You are on page 1of 16

Responsi

Veruka Vulgaris

Disusun oleh :
Arfan Surya Adhitama
G99181011

Pembimbing :

dr. Triasari Oktavriana, M. Sc, Sp. KK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2019
STATUS RESPONSI
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

Pembimbing : dr. Triasari Oktavriana, M. Sc, Sp. KK


Nama Mahasiswa : Arfan Surya Adhitama
NIM : G99181011

VERUKA VULGARIS

A. DEFINISI
Veruka adalah proliferasi jinak dari kulit dan mukosa yang merupakan
infeksi virus papiloma. Virus ini tidak memperlihatkan tanda dan gejala yang
akut, namun menginduksi lesi yang tumbuh perlahan yang memberikan
gambaran subklinis dalam periode waktu yang lama. Beberapa tipe human
papillomavirus (HPV) telah dilaporkan berkaitan dengan perkembangan
1
keganasan epitel. Sinonim dari veruka adalah warts, atau kutil.
B. EPIDEMIOLOGI
Veruka tersebarnya kosmopolit dan transmisinya melalui kontak kulit
1
atau autoinokulasi. Veruka nongenital banyak terjadi pada anak-anak dan
dewasa muda, insidennya sekitar 10%. Insiden ini membedakannya dengan
kutil anogenital, dimana kutil anogenital jarang terjadi pada anak-anak. Lesi
di anogenital menggambarkan transmisi secara seksual dan dapat
2
ditransmisikan melalui pasangan.
C. ETIOLOGI
Virus penyebab veruka tergolong dalam virus papiloma (grup papova),
yang merupakan virus DNA. Virus HPV dibagi berdasarkan tiga kategori,
antara lain tipe kutanes (nongenital) seperti HPV-1, -2, -3, and -4; tipe mukosa

2
genital seperti HPV-6, -11, -16, and -18; dan tipe-tipe yang terisolasi dari
verruciformis epidermodisplasia seperti HPV-5 and -8 (Table 223-1).
Hipotesis mengenai hubungan antara genotip HPV menunjukkan subtype
virus yang berhubungan erat secara sekuens DNA cenderung untuk
menunjukkan lesi yang mirip, misalnya HPV-3 dan HPV-10 yang
menginduksi veruka plana; HPV-6 dan HPV-11 yang menginduksi kutil
genitomukosal (kondiloma akuminata); dan HPV-5 dan HPV-8 yang
1
menginduksi lesi bersisik pada verruciformis epidermodisplasia.

D. FAKTOR PREDIPOSISI
Faktor-faktor yang diduga dapat menyebabkan terjadinya veruka adalah
1
antara lain:
1. Perilaku seks bebas
2. Kondisi imunokompromais pada pasien HIV
3. Post imunosupresi iatrgonik pada transplantasi organ solid
4. Pekerjaan yang menggunakan tangan untuk mengolah dan
mengemas daging dan ikan
E. PATOGENESIS
Infeksi HPV terjadi melalui inokulasi virus ke dalam epidermis yang dapat
dihidupi melalui adanya defek pada epitel. Maserasi kulit kemungkinan
menjadi sebuah faktor predisposisi penting yang diduga menjadi penyebab
tingginya insiden veruka plantaris pada perenang yang berenang di kolam
renang umum. Heparan sulfat di permukaan sel yang dikode oleh proteoglikan

