu dan memudahkan panelis dalam memberikan skor. Sedangkan
menurut Meilgaard et al. (1999), penting diperhatikan bagi para panelis QDA untuk tidak
mendiskusikan hasil data penilaian, terminologi, maupun sampel setelah sesi penilaian
atribut sampel berlangsung. Selain itu proses sensori QDA seharusnya dilaksanakan dalam
satu waktu dan dilakukan pada booth yang terpisah untuk mengurangi gangguan dan
25
interaksi antar panelis yang dapat memicu terjadinya bias pada penilaian hasil sensori.
Karena adanya keterbatasan ruang uji dan waktu, proses sensori stability yang dilaksanakan
oleh tim R&D di PT. Indokuat ini tidak menggunakan booth khusus. Selain itu, waktu
sensori yang dilaksanakan juga berbeda-beda, tergantung dari ketersediaan waktu masing-
masing panelis. Berikut ini merupakan data hasil pengujian ketiga atribut uji sensori
stabiliy:
Dari Gambar 6., dapat dilihat hasil rerata atribut flavor dari uji Sensori Stability produk
Milkuat existing dan Milkuat trial. Pada minggu pertama pengujian sensori, terdapat
perbedaan skor antara Milkuat existing perlakuan oven dan Milkuat trial perlakuan
refrigerator. Antara produk Milkuat existing dan trial cenderung memiliki skor flavor yang
hampir serupa. Perbedaan skor yang mencolok hanya terjadi ketika kedua produk ini
mendapatkan perlakuan yang berbeda (suhu oven dan suhu refrigerator). Secara
keseluruhan flavor keempat produk Milkuat masih dapat diterima.
26
Dari Gambar 7., dapat dilihat hasil rerata atribut off-note dari uji Sensori Stability produk
Milkuat existing dan Milkuat trial. Pada minggu pertama, penilaian off-note/ penyimpangan
pada produk tidak terlihat jauh berbeda. Memasuki minggi ke-4 penyimpanan, skor off-note
pada kedua produk yang diberi dua perlakuan mulai menjunjukkan perbedaan. Kedua
produk yang diberi perlakuan suhu tinggi (oven), memiliki skor off-note lebih tinggi
dibandingkan kedua produk dengan perlakuan suhu rendah (refrigerator).
27
Dari Gambar 8., dapat dilihat hasil rerata atribut overall quality dari uji Sensori Stability
produk Milkuat existing dan Milkuat trial. Antara produk existing dan produk trial,
cenderung tidak menunjukkan perbedaan. Yang membedakan skor overall quality produk
adalah perlakuan yang diberikan, yaitu penyimpanan pada suhu tinggi (oven) dan suhu
rendah (refrigerator). Produk Milkuat (baik exsiting maupun trial) oven cendenrung
memiliki skor yang lebih rendah, yaitu mendekati angka 4 (sedang) memasuki
penyimpanan minggu ke-6. Sedangkan pada penyimpanan suhu rendah, kedua produk
cenderung mengalami penurunan skor overall quality lebih stabil.
