You are on page 1of 16

ANALISIS JURNAL

“Kangaroo Mother Care for Low Birth Weight Babies: A Ramdomized


Controlled Trial in a Tertiary Care Hospital of Bangladesh”

Kanguru Mother Care untuk Berat Bayi Lahir Rendah : Sebuah Uji Coba
Terkontrol Secara Acak di Rumah Sakit Perawatan Tersier dari Bangladesh

Disusun Oleh

Diana Putri Hidayati


Siti Nur Istiqomah
Meltia Sari
Meida Rohmawati

PROGRAM STUDI PROFESI NERS XX


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
analisa jurnal yang berjudul “Kangaroo Mother Care for Low Birth Weight
Babies: A Ramdomized Controlled Trial in a Tertiary Care Hospital of
Bangladesh”.
Makalah ini berisikan tentang analisa jurnal dengan metode PICO.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua serta
sebagai bahan dalam proses pembelajaran terutama dalam lingkup keperawatan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amiin.
Alhamdulillahirabbil’alamiin

Karanganyar, November 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Depan ..................................................................................................


Kata Pengantar .................................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................................. iii
A. JUDUL JURNAL ........................................................................................
B. ANALISIS ....................................................................................................
1. Judul .........................................................................................................
C. LATAR BELAKANG ..................................................................................
1. Latar Belakang Kelompok ......................................................................
2. Latar Belakang Jurnal .............................................................................
D. TUJUAN .......................................................................................................
E. METODE ......................................................................................................
F. PROSEDUR PENELITIAN .......................................................................
G. HASIL ...........................................................................................................
H. PEMBAHASAN (PICO) .............................................................................
1. Problem .....................................................................................................
2. Intervention ...............................................................................................
3. Comparation .............................................................................................
4. Outcome ....................................................................................................
I. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN ..........................................................
J. IMPLIKASI KEPERAWATAN .................................................................
K. KESIMPULAN ...........................................................................................
Daftar Pustaka

iii
LAPORAN ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN
STASE KEPERAWATAN ANAK

A. JURNAL ASLI
“Kangaroo Mother Care for Low Birth Weight Babies: A Ramdomized
Controlled Trial in a Tertiary Care Hospital of Bangladesh”
B. ANALISIS
1) Judul

1. Judul Jurnal : “Kangaroo Mother Care for Low Birth Weight


Babies: A Ramdomized Controlled Trial in a
Tertiary Care Hospital of Bangladesh”
2. Penulis : Maksudur Rahman, MAK Azah Chowdhury, Md
Mahbubul Hoque, Nishat Jahan dan Liton
Chandra Shaha
3. Tahun Terbit : 2017

C. LATAR BELAKANG
1. Latar Belakang
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di ruang Dahlia
(perinatologi) RSUD Karanganyar dari tanggal 19 November 2018
sampai 21 November 2018 didapatkan 13 bayi yang lahir dengan berat
badan lahir rendah. 8 diantaranya mempunyai berat lahir kurang dari
2000 gram.
Usia kehamilan yang belum cukup dan berat badan lahirrendah
akan meningkatkan resiko terjadinya angka mordibitas dan mortalitas
pada bayi (Caldasa, Millenb, Camargoa, & Castroa, 2017).
2. Latar belakang jurnal
Bangladesh menjadi negara 10 teratas yang memiliki angka kematian bayi
baru lahir di dunia. Hampir 45% dari semua kematian bayi baru lahir
berkaitan dengan langsung dengan kelahiran prematur dan komplikasinya.
Dalam metode perawatan konvensional bayi prematur dan BBLR (Berat