3
dan mengikat papilomavirus dengan afinitas tinggi dibutuhkan pada infeksi
HPV. Untuk bisa terjadi suatu infeksi kronik pada veruka, sangat diperlukan
adanya infeksi sel stem epidermis. Penggandaan genom virus dipertahankan
sebagai plasmid ekstrakromosomal di dalam sel basal epitel. Saat sel-sel basal
ini terbagi, genom virus juga direplikasi dan dipindahkan ke dalam sel-sel
anak dimana genom virus
Setelah inokulasi virus papiloma, biasanya dibutuhkan 2-9 bulan bagi
veruka untuk muncul secara klinis. Observasi ini menunjukkan periode yang
relative panjang untuk terjadinya infeksi subklinis. Keadaan infeksi yang tak
muncul ini menunjukkan sumber infeksi virus yang potensial. Sekali saja
infeksi mengambil tempat, veruka baru akan berkembang di tempat inokalsi
tersebut dalam periode waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan.
Setiap lesi baru kemungkinan berasal dari paparan awal atau penyebaran dari
veruka lain. Tidak ada bukti yang meyakinkan mengenai diseminasi melalui
darah. Autoinokulasi virus ke kulit umumnya dapat dilihat pada jari-jari yang
1
berdekatan atau daerah anogenital.
F. KLASIFIKASI
Penyakit veruka mempunyai beberapa bentukan klinis, sehingga dapat
2
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Veruka vulgaris dengan varian veruka filliformis
2. Veruka plana juvenilis
3. Veruka plantaris
4. Veruka akuminatum (kondiloma akuminata)
G. MANIFESTASI KLINIS
Veruka bisa dibedakan berdasarkan lokasi dan bentuknya. Beberapa
veruka bisa tumbuh secara berkelompok (veruka mosaik), tetapi ada juga yang
tunggal. Sebagian besar kutil tidak terasa nyeri, tetapi beberapa bisa nyeri jika
1
disentuh. Veruka pada kaki bisa menyebabkan nyeri saat berdiri.

4
Veruka Vulgaris
Kutil ini terutama terdapat pada anak, tetapi juga terdapat pada dewasa
dan orang tua. Tempat predileksinya terutama di ekstremitas bagian ekstensor,
walaupun demikian penyebarannya dapat ke bagian tubuh lain termasuk
mukosa mulut dan hidung. Kutil ini bentuknya bulat berwarna abu-abu,
besarnya lentikular atau kalau berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan
kasar (verukosa), berwarna coklat, kuning, abu-abu muda, atau abu-abu tua,
dan biasanya berukuran kurang dari 1 cm. Dengan goresan dapat timbul
8
autoinokulasi sepanjang goresan ( fenomena kobner ). Dikenal pula induk
kutil yang pada suatu saat akan menimbulkan anak-anak kutil dalam jumlah
yang banyak. Ada pendapat yang menggolongkan sebagai penyakit yang
sembuh sendiri tanpa pengobatan. Varian veruka vulgaris yang terdapat di
daerah muka dan kulit kepala berbentuk sebagai penonjolan yang tegak lurus
pada permukaan kulit dan permukaannya verukosa disebut sebagai verukosa
filiformis. Kutil tersebut tumbuh keras dan biasanya memiliki permukaan
1
yang kasar.
Veruka Plana Juvenilis
Kutil ini besarnya miliar atau lentikular, berbentuk papul datar
berdiameter 1-3 mm, permukaan licin dan rata, berwarna sama dengan warna
kulit atau agak kecoklatan. Penyebarannya terutama di daerah muka dan leher,
dorsum manus dan pedis, pergelangan tangan, serta lutut. Juga terdapat
fenomena kobner dan termasuk penyakit yang dapat sembuh sendiri tanpa
pengobatan. Jumlah kutil dapat sangat banyak. Terutama terdapat pada anak
1
dan usia muda, walaupun juga dapat ditemukan pada orang tua.
Veruka Plantaris
Kutil ini terdapat di telapak kaki terutama di daerah yang mengalami
tekanan. Bentuknya berupa cincin yang keras dengan di tengahnya agak lunak
dan berwarna kekuning-kuningan. Tidak seperti mata ikan atau kapalan, kutil
cenderung berdarah dengan adanya titik-titik perdarahan jika permukaannya
dipotong. Permukaannya licin karena gesekan dan menimbulkan rasa nyeri

