Professional Documents
Culture Documents
“ Agama Islam ”
Dosen Pengampu : HM. Taqijuddin A, ST.MT
Diusulkan oleh:
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat, karena berkat rahmat-Nya makalah
ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapakan. Dalam makalah ini membahas
tentang “ Al – Qur’an ”.
Materi yang kami jelaskan dalam makalah ini tentunya jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik yang bersifat membangun sangat kami
butuhkan untuk perbaikan makalah ini. Demikian makalah ini kami buat semoga
bermanfaat.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..............................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
BAB 3. PENUTUPAN...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
LAMPIRAN
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
1. Apa pengertian Al-Qur’an ?
2. Bagaimana isi pokok ajaran Al-Qur’an ?
3. Bagaimana bukti kemurnian Al-Qur’an ?
4. Bagaimana aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut ;
1. Dapat mengetahui pengertian esensi dari Al-Qur’an
2. Memahami kandungan dan fungsi Al-Qur’an
3. Bukti-bukti kemurnian dari Al-Qur’an
4. Mengetahui aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an
BAB 2. PEMBAHASAN
1. Definisi Al-Quran
Al-Quran secara etimologis berasal dari kata "qara-a, yaqra-u, qira-atan
atau qur-anan" yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (al-
dlommu) huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian ke bagian lain secara
teratur. Dikatakan Al-Qur’an karena ia berisikan intisari semua kitabullah dan
intisari dari ilmu pengetahuan.Terkait dengan asal kata Al-Qur’an, terdapat
beberapa pendapat di antaranya ialah pendapat yang disampaikan oleh:
Artinya: " Tiada Kami alpakan sesuatu pun di dalam al-Kitab ini (Al-
Quran).” ( QS. Al-An'am :38 )
Al-Quran memang sukar diberi batasan dengan definisi-definisi logika
yangmengelompokkan segala jenis, bagian-bagian serta ketentuan-
ketentuannya yang khusus, mempunyai genus, diferrentia dan propium,
sehingga definisi Al-Quran mempunyai batasan yang benar-benar konkrit.
Definisi yang konkrit untuk Al-Quran ialah menghadirkannya dalam pikiran
atau dalam realita seperti misalnya kita menunjuk sebagai Al-Quran kepada
yang tertulis di dalam mushaf atau terbaca dengan lisan. Untuk itu kita
katakan: Qur'an adalah apa yang ada di antara dua jilid buku, atau kita katakan
juga: Al-Quran ialah bismillahir rahmanir rahim, al-hamdulillahi rabbil
'alamin .... sampai dengan minal jinnati wannas.
Para ulama menyebutkan definisi Al-Quran yang mendekati maknanya
dan membedakannya dari yang lain dengan menyebutkan bahwa: "Al-Quran
adalah Kalam atau Firman Allah yang diturunkan,21 kepada Muhammad SAW.
yang pembacaannya merupakan suatu ibadah." Dalam definisi, "kalam"
merupakan kelompok jenis yang meliputi segala kalam. Dan dengan
menghubungkannya kepada Allah (Kalamullah) berarti tidak termasuk semua
kalam manusia, jin dan malaikat.
Al-Quran dan al-Kitab, lebih populer dari nama-nama yang lain. Dalam
hal ini Dr. Muhammad Abdullah Daraz berkata: Ia dinamakan Al-Quran
karena ia "dibaca" dengan lisan, dan dinamakan al-Kitab karena ia "ditulis"
dengan pena. Kedua nama ini menunjukkan makna yang sesuai dengan
kenyataannya." Dengan penjagaan ganda ini yang oleh Allah telah ditanamkan
ke dalam jiwa umat Muhammad untuk mengikuti langkah Nabi-Nya, maka Al-
Quran tetap terjaga dalam benteng yang kokoh. Hal itu tidak lain untuk
mewujudkan janji Allah yang menjamin terpeliharanya Al-Quran, seperti
difirmankan-Nya:
1. Akidah.
Secara etimologi akidah berarti kepercayaan atau keyakinan.