1
Badan Lahir Rendah) memerlukan inkubator yang mahal, sangat teknis
dan membutuhkan tenaga terampil dan perawatan yangtepat. Selain itu,
inkubator memisahkan ibu dan bayi, memisahkan bayi dari kontak yang
diperlukan.perawatan bayi BBLR sangat sulit, infeksi nosokomial dan
hipotermi sering terjadi dinegara berkembang dengan sumber daya rendah.
Dalam keadaan yang sudah disebutkan KMC (Kangoroo Mother Care)
merupakan alternatif yang baik dan merupakan contoh yang lebih efektif
dibandingkan inkubator saat merawat bayi prematur dan BBLR. Untuk
menurunkan mordibitas dan mortalitas neonatal, KMC sekarang dianggap
sebagai intervensi yang paling layak, tersedia dan disukai dinegara maju
dan berkembang. Hal ini merupakan cara khusus merawat bayi prematur
atau bayi BBLR dimana terjaganya kontak Skin to Skin dengan ibu dan
menyusui secara ekslusif. KMC merupakan metode yang aman dan efektif
untuk merawat bayi BBLR terutama dalam lingkungan bersumber rendah.
KMC juga dapat dinilai sebagai intervensi yang memerlukan biaya efektif
untuk meningkatkan kelangsungan hidup BBLR. Efek fisiologis termasuk
termoregulasi yang baik, peningkatan stabilitas kardiorespirasi, resiko
infeksi yang lebih rendah dan pertumbuhan yang lebih cepat. Selain itu,
efek perilaku yang didapatkan yakni berhubungan dengan siklus tidur yang
lebih baik, menangis berkurang dan memberikan efek alagesik selama
prosedur yang menyekitkan. Selain itu, KMC juga memberikan manfaat
untuk ibu yakni pemberian ASI yang lebih baik (peningkatan produksi
ASI, ASI Eksklusif, durasi, dan inisiasi dini) dan memberikan efek
psikososial (berkurangnya kecemasan, kepuasan ibu yang lebih besar,
peningkatan keterikatan dan ikatan ibu dan bayi).
D. TUJUAN
1. Tujuan review jurnal
a. Menyelesaikan tugas wajib dan kompetensi pada stase anak.
b. Menambah wawasan baru kepada mahasiswa maupun perawat di
RSUD Kab.Karanganyar untuk perawatan bayi BBLR (Berat Badan

2
Lahir Rendah) dengan metode KMC (Kangoroo Mother Care)
dibandngkan dengan perawatan konvensional.
2. Tujuan penelitian dalam jurnal
Menilai efek KMC (Kangoroo Mother Care) pada BBLR bila
dibandingkan dengan metode perawatan konvensional.
E. METODE PENELITIAN
1. Desan penelitian
Penelitian uji coba terkontrol secara acak ini dilakukan di bangsal
neonatal Rumash Sakit Dhaka Shishu (Children) Bangladesh dari
November 2014 hingga Oktober 2015.
2. Sampel Penelitiaan
Pengambilan sampel dipilih secara acak dan terdaftar dengan
kriteria inklusi dan eksklusi kemudian dialokasikan ke kelompok KMC
atau kelompok kontrol dengan pengacakan sederhana dengan teknik
amplop tertutup terselubung. 40 neonatus adalah dalam kelompok KMC
dan 40 neonatus kelompok kontrol. Neonatus dengan kelompok kontrol
dikelola dibawah sinar hangat. Ukuran sampel sejumlah 80 bayi baru lahir.
Semua bayi baru lahir yang memenuhi kriteria inklusi dipilih.
a. Kriteria Inklusi
1) Semua bayi prematur, dengan berat lahi 1250 gr – 1800 gr
2) Usia kehamilan > 30minggu <35 minggu
3) Hemodinamik Stabil ( kriteria 1) denyut jantung normal 100-160
x/mnt, 2) laju pernapasan 30-59 x/mnt dengan napas yang nyaman,
tidak ada tanda-tanda bahaya pernapasan, tidak sering apnea)
b. Kriteria Eksklusi
1) Bayi memiliki mayor kehidupan mengancam malformasi
kongenital
2) Asfiksia perinatal dan diperlukan ventilator atau dukungan ion
tropik
3) Bayi dengan ibu sakit kritis