5
pada waktu berjalan atau pada saat berdiri, yang disebabkan oleh penekanan
oleh massa yang terdapat di daerah tengah cincin. Kutil juga bisa terbentuk di
punggung kaki atau di jari-jari kaki, dimana kutil biasanya lebih menonjol.
Kutil biasanya diliputi oleh kulit yang menebal dan berbentuk datar akibat
tekanan saat berjalan. Oleh karena itu, kutil pada telapak kaki cenderung
10
bersifat keras dan datar, dengan permukaan yang kasar dan berbatas tegas.
H. DIAGNOSIS
Veruka vulgaris biasanya tidak langsung menimbulkan gejala klinis,
terdapat periode infeksi subklinik yang panjang. Benjolan biasa muncul 2-9
bulan setelah inokulasi. Biasanya pasien mengeluhkan terdapat benjolan kecil
yang padat di daerah kaki dan tangan, terutama pada jari dan telapak. Veruka
vulgaris biasanya tidak disertai gejala prodromal. Gambaran klinis dan
riwayat penyakit, papul yang lama kelamaan membesar biasanya
mengarahkan pada diagnosis kutil virus. Pemeriksaan histologi dapat
5
digunakan untuk mengkonfirmasikan diagnosis tersebut.
Infeksi yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) ini terbatas
pada epitel dan tidak menyebabkan gangguan sistemik. Veruka vulgaris sering
menyerang anak usia sekolah, prevalensinya sekitar 10-20 %. Veruka vulgaris
jarang terjadi pada bayi dan anak usia dini, peningkatan kejadian diantara
5
anak usia sekolah, dan puncaknya pada usia 12-16 tahun.
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien dengan veruka
vulgaris biasanya didapatkan papul berbentuk bulat berwarna abu-abu,
besarnya lentikular atau apabila berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan
kasar (verikurosa). Veruka vulgaris dapat timbul di berbagai bagian tubuh
terutama di kaki dan tangan. Apabila dilakukan goresan, akan timbul inokulasi
7
di sepanjang goresan atau disebut juga dengan fenomena koebner.
Dikenal pula induk kutil yang pada suatu saat akan menimbulkan anak
kutil dalam jumlah banyak. Ada pendapat yang menggolongkan sebagai
penyakit yang dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Varian veruka vulgaris

6
yang terdapat di daerah wajah dan kulit kepala berbentuk seperti penonjolan
yang tegak lurus pada permukaan kulit, dan permukaannya verukosa, disebut
7
juga sebagai verukosa filiformis.
Menurut sifat progresinya, wujud kelainan kulit pada veruka vulgaris
adalah mula-mula papul kecil seukuran kepala jarum, warna kulit seperti
biasa, jernih, kemudian tumbuh menonjol, permukaan papilar berwarna lebih
7
gelap dan hiperkeratotik.
I. DIAGNOSIS BANDING
Kutil dapat diidentifikasi dari adanya perubahan pembuluh darah kapiler yang
biasa menjadi memiliki sumber vaskuler sendiri. Ketika kutil sembuh, lapisan
kulit yang normal akan kembali. Dilatasi kapiler di kutil akan berdarah setelah
dilakukan pencukuran pada permukaan yang hiperkeratotik. Adanya kapiler
ini membantu untuk membedakan kutil dari corns atau kalus. HPV dapat
dianggap sebagai keratosis seboroik, kalus, corn, lichen planus, nevus
9
epidermal, moluskum kontangiosum atau karsinoma.
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jika gambaran klinis tidak jelas dapat dilakukan pemeriksaan
histopatologik melalui biopsi kulit. Gambaran histopatologik dapat
membedakan bermacam-macam papiloma. Veruka terdiri dari epidermis
12
yang akantotik dengan papillomatosis, hiperkeratosis, dan parakeratosis.
Rete ridges yang memanjang seringkali tertuju langsung pada pusat kutil.
Pembuluh darah kapiler dermis ialah prominen dan mungkin mengalami
trombosis. Sel yang terinfeksi HPV mungkin memiliki granul-granul
eosinofilik kecil dan kelompok padat granul-granul keratohialin basofilik.
Granul-granul tersebut dapat terdiri dari protein HPVE4 (E1-E4) dan tidak
menunjukkan banyaknya partikel-partikel virus. Kutil yang datar kurang
memiliki akantosis dan hiperkeratosis dan tidak memiliki parakeratosis atau
papillomatosis. Sel koilositotik biasanya sangat banyak, menunjukkan sumber
5
lesi virus.

