You are on page 1of 14

2.

9 MALL

2.9.1 Pengertian Pusat Perbelanjaan


Pusat perdagangan muncul karena adanya kebutuhan dari penduduk. Pusat
perdagangan tidak hanya menjadi tempat jual beli kebutuhan pokok saja, akan tetapi
juga menjadi tempat berbagai fasilitas yang ditawarkan.
Menurut Abdurachmat dan Maryani (1998: 55) secara sederhana perdagangan
dapat diartikan sebagai “pertukaran barang dan jasa antar individu dan antar wilayah di
permukaan bumi”, sedangkan perdagangan menurut ahli Geografi William Van Royen
(Abdurachmat dan Maryani, 1998: 55) adalah ‘pertukaran barang dan jasa antar individu,
masyarakat dan negara meliputi proses pembelian dan penjualan sesuatu barang yang
berlebih antar daerah atau region.’
Pengertian pusat perdagangan menurut Anorga dalam kamus istilah ekonomi yang
dikutip oleh Herliani (2003: 6) adalah ‘tempat beraktivitasnya pembelian barang dengan
maksud untuk dijual kembali kepada pedagang lain,konsumen akhir atau pemakai
industri. Pusat perdagangan merupakan sarana perdagangan dengan jumlah pegawai
banyak, modal usaha besar, omset penjualan tinggi, daerah yang dilayani cukup luas
dan toko-toko yang ada saling melengkapi satu dengan lainnya.

2.9.2 Klasifikasi Pusat Perbelanjaan


Terdapat beberapa klasifikasi pusat perdagangan sebagai tempat untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari penduduk. Klasifikasi pusat perdagangan menurut Arthur B.
Gallion dan Simon Eiser yang dikutip oleh Ali (2006: 14-15) adalah sebagai berikut:
A. Neighborhood Centre (Pusat Perdagangan Lingkungan Perumahan)
• Pusat perdagangan ini melayani penduduk dalam satu lingkungan perumahan
(neighborhood unit) dengan jumlah penduduk yang dilayani hanya sekitar 7.500 –
20.000 orang.
• Hanya melayani satu lingkungan perumahan sehingga lokasinya berada pada
lingkungan tersebut agar mudah dicapai oleh penduduk.
• Jumlah pasar di lokasi tersebut antara 5 – 15 buah.
• Jenis barang yang diperdagangkan terbatas pada jenis barang eceran primer.
• Lokasinya tersebar merata di tiap lingkungan permukiman penduduk.
• Jenis dan kualitas barangnya disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi penduduk dan
merupakan pasar-pasar kecil (pasar lingkungan).
B. Community Centre.
• Merupakan pusat perdagangan yang melayani penduduk dengan jumlah yang lebih
kecil jika dibandingkan dengan pusat perdagangan utama.
• Biasanya melayani penduduk antara 20.000 – 100.000 orang.
• Jumlah pasar di pusat perdagangan ini antara 15 – 20 pasar yang melayani
penduduk di lingkungan itu sendiri dan daerah lokasi.
• Lokasi pusat perdagangan ini sudah berada dalam lingkungan perumahan.
Umumnya lokasi perdagangan ini berlokasi pada daerah yang mempunyai
aksesibilitas yang baik dan tidak terlalu jauh dari tempat tinggal penduduk dan
cenderung mendekati pusat kota.
• Jenis barang yang diperdagangkan terbatas pada barang-barang primer dan
sekunder, yaitu barang kebutuhan sehari-hari dan kelontong.
• Jenis dan kualitas barang yang diperdagangkan sesuai dengan kondisi sosial
ekonomi penduduk yang dilayani.
C. Regional Centre.
• Pusat perdagangan ini melayani sekitar 100.000 – 250.000 orang.
• Jumlah pasar di lokasi ini berkisar antara 40 – 100 buah.
• Sudah merupakan skala perdagangan kota.
• Umumnya lokasi pusat perdagangan ini berada di pusat kota dan mengelompok
dengan aktivitas-aktivitas perdagangan besar lainnya