3
3. Instrumen Penelitian
Informed consent tertulis diperoleh dari semua ibu. Rincian periode
antenatal dan pengiriman dicatat. Selama di rumah sakit kedua kelompok
dipantau untuk berat badan sehari-hari, episode hipotermia, apnea, infeksi
nosokomial, paraeter fisiologis (denyut jantung, laju pernafasan, suhu
aksila, dan saturasi oksigen). Pencatatan data tentang pemmberian makan.
Semua informasi direkam berdasarkan lembar tindak lanjut.
F. PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian ini dimulai pada bulan November 2014 sampai Oktober 2015.
Di kelompok KMC atau pengasuh, dijelaskan detai tentang adopsi KMC
dihadapan keluarga mereka. KMC dimulai sefara setelah bayinya stabil. Jika
ibu tidak bersedia, KMC dimulai dengan bantuan dari anggota keluarga
lainnya. Dalam posisi KMS, bayi dijaga kulitnya untuk konstak kulit dengan
dada ibu telanjang diantara payudara. Posisi bayi tetap seperti katak, kepala
menoleh disatu sisi dengan leher sedikit diperpanjang, memakai baju tanpa
lengan depan terbuka, tutup, guncangan dan popok. Tempat tidur atau kursi
yang nyaman disediakan kepada ibu atau pengasuh yang berlatih KMC
dibangsal. KMC diberikan minimal 2 jam setiap kali dan setidaknya 12 jam
dalam sehari. Ketika bayi tidak di KMC, bayi ditempatkan diranjang dengan
cukup kain penutup. Kedua kelompok bayi tersebut dapat dipulangkan ketika
kriteria berikut tercapai : kesehatan umum bayi baik, tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada obat I/V, bayi menyusu dengan baik dan menerima ASI
secara langsung atau dengan sendok menambah berat badan (minimal 15gm/
kg/ hari) selama 3 hari berturut-turut, mempertahankan suhu tubuh dengan
baik tanpa bantuan selama 3 hari berturut-turut serta ibu dan keluarga percaya
diri merawat bayinya.
Selain perawatan KMC dan radiant warmer bayi dari kedua kelompok
dirawat dengan metode konvensional dari rumah sakit. Kemudian data
dianalisis menggunakan uji Chi Square (X²), unpaired student’s t test dengan
bantuan SPSS versi 17.

4
G. HASIL
Dalam penelitian inip erbandingan bayi 40 KMC dengan 40 kontrol
menunjukan bahwa laju pertambahan berat badan per hari dalam kelompok KMC
adalah 18,1 ± 7,7 gram, dan dalam kelompok kontrol 13,0 ± 4,5 gram (p <0,001).
Apnea terjadi lebih sedikit pada kelompok KMC (8% vs 15%) (p=0,23) dan
episode hipotermia juga dicatat kurang dalam kelompok KMC (10% vs 18%)
(p=0,21). Tetapi keduanya secara statisitik tidak signifikan. Kejadian kultur sepsis
positif adalah 15% pada KMC dan 20% pada kontrol (p=0,56). Waktu yang
berarti untuk mecapai feed enteral penuh KMC kelompok adalah 9,1 ± 2,4 hari
dan 14,7 ±4,5 hari (p<0,001) dikelompok kontrol. 90% dari KMC dan 60% dari
kelompok kontrol bayi dipulangkan `dengan ASI eksklusif (p=0,002). Penelitian
ini berarti rawat inap dirumah sakit sakit adalah 15,6 ± 10,6 hari vs 18,2 ± 4,5
hari, di KMC dan kelompok kontrol masing-masing yang secara statisti tidak
signifikan, p=0,15. Angka kematian adalah 2 (5%) dalam kelompok KMC dan
mereka adalah 6 (15%) dalam kelompok kontrol dan itu juga secara statistik tidak
signifikan (p=0,14).
Tabel 1 : distribusi pasien menurut keterangan pasien dari kelompok
perbandingan
Variables Case(n=40) Control (n=40) p value
Age at admission 1.8±1.1 2.1±1.2 0.24
(day)(Mean ±
SD)
Sex of the baby No. (%) No. (%) 0.35

Male 24(60%) 28(70%)

Female 16(40%) 12(30%)

Tabel 2 : memberi makan hasil antara KMC dan kelompok perawatan


konvensional
Hospital Course Case Control p value
(n=40) (n=40)
No. (%) No. (%)
Start of first feed on
1st day 13(33.0%) 8(20.0%) 0.175ns
2-3 days 20(50.0%) 19(48.0%)
4-5 days 7(17.0%) 13(32.0%)