7
Keterangan:
(A) Veruka Vulgaris pada lengan, papul berbatas tegasdan hiperkeratotik.
(B) Epidermal hiperplasia berbentuk seperti jaridengan gambaran lapisan
granular yang jelas dan koilocytes.
(C) Epidermal hiperplasia berbentuk verrucous dan akantosis dengan
proliferasi basaloid dan keratinosit.
(D) Kista horn dengan keratinosit yang mild atypia dan gambaran inflamasi
K. TATALAKSANA
Non medikamentosa
Tatalaksana umum yang perlu diberitahukan pada pasien adalah:
1. Untuk mencegah penyebaran virus, jangan menyikat, menyisir, atau
mencukur daerah yang berkutil. Jika hendak menyentuh kutil, cucilah
tangan dengan baik segera setelahnya.
2. Pisahkan alat-alat yang digunakan khusus untuk daerah kutil, sehingga
kutil tidak menyebar ke daerah lainnya.
3. Jangan mencabut atau mencungkil kutil, karena bisa menyebarkan virus.
Tutupi kutil dengan plester untuk menghalangi keinginan untuk
mencabutnya.
4. Jagalah tangan tetap kering, karena kutil lebih sulit untuk dikendalikan
pada lingkungan yang lembab.
5. Gunakan handuk bersih di sarana umum (misalnya di tempat olahraga),
11
dan selalu memakai alas kaki di kamar mandi atau kamar ganti umum.

8
Medikmentosa
Sebenarnya sebagian veruka dapat mengalami involusi (sembuh) dalam
masa 1 atau 2 tahun. Pengobatan berupa tindakan bedah atau non bedah.

Tindakan bedah antara lain bedah beku N2 cair (cryoteraphy), bedah skalpel,
bedah listrik, dan bedah laser. Cara non bedah adalah pemberian bahan kaustik

misalnya AgNO3 25%, bahan keratolitik misalnya asam salisilat dan bahan
lain misalnya kantaridin dan fenol likuifaktum. Bahan kaustik, misalnya

larutan AgNO3 25%, asam triklorosetat 50% dan fenol likuifaktum. Pemberian

larutan AgNO3 25%, larutan dioleskan pada kutil satu kali sehari dengan
2
menggunakan stick dan didiamkan selama dua menit.
L. PROGNOSIS
Penyakit ini sering residif walaupun diberikan pengobatan yang adekuat.
Sekitar 23% dari kutil regresi spontan dalam waktu 2 bulan, 30% dalam waktu
3 bulan dan 65%-78% dalam 2 tahun. Pasien yang sebelumnya telah terinfeksi
memiliki risiko lebih tinggi untuk pengembangan kutil baru daripada mereka
tidak pernah terinfeksi. Tingkat kesembuhan dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti jenis virus, status kekebalan tubuh, tingkat dan durasi kutil..

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Klaus Wolff, Richard Allen Johnson, Dick Suurmond, 2007. Fitzpatrick’s


Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology: McGraw-Hill’s Access
Medicine.
2. Djuandha Adni, Hamzah Mochtar, Aisah Siti, 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Ed 6. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
3. Senefeit P.D. Non-genital warts (online), 2011. Diakses dari
www.medscape.com
4. A.Alba, M.Cararach, C. Rodriguez, 2009.The Human Papilloma Virus (HPV)
in Human Pathology: Description, Pathogenesis, Oncogenic Role,
Epidemiology and Detection Techniques in The Open Dermatology Journal,
Vol. 3. Bentham Open. p. 90-102.
5. Androphy EJ, Lowy DR. 2008. Warts in Fitzpatrick’s Dermatology in General
Medicine. Ed 7th Ed Vol 2. USA:Mc Graw Hill Companies. Hal 1914-1922
6. Sam Gibbs, 2003. Local Treatment for Cutaneous Warts in Evidence-based
Dermatology edited by Hywel Williams,Michael Bigby, Thomas Diepgen,
Andrew Herxheimer, Luigi Naldi, Berthold Rzany. BMJ Books: London
p.423-430.
7. Handoko RP, 2010. Penyakit Virus. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 6.
Jakarta:FKUI:110-118.
8. G. Fabbrocini, S. Cacciapuoti, G. Monfrecola, 2009.Human Papillomavirus
Infection in Child in The Open Dermatology Journal Vol. 3. Bentham Open.
p.111-116.
9. D, James G.Warts, 2013. Merck Manual Home Health Handbook.
10. Mayo Clinic. Common Warts. 2012. Diakses, 4 Januari 2019
11. L, Norman, 2012. Warts : 10 Answer to Frequently Asekd Questions. Web
MD.

