Professional Documents
Culture Documents
B. Kajian Pustaka
1. Pengembangan Usaha
Persaingan yang ketat membuat perusahaan harus memiliki strategi bisnis
yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan serta
mengembangkan usaha. Strategi bisnis menciptakan suatu keputusan strategik
yang yang merupakan pilihan alternatif untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah
satu keputusan strategik yaitu keputusan investasi yang berkaitan dengan
pengembangan usaha (Sutrisno, 2011:5).
Pengembangan usaha atau ekspansi dibagi atas dua yaitu ekspansi internal
dan eksternal. Ekspansi internal yaitu pengembangan usaha dari dalam perusahaan
dengan melakukan perluasan bisnis yang berkaitan atau pun tidak dengan bisnis
sebelumnya. Ekspansi internal membutuhkan persiapan yang panjang seperti riset
pasar dan test pasar. Ekspansi eksternal dapat dilakukan dengan melakukan
penggabungan usaha dengan cara merger dan akuisisi. Penggabungan usaha ini
menguntungkan disebabkan diperolehnya kepastian pangsa pasar, pengematan
biaya bahan baku dengan menggunakan fasilitas serta sarana yang ekonomis.
2. Merger Merger
merupakan penggabungan dua perusahaan atau lebih menjadi satu
perusahaan, dimana perusahaan pengambil alih(acquiring company) tetap
memiliki identitas, sedangkan perusahaan perusahaan diambil alih (target
company) menghentikan kegiatan usahanya,dan meleburkan badan hukumnya
(Tampubolon, 2013:266).
3. Akuisisi Akuisisi
merupakan pengambilalihan suatu perusahaan oleh perusahaan lain dengan
tetap mempertahankan identitas dari perusahaan yang diambil alih.
Perusahaan pengambil alih disebut dengan acquiring company, sedangkan
perusahaan yang diambil alih disebut dengan perusahaan target (target
company) (Sitanggang, 2013:201).
4. Tipe-Tipe merger Dan Akuisisi
a. Tipe-Tipe Merger Menurut (Sartono, 2012:366)
tipe-tipe merger dibagi atas empat bagian, yaitu
1) Merger Horizontal
2) Merger vertikal
3) Merger congeneric
4) Mergerconglomerate
b. Tipe-Tipe Akuisisi Menurut (Kamaludin dkk, 2015:29)
tipe-tipe akuisisi dibagi atas tiga bagian, yaitu:
1) Akuisisi horizontal
2) Akuisis vertikal
3) Akuisisi conglomerate
5. Teknik Melakukan Merger dan Akuisisi
Sebelum perusahaan menetapkan pilihan untuk melakukan merger maupun
akuisisi, maka perlu diperhatikan teknik pengambilan dasar yang digunakan
perusahaan untuk mengambil alih perusahaan lain. Berikut ini klasifikasi yang
digunakan dalam melakukan merger dan akuisisi:
a. Teknik Melakukan Merger Berdasarkan cara pelaksanaannya, merger dapat
diklasifikasikan atas dua bagian yaitu friendly merger dan unfriendly merger
(Simanjuntak, 2004:31):
1) Friendly merger Friendly merger terlebih dahulu menghubungin pihak
direksi perusahaan targetsebelum merger plan disampaikan kepada pemegang
saham perusahaan target.
2) Unfriendly merger Unfriendly mergeryaitu perusahaan pengambil alih
membeli saham perusahaan target secara langsung kepada pemegang saham
perusahaan target, tanpa mengubungi pihak direksi perusahaan target. b.
Teknik Melakukan Akuisisi Berdasarkan cara pelaksanaannya, akuisisi dapat
dibagi menjadi dua klasifikasi (Kamaludin dkk, 2015:131) yaitu:
1) Akuisisi Saham Akuisisi saham yaitu transaksi jual beli perusahaan.
Perusahaan yang memiliki kepemilikan saham yang besar akan menjadi
pemilik perusahaan tersebut.
2) Akuisisi aset Akuisisi aset yaitu perusahaan mengambil alih sebagian atau
seluruh aktiva pada perusahaan terget.
6. Alasan Melakukan Merger Dan Akuisisi
Terdapat 13 alasan perusahaan melakukan merger dan akuisisi yaitu nilai
sinergi, modal kerja, finansial, penjualan, manajemen profesional, kompetisi
efektif, skala ekonomi, persaingan, posisi pemegang saham, resiko industri
baru, kapasitas utang, penyebaran resiko, pertumbuhan (kamaludin,
2015:131).
