You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, menghadapi permasalahan
utama dalam masalah permukiman. Selain hal tersebut yang juga merupakan suatu masalah
yang mendapat perhatian nasional bagi Indonesia adalah cepatnya pertumbuhan penduduk di
samping persebarannya yang tidak merata dan tidak seimbang, (Wiradisuria, 1976 dalam
Nafiek Istiqomah 1999).

Penduduk Indonesia yang berjumlah besar merupakan aset sumber daya manusia yang dapat
digerakkan dalam rangka pengelolaan sumber-sumber alam Indonesia yang beraneka ragam
untuk kepentingan kesejahteraan penduduk itu sendiri. Kebutuhan dan keinginan manusia
tidak terbatas, sedangkan sumber-sumber alam selalu terbatas adanya. Masalahnya adalah
bagaimana untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas itu dengan sumber-sumber alam
yang terbatas. Akibat berikutnya meluas pada masalah ekologi dimana banyaknya manusia
menekan dengan begitu kuatnya pada lingkungan, terutama di lahan yang subur, dan
terjadinya ketidak seimbangan antara penduduk dunia dengan sumber daya material yang
ada, (Hammod 1985 dalam Dahroni, 1997). Sayangnya semakin tingginya teknologi yang
dikuasai manusia pemanfaatan lingkungan sebagai sumber daya dan sebagai ruang semakin
intensif. Ternyata ini akan menimbulkan masalah jika tidak ada perencanaan yang baik.

Penggunaan lahan terutama permukiman, secara jelas dipengaruhi oleh variasi penggunaan
lahan, kondisi topografi, kondisi sosial penduduk maupun fasilitas sosial ekonomi dan faktor
aksesibilitas daerah, yang dalam perkembangannya akan sangat mempengaruhi pola maupun
persebaran permukiman di suatu daerah.

Perumahan Duta Mas mempunyai topografi datar . Perumahan Duta Mas mempunyai
kepadatan penduduk 873 jiwa dan mempunyai luas lahan ². Kondisi ini yang melatar
belakangi penulis untuk melakukan penelitian di daerah penelitian dan sekaligus ingin
mengkaji apakah kondisi topografi, aksesibilitas serta kondisi sosial penduduk maupun
fasilitas sosial berpengaruh terhadap pola permukiman di daerah penelitian.

Berdasarkan latar belakang dan kondisi daerah penelitian tersebut, penulis mencoba
mengadakan penelitian di Perumahan Duta Mas dengan judul “ANALISA PERMUKIMAN
DI PERUMAHAN DUTA MAS”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pola permukiman di daerah penelitian?

2. Apakah faktor fisik dan faktor penduduk berpengaruh terhadap pola permukiman di
daerah penelitian?
1
1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pola permukiman di daerah penelitian.

2. Mengetahui faktor fisik dan faktor penduduk yang berpengaruh terhadap pola
permukiman di daerah penelitian.

3. Sebagai bahan untuk re-design Site.

BAB II
PEMBAHASAN

2
2.1 Persyaratan Dasar Perencanaan Permukiman
2.1.1 Ketentuan Umum

Beberapa ketentuan umum yang harus di penuhi dalam merencanakan lingkungan


perumahan di perkotaan adalah :

a. Lingkungan

Perencanaannya mengacu pada rencana lainnya yang di tetapkan oleh Pemerintah


Kota/Kabupaten

b. Perencanaan Lingkungan Permukiman

Perumahan Duta Mas ini akan dilengkapi sarana hunian, prasarana dan sarana
lingkungan serta utilitas umum yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan
perumahan perkotaan yang serasi, sehat, harmonis dan aman.

c. Perencanaan lingkungan perumahan juga haarus memberikan kemudahan bagi semua


orang, sesuai dengan Kepmen No. 468 tahun 1998, yaitu :

 Kemudahan, yaitu setiap orang dapat mencapai semua tempat atau bangunan
yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.

 Kegunaan, yaitu setiap orang harus dapat mempergunakan semua tempat atau
bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.

 Keselamatan, yaitu setiap bangunan yang bersifat umum dalam suatu


lingkungan terbangun, harus memperhatikan keselamatan bagi semua orang.

 Kemandirian, yaitu setiap orang harus dapat mencapai, masuk dan


mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu
lingkungan dengan tanpa membutuhkan orang lain.

2.2 Persyaratan Lokasi

 Kriteria keamanan

Lokasi bukan perumahan hutan lindung.

 Kriteria kesehatan

Lokasi tersebut bukan daerah yang mempunyai pencemaran udara di ambang


batas, pencemaran ari permukaan dan air tanah dalam.

 Kriteria kenyamanan

Lokasi tersebut mempunyai kemudahan pencapaian, kemudahan


berkomunikasi dan kemudahan berkegiatan.

 Kriteria keindahan/ keserasian/ keteraturan


3
Mempertahankan karakteristik topografi dan lingkungan yang ada.

2.3 Persyaratan Fisik

Lokasi sudah memenuhi segala persyaratan fisik seperti ketinggian lahan, kemiringan
lahan

2.4 Sistem Standar Perhitungan Permukiman

a. Sarana Penghuni

Bila kebutuhan udara segar per orang per jam 15 m³ dengan pergantian udara di
dalam ruang sebanyak – banyaknya 2 kali per jam dan tinggi plafond rata-rata 2,5
m, maka :

Luas lantai perorang : u/ T.P = 15³ / 2,5 m = 6m²

Jadi bila 1 umpi terkecil terdiri dari empat orang (ayah, ibu + 2 anak) maka
kebutuhan luas lantai = minimum :

Luas lantai utama 4 x 6 m² = 24m²

Luas lantai pelayanan diambil

50% x 24m² = 12 / 36 m²

Bila building coverage (BC) 50% maka luas kaveling minimum untuk
keluarga/umpi terkecil:

100/50 x 36m³ = 72m³

b. Sarana Pendidikan

Adapun sarana pendidikan yang terdapat di dalam perumahan adalah sebagai


berikut :

- Taman Kanak-Kanak ( 5 kelas @35-40 orang)

- Sekolah dasar (6 kelas @36 orang)

c. Sarana Pertokoan / Perniagaan

Fasilitas perbelanjaan dan industri yang trdapat dalam perumahan adalah :

- Warung

- Pertokoan

- Pusat perbelanjaan lingkungan

- Pusat perbelanjaan perniagaan

4
d. Sarana Kebudayaan dan Rekreasi

- Gedung serbaguna

- Balai pertemuan

e. Sarana Peribadahan

- Masjid

- Gereja

f. Sarana Olah Raga dan Daerah Terbuka

- Taman, tempat bermain

- Jalur hijau

g. Jaringan Drainase

h. Jaringan Air Bersih

You might also like