You are on page 1of 3

Menurut situs eksiklopedia bebas, Wikipedia, packaging design atau cukup disingkat dengan packaging

saja, adalah sebuah kerja yang merupakan gabungan dari proses desain, evaluasi, dan pembuatan
kemasan produk. Dari definisi ini, kita sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa proses pembuatan
kemasan produk tidaklah boleh berhenti hanya pada sketsa atau desain di aplikasi komputer macam
photoshop atau corel. Karena kalau berhenti hanya sampai di tahapan itu, istilah yang pantas digunakan
adalah packaging concept alias konsep kemasan.

Baiklah, sekarang waktunya untuk menguraikan ketiganya. Let's go!

1. Desain kemasan

Saat ini, para penggiat dunia desain kemasan biasanya mengkonsep gagasan-gagasan mereka pada
kertas untuk kemudian diperjelas menggunakan software seperti Photoshop, Corel, atau AutoCAD.
Sungguh jauh berbeda dari desainer kemasan era dulu yang mungkin hanya mengandalkan kertas atau
papan tulis sebagai media untuk menumpahkan sekaligus mengekspresikan ide yang menari-nari di
kepalanya.

Di dalam proses desain, hal yang paling mungkin dipikirkan oleh para pekerja seni jenis ini adalah soal
bentuk/wujud dan kombinasi warna dari kemasan itu sendiri. Di tahapan ini, para desainer cenderung
menomorduakan perkara bahan atau besar-kecilnya kemasan. Fokus mereka mungkin hanya untuk
bentuk dan warna. Itu dulu.

Dan ketika berbicara bentuk, para desainer kemasan produk dituntut untuk menjelajah kemungkinan-
kemungkinan tecapainya sebuah kemasan yang bisa diterima oleh target pasar, atraktif, unik (baca: tidak
sama dengan kemasan merk lain) sekaligus mampu mendongkrak penjualan. Bila Anda ingin contoh,
amati dan lihatlah desain kotak produk-produk besutan Apple seperti Macbook Air dan iMac. Ketika
Anda melihat kemasan dua produk laris ini, Anda pasti setuju bahwa ini adalah contoh kemasan yang
layak diberi nilai A+.

2. Evaluasi

Bila Anda sudah sampai ke tahap evaluasi, ini berarti proses desain sudah selesai. Dengan kata lain, Anda
dan tim Anda berarti sudah mempunyai gambaran jelas tentang bentuk/wujud dan kombinasi warna
kemasan yang akan Anda pakai untuk produk Anda. Di fase ini, ada hal-hal tertentu yang layak untuk
dipikirkan. Berikut diantaranya;

a) Bentuk/wujud kemasanMisalkan Anda ingin menjual habbatussauda yang akan dikonsumsi oleh anak-
anak, bentuk kemasan seperti apa yang pantas digunakan? Bentuk tabungkah? Bundar seperti bolakah?
Atau disamakan saja seperti botol habatussauda lainnya?

b) Kombinasi warnaBila bentuknya sudah dirasa pas, cocokkah kalau menggunakan warna merah muda?
Jika jawabannya 'ya', aspek apa yang hendak Anda tonjolkan dengan warna itu? Dan bagaimanakah cara
Anda mengkomunikasikannya dengan konsumen Anda?

c) Ukuran Apapun kemasan produk Anda, tampaknya bangun itu akan selalu berwujud tiga dimensi.
Bicara tentang tiga dimensi akan membawa kita ke persoalan volume atau ukuran kemasan. Berapa
banyak varian kemasan yang hendak Anda lepas untuk konsumen Anda?

d) PeringatanPerlukah mencantumkan peringatan tertentu di kemasan Anda? Misalnya batas usia


minimal konsumen Anda atau batas berat atau tinggi badan minimal untuk pengguna produk Anda.

e) InformasiTermasuk di dalamnya tentang nutrisi bila produk Anda adalah produk yang bisa
dimakan/diminum. Mungkin juga info seputar kandungan bahan pembuat produk bila Anda menjual
bumbu penyedap atau suplemen yang merupakan olahan herbal.

f) BahanBila semua aspek di atas sudah klop, Anda mungkin sampai ke aspek yang satu ini. Apa ya bahan
pembuat kemasan ini? Botol dilapisi kacakah? Karton tebal yang mudah didaur ulangkah? Plastik
mungkin? Papan atau kayu-kayuankah? Hmmm, kreativitas Anda harus benar-benar diperas di sini.

3. Pembuatan kemasan produk (baca: manufacturing)

Bila kemasan yang sudah Anda rancang dan evaluasi ini dirasa sudah pas, sekarang waktunya Anda untuk
membuatnya. Tapi hei, tunggu dulu. Enaknya buat sendiri atau order ke pihak ketiga? Tergantung Anda
sendiri. Bila barang yang akan Anda jual adalah barang yang sifatnya limited edition dengan banderol
harga selangit, saya kira membuat dan memproduksi sendiri kemasan produk tersebut adalah sesuatu
yang masuk akal. Ini pun dengan catatan Anda dan tim Anda bisa melakukannya. Bila tidak, ya serahkan
saja kepada pihak ketiga yang mampu melakukannya.

Begitu pula dengan barang yang sifatnya publik alias massive alias non limited edition, alih-alih membuat
kemasannya sendiri, saya pikir akan lebih baik bila menyerahkannya ke pihak ketiga yang mampu
melakukannya. Pun dengan catatan bahwa Anda dan tim Anda memang tidak atau belum memiliki
fasilitas maupun sumberdaya yang mumpuni untuk membuat kemasan produk Anda.

You might also like