5
Time of achieve full 9.08 ± 2.35 14.735 ± 4.54 <0.001*
enteral feeding in
days
Exclusive breast
feeding
Yes 36(90.0%) 24(60.0%)
No 4(10.0%) 16(40.0%) <0.001*

Tabel 3 : Menunjukan tingkat kenaikan berat badan antara KMC dan kelompok
perawatan konvensional
Variables Case Control p value
(n=40) (n=40)
Mean ± SD Mean ± SD
Weight gain 5.9±1.8 8.6±2.3 <0.001*
started(days)
Birth weight 10.8±2.9 13.2±3.8 <0.001*
regained (days)
Rate of weight 18.1±7.7 13.0±4.5 <0.001*
gain (gms)

Tabel 4 : distribusi pasien sesuai dengan perjalanan rumah sakit pasien


Hospital course Case Control p value
(n=40) (n=40)
No. (%) No. (%)
Episode of
hypothermia

Yes 4(10%) 7(18%)


0.21
No 36(90%) 33(82%)

Episode of
apnea
3(7.5%) 6 (15%)
Yes
37(92.5%) 34(85%) 0.23
No

Culture proven
sepsis
6(15.0%) 8(20.0%) 0.56
Yes
34(85.0%) 32(80.0%)
No

Exclusive breast
feeding
36(90.0%) 24(60.0%)
Yes
4(10%) 16(40.0%) 0.002*
No

6
Mortality
yes 2(5%) 6(15%) 0.14
No 38(95%) 34(85%)
Mean hospital
stay (days: mean
±SD) 15.6±10.6 18.2±4.5 0.15

H. PEMBAHASAN
Pembahasan jurnal ini berdasarkan Problem, Interventions, Comparation,
dan Outcome (PICO) yaitu :
a. Problem (P)
Berat badan lahir merupakan indikator dalam tumbuh kembang
anak hingga masa dewasanya dan menggambarkan status gizi yang
diperoleh janin selama dalam kandungan. Berat badan lahir rendah
(BBLR) menjadi penyebab utama kematian neonatal dan beresiko tinggi
mengalami mortalitas dan mordibitas pada masa pertumbuhannya
(Manuaba, 2012).
Fakta bahwa berat bayi lahir sangat rendah memiliki area
permukaan kulit tubuh yang relative besar, kulit tipis, dan kurangnya
jaringan subkutan, persediaan glikogen yang rendah, dan tidak adanya
lemak, serta ketidakmampuan menghasilkan panas dan kontrol vaskuler
yang tidak adekuat untuk termoregulasi. Bayi yang baru lahir rentan
terhadap penurunan suhu tubuh yang cepat melalui mekanisme konveksi,
penguapan, konduksi, dan radiasi. Dalam waktu 10-20 menit pertama
kehidupan, jika tidak ada intervensi untuk mencegah kehilangan panas,
suhu bayi bisa turun 2 – 40C. Semakin rendah usia kehamilan dan berat
lahir, semakin signifikan kerugian ini dan semakin tinggi risiko
terjadinya hipotermia (Caldasa, Millenb, Camargoa, & Castroa, 2017).
Selain itu, berat lahir yang sangat rendah akan meningkatkan resiko
sepsis, meningkatkan tingkat konsumsi oksigen, menyebabkan
vasokonstriksi paru dan sistemik, dan terkait dengan memburuknya
tekanan pernafasan, asidosis metabolik, hipoglikemia, gangguan