7. Proses Merger dan Akusisi
a. Proses Merger
Ada beberapa proses tahapan yang harus dilakukan pada saat perusahaan
ingin mengambil alih perusahaan target (Simanjuntak, 2004:39), yaitu :
1) Pre Merger (Sebelum Merger)
Ada beberapa hal yang diperhatikan saat pre merger yaitu menunjuk pihak
profesional yang terkait dengan proses merger dan akuisisi, memeriksa aspek
hukum perusahaan target dan penyusunan rencana penggabungan usaha
2) At stage dan Post merger
Tahap kedua yaitu at stage dan post merger dengan melakukan
permohonan persetujuan Menteri Kehakiman atas perubahan anggaran,
melaporkan perubahan anggaran ke Menteri Kehakiman, penandatangan akte
merger, melakukan pendaftaran perusahaan dan pengumuman di dalam berita
Negara serta peralihan hak dan kewajiban dalam hukum.
b. Proses Akuisisi Menurut Moin (2007:122) proses akuisisi dibagi atas tiga
bagian yaitu :
1) Perencanaan yaitu dengan mengumpulkan informasi terhadap perusahaan
target dan melakukan screening menyaring dan kemudian memilih target yang
akan diakuisisi.
2) proses dengan melakukan due diligence (investigasi perusahaan target),
negosiasi, serta closing (persetujuan telah terjadinya pengambilan alih
perusahaan target).
3) Pasca akuisisi yanga rtinya dimulainya “kehidupan yang baru” setelah
merger dan akuisisi.
8. Pro Kontra Merger Dan Akuisisi
Berikut ini alasan perusahaan menyetujui adanya terjadinya merger dan
akuisisi (kamaludin dkk, 2015 :123):
a. Mencaripasar potensi baru.
b. Meningkatkan penjualan dan pendapatan.
c. Sebagai cara untuk memasuki bisnis baru dan pasar dengan cara akuisisi.
d. Baiknya prospek profitabilitas perusahaan target.
e. Meningkatkan pangsa pasar dan keunggulan kompetitif.
f. Langkah mengurangi kompetisi
g. Mengurangi kapasitas yang belum optimal.
h. Memperluas portofolio merek.
i. Alternatif meningkatkan skala ekonomi.
j. Upaya dalam pengembangan produk teknologi dan sumber daya yang baru.
k. Meningkatkan efisiensi sebagai efek sinergis pasca akusisi dan merger.
l. Mencapai legalisasi bisnis, mengikuti trend industri.
Perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi bisa saja membawa
dampak negatif jika tidak dikelola dengan efektif. Ada dua kemungkinan yang
menyebabkan gagalnya merger dan akuisisi, pertama perusahaan membayar
terlalu mahal, yang membuat peningkatan biaya melebihi manfaat merger dan
akuisisi, yang kedua yaitu manajemen pada saat post-merger yang kurang
baik sehingga proses peralohan menjadi tidak lancar.
9. Kinerja Keuangan
a. Metode Analisis Kinerja keuangan Menggunakan Rasio Keuangan
Kinerja keuangan dapat dijadikan salah satu tolak ukur apakah merger dan
akuisisi memberi dampak postif ataupun negatif bagi perusahaan. Analisis
kinerja keuangan dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio
keuangan merupakan perbandingan angka yang diperoleh dari perbandingan
antara satu pos dengan pos yang lain pada laporan keuangan yang mempunyai
kaitan yang signifikan.
b. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
adalah sebagai berikut :
1) Rasio Likuditas
a) Current Ratio (CR) Rasio ini digunakan dalam mengukur kemampuan
suatu perusahaan dalam melunasi ataupun membayar kewajiban jangka
pendek yang akan segera jatuh tempo (Munawir, 2012:72). CR dihitung
dengan rumus:
3) Rasio Solvabilitas a) Debt to Equity Ratio (DER) Kegunaan dari rasio ini
yaitu untuk mengetahui jumlah pinjaman utang yang diberikan kreditur
dibandingkan dengan jumlah modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan
(Syamsuddin, 2011:54).
b) Debt to Asset Ratio (DAR) Debt to asset ratio ialah rasio utang yang
digunakan dalam mengukur perbandingan antara total utang dengan total
aktiva. Rasio ini mengukur berapa besar dari aktiva yang dibiayai oleh
kreditur (Syamsuddin, 2011:54).
C. Metode Penelitian
D. Hasil Pembahasan
E. Kesimpulan dan saran