6. PEMBAHASAN
Pencarian alternatif pati termodifikasi ini bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya
kekosongan pasokan bahan baku pada proses pembuatan Milkuat bantal. Karena itu, hasil
pengujian pH, total sediment, dan sensori akan menjadi pertimbangan yang cukup penting
dalam seleksi bahan baku yang diajukan oleh pemasok baru. Apabila hasil dari uji-uji yang
ada tidak berbeda jauh, maka alternatif pati ini dapat digunakan. Selanjutnya, jenis pati
termodifikasi yang diuji akan disebut sebagai alternatif pati termodifikasi “X”
Dari serangkaian uji fisikokimia yang ada, dapat ditentukan apakah alternatif pati
termodifikasi “X” dapat digunakan dalam substitusi pati termodifikasi pada produk Milkuat
bantal. Pada grafik pengujian pH dapat diamati bahwa nilai pH pada kedua produk
cenderung menurun selama masa penyimpanan. Penurunan pH pada produk dapat terjadi
karena beberapa faktor seperti aktivitas bakteri pembusuk asam laktat maupun akibat
kandungan dari beberapa senyawa asam. Beberapa bakteri asam laktat yang dapat
mengubah laktosa susu menjadi asam laktat antara lain Streptococcus thermophilus,
Lactobacillus laktis, dan Lactobacillus thermopilus. Sedangkan berbagai senyawa dalam
susu yang dapat mempengaruhi tingkat keasaman susu antara lain senyawa fosfat
kompleks, asam sitrat, asam-asam amino dan karbondioksida yang larut dalam susu
(Novita, 1994). Meski demikian, penurunan nilai pH pada produk masih dapat diterima
karena belum memasuki pH asam antara 4,0-5,0. Pada kondisi pH 6-7 kualitas produk
minuman susu masih dikategorikan baik karena bakteri asam laktat masih belum dapat
memproduksi asam. Sehingga dapat di katakan bahwa penggunaan pati termodifikasi merk
“X” ini tidak berpengaruh nyata terhadap pH produk minuman. (Lu et al. 2013)
Pada grafik dapat diamati bahwa total sediment pada produk Milkuat existing berturut-turut
sebesar 0,10; 0,40; 0,60; 0,40; 0,40; dan 0,40. Sedangkan pada Milkuat trial di dapati total
sedimen sebesar 0,40; 0,30; 0,80; 0,80; 1,00; dan 1,00. Dari grafik yang ada terlihat bahwa
terdapat perbedaan yang nyata ketika kandungan pati termodifikasi disubstitusi dengan
alternatif pati “X”. Secara keseluruhan, penggunaan alternatif pati dapat meningkatkan total
28
29
sediment pada produk dan jumlahnya berfluktuasi seiring dengan lamanya penyimpanan di
dalam suhu 40oC. Total sediment pada produk Milkuat terbentuk akibat adanya
pengendapan kalsium tidak larut yang ditambahkan ke dalam produk. Konsumen pada
umumnya tidak akan menyukai produk minuman mengandung susu yang terlihat
mengalami pemisahan akibat tingginya tingkat sediment. Hal ini dapat memicu penurunan
tingkat penerimaan konsumen terhadap produk Milkuat di pasaran. Karena itu telah di
tetapkan batas maksimal bagi total sediment di PT.Indokuat Sukses Makmur adalah sebesar
2 mL. Walaupun produk trial cenderung memiliki sedimentasi yang lebih tinggi seiring
waktu penyimpanan akan tetapi tidak melebihi batas maksimal yang ditentukan sehingga
alternatif pati termodifikasi jenis “X” ini masih dapat diterima.
Evaluasi sensori merupakan salah satu komponen kritis yang dapat mempengaruhi persepsi
kualitas oleh konsumen terhadap suatu produk minuman. Karena itu penting dalam proses
pengembangan suatu produk baru untuk diuji dari segi sensori apakah produk baru tersebut
dapat diterima dengan baik di kalangan konsumen (Clark et al. 2009). Dari segi atribut
flavor yang diuji, panelis tidak menemukan adanya flavor yang menyimpang dari produk
Milkuat trial yang diproduksi. Para panelis lebih banyak memberikan skor antara 5-6 yang
mengindikasikan flavor agak kuat dan flavor kuat pada minggu pertama dan kedua
penyimpanan. Kemudian pada minggu ke-3, para panelis mulai menurunkan nilai skor
flavor keempat produk. Perubahan flavor yang terjadi pada produk minuman mengandung
susu ini dapat terjadi karena beberapa faktor seperti aktivitas bakteri, enzim, dan proses
produksi. Susu segar sendiri memiliki beberapa senyawa volatile seperti dimetil sulfida,
diasetil, dan 2-metil-1-butanol dalam berbagai konsentrasi yang menciptakan flavor khas
pada susu. Pembentukan aroma dan flavor dari susu selama proses penyimpanan
dipengaruhi oleh kandungan senyawa sulfida, keton, aldehid, dan lakton yang terbentuk
dari proses degradasi thermal protein, oksidasi lemak, dan reaksi Maillard (Wadsworth,
1984).