7
koagulasi, dan perdarahan peri-intraventrikular (Caldasa, Millenb,
Camargoa, & Castroa, 2017).
b. Interventions (I)
Kangoroo Mother Care (KMC) merupakan pengganti incubator
dalam perawatan BBLR. Dengan kelebihannya antara lain merupakan
cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar
yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan
menjadi thermoregulator bagi bayinya, sehingga bayi mendapatkan
kehangatan (menghindari bayi hipotermia). Selain itu KMC juga
mempermudah pemberian ASI, melindungi dari infeksi, stimulasi dan
kasih sayang. KMC dapat menurunkan kejadian infeksi penyakit berat,
masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta meningkatnya hubungan
antara ibu dan bayi serta meningatkan pertumbuhan dan perkembangan
bayi.
Terdapat 4 komponen pada KMC, yaitu: kangaroo position,
kangaroo nutrition, kangaroo support and kangaroo discharge.
Kangaroo position adalah menempatkan bayi pada posisi tegak di dada
ibunya, di antara kedua payudara ibu, tanpa busana. Bayi dibiarkan
telanjang hanya mengenakan popok, kaus kaki dan topi sehingga terjadi
kontak kulit bayi dan kulit ibu seluas mungkin. Posisi bayi diamankan
dengan kain panjang atau pengikat lainnya. Kepala bayi dipalingkan ke
sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah (ekstensi). Ujung
pengikat tepat berada di bawah kuping bayi.
Posisi kepala seperti ini bertujuan untuk menjaga agar saluran
napas tetap terbuka dan memberi peluang agar terjadi kontak mata antara
ibu dan bayi. Kangoroo nutrition merupakan salah satu manfaat PMK,
yaitu meningkatkan pemberian ASI secara langsung maupun dengan
pemberian ASI perah. Kangoroo support merupakan bentuk bantuan
secara fisik maupun emosi, baik dari tenaga kesehatan maupun
keluarganya, agar ibu dapat melakukan PMK untuk bayinya. Sedangkan
kangaroo discharge adalah membiasakan ibu melakukan PMK sehingga

8
pada saat ibu pulang dengan bayi, ibu tetap dapat melakukan PMK
bahkan melanjutkannya di rumah. Metode ini merupakan salah satu
teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan dapat digunakan apabila
fasilitas untuk perawatan BBLR sangat terbatas (IDAI, 2013).
c. Comparison (C)
Pada penelitian ini dilakukan suatu intervensi berupa kontak fisik
antara ibu dan bayi premature dengan berat lahir sangat rendah untuk
meningkatkan berat badan. Intervensi dilakukan dengan melakukan
kontak fisik antara ibu dan bayi yang dilakukan selama 2 jam sekali
kontak, dan minimal 12 jam dalam sehari yang dilakukan dengan posisi
KMC yaitu bayi dijaga kulitnya untuk kontak kulit dengan dada ibu
telanjang diantara payudara. Posisi bayi tetap seperti katak, kepala
menoleh disatu sisi dengan leher sedikit diperpanjang, memakai baju
tanpa lengan depan terbuka, tutup, guncangan dan popok. Tempat tidur
atau kursi yang nyaman disediakan kepada ibu atau pengasuh yang
berlatih KMC dibangsal. Dari hasil analisa data diketahui bahwa
intervensi ini menunjukan adanya angka kejadian hipotermia dan apnea,
yang lebih rendah pada kelompok intervensi dibandingkan dengan
dengan kelompok control. Serta peningkatan berat badan bayi dan ASI
eksklusif yang lebih tinggi pada kelompok intervensi dibandingkan
dengan kelompok control. Hasil ini didukung oleh penelitian sebelumya
yang dilakukan oleh Pravakar Mishra, Narayan Rai, Nihar Ranjan
Mishra, Rashmi Ranjan Das dengan judul ”Effect of Kangaroo Mother
Care on the breastfeeding, morbidity, and mortality of very low birth
weight neonates: A prospective observational study” yang mengatakan
bahwa angka kejadian hipotermia, kejadian apnea serta adanya penyakit
lain pada kelompok intervensi jauh lebih rendah dari pada perawatan ibu
secara konvensional. Peningkatan berat badan bayi serta ASI ekslusif
pada kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
control.