Bentuk jamak Akidah (‘Aqidah) adalah aqa’id. Akidah juga disebut
dengan istilah keimanan. Orang yang berakidah berarti orang yang
beriman (Mukmin). Akidah secara terminologi didefinisikan sebagai
suatu kepercayaan yang harus diyakini dengan sepenuh hati,
dinyatakan dengan lisan dan dimanifestasikan dalam bentuk amal
perbuatan.
Akidah Islam adalah keyakinan berdasarkan ajaran Islam yang
bersumber dari al-Qur’an dan hadis. Seorang yang menyatakan diri
berakidah Islam tidak hanya cukup mempercayai dan meyakini
keyakinan dalam hatinya, tetapi harus menyatakannya dengan lisan
dan harus mewujudkannya dalam bentuk amal perbuatan (amal shalih)
dalam kehidupannya sehari-hari.
Inti pokok ajaran akidah adalah masalah tauhid, yakni keyakinan
bahwa Allah Maha Esa. Setiap Muslim wajib meyakini ke-Maha Esa-
an Allah. Orang yang tidak meyakini ke-Maha Esa-an Allah Swt.
berarti ia kagir, dan apabila meyakini adanya Tuhan selain Allah Swt.
dinamakan musyrik.
Dalam akidah Islam, di samping kewajiban untuk meyakini bahwa
Allah Swt. itu Esa, juga ada kewajiban untuk meyakini rukun-rukun
iman yang lain. Tidak dibenarkan apabila seseorang yang mengaku
berakidah/beriman apabila dia hanya mengimani Allah saja, atau
meyakini sebagian dari rukun iman saja. Rukun iman yang wajib
diyakini tersebut adalah: iman kepada Allah Swt., iman kepada
malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah Swt., iman
kepada Rasul-Rasul Allah Swt., iman kepada hari akhir, dan iman
kepada Qadla’ dan Qadar.
Al-Qur’an banyak menjelaskan tentang pokok-pokok ajaran akidah
yang terkandung di dalamnya, di antaranya adalah sebagai berikut :
َولَ ْم يَ ُك ْن لَهُ ُكفُ ًوا أَ َح ٌد. لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم يُولَ ْد. ص َم ُد
َّ هَّللا ُ ال. قُلْ هُ َو هَّللا ُ أَ َح ٌد
"Katakanlah (Muhammad saw.), ”Dialah Allah, Yang Maha Esa.
Allah Swt. tempat meminta segala sesuatu. (Allah Swt.) tidak
beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang
setara dengan Dia.” (QS. al-Ikhlas: 1-4)
ون ۚ ُك ٌّل آ َم َن ِباهَّلل ِ َو َماَل ئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه اَل َ آ َمنَ ال َّرسُو ُل بِ َما أ ُ ْن ِز َل إِلَ ْي ِه مِنْ َر ِّب ِه َو ْالم ُْؤ ِم ُن
ِ ك ْال َم
صي ُر َ ك َر َّب َنا َوإِلَ ْي َ ق بَ ْينَ أَ َح ٍد ِم ْن ُر ُسلِ ِه ۚ َو َقالُوا َسمِعْ َنا َوأَ َطعْ َنا ۖ ُغ ْف َرا َن ُ “ نُفَ ِّر
“Rasul (Muhammad saw.) beriman kepada apa yang diturunkan
kepadanya (alQur’an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang
yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata),
”Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-
Nya.” Dan mereka berkata, ”Kami dengar dan kami taat.
Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami)
kembali.” (QS. al-Baqarah : 285)
3. Akhlak.
Akhlak ditinjau dari segi etimologi yang berarti perangai, tingkah
laku, tabiat, atau budi pekerti. Dalam pengertian terminologis, akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang muncul spontan
dalam tingkah laku hidup sehari-hari. Dalam konsep bahasa Indonesia,
akhlak semakna dengan istilah etika atau moral. Akhlak merupakan
satu fundamen penting dalam ajaran Islam, sehingga Rasulullah saw.
menegaskan dalam sebuah hadis bahwa tujuan diutusnya beliau adalah
untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak mulia.
Dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah saw. bersabda:
4. Hukum.
Hukum sebagai salah satu isi pokok ajaran al-Qur’an berisi kaidah-
kaidah dan ketentuan-ketentuan dasar dan menyeluruh bagi umat
manusia. Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman kepada umat
manusia agar kehidupannya menjadi adil, aman, tenteram, teratur,
sejahtera, bahagia, dan selamat di dunia maupun di akhirat kelak.
Sebagai sumber hukum ajaran Islam, al-Qur’an banyak memberikan
ketentuan-ketentuan hukum yang harus dijadikan pedoman dalam
menetapkan hukum baik secara global (mujmal) maupun terperinci
(tafsil).
Beberapa ayat-ayat alQur’an yang berisi ketentuan hukum antara
lain adalah :
. ِين َع َذابًا أَلِي ًما َّ اس آ َي ًة ۖ َوأَعْ َت ْد َنا لِ وح لَ َّما َك َّذبُوا الرُّ ُس َل أَ ْغ َر ْقنَاهُ ْم َو َج َع ْل َنا ُه ْم لِل َّن
َ ِلظالِم ٍ َُوقَوْ َم ن
اًّل ُ َ َ أْل
ض َر ْب َنا لَ ُه ا ْمثا َل ۖ َوك تَبَّرْ نَا اًّل ُ َ ٰ ُ َ
َ َوك. اب الرَّسِّ َوقرُونًا بَ ْينَ ذل َِك َكثِيرً ا َ َوعَادًا َوثَ ُمو َد َوأصْ َح
تَتبِيرًاْ
“Dan (telah Kami binasakan) kaum Nuh ketika mereka mendustakan
para rasul. Kami tenggelamkam mereka dan Kami jadikan (cerita)
mereka itu pelajaran bagi manusia. Dan Kami telah sediakan bagi
orang-orang zalim azab yang pedih; Dan (telah Kami binasakan)
kaum ‘Ad dan Samód dan penduduk Rass serta banyak (lagi) generasi
di antara (kaum-kaum) itu. Dan masing-masing telah Kami jadikan
perumpamaan dan masing-masing telah Kami hancurkan sehancur-
hancurnya.” (QS. al-Furqan: 37-39)
4. Kemukjizat Al-Qur-an
Kata I’jaz adalah isim mashdar dari ‘ajaza-yu’jizu-i’jazan yang
mempunyai arti “ketidakberdayaan atau keluputan” (naqid al-hazm). Kata
i’jaz juga berarti “terwujudnya ketidakmampuan”, seperti dalam contoh:
a’jaztu zaidan “aku mendapati Zaid tidak mampu”. Penampakan kebenaran
pengklaiman kerasulan nabi Muhammad saw dalam ketidakmampuan orang
Arab untu menandingi mukjizat nabi yang abadi, yaitu al-Qur-an. Perbuatan
seseorang pengklaim bahwa ia menjalankan fungsi ilahiyah dengan cara
melanggar ketentuan hukum alam dan membuat orang lain tidak mampu
melakukannya dan bersaksi akan kebenaran Catatan : Dari pengertian
mukjizat di atas, maka ada beberapa syarat disebut mukjizat,yaitu :
BAB 3. PENUTUP
Al-Quran secara etimologis berasal dari kata "qara-a, yaqra-u, qira-atan
atau qur-anan" yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (al-
dlommu) huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian ke bagian lain secara
teratur. Adapun pokok-pokok kandungan didalam Al-Qur’an :
a. Aqidah
Secara etimologi akidah berarti kepercayaan atau keyakinan.
DAFTAR PUSTAKA
1 https://www.academia.edu/17703988/KEMUKJIZATAN_AL-QURAN
2 https://www.academia.edu/35357512/BUKTI_KEMUKJIZATAN_AL-
QURAN
3 https://www.academia.edu/17428459/Makalah_kandungan_Al_Quran
4 http://repository.uinbanten.ac.id/1352/4/BAB%20II.pdf
5 Ash Shiddigy, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Al Qur’an Bulan Bintang,
Jakarta, 1954