2.9.3 Komoditas
Di pusat perdagangan terdapat ribuan hasil produksi dengan macam ragamnya.
Komoditas tersebut merupakan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang
diperjualbelikan oleh pedagang kepada konsumen. Adapun beberapa jenis komoditas
yang dijual di pusat perdagangan menurut Ibrahim yang dikutip oleh Hidayat (1998: 17-
18) secara umum dapat dibedakan menjadi:
A. Barang-barang primer;
Merupakan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang mempunyai frekuensi
pembelian harian yang tinggi, karena merupakan barang-barang yang benar-benar
dibutuhkan dan sering di beli oleh konsumen. Contoh barang-barang primer yaitu
sembako, sayur-sayuran, buah-buahan, bumbu, daging, telur, ikan, barang kelontong
kecil, dan lain sebagainya.
B. Barang-barang sekunder;
Merupakan barang yang mempunyai sifat pelayanan kebutuhan yang tidak
teratur, dalam arti frekuensi pembelian tidak tetap, dimana rasa kebutuhan timbul
baru, barang tersebut dibeli. Contoh barang-barang sekunder misalnya pakaian, tekstil,
sepatu, tas, dan lain sebagainya.
C. Barang-barang tersier;
Merupakan barang yang mempunyai sifat pelayanan kebutuhan yang jarang
dibeli dan biasanya dibeli oleh konsumen yang mampu. Contoh barang-barang
tersier diantaranya yaitu televisi, perhiasan, motor, mobil, dan lain sebagainya.
D. Barang khusus;
Merupakan barang yang sifatnya dibutuhkan oleh pembeli secara insidental saja
dan mempunyai periode pembelian yang tidak tentu. Namun jenis barang ini mempunyai
skala pelayanan yang luas (seluruh kota).
Sebagai fasilitas umum yang berfungsi dan bertujuan melayani dan memenuhi
kebutuhan sehari-hari masyarakat, maka kuantitas dan kualitas komoditas yang
diperjualbelikan di suatu pusat perdagangan akan berpengaruh terhadap frekuensi
berbelanja konsumen. Semakin lengkap dan baik kualitas komoditas yang ditawarkan,
tentu akan semakin banyak konsumen yang berbelanja di pusat perdagangan tersebut.
Dengan terdapatnya jenis barang yang lengkap di suatu pusat perdagangan
mengakibatkan biaya transportasi konsumen menjadi berkurang, artinya untuk berbelanja
berbagai macam kebutuhan yang berbeda konsumen hanya mengeluarkan biaya
transportasi satu kali karena barang-barang kebutuhan tersebut terkonsentrasi pada satu
tempat.

2.9.4 Klasifikasi Tempat Berjualan


Di suatu pusat perdagangan terdapat berbagai macam jenis tempat berjualan. Tempat
berjualan tersebut merupakan tempat para pedagang menjual barang dagangannya
kepada konsumen. Klasifikasi jenis-jenis tempat berjualan yang terdapat di lokasi pasar
dan pusat perdagangan menurut Ibrahim yang dikutip oleh Hidayat (1998: 154-155) adalah:
A. Toko;
Merupakan suatu ruangan dengan kondisi permanen (tembok) dibawah satu atap
dengan lantai pengerasan dan letaknya menghadap keluar pasar atau dipinggir jalan, atau
berada pada jalan utama masuk atau keluar pasar. Luas toko umumnya minimal seluas 2
× 3 meter.
B. Kios;
Merupakan suatu ruangan yang tertutup atau dibawah atap dengan kualitas
bangunan permanen (tembok) atau jenis semi permanen (setengah tembok) dengan
lantai pengerasan, dan letaknya berada di dalam pasar atau dipinggir jalan utama
pasar. Luas kios umumnya seluas 2×2,25 meter.
C. Jongko;
Secara umum kondisi ruang kios dan jongko hampir sama, bedanya terletak
pada dinding pemisah dan lantai pengerasan. Jongko mempunyai ciri seperti dinding
pemisah terdiri atas papan dengan lantai tidak melalui pengerasan (tanah). Luas
jongko hampir sama dengan luas kios.
D. Los;
Merupakan ruang-ruang di bawah atap yang dibagi atas ruang-ruang yang
dibatasi atau yang disekat dinding relatif rendah atau tidak dibatasi, dan ruang-ruang
tersebut disebut dengan meja-meja. Letak los berada di dalam pasar dengan kondisi
lantai ada yang berupa pengerasan dan ada yang tidak.
E. Pelataran;
Merupakan ruang-ruang terbuka, tidak beratap dengan lantai dapat berupa pengerasan
dan bisa juga tidak, dimana para pedagang ekonomi lemah dapat secara bebas dan teratur
memperdagangkan barang dagangannya.Pada umumnya letak pelataran berada disamping
atau belakang pasar.
Berbeda-bedanya jenis tempat berjualan tiap pedagang tentu akan mengakibatkan
harga sewa atau harga beli tempat berjualan akan berbeda-beda pula. Hal ini
didasarkan pada kualitas bangunan tempat berjualan yang berbeda- beda, ada tempat
berjualan yang berkualitas bangunan permanen seperti toko dan kios dan ada yang berkualitas
bangunan semi permanen seperti jongko, los, petian dan klemprakan. Biasanya, tempat
berjualan jenis toko dan kios akan memiliki harga sewa atau harga beli yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan tempat berjualan jenis jongko, los, petian dan klemprakan.