Pada minggu ke-4 penyimpanan, atribut flavor dari produk Milkuat existing dan trial tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Perbedaan skor hanya terjadi pada produk yang
30
diberi perlakuan penyimpanan, sedangkan atribut flavor produk pada suhu refrigerator jauh
lebih baik dibandingkan dengan atribut flavor pada suhu oven.
Dari segi atribut off-note, panelis menemukan lebih banyak aroma menyimpang berkategori
“lemah” pada produk Milkuat yang disimpan dalam oven. Selama 6 minggu pengujian
umur simpan, produk Milkuat trial dan existing pada suhu refrigerator hampir tidak
ditemukan aroma dan rasa yang menyimpang seperti tengik, asam, adanya kandungan
plastik/ metal yang memberikan mouthfeel tidak biasa. Secara keseluruhan dapat dilihat
bahwa produk Milkuat yang disimpan pada suhu dingin memiliki kualitas yang lebih baik.
Hal ini dapat terjadi karena selama penyimpanan pada suhu yang relatif tinggi, komponen-
komponen penting yang terdapat pada minuman mengandung susu seperti protein dan
lemak mengalami hidrolisis dan oksidasi yang dapat meningkatkan nilai off-note. Selain itu
berbagai kandungan komponen pengemas seperti plastik dan metal dapat mempercepat
proses auto-oksidasi lemak dan mengahasilkan senyawa-senyawa seperti aldehid, keton,
dan kesan bau busuk lainnya pada produk apabila plastik pelapis dalam kemasan
mengalami degradasi (Clark et al. 2009).
Secara overall quality, produk Milkuat trial masih dapat diterima oleh panelis. Hal ini
terlihat pada grafik di mana kategori produk existing dan trial “agak baik” dan “baik”
hingga minggu ke-5 penyimpanan. Penurunan skor atribut ini mulai terjadi setelah produk
melewati minggu ke-5 penyimpanan dan seterusnya. Penambahan pati termodifikasi jenis
“X” secara keseluruhan masih dapat diterima hingga minggu ke-6 penyimpanan.
7. KESIMPULAN
31
8. DAFTAR PUSTAKA
Clark, S. et al., 2009. The Sensory Evaluation of Dairy Products 2, Illustr ed., Springer
Science & Business Media, 2009.
Herawati, H., 2009. Potensi Pengembangan Produk Pati Tahan Cerna Sebagai Pangan
Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian, 30(1).
Lu, M. et al., 2013. Milk Spoilage : Methods and Practices of Detecting Milk Quality. ,
2013(July), pp.113–123.
Meilgaard, M., Civille, G.V. & Carr, B.T., 1999. Sensory Evaluation Techniques, Third
Edition,
Novita, A., 1994. Pasteurisasi dengan Lama Penyimpanan pH Degrees and Reductation
Scores of Pasteurization Cow ’ s Milk in Different Time of Storaging. , pp.43–46.
Nushtaeva, A. V., 2016. Natural food-grade solid particles for emulsion stabilization.
Colloids and Surfaces A: Physicochemical and Engineering Aspects, 504(February),
pp.449–457.
Rosida, D.F., Mulyani, T. & L, R.S., 2016. A Comparative Study of Non-Dairy Cream
Based on The Type of Leguminosae Protein Source in Terms of Physico Chemical
Properties and Organoleptic. Italian Oral Surgery, 9, pp.431–439. Available at:
http://dx.doi.org/10.1016/j.aaspro.2016.02.160.
Safitri, F. & Purwantiningrum, I., 2013. Pengaruh Penambahan Pati Termodifikasi Pada
Non Dairy Creamer Terhadap Stabilitas Emulsifikasi dan Efisiensi Sodium Caseinate
The influence of Modified Starch ’ s adding for Non Dairy Creamer ’ s product against
the Emulsification Stability and the Effici. , 1(1), pp.1–14.
Scott, David L. 2008. UHT Processing and Aseptic Filling of Dairy Foods. A Thesis.
Kansas State University. Manhattan, Kansas.
32