10
12. Gayle S. Westhoven, 2001.Papillomatosis, Atrophy and Alterations of the
Granular Layer in Dermatopathology edited by Ramon L. Sanchez, Sharon
S. Raimer. Landes Bioscience: Georgetown, Texas. p. 20-28.

11
STATUS PASIEN

A. ANAMNESIS
1. Identitas
Nama : Tn. GB
Tanggal lahir / usia : 20 april 1989 / 29 tahun
Alamat : serengan, surakarta
No RM : 0094xxxx
Tanggal Pemeriksaan : 26 Desember 2018

2. Keluhan Utama
Benjolan pada ibu jari tangan kanan dan kiri serta jari manis sebelah kanan.

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Pada 10 tahun yang lalu pasien mengeluh muncul benjolan pada ibu
jari kiri dan jari manis kanan, namun benjolan tersebut sudah dilakukan
kauterisasi sehingga benjolan tersebut hilang. 3 bulan setelah dilakukan
tindakan, kembali muncul keluhan yang sama tetapi pada lokasi yang
berbeda yaitu pada ibu jari kanan. Pada 8 tahun yang lalu pasien
menggunakan salep gula jawa dan benjolan tersebut menghilang. Akan
tetapi, pada 2 bulan terakhir kembali muncul benjolan pada ibu jari tangan
kanan dan kiri serta jari manis kanan.
Pasien merupakan seorang guru mata pelajaran IPA, dimana pasien
pernah melakukan penelitian dan terjadi kontak langsung dengan darah
marmot, tanah dan pupuk kandang. Dari keluhan sekarang tidak ditemukan
adanya keluhan nyeri maupun gatal

12
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa : 10 dan 8 tahun yang lalu pernah muncul
benjolan seperti sekarang.
Riwayat alergi : udang
Riwayat atopi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat HT : disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat HT : disangkal

6. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien merupakan seorang laki-laki 29 tahun yang berprofesi sebagai guru
mata pelajaran IPA. Pasien berobat ke RS Moewardi menggunakan
fasilitas kesehatan BPJS.

B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
Keadaan Umum : Pasien tampak compos mentis, GCS E4V5M6
Vital Sign : RR : 20 x/menit
HR : 72 x/menit
Suhu : 36,3 `C
BB : 95 kg
TB : 170 cm
TD : 120/80 mmHg
Kepala : dalam batas normal
Wajah : dalam batas normal

13
Leher : dalam batas normal
Mata : dalam batas normal
Telinga : dalam batas normal
Axilla : dalam batas normal
Truncus Anterior : dalam batas normal
Truncus Posterior : dalam batas normal
Inguinal : dalam batas normal
Genital : dalam batas normal
Ekstermitas Atas : lihat status dermatologis
Ekstermitas Bawah : dalam batas normal

2. Status Dermatologis
Regio manus digiti I sinistra et digiti I dan IV dextra tampak papul sewarna
dengan kulit, permukaan verukosa dan multiple.

Gambar 1. Papul pada ibu jari kiri

14
Gambar2. Papul pada ibu jari kanan

Gambar 3. Papul pada jari manis kanan

15
C. DIAGNOSIS BANDING
 Veruka Vulgaris
 Callus
 Clavus
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dalam kasus ini pasien tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
E. DIAGNOSIS KERJA
Veruka Vulgaris
F. TERAPI
1. Non- farmakologis
a. Edukasi terhadap pasien mengenai penyakit, penyebab, prognosis
b. Edukasi untuk menjaga higien perorangan dengan cara menghindari
kontak langsung.
2. Farmakologis
a. Asam salisilat 25-50 %

G. PROGNOSIS
Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad Sanam : dubia ad bonam
Ad Fungsionam : dubia ad bonam
Ad Kosmetikum : dubia ad bonam

16

You might also like