2.9.5 Standar Fasilitas Perbelanjaan dengan Sarana Perlengkapannya


Direktorat Jendral Cipta Karya yang dikutip oleh Herliani (2003: 17-18)
mengemukakan suatu standar fasilitas perdagangan dengan sarana perlengkapannya bagi
suatu kawasan penduduk. Standar fasilitas perdagangan dengan sarana perlengkapannya
bagi suatu kawasan penduduk, yaitu:
A. Pusat Perdagangan pada kawasan dengan jumlah penduduk 30.000 jiwa.
• Fasilitasnya terdiri atas pasar dan toko-toko lengkap dengan bengkel reparasi,
radio, kompor, setrika, sepeda dan motor.
• Fungsinya sebagai pusat perdagangan di lingkungan yang menjual kebutuhan
sehari-hari, bahan pakaian, barang kelontong, alat pendidikan, alat rumah tangga dan
sebagainya.
• Luas tanah yang dibutuhkan 130.000 m2 dengan prosentase terhadap area
permukiman 0,9%
• Lokasinya di jalan utama lingkungan dan mengelompok pada pusat-pusat
lingkungan serta memiliki terminal kecil untuk pemberhentian kendaraan.
• Sarana perlengkapan yang harus ada yaitu: tempat parkir umum sudah termasuk
kebutuhan luas lahan, pos polisi, pos pemadam kebakaran, kantor pos pembantu
dan tempat ibadah.
B. Pusat Perdagangan dan Niaga pada kawasan dengan jumlah penduduk 120.000 jiwa.
• Fasilitasnya terdiri atas toko-toko yang tidak hanya menjual kebutuhan sehari-hari
juga toko-toko lain yang terdiri atas pasar, reparasi, service, dan tempat-tempat
hiburan.
• Fungsinya sama dengan pusat perdagangan lainnya, hanya dilengkapi dengan
sarana bank, industri kecil seperti konveksi dan lain-lain.
• Luas tanah yang dibutuhkan 36.000 m2 dengan prosentase terhadap area permukiman
yang dilayani 0,6%.
• Lokasinya dikelpompokkan dengan pusat kecamatan dan memiliki pangkalan
transportasi umum untuk jenis kendaraan angkutan penumpang kecil.
• Sarana yang harus tersedia yaitu: tempat parkir umum sudah termasuk kebutuhan luas
tanah, pos polisi, pos pemadam kebakaran, kantor pos pembantu, dan tempat ibadah.
C. Pusat perdagangan dan Niaga pada kawasan dengan jumlah penduduk 480.000 jiwa.
• Fasilitasnya terdiri atas pasar, toko, bengkel reparasi, service, dan tempat hiburan.
• Luas tanah yang dibutuhkan adalah 96.000 m2 dengan presentase terhadap areal
permukiman yang dilayani 0,4%
• Lokasinya dikelompokkan dengan pusat daerah dan memiliki terminal bis dan jenis
kendaraan umum lainnya.
• Sarana perlengkapan yang harus tersedia yaitu: tempat parkir umum sudah termasuk
kebutuhan luas tanah, pos polisi, pos pemadam kebakaran, kantor pos pembantu, dan
tempat ibadah.
Adanya suatu standar fasilitas perdagangan dengan sarana perlengkapannya bagi
suatu kawasan penduduk ini dimaksudkan agar dalam suatu daerah tidak terjadi ketimpagan
antara fasilitas perbelanjaan yang tersedia dengan keadaan penduduk yang pada akhirnya
akan melibatkan ketidakharonisan antara penataan ruang dengan kebutuhan penduduk.

