Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
BEJO EKO NUROHMAN
I4B016058
A. Kasus
Pasien An. S masuk ke ICU RS Goeteng Purbalingga pada tanggal 30 Mei
2017 pukul 14. 10 wib dengan diagnose medis Bronkhopneumonia. Pasien
mengalami sesak nafas, batuk sejak 7 hari di rumah sebelum masuk IGD. Di
IGD pasien sudah mendapatkan IVFD Asering 30 tts/ menit, PCT 100 mg
extra, ceftriaxon 600 mg, nebulizer ventolin 0,5 cc + NaCl 2 cc dan dipantau
di ruang IMC. Saat dilakukan pengkajian keperawatan pada tanggal 31 mei
2017 hasil hemodinamik: HR : 150 x/ menit, RR : 43 x/ menit, Suhu: 36,3o C.
Kesadaran pasien saat pengkajian Composmetis dan saturasi Oksigen 100%.
Pasien di ICU menggunakan non rebreathing mask (NRM) 10 ltr/ menit.
B. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d penumpukan sekret di bronkus
Ketidakefektifan pola nafas b/d hiperventilasi
C. Pemberian Oksigen
1. Nasal kanula/Binasal kanula
Alatnya sederhana dapat memberikan oksigen dengan aliran 1-6 lt/menit
dan konsentrasi oksigen sebesar 24%-44%.
Cara pemasangan :
Terangkan prosedur pada klien
Atur posisi klien yang nyaman (semi fowler)
Atur peralatan oksigen dan humidiflier
Hubungkan kanula dengan selang oksigen ke humidiflier dengan aliran
oksigen yang rendah,beri pelicin(jelly) pada kedua ujung kanula.
Masukan ujung kanula ke lubang hidung
Fiksasi selang oksigen
Alirkan oksigen sesuai yang diingiinkan.
Keuntungan
Toleransi klien baik
Pemasangannya mudah
Klien bebas untuk makan dan minum
Harga lebih murah
Kerugian
Mudah terlepas
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%
Suplai oksigen berkurang jika klien bernafas lewat mulut
Mengiritasi selaput lender, nyeuri sinus