9
Sebagai perbandingan antara kelompok intervensi dan kelompok
kontrol sehubungan dengan tindakan KMC, pada penelitian ini
menunjukkan adanya perbedaan pada kelompok intervensi dan pada
kelompok control. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Subedi K, Aryal DR, Gurubacharya SM (2008) dengan judul “Kangaroo
Mother Care for Low Birth Weight Babies: A prospective Observational
Study” yang mengatakan bahwa KMC dapat menunjukkan kenaikan
berat badan bayi lebih baik, menjadikan lama rawat inap dirumah sakit
lebih singkat serta menurunkan angka mordibitas seperti hipotermia,
apnea, infeksi kulit dan mulut.
d. Outcome (O)
Penelitian ini memanfaatkan kontak fisik secara untuk
meningkatkan berat badan pada BBLR. Intervensi dilakukan dengan
melakukan kontak fisik antara ibu dan bayi yang dilakukan selama 2
jam sekali kontak, dan minimal 12 jam dalam sehari yang dilakukan
dengan posisi KMC yaitu bayi dijaga kulitnya untuk kontak kulit
dengan dada ibu telanjang diantara payudara. Posisi bayi tetap seperti
katak, kepala menoleh disatu sisi dengan leher sedikit diperpanjang,
memakai baju tanpa lengan depan terbuka, tutup, guncangan dan
popok. Tempat tidur atau kursi yang nyaman disediakan kepada ibu
atau pengasuh yang berlatih KMC dibangsal. Dari hasil penelitian yang
dilakukan didapatkan hasil peningkatan berat badan bayi pada
kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
control. Selain berpengaruh terhadap peningkatan berat badan bayi,
KMC ini juga diketahui berpengaruh terhadap pencegahan mortalitas
dan mordibitas seperti kejadian hipotermia, apnea, dan infeksi yang lain
serta dapat memperpendek lama rawat inap bayi di rumah sakit.
Intervensi KMC dengan cara skin to skin contact dapat menjaga
suhu bayi dalam batas normal sehingga mencegah hipotermia pada
bayi. Pemberian ASI pada bayi dapat meningkat seiiring dengan
diaplikasikannya KMC. Peristiwa skin to skin contact akan mendukung

10
dan menudahkan proses pemberian ASI bagi ibu dan bayi. Disimpulkan
KMC dengan skin to skin contact akan berpengaruh pada proses
pemberian ASI. Penelitian ini mengungkapkan kenaikan berat badan
lebih besar pada bayi yang menerima intervensi dari pada bayi yang
merupakan kelompok kontrol, hal ini juga menunjukkan adanya
perbedaan pada bayi yang menerima intervensi akan menurunkan angka
mortilitas serta mordibitas pada bayi.
I. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN

1. Kelemahan
a. Penjelasan mengenai prosedur KMC yang kurang detail
b. Penjelasan mengenai metode konvensional yang kuran jelas
2. Kelebihan
a. Kriteria inklusi dan eksklusi jelas dituliskan
b. Jalannya penelitian disampaikan dengan runtut pada metode
c. Hasil yang signifikan disampaikan dalam tabel dan grafik yang mudah
dipahami
J. IMPLIKASI KEPERAWATAN
Berdasarkan temuan penelitian saat ini, rekomendasi berikut dapat disarankan:
1. Intervensi KMC dapat diterapkan dalam perawatan bayi berat lahir
rendah di ruang perinatal (Dahlia).
2. Memberikan program pendidikan untuk perawat serta keluarga bayi
terkait dengan KMC untuk BBLR di perinatal.
3. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah ada efek
samping dari KMC pada bayi berat lahir rendah.
K. KESIMPULAN
Berdasarkan temuan penelitian dan hipotesis penelitian ini, dapat disimpulkan
bahwa, implementasi intervensi KMC dikaitkan dengan penambahan BBLR

11
1
DAFTAR PUSTAKA
Caldasa, J. P., Millenb, F. d., Camargoa, J. F., & Castroa, P. A. (2017).
Effectiveness of a Measure Program to Prevent admission Hypothermia in
Very Low-birth Weight Preterm Infants. J Pediatri September 2017 Vol
No.

IDAI. (2013, Agustus 27). Perawatan Metode Kanguru (PMK) Meningkatkan


Pemberian ASI. Dipetik November 22, 2018, dari Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI) Indonesian Pediatric Society:
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/perawatan-metode-kanguru-pmk-
meningkatkan-pemberian-asi

K, S., DR, A., & SM, G. (2008). Kangoroo Mother Care for Low Birth Weight
Babies: A Prospective Observasional Study. J Nepal Peadiatr. Soc. Vol 29
No 1.

Manuaba. (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan . Jakarta: EGC.

Mishra, P., Rai, N., Mishra, N. R., & Das, R. R. (2017). Effect of Kangaroo
Mother Care on the Breastfeeding, Mordibity, and Mortality of Very Low
Birth Weight Neonates: A prospective Obsevational Study. Indian J Child
Health, 379-382.

You might also like