2.9.6 Lokasi Pusat Perdagangan


Perdagangan erat kaitannya dengan penempatan ruang yang ada di lokasi-lokasi
tertentu, yaitu lokasi yang dijadikan sebagai daerah tujuan perdagangan.Melalui lokasi ini
kita dapat mengetahui jarak dan arah dari tempat tinggal konsumen sehingga dapat
diperkirakan waktu yang diperlukan menuju pudat perdagangan tersebut.
Menurut Kartawidjaja (2001:9-19), lokasi adalah “konsep geografi terpenting, karena
lokasi dapat menunjukkan posisi suatu tempat, benda atau gejalan di permukaan bumi dalam
hubungannya dengan tempat, benda, gejala, peristiwa lain”. Lokasi dapat menjawab
pertanyaan dimana (where) dan mengapa disana (why is in there) tidak di tempat lain.
Ada dua macam lokasi yang disebutkan oleh Kartawidjaja (2001:9) yaitu lokasi
absolute dan lokasi relative.Lokasi abcolut adalah posisi sesuatu berdasarkan koordinat garis
lintang dan garis bujur. Melalui lokasi abdolut ini, kita dapat mengetahui jarak dan arah suatu
tempat ke temoat lain dipermukaan bumi. Lokasi relative adalah posisi sesuatu berdasarkan
kondisi dan situasi daerah sekitarnya: bias berupa fisik, social, ekonomi, budaya dan
keberadaan transportasi. Lokasi relative memberikan gambaran tentang keterbelakangan,
perkembangan, dan kemajuan daerah yang bersangkutan bila dibandingkan dengan daerah
lain disekitarnya.Selanjutnya, dalam megkaji suatu lokasidapat juga dilihat dari site dan
situation-nya.Site menurut Kartawidjaja (2001:12) berkenaan dengan kondisi eksternal suatu
tempat bila dibandingkan dengan tempat lainnya.
Hal-hal yang perlu diperhatkan dan dipertimbangkan dalam pemilihan suatu lokasi
pusat perdagangan diantaranya adalah letak, transporasi, jaringan jalan serta penyebaran
penduduk. Menurut Laswati yang dikutip oleh Aminah (2004:20) dalam peentuan lokasi
pusat perdagangan harus memperlihatkan:
A. Jarak pusat perdagangan dari permukiman: artinya lokasi pusat perdagangan tersebut
jagan terlalu jauh dari permukiman penduduk.
B. Penduduk: mengingat fungsi pusat perdagangan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
maka jumlah dan penyebaran penduduk merupakan factor yang perlu diperhitungkan dalam
penentuan lokasi suatu pusat perdagangan.
C. Jaringan transpostasi; baik yang melewati maupun yang menghubungkan pusat
perdagangan tersebut.
Dari pendapat Laswati diatas diketahui bahwa lokasi pusat perdagangan sangat
diperngaruhi oleh penduduk.Hal ini sesuai dengan pendapat yang diuangkapkan oleh
Kartawidjaja dan Maryani (1998: 45) bahwa “setiap fasilitas memerlukan jumlah pemduduk
yang minimal untuk mendukung kelangsungan setiap kegiatan.”Oleh karena itu, sudah
seharusnya pusat perdagangan ditempatkan posisinya pada lokasi yang tepat dan strategis.
Tepat, dalam arti mampu mencapai tingkat efisiensi dan optimasi, baik dalam hal pergerakan
menuju lokasi pusat perdagangan tersebut maupun dalam hal pengisian ruang untuk
kemudahan pengembangan selanjutya di masa yang akan datang, sedangkan lokasi yang
strategis yaitu lokasi yang dapat dijangkau dengan mudah seluruh konsumen atau penduduk,
baik dari daerah yang padat maupun jarang penduduknya.

