You are on page 1of 4

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

MELAKUKAN PEMASANGAN INFUS

Nama Klien : Ny. M


Diagnosa Medis : GEDS
RM : 00.20.31
TANGGAL : 21 Agustus 2017
1. Diagnosa Keperawatan dan Dasar Pemikiran
Diagnosa: Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif :
diare
Data hasil pengkajian :
DS : Keluarga menyatakan klien sebelum di bawa ke RS klien BAB cair 2 hari, ada
lendir lebih dari 10x, mual, muntah lebih dari 5x.
DO :
- TD : 150 /100 mmHg, HR : 73 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 37,7 ˚C
- Konjuctiva anemis
- Akral dingin
- Turgor kulit buruk
- Nadi teraba lemah
Dasar Pemikiran :
Gastroenteritis adalah penyakit akut dan menular menyerang pada lambung dan
usus yang di tandai berak-berak encer 5 kali atau lebih. Gastroenteritis adalah buang air
besar encer lebih dari 3 kali perhari dapat atau tanpa lendir dan darah ( Murwani. 2009).
Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disebabkan output
melebihi intake sehingga jumlah air pada tubuh berkurang. Meskipun yang hilang
adalah cairan tubuh, tetapi dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit. Dehidrasi dapat
terjadi karena kekuarangan air ( watter deflection ), kekurangan natrium ( sodium
deflection ), serta kekurangan air dan natrium secara bersama-sama ( prescilla 2009).
Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang
adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau
gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang
kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering,
tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak.
Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.
2. Tindakan Keperawatan yang Dilakukan
Pemasangan infuse dengan cairan RL 500 ml, 20 tpm

3. Prinsip Tindakan
a. Steril
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar.
c. Area penusukan yaitu pada pembuluh darah vena dan sebelum dilakukan
penusukan harus dilakukan disinfeksi pada area insersi.
d. Pastikan tidak ada udara dalam selang infus.
e. Prosedur pemsangn infus
1) Tujuan
- Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
- Infus pengobatan dan pemberian nutrisi
2) Alat dan bahan
- Standar infus
- Set infus
- Cairan sesuai program medic
- jarum infuse dengan ukuran yang sesuai
- Pengalas
- Torniket
- Kapas alcohol
- Plester
- Gunting
- Tigaderm
- Sarung tangan
3) Prosedur kerja
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Cuci tangan
- hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet atau
akses slang ke botol infuse
- isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi
sebagian da buka klem slang hingga cairan memenuhi slang dan udara
slang keluar
- letakkan pangalas di bawah tempat ( vena ) yang akan dilakukan
penginfusan
- lakukan pembendungan dengan torniket ( karet pembendung ) 10-12 cmdi
atas tempat penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan
gerakan sirkular ( bila sadar )
- Gunakan sarung tangan steril
- disinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol
- lakukan penusukan pada vena 20-30 derajat dengan meletakkan ibu jari di
bagian bawah vena da posisi jarum ( abocath ) mengarah ke atas
- Perhatikan keluarnya darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka tarik
keluar bagian dalam ( jarum ) sambil meneruskan tusukan ke dalam vena
- setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan
bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah
tidak keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan atau disambungkan
dengan slang infus
- buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang
diberikan
- lakukan fiksasi dengan tigaderm dan plester/hepafix
- tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
- Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

4. Analisa Tindakan
Pemasangan infuse dilakukan sebagai jalur pemberian cairan melalui intravena.
Hal ini dilakukan untuk mempertahankan status hidrasi klien yang sebelumnya
mengalami masalah dengan output berlebih melalui muntah dan diare yang terjadi.
Setelah dilakukan pemasangan infuse klien diberikan cairan RL 500 ml yang
bersifat isotonis. Pertama diberikan secara loss klem untuk memaksimalkan input
cairan dalam tubuh. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian RL 20 tpm untuk
menjaga intake per IV klien.

5. Bahaya dan Pencegahan


Pada pemasangan infus memungkinkan terjadinya flebitis maupun sumbatan
pada IV kateter maupun selang infus yang menyebabkan cairan tidak dapat mengalir
dengan baik.
Pencegahan :
Pada pemasangan pastikan IV kateter terpasang dengan tepat pada pembuluh
vena dan terfiksasi dengan baik. Perlu dipantau jumlah cairan dalam plabot, segera
ganti dengan plabot berisi cairan yang baru bila sudah hampir habis.

6. Hasil yang Didapatkan dan Maknanya


S :-
O : klien masih nampak anemis, lemas
TD : 140 /80 mmHg, HR : 75 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 37,5 ˚C
akral hangat
nadi teraba lemah
IV cateter terpasang pada tangan kanan, tetesan lancar, tidak terjadi flebitis
A : Masalah kekurangan volume cairan belum teratasi
P : Pertahankan intervensi
Berikan cairan RL 20 tpm per IV

7. Tindakan Keperawatan Lain


- Memantau status hidrasi (output dan intake)
- Monitor TTV
- Perawatan infuse
- Pemasangan NGT untuk mengoptimalkan intake per oral
- Memberikan injeksi Ranitidin 1 ampul per IV

8. Evaluasi diri
Dapat melakukan tindakan pemasangan infuse secara mandiri dengan memperhatikan
prinsip – prinsip prosedur yang ada.

Semarang, 23 Agustus 2017


Perceptor, Mahasiswa,

Nurul Chumaidah
1708098

You might also like