You are on page 1of 7

Tatalaksana Edema Paru Akut Post STEMI

Edema paru akut adalah kegawatdaruratan yang cukup sering


ditemui di Instalasi Gawat Darurat. Salah satu kondisi yang
paling sering dijumpai adalah edema paru akut post STEMI
(ST Elevation Myocardial Infarction). Bagi dokter IGD,
penting untuk bisa membedakan edema paru akut kardiogenik
dan non-kardiogenik, karena tatalaksana dua kelainan tadi
berbeda. Tulisan ini dirangkum dari [EIMED PAPDI
BIRU](EIMED Biru), dengan beberapa tips praktis dari dr
Wahyudi, SpPD yang aku rangkum dari diskusi kasus klinis di
WA.

Tatalaksana Edema Paru Akut Post STEMI


Edema paru adalah kondisi ditemukannya penumpukan cairan
di jaringan paru dan alveoli. Edema paru biasanya disebabkan
oleh pompa ventrikel kiri yang tidak adekuat, biasanya terjadi
setelah pasien mengalami infark miokard akut. Edema paru
berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi kardiogenik dan
non-kardiogenik.

Edema paru kardiogenik, sederhananya, terjadi karena cairan


dari pembuluh darah yang masuk ke sirkulasi paru lebih dari
kemampuan pembuluh limfe mendrainase cairan. Akibatnya,
terjadi penumpukan cairan di alveoli.

Untuk mendiagnosis edema paru kardiogenik parameter


penunjang yang dapat digunakan adalah peningkatan
Pulmonary Capillary Wedge Pressure (PCWP). Nilai PCWP
normal berkisar antara 8-10 mmHg. Edema paru kardiogenik
biasanya akan terjadi pada saat PCWP meningkat diatas 20
mmHg.
Gejala khas edema paru kardiogenik adalah:

1. Diawali nyeri dada (+)


2. Sesak nafas mendadak
3. Keringat dingin
4. Posisi duduk
5. Gelisah
6. Ronki penuh
Jika edema paru akut didahului dengan nyeri dada, maka
kemungkinan penyebabnya adalah kardiogenik (post STEMI).
Jika riwayat nyeri dada tidak ada atau tidak jelas, maka
kemungkinan penyebabnya adalah non-kardiogenik.

Diagnosis Klinis Edema Paru Kardiogenik (Post STEMI)


Anamnesis memiliki peran penting untuk membedakan suatu
edema paru kardiogenik atau non-kardiogenik. Pada anamnesis
dapat dijumpai faktor risiko kardiak yang membantu
mengarahkan kelainan kardiogenik, atau ditemukannya
kondisi–kondisi yang dapat menjadi penyebab edema paru non
kardiogenik.

Pemeriksaan fisik pada edema paru akan memberikan tanda


auskultasi paru adanya ronkhi basah kasar dan/atau mengi,
baik pada keadaan kardiogenik atau non-kardiogenik. Apabila
penyebabnya kardiogenik, pada pemeriksaan fisik akan
memberikan petunjuk adanya peningkatan tekanan hidrostatik
intrakardiak, seperti gallop S3, peningkatan JVP, edema
perifer.
Apabila penyebabnya non-kardiogenik, pemeriksaan fisik
dapat memberikan petunjuk kondisi penyebabnya. Meskipun
demikian, anamnesis dan pemeriksaan fisik saja tidak sering
dapat dengan pasti membedakan keduanya, karena edema paru
non kardiogenik dapat terjadi pada pasien dengan dasar
kelainan penyakit jantung sebelumnya, atau sebaliknya pasien
tanpa kelainan penyakit jantung jantung sebelumnya dapat
mengalami edema paru kardiogenik akibat resusitas cairan
yang berlebihan.

Untuk menyiasatinya, kamu bisa menggunakan foto thoraks.


Pemeriksaan radiologi polos dada (foto thoraks) yang
menunjukan

1. Kardiomegali
2. Redistribusi pembuluh darah paru
3. Infiltrat perihiler (seperti kupu–kupu), dan efusi pleura lebih
kamu perlu pertimbangkan mengarahkan ke edema paru
kardiogenik.

Terapi Edema Paru Kardiogenik (Post STEMI)


Terapi edema paru akut kardiogenik, atau sering kali disebut
acute lung oedema (ALO) dapat diberikan berdasarkan tabel di
atas.

Ada sebuah tips dari dr Wahyudi, SpPD. Jika kamu mendapat


pasien dengan edema paru kardiogenik kamu bisa memberikan
terapi di bawah ini

1. Oksigen
2. Furosemide bolus 2 ampul, dilanjutkan drip 5 mg/jam
3. ISDN untuk nyeri dadanya
4. Jangan berikan beta bloker jika edema paru masih ada
5. Statin untuk stabilisasi plak
6. Morfin 2-4 mg bisa diberikan jika ada
7. Terapi Sindroma Koroner Akut => Fibrinolitik, Antikoagulan
Nb: Untuk edema paru akut pada pasien dengan dengue shock
syndrome kamu bisa merujuk pada artikel ini => Tatalaksana
Edema Paru Pada Pasien Dengan Dengue Shock Syndrome
Semoga Bermanfaat^^

You might also like