2.9.10 Aksesibilitas dan Transportasi Perdagangan


Untuk menjangkau pusat perdagangan, diperlukan suatu sistem transportasi yang
mendukung keberadaan lokasi pusat perdagangan dan memberi kemudahan bagi konsumen
yang hendak mengunjungi pusta perdagangan tersebut.
A. Pengertian Aksesibilitas dan Transportasi
Aksesibilitas yaitu keterjangkauan, kemudahan bergerak dari suatu tempat ke tempat
lain dalam satu daerah yang ditunjang oleh suatu sistem transportasi yang mendukung.
Pendapat Tamim yang dikutip Herliani (2003:28) : aksesibilitas dapat dinyatakan dengan
jarak; bila suatu tempat berdekatan dengan tempat lainnya, dikatakan aksesibilitas antara
kedua tempat tersebuh tinggi. Sebaliknya jika kedua tempat tersebut berjauhan, aksesibilitas
antara keduanya rendah.Namun, meskipun jarak berjauhan apabila sistem transportasi antara
kedua tempat tersebut baik dan untuk itu waktu tempuh bisa lebih singkat, maka waktu
tempuh menjadi ukuran yang lebih baik dan sering digunakan untuk aksesibilitas.
Selanjutnya, missalnya meskipun sistem tranportasi telah baik dan terdapat pelayanan bus
yang baik antara dua tempat dalam suatu daerah perkotaan, akan tetapi, bagi orang miskin
yang tidak mampu mebeli karcis, aksesibiitas kedua tempat itu tetap rendah. Dalam hal ini,
biaya perjalanan (Rp) menjadi ukuran yang lebih baik untuk aksesibilitas dibandingkan jarak
dan waktu tempuh.
Faktor aksesibilitas menjadi bahan pertimbangan dalam suatu pusat perdagangan
karena mengingat fungsi pusat perdagangan sebagai tempat pelayanan bagi masyarakat
sehingga harus memberikan kemudahan agar dapat dicapai denganjarak yang tidak begitu
jauh dari pemukiman.Jumlah angkutan umum yang melewati pusat perdagangan tersebut
banyak, dan biaya tansportasi yang relatif murah. Menurut Tarigan (2006: 173) “ ada
berbagai unsur yang memepengaruhi aksesibilitas , missalnya kondisi jalan, jenis angkutan
yang tersedia, frekuensi kenberangkatan dan jarak”. Dalam kaitanya dengan aksesibilitas,
transportasi bertindak sebagai penghubung suatu tempat. Transportasi secara sederhana dapat
diartikan sebagai pergerakan manusia dan barang dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Dengan demikian, transportasi merupakan fasilitas yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat untuk menggerakkan orang- orang, barang arau jenis lainnya yang dianggap
berharga oleh suatu masyarakat dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. Transportasi
menurut Alexander yang dikutip oleh Raharjo (1998 : 14) adalah : Transportasi merupakan
suatu sistem peredaran dunia, bagaikan sistem darah dalam tubuh manusia yang membuat
manusia hidup dan bergerak. Transportasi merupakan suatu sitstem karena didalamnya
terdapat unsur- unsur yang terkait dan saling tergantung, seperti adanya barang atau orang
yang akan digerakkan, prasarana berupa jalan, terminal, pelabuhan, sarana seperti kendaraaan
dan aturan- aturan yang mengatur sistem pergerakkan itu, tanpa transportasi maka dunia akan
subsisten.
Secara umum fungsi utama dari sistem transportasi adalah sebagai media interaksi
antar daerah dalam berbagai kegiatan, sehingga membentuk suatu jaringan pergerakann yang
kontinyu. Sejalan dengan tujuan transportasi untuk memberi kemudahan pada penduduk
dalam beraktifitas, pembangunan transportasi diarahkan bagi kemudahan dicapainya tempat
tujuan yang menyangkut berbagai aspek kegiatan seperti kemudahan untuk mendapatkan
faktor- faktror produksi, jangkauan terhadap fasilitas pelayanan dan pusat- pusta kegiatan
lainnya. Tingginya pelayanan sistem transportasi yang akses terhadap suatu daerah akan
memberikan pengaruh terhadap semakin besarnya peluang daerah tersebut untuk
berkemabang., sebaliknya engan terbatasnya sistem perhubungan akan menimbulkan
keterbelakangan perkembangan daerah tersebut.
B. Prasarana dan Sarana Transportasi
Jalan merupakan sarana transportasi utama bagi perpindahan manusia, kendaraan dan
barang dari suatu tempat ke tempat yang lain. Menurut kamus besar Indonesia (1988 ; 345)
jalan adalah “tempat yang dilalui untuk lalu lintas orang, kendaraan atau barang.” Didalam
UU RI nomor 13 tahun 1980 tentang jalan pada bab II pasal 2, tertulis peranan jalan yaitu:
• Jalan mempunyai peranan penting dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya dan
