You are on page 1of 3

A.

Pengertian Akidah

Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kataal-‘aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti
kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-
rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan kuat.

Menurut istilah akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang
yang meyakininya. Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah
dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadaNya, beriman kepada para
malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh
apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib,
beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus) dari salafush shalih, serta seluruh berita-berita qath’i
(pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur’an dan As-
Sunnah yang shahih serta ijma’ salaf as-shalih.

B. Prinsip Aqidah Islam

1. Aqidah Islam sebagai sesuatu yang diwahyukan Allah

Aqidah Islam itu bersumber dari wahyu Allah yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Rasulullah
SAW, untuk diajarkan kepada ummatnya dan terpelihara kemurniaannya sampai hari akhir zaman.

Aqidah Islam bukanlah hasil rekayasa perasaan atau pemikiran Nabi Muhammad SAW sendiri, akan
tetapi merupakan ajaran langsung dari Allah SWT sebagaimana yang disebutkan di dalam al-Quran, surat
al-Najm ayat 3-4 :

(4) ‫( ه َُو إِال َوحْ ٌي يُوحَى إِ ْن‬3) ‫ق ع َِن ا ْله ََوى‬


ُ ِ‫َو َما يَ ْنط‬

”Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada
lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. Al-Najm:3-4)

2. Aqidah Islam pada dasarnya tidak berbeda dengan aqidah yang diajarkan oleh para Nabi terdahulu

Nabi dan Rasul bertugas menyampaikan ajaran-ajaran Allah, oleh karena sumber ajaran yang dibawakan
oleh para nabi dan rasul itu adalah satu, yaitu berasal dari Allah, maka isi ajaran yang diajarkan sejak nabi
Adam hingga Nabi Muhammad adalah sama, yaitu Islam. Sehingga di antara mereka tidak ada perbedaan
dalam mengajarkan aqidah kepada ummatnya.
Allah berfirman dalam surat al-Syura, ayat 13:

Dia Telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan
apa yang Telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang Telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa
dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. .... (QS. As-
Syura:13)

Agama yang dimaksud di sini adalah mengesakan Allah, beriman kepada-Nya. Jadi jelas bahwa aqidah
Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad adalah sama seperti yang diajarkan oleh para nabi dan rasul
terdahulu.

3. Aqidah Islam melurusan aqidah-aqidah yang diselewengkan

Aqidah Islam yang dibawa dan diajarkan Nabi Muhammad bukan aqidah yang baru atau merombak
aqidah yang diajarkan para nabi dan rasul terdahulu. Melainkan hanya meluruskan aqidah yang dibawa
mereka setelah diselewengkan oleh umatnya terdahulu.

Aqidah yang diselewengkan misalnya, adalah penyelewengan yang dilakukan oleh orang-orang yahudi
terhadap nabi Sulaiman putra Dawud, mereka menuduh nabi Sulaiman menghimpun kitab yang
mengandung sihir dan disimpannya di bawah tahtanya, kemudian dikeluarkan dan disiarkan. Dalam usaha
mengacaukan ajaran Islam (aqidah Islam), orang-orang yahudi berusaha menyebarkan sihir yang mereka
anggap berasal dari bani Sulaiman. Padahal sebenarnya nabi Sulaiman tidak mengajarkan atau
mempraktikkan sihir. Beliau jelas mengetahui dan memahami bahwa perbuatan sihir adalah termasuk
pengingkaran terhadap Allah Azza wa Jalla. Sebab sihir sebenarnya adalah tipuan dan muslihat yang
hanya dilakukan oleh setan.
Dalam hal ini Allah berfirman :

102. dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan
mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak
mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir
kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil Yaitu Harut dan
Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan:
"Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir….". (Qs. Al-Baqoroh :
102).

Contoh lain dari penyelewengan aqidah adalah penyimpangan orang-orang yahudi dan nasrani dalam
memahami Isa al-Masih. Islam menjelaskan bahwa nabi Isa adalah putra Maryam yang diangkat oleh
Allah menjadi rasul-Nya. Isa adalah anak suci dan bukan anak zina seperti yang dituduhkan oleh orang-
orang Yahudi. Beliau juga manusia biasa yang memiliki kelebihan, dan kemudian diangkat oleh Allah
menjadi rasul-Nya. Beliau juga bukan Tuhan seperti yang dituduhkan orang Nasrani kepadanya.

Orang yahudi mengingkari keberadaan nabi Isa. Mereka menuduh Maryam melakukan zina dengan
seorang yang bernama Yusuf al-Najjar, sehingga melahirkan Isa. Mereka menuduh Isa adalah anak zina.
Selain itu orang yahudi dan nasrani melakukan kesalahan, karena mengakui telah membunuh dan
melakukan penyaliban terhadap Isa putra Maryam, padahal mereka sebetulnya tidak membunuhnya dan
tidak pula menyalibnya. Akan tetapi yang mereka bunuh dan disalib adalah orang yang diserupakan Isa
bernama Yudas Iskariot bekas muridnya.

Jelaslah bahwa Islam datang untuk meluruskan penyelewengan-penyelewengan aqidah yang dilakukan
oleh ummat terdahulu. Islam memberikan informasi dan pengukuhan bahwa aqidah Islam adalah aqidah
atau keyakinan yang benar dan lurus serta wajib untuk dianut dan dipertahankan oleh seluruh ummat
manusia.

You might also like