Professional Documents
Culture Documents
TUGAS
OLEH
A. Latar Belakang
dengan baik, suatu tanaman tidak dapat terlepas dari sifat genetiknya dan
lingkungan biotik dan abiotik. Lingkungan abiotik dapat dibagi atas beberapa
menciptakan lingkungan yang baik bagi tanaman agar hasilnya lebih banyak.
Kekurangan air pada tanaman terjadi karena ketersedian air dalam media
tanah air cukup tersedia, tanaman bisa kekurangan air. Hal ini terjadi
(proses ini dalam sel tanaman ditentukan oleh tegangan turgor). Hilangnya
tanaman terhambat. Hubungan tanah, tanaman, air dan hara didalam ekosistem,
air dari dalam tanah untuk dipengaruhi dalam proses metabolismedalam tubuhnya.
tertimbun dipermukaan tanah berupa daun ranting dan cabang yang rontok.
Bagian akar tanaman memberikan masukan bahan organik melalui akar-akar dan
tudung akar yang telah mati serta proses eksudasi akar (Bewly, 1984).
dan mikro. Unsur makro merupakan unsur esensial dengan konsentrasi 0,1%
(1000 ppm) atau lebih, sedangkan unsur dengan konsentrasi kurang dari 0,1%
2) unsur tersebut menjadi bagian dari molekul atau kandungan tumbuhan yang
esensial bagian tumbuhan (nitrogen dalam protein dan magnesium dalam klorofil)
dan 3) secara langsung berperan dalam tumbuhan dan bukan menyebabkan suatu
unsur lain menjadi lebih mudah tersedia atau melawan unsur efek lain Jika
ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman.
Maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat dilihat
hara ini dapat berupa pertubuhan akar, batang, daun yang terhambat (kerdil) dan
klorosis atau nekrosisi pada berbagai organ tanaman gejala yang ditampakkan
tanaman karena kekurangan unsur hara dapat menjadi petunjuk kasar dari fungsi
dengan baik, suatu tanaman tidak dapat terlepas dari sifat genetiknya dan faktor
abiotik.(Jumin,2008).
dan fotosintesis tanaman. Cahaya dibutuhkan oleh tanaman mulai dari proses
berbeda-beda antara jenis satu dengan jenis lainnya. Ada tanaman yang tahan
( mampu tumbuh) dalam kondisi cahaya yang terbatasatau sering disebut dengan
tanaman toleran dan ada tanaman yang tidak mampu tumbuh dalam kondisi
yang tahan terhadap kondisi cahaya terbatas secara umum mempunyai ciri
morfologi yaitu daun lebar dan tipis, sedangkan pada tanaman yang intoleran akan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu kertas dan
2. Bahan
C. Cara Kerja
b. Naungan 60%
c. Naungan 100%
diberi 2 benih.
5. Dilakukan pemeliharaan setiap 2 kali sehari dengan penyiraman dan
pembersihan gulma.
2. Analisis data
Parameter Rata-rata
70
60
50
40
naungan 0 %
naungan 60 %
30 naungan 100%
20
10
0
tinggi batang jumlah daun
1
% hidup = X 100 %
3
% hidup = 33,3 %
1
% hidup = X 100 %
3
% hidup = 33,3 %
2
% hidup = X 100 %
3
% hidup =66,6 %
0% 33,3 %
60 % 33,3 %
100 % 66,6 %
A. Pembahasan
lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna
cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap. Cahaya juga dapat
bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini
terjadi karena dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena
dengan kondisi relative pendek, lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar
pada tugas kelompok kali ini, akan dibahas lebih lanjut dan mendalam
cekaman cahaya pada tanaman lamtoro dan bagaimana reaksi tanaman ini
jumlah akar dan parameter panjang akar. Dari hasil pengamatan selama 15
hari dengan 3 kali ulangan diperoleh hasil sebagai berikut, benih lamtoro
yang di tanam pada naungan 0% baru tumbuh pada hari ke 11 setinggi 0,5
setinggi 2,6 cm dan 3,8 cm. jumlah daun yang tumbuh sebanyak dua helai,
cm,4,6 cm, 4,7 cm, 5,2 cm, 6,3 cm dan 9,5 cm.Daun mulai muncul pada
hari ke 7 sebanyak 9 helai daun, lalu 24, helai, 32 helai, 37 helai dan 60
setinggi 1 cm, hari selanjutnya 8 cm, 9,5 cm dan 5,5 cm, 10 cm dan 9 cm,
9,2 cm, 9,6 cm, 11,5 cm dan 11,6 cm. Berbeda dengan ulangan 2, benih
hari berikutnya bertambah berturut-turut 9,2 cm dan 1,5 cm, 9,8 cm dan
0,8 cm, 9,5 cm dan turun menjadi 9 cm (tanaman bengkok) lalu 10,1 cm
dan 10,3 cm. ulangan ke 3 pada hari ke 3 sudah tumbuh dengan tinggi 1
pertumbuhan dengan panjang sebagai berikut 8cm, 9,2 cm, 11,9 cm, 13
vm, 13,2 cm, 13,4 cm dan 13,6 cm. Berbeda dengan parameter tinggi yang
ini terlihat dari ulangan pertama, daun baru tumbuh pada hari ke 9, hanya
sehelai dan pada hari berikutnya tetap sama sebanyak 2 helai daun, selain
ulangan ke 2 hanya satu helai daun yang tumbuh, akarnya haya satu buah
dengan panjang 9,5 cm. Di ulangan ke 3 daun mulai tumbuh pada hari ke 7
sebanyak 1 helai daun, kemudian 3 helai daun dan 4 helai daun, banyak
naungan 60%, walaupun hanya pada ulangan kedua saja benih yang
tumbuh, hal ini disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam memilih bibit
yang baik, atau bisa jadi karena penempatan media tumbuh benih yang
salah atau terlalu miring. Berdasarkan hasil analisis pada naungan 100%
benih tumbuh dengan cepat dan rata-rata tinggi yang lebih tinggi daripada
pada naungan 60% atau 0%, akan tetapi jumlah daun, morfologi benih
pucat, batangnya kurus serta lurus ke atas dan parameter akarnya sedikit
100%, tetapi jumlah daun, morfologi benih pucat, batangnya kurus serta
lurus ke atas dan parameter akarnya sedikit ditambah lagi dengan warna
daun yang hijau kekuningan. Beda halnya dengan parameter daun, pada
naungan 100% lebih baik dari pada dibawah naungan 0% dan 60%. Hal
terganggu.
60%.
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, jika dilihat dari parameter
tinggi, benih Lamtoro pada naungan 100% lebih baik daripada dibawah
DAFTAR PUSTAKA
Lambers, H., F. Stuart Chapin, Thijs L. Pons. 1998. Plant Physiological Ecology.
Springer.
New York.
KULTURA (41)1:43-51.
pertanian 4:55-64.