pertahanan keamanan serta digunakan sebesar- besarnya bagi kemakmuran rakyat.
• Jalan mempunyai peranan untuk mendorong pegembangan semua satuan daerah
pengembangan dalam usaha mencapai tingkat perkembangan antar daerah yang smakin
merata.
• Jalan merupakan suatu sistem jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-
pusat pertumbuhan dengan daerah yang berada dalam pengaruh pelayannannya dalam
suatu hubungan hierarki.
Kedudukan jalan sebagai prasarana tranportasi manusia dengan segala aktivitasnya
merupakan salah satu komunikasi penduduk antar daerah, semakin banyak kegiatan yang
dilakukan maka kebutuhan akan prasarana jalan, alat angkut dan sistem jaringan jalanya pun
semakin kompleks.
Beberapa klasifikasi jalan menurut Morlok (1988 : 107) yaitu:
• Jalan berdasarkan administrasi ; klasifikasi ini berdasarkan kepada siapa yang
berkewajiban membangun tau memelihara jalan tersebut. Adapun jenis jalan
berdasarkan administrasi adalah jalan negara, jalan provinsi, jalan kabupaten/ kodya,
dan jalan desa.
• Jalan berdasarkan fungsinya; maksud dari klasifikasi jalan berdasrakan fungsinya
adalah peran jalan tersebut terhadap kegiatan transportasi dan penggunaan jalan bagi
pemakai jalan berdasarkan nilaii yang berlaku. Adapun yang termasuk jenis penilaian
itu adalah prasarana dan sarana yang diangkut.
Klasifikasi jalan menurut fungsinya yaitu:
• Jalan arteri ; yaitu jalan yang melayani angkutan utama dengan perjalan jarak jauh,
kecepatan rata- rata tinggi, jumlah kendaraan masuk dibatasi dan biasanya
menguhubungkan antara kota dan juga sebagai jalan pintas.(toll, by pass dan lain-
lain.). jalan arteri ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
o Jalan arteri primer; jaringan jalan yang menghubungkan antar kota.
o Jalan arteri sekunder; jaringan jalan untuk masuk/ keluar kota.
 Jalan kolektor; merupakan jalan pengumpul dengan menampung lalu lintas antar jalan
arteri dengan jalan lokal, jarak tempuh sedang dan kecepatan sedang. Jalan kolektor ini
dibagi menjadi:
o Jalan kolektor primer; jaringan jalan untuk melancarkan kegiatan lalu lintas di
dalam kota dan membantu jaringan jalan dalam kota.
o Jalan kolektor sekunder; jaringan jalan untuk melancarkan kegiatan lalu lintas di
dalam kota dan membantu jaringan jalan kolektor primer.
o Jalan lokal; yaitu jalan yang langsung ke tempat kegiatan dan melayani angkutan
setempat. Selain jalan, keberadaan jenis alat angkut manusia dan barangpun sangat
diperlukan bagi perpindahan manusia dan barang dari suatu tempat ke tempat yang
lain. Beberapa jenis alat angkut, diantaranya adalah:
 Angkutan darat; adalah angkutan yang menggunakan tanah darat sebagai upaya
memberikan kemudahan dalam menjangkau tempat- tempat jarak dekat maupun
jarak jauh. Jenis- jenis angkutan darat antaranya:
• Ojeg; adalah alat angkut yang menggunakan motor, peenumpangnya
sangat terbatas, satu orang saja.
• Becak; alat angkut ini merupakan alat angkut beroda tiga yang
dikemudikan dengan tenaga manusia.
• Kereta api; adalah penyediaan jasa- jasa transportasi di atas rel untuk
membawa barang dan penumpang.
 Alat angkutan sungai, danau dan penyebrangan (ASDP); adalah angkutan yang
menggunakan perairan dalam bentuk danau atau sungai sebagai upaya
memberikan kemudahan penduduk dalam menjangkau tempat- tempat yang
dekat maupun jauh yang dipisahkan oleh perairan. Jenis angkutan sungai
diantaranya perahu, rakit, getek dan sebagainya
 Angkutan laut; adalah angkutan yang menggunakan perairan terutama laut
sebagai upaya memberikan kemudahan dalam menjangkau tempat- tempat yang
memiliki jarak jauh yang dipisahkan oleh laut. Sehingga tidak bisa ditempuh
dengan menggunakan angkutan darat maupun angkutan sungai.
 Angkutan udara; salah satu alternatif alat angkutan yang digunakan masyarakat
yang akan melakukan perjalanan baik antar kota, pulau maupun antar negara,
alat angkutan yang digunakan adalah pesawat terbang.
Dari beberapa jenis angkutan tersebut, yang paling banyak dan paling umum yang
digunakanoleh masyarakat Indonesia adalah jenis angkutan darat, mengingat biaya yang
dikeluarkan relatif murah dan terjangkau. Untuk perjalanan antar pulau yang tidak bisa
dilakukan dengan jenis kendaraan darat, jenis angkutan laut lebih dipilih dibandingkan
dengan jenis angkutan udara, mengingan biaya yang dikeluarkan lebih murah walaupun
waktu tempuhnya lebih lama.

3. Daya tarik Pusat Perdagangan


Perkembangan suatu pusat perdagangan juga dipengaruhi oleh daya tarik yang
dimiliki oleh pusat perdagangan itu sendiri. Makin besar daya tarik suatu pusat perdagangan,
maka peluang konsumen yang akan berbelanja ke pusat perdagangan tersebut akan semakin
besar. Adapun hal-hal yang dapat menjadi daya tarik suatu pusat perdagangan antara lain
sebagai berikut:
Lokasi
Lokasi pusat perdagangan yang jaraknya jauh dari permukiman penduduk dan sulit
dijangkau tentu akan merugikan konsumen dalam hal biaya, waktu dan tenaga, sehingga
dalam pemilihan lokasi pusat perdagangan hendaknya ditempatkan pada lokasi yang strategis
dan mudah untuk dijangkau.
Sarana dan Prasarana Transportasi
Adanya sarana dan prasarana transportasi yang memadai akan mempermudah
hubungan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya, karena transportasi
merupakan fasilitas yang memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk menggerakkan
orang-orang, barang atau jenis lainnya yang dianggap berharga oleh suatu masyarakat dari
suatu tempat ke tempat linnya. Tingginya pelayanan sistem transportasi yang akses terhadap
suatu pergadangan akan memberikan pengaruh terhadap semakin besarnya peluang pusat
perdagangan tersebut untuk berkembang, sebaliknya dengan terbatasnya sistem perhubungan
akan menimbulkan keterbelakangan perkembangan pusat perdagangan tersebut.

Komoditas
Mencakup jenis, kualitas dan kuantitas komoditas, serta harga komoditas yang dijual
di suatu pusat perdagangan. Semakin banyak dan lengkap jenis komoditas yang dijual di
suatu pusat perdagangan serta kualitas yang ditawarkanpun baik, maka konsumsi akan
semakin banyak yang mengunjungi pusat perdagangan tersebut. Hal tersebut dikarenakan
konsumen cenderung lebih senang berbelanja bermacam-macam barang kebutuhan dalam
suatu lokasi untuk menghemat biaya, waktu dan tenaga. Persaingan harga jual komoditas tiap
pedagang mengakibatkan konsumen cenderung lebih memilih tempat yang menjual barang
kebutuhan mereka dengan harga yang lebih rendah dari tempat lain.
Pelayanan
Walaupun jenis, kuantitas dan kualitas barang lebih lengkap dan baik serta harga
barang yang ditawarkan lebih murah, namun jika pelayanan yang diberikan tidak memuaskan
maka konsumen cenderung lebih memilih untuk berbelanja di tempat lain walaupun harga
yang ditawarkan lebih tinggi. Hal ini dikarenakan pusat perdagangan bukan Cuma diharapkan
mampu memberikan kepuasan secara ekonomis terhadap konsumen tetapi juga kepuasan
secara psikologis.
Kenyamanan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 698) kenyamanan adalah “suatu
perasaan tenang dan segar.” Pada saat berbelanja di suatu tempat, tentu konsumen
menginginkan rasa nyaman.Kenyamanan dalam penelitian ini mencakup keamanan dan
kebersihan di pusat perdagangan. Pusat perdagangan yang tingkat keamanannya rendah
cenderung akan ditinggalkan konsumen. Sehubungan dengan hal tersebut, maka kelengkapan
fasilitas keamanan sangat diperlukan seperti pos keamanan, pos pemadam kebakaran, dan
lain sebagainya. Terkait dengan kebersihan, pusat perdagangan yang bersih akan memberikan
perasaan nyaman bagi konsumen yang datang ke pusat perdagangan tersebut. Shingga untuk
menjaga kebersihan dan kenyamanan di lingkungan pusat perdagangan, sebaiknya pengelola
pusat perdagangan melakukan pembenahan baik dari segi fisik bangunan maupun dari segi
kebersihan lingkungan, seperti menjaga kebersihan WC, tempat ibadah, menyediakan tempat-
tempat sampah, dan lain sebagainya.

Fasilitas-fasilitas Pendukung
Merupakan sarana dan prasarana yang mendukung aktivitas manusia. Agar pusat
perdagangan banyak dikunjungi oleh pengunjung, maka dipelukan fasilitas penunjang yang
terdiri atas pasar dan toko-toko, bengkel reparasai, terminal kecil untuk pemberhentian
kendaraan, tempat parkir, pos polisi, kantor pos pembantu, tempat ibadah, bank, kantor pos,
warung telekomunikasi dan ps pemadam kebakaran. Lokasi fasilitas-fasilitas pendukung
pusat perdagangan tersebut sebaiknya jangan tersebar di berbagai tempat dan saling
berjauhan sehingga kurang menimbulkan daya tarik. Beragam fasilitas yang berada pada
suatu lokasi (berdekatan) akan memberikan kemudahan bagi masyarakat. Misalnya dengan
mendatangi satu tempat, masyarakat sudah bisa mendapatkan berbagai kebutuhan sehari-hari,
peralatan rumah tangga, pendidikan dan kesehatan. Hal ini akan menghemat waktu, biaya dan
tenaga bagi pengguna masyarakatdan dapat menciptakan daya tarik bagi pusat perdagangan
tersebut untuk dikunjungi.

2.9.11 Konvensi
1. Arti Konvensi
Istilah konvensi pada awalnya dimengerti sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan
bagi banyak orang ketika sedang berkumpul untuk suatu tujuan tertentu diantara mereka
sendiri.Banyak pengusaha hotel kecil pada umumnya mempertanyakan: Apa konvensi itu?
Sebaliknya bagi mereka yang sudah berpengalaman mengelola hotel besar, istilah
konvensimerupakan sebuah bisnis yang potensial bila dikaitkan dengan industri
pariwisata.Dalam diktat yang berjudul pengetahuan dasar wisata konvensi untuk perkuliahan
AkademiPariwisata Trisakti, penulis memberi batasan istilah konvensi ini sebagai berikut:
Konvensiadalah pertemuan sekelompokorang yang secara bersama-sama bertukar pikiran,
pengalamandan informasi melalui pembicaraan terbuka, saling siap untuk mendengar dan
didengar sertamempelajari, mendiskusikan kemudian menyimpulkan topik-topikyang dibahas
dalam pertemuan dimaksud. Kelompok ini bisa terdiri dari 10 orang atau lebih.
2. Arti Konvensi Menurut UU Kepariwisataan RI
Secara lebih konkret pemerintah melalui keputusan Menteri Pariwisata, Pos
danTelekomunikasi No. KM 108/HM.703/MPPT-91 merumuskan : kongres, konferensi,
ataukonvensi merupakan suatu kegiatan berupa pertemuan
sekelompokorang(negarawan,usahawan, cendekiawan, dan sebagainya) untuk membahas
masalah-masalahyang berkaitan dengan kepentingan bersama.Selanjutnya dalam Undang-
Undang Kepariwisataan Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990,Bab IV Usaha Pariwisata
Bagian Kedua Usaha Jasa Pariwisata, pasal 9 ayat (1) dicantumkan jenis-jenis usaha
pariwisata, seperti berikut:
• Jasa biro perjalanan wisata
• Jasa agen perjalanan wisata
• Jasa pramuwisata
• Jasa konvensi, perjalanan intensif dan pameran
• Jasa impresariat
• Jasa konsultan Pariwisata
• Jasa informasi
3. Analisa Fungsi Bangunan
Kajian fungsi bangunan Convention Center berdasarkan pengertian dan pertimbangan
sejarah merupakan bangunan yang menyediakan fasilitas konvensi dengan berbagai macam
kapasitas ruang yang memiliki fleksibilitas terhadap beberapa jenis kegiatan setara dan
fasilitas ekshibisi yang mendukung kegiatan konvensi atau terlepas dari kegiatan konvensi,
kedua fasilitas ini dapat digunakan untuk kegiatan skala internasional.
Jadi fungsi bangunan Convention Center adalah :
• Untuk mewadahi kagiatan konvensi dan ekshibisi, atau kegiatan lainnya yang
membutuhkan fasilitas auditorium atau ballroom seperti perjamuan, pertunjukan musik
dan peragaan busana, sebagai upaya untuk memenuhi pengguna Convention Center
yang makin berkembang.
• Berkaitan dengan pelaku sektor ekonomi khususnya perdagangan dan industri,
bangunan Convention Center merupakan sarana bersosialisasi antar pelaku bisnis untuk
bertukar informasi atau mengambil kebijakan melalui konvensi dan merupakan sarana
efektif untuk mempromosikan produk-produk perdagangan dan industri. Karakter
proses kegiatan dalam wadah tersebut adalah penyatuan kegiatan konvensi yang
membutuhkan kenyamanan dan privasi yang tinggi dengan kegiatan ekshibisi yang
bersifat promosi publik.
Unsur kegiatan konvensi berhubungan dengan suasana kenyamanan, ketenangan dan
keprivasian serta kegiatan ekshibisi yang berhubungan dengan suasana keramaian